Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGAMALAN PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA
DAN BERNEGARA

Disusun Oleh :

1.Amelia Rosyana
2.Alifia
3.Gina Amelia
4.Luthfianinuri
5.Melina Eriawan
6.Tungki Reza
Kelas : Akuntansi 1A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


2017 -2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karna berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”. Adapun
pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang


mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu kami berharap
kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
membangun untuk penyempurnaan makalah kedepannya, dan
juga berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan kepada semua pihak yang


telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih banyak
kepada Bapak Drs.Komarudin Taruna, M.M. dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah membimbing kami.

Sukabumi, November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...……
1

BAB II TINJAUAN TEORI…………………………………....………………………………


2
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………….5
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sebagai warga Negara yang baik, setia untuk nusa dan bangsa,
seharusnya mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa
yang sekaligus sebagai dasar filsafat Negara dan ini pancasila selalu
menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia. Hal itu terbukti dalam
sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan saat terjadi
krisisnasional dan ancaman tentang eksistensi bangsa Indonesia.

Pancasila adalah cerminan dari karakter bangsa dan Negara


Indonesia yang beragam. Semua itu dapat terlihat dari fungsi dan
kedudukan pancasila, yaitu sebagai ; jiwa bangsa Indonesia,
kepribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup
bangsa Indonesia, dan pola hidup bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek


kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar
oleh setiap warga negara, dalam segala aspek kenegaraan dan
hokum di Indonesia. Penerapan pancasila yang baik akan
mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari pancasila ?
2.Bagaimana menerapkan Pancasila dalam kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa,dan Bernegara ?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Landasan Historis
Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945. Pada mulanya, pada siding
BPUPKI tampil beberapa tokoh untuk berpidato menyampaikan
pandangannya. Dari sekian banyak pembicara, ada tiga tokoh yang
paling dipertimbangkan pandangan-pandangannya. Mereka adalah
Mr. Moh Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.

Pidato Moh. Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 mengusulkan lima


dasae Negara kebangsaan Indonesia, yakni sebagai berikut :
a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Kesejahteraan rakyat

Mr. Soepomo dalam pidatonya tanggal 31 Mei 1945 menyampaikan


dasar-dasar Negara yang diajukan sebagai berikut :
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan rakyat
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 mengajukan usulan nama lima
asas yang disebut dengan Pancasila. Pidato Ir. Soekarno pada tanggal
1 Juni 1945 sering disebut sebagai hari lahirnya Pancasila. Sila-sila
yang diusulkan Ir. Soekarno sebagai berikut :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme (perikemanusiaan)
c. Mufakat (demokrasi)
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhana dan Berkebudayaan

BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno.


Panitia ini dikenal sebagai panitia sembilan yang anggotanya adalah
Drs. Moh Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A.
Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wakhid Hasyim, H. Agus Salim, dan
Abikusno Cokrosuyoso.

Pada tanggal 22 juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan


yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter), dengan
rumusan sebagai berikut :
a. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
b. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
B.Landasan Sosiologis
Bangsa Indonesia memiliki budaya yang beragam dan multikultur
berdasarkan etnis dan bahasa masyarakat Indonesia mengakui dan
menghargai lintas budaya, karna perbedaan ini harus dipandang
sebagai potensi kekuatan bangsa.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keragaman ini di ikat
dalam norna dan aturan untuk menjaga harmoni kehidupan untuk
mewujudkan kesadaran moral dan hokum. Arus informasi yang
berdampak pada goyahnya jati diri bangsa, diperlukan komotmen
kebangsaan untuk mewujudkan cinta tanah air, kesadaran bela
Negara, persatuan nasional dalam suasana saling menghargai
keberagaman. Persatuan dalam keberagaman budaya, adat istiadat,
tradisi harus dibina dan ditingkatkan secara demokratis, terpola dan
terus-menerus.

C.Landasan Yuridis
UU No.2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas didipakai sebagai dasar
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Pasal 39 ayat (2) bahwa isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Ketiga mata kuliah ini bersifat wajib.

D.Landasa Filsafat
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa harus menjadi sumber dari
segala sumber hukum di Negara ini, artinya setiap tindakan
penyelenggaraan Negara harus didasarkan pada nilai-nilai luhur
Pancasila. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan kehidupan
bangsa memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki
nilai-nilai pancasila sebagai sumber nilai dalam penyelenggaraan
Negara.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang berarti lima dan
syila dengan vocal I pendek artinya batu, sendi, alas, atau dasar.
Sedangkan syila dengan vocal I panjang artinya peraturan tingkah
laku yang baik atau penting.

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama


bahasa jawa diartikan menjadi “susila” yang memiliki hubungan
dengan moralitas. Oleh karena itu secara entimologi kata
“pancasila” yang dimaksud adalah “pancasyila” dengan vocal I
yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah
“pancasyila” dengan huruf Dewanagari I bermakna “lima aturan
tingkah laku yang penting”.

Perkatan pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan


Budha India. Ajaran budha bersumber pada kitab suci Tripitaka
dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu merupakan ajaranmoral
untuk mencapai surga. Ajaran pancasila menurut Budha adalah
merupakan lima aturan(larangan) yang harus ditaati dan
dilaksanakan oleh para penganutnya. Adapun isi lengkap larangan
tersebut yaitu :

Panatipada veramani sikhapadam samadiyani artinya, “jangan


mencabut nyawa makhluk hidup (dilarang membunuh)”.
Dinna dana veramani sikhapadam samadiyani, artinya “jangan
mengambil barang yang tidak diberikan (jangan mencuri)”.
Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani, artinya
“jangan berbuat zina”.
Musawada veramani shikapadam samadiyani, artinya “jangan
berkata bohong”
Sura merayu masjja pamada tikana veramani, artinya “janganlah
minum minuman yang memabukan”.

Nilai-nilai pancasila secara intrinsic bersifat filosofis, dan didalam


kehidupan rakyat Indonesia nilai pancasila secara praktis ialah
filsat hidup(pandangan bhidup). Nilai dan fungsi filsafat pancasila
telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Hal ini dibuktikan
dengan sejarah majapahit (1293). Pada waktu itu hindu dan budha
hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Emp
prapanca menulis “Negara kartagama”(1365). Dalam kitab
tersebut telah terdapat istilah “pancasila”.

Sumpah palapa yang di ucapkan Majapahit Gajah Mada dalam


ratu dan para mentri di pasembahan keprabuan Majapahit pada
tahun 1331, yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh
nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru akan berhenti
berpuasa makan palpa, jikalau seluruh nusantara bertakhluk
dibawah kekuasaan Negara, jikalau gurun, seram tanjung pura,
haru, Pahang, dempo, bali, sunda, Palembang, tumasik telah
dikalahkan”.
B. Makna Sila-Sila Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing-masing menurut dasar kemanusian yang adil dan
beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup diantara sesame umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agam dan kepercayaannya
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai