Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KESEHATAN R.

I
POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
UJIAN TENGAH SEMESTER V, PRODI D III SANITASI, TAHUN AJARAN 2020 / 2021.
Mata Kuliah : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Hari / tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020
Waktu : Pukul 13.00 – 15.00
Dosen : Ani Hermilestari, BSc, S.Pd, M.Pd.

I. ISIAN SINGKAT. ( BN = 2 ).
A. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan paradigma baru
pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan 1)……….. dan 2)………..
B. Pendekatan STBM terdiri dari tiga komponen yang harus dilaksanakan secara seimbang dan
komprehensif, yaitu : 3)…………., 4)……….. dan 5)…………
C. Penerapan STBM dilakukan dalam naungan lima (5) pilar STBM, yaitu: 6)………., 7)…….., 8)
…….., 9)………., dan 10)………..
D. Undang-undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
RPJPN) Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan 11)……., 12)……, dan 13)…….. hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajad kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud.
E. Pendekatan STBM memiliki indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM
yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang
berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut:
14)………, 15)……., 16)………, 17)………, 18)……….
F. Untuk mencapai kondisi sanitasi total, STBM memiliki 3 strategi, yaitu: 19)……., 20)…….., 21)
……..,
G. Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode 22)………..
H. Suksesnya Program STBM dibutuhkan fasilitator yang handal. Fasilitator harus memiliki
pemahaman dan kompetensi untuk melakukan promosi kesehatan. Promosi Kesehatan adalah
upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran 23)………, 24)…….. 25)……
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri.

II. ESSAY
1. Untuk memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan program STBM, dibutuhkan
fasilitator-fasilitator yang handal yang memiliki pemahaman dan kompetensi melakukan
pemberdayaan masyarakat. Ada beberapa prinsip dasar Pemberdayaan Masyarakat yang perlu
dipahami. Sebutkan dan beri penjelasan prinsip dasar Pemberdayaan Masyarakat yang Saudara
ketahui (BN=10)
2. Dalam pendekatan STBM dan pendekatan partisipatif lainnya, partisipasi atau
keterlibatan masyarakat merupakan hal yang mutlak diperlukan. Tingkat keberhasilan
pemberdayaan mayarakat, bisa ditinjau dari bagaimana tingkatan partisipasi masyarakat. Sebutkan
dan jelaskan tingkatan partisipasi masyarakat mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi yang
Saudara ketahui. (BN=10)
3. Keberhasilan STBM ditentukan oleh perubahan perilaku masyarakat untuk menerapkan
perilaku sanitasi yang sehat dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan fasilitator-fasilitator yang
terampil, khususnya dalam berkomunikasi, melakukan advokasi dan memfasilitasi kegiatan-
kegiatan masyarakat.
a. Sebutkan dan beri penjelasan singkat cara membangun komunikasi
yang efektif (BN=10)
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan advokasi serta beri penjelasan cara
melakukan advokasi yang efektif (BN=10)
c. Jelaskan pengertian fasilitasi, serta jelaskan perilaku fasilitator dalam
STBM (BN=10)

*Selamat mengerjakan, semoga berhasil*

Nama : Esi Rima Rusanti


NIM : 20181123021
1) Pemberdayaan masyarakat
2) Perubahan perilaku
3) Peningkatan kebutuhan sanitasi
4) Peningkatan penyediaan akses sanitasi
5) Penciptaan lingkungan yang kondusif
6) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
7) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
8) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)
9) Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT)
10) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).
11) Kesadaran
12) Kemauan
13) Kemampuan
14) Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat
mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (SBS).
15) Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah
tangga.
16) Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah,
kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun,
sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
17) Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
18) Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
19) Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment)
Prinsip :
 Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnnya dalam
meningkatkan perilaku higienis dan saniter.
Pokok Kegiatan :
 Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan
lainnya secara berjenjang,
 Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah,
 Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat dan swasta.
20) Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation)
Prinsip :
 Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya
sanitasi total.
Pokok Kegiatan :
 Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan
pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan
 Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk
sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku
komunitas,
 Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya
sarana sanitasi yang sehat.
 Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi
pemicuan perubahan perilaku masyarakat.
 Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan
menjaga keberlanjutan sanitasi total.
21) Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement)
Prinsip :
 Meningkatkan kertersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pokok Kegiatan :
 Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi
 Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, lembaga keuangan
dan pengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi
 Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi untuk
pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna.
22) Pemicuan
23) Dari
24) Oleh
25) Untuk
ESSAY
1. Prinsip Dasar Pemberdayaan Mayarakat
1) Menumbuh kembangkan kemampuan, peran serta masyarakat dan semangat gotong royong
2) Melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan serta dalam
oprasi dan pemeliharan. Berbasis masyarakat ( community based), memberikan kesempatan
menemukan pendapat, memilih dan menetapkan keutusan bagi dirinya (voicPe dan choice),
keterbukaan (openness) kemitraan (partnership), kemandirian.
3) Menggalang kemitraan dengan berbagi pihak untuk memaksimalkan sumber daya khususnya
dalam dana, baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber lainnya seperti
penyandang dana dan sponsor pembangunan sosial
4) Fasiliator berperan sebagai pendorong dan pendamping masyarakat dalam mencari solusi
permasalahan yang mereka hadapi.
2. Tingakatan partisipasi masyarakat dari terendah sampai ke tinggi
1) Masyarakat hanya menerima informasi : keterlibatan masyarakat hanya sampai di beri
bagaimana informasi itu diberikan ditentukan oleh si pemberi informasi (pihak tertentu)
2) Masyarakat diajak untuk berunding : berada pada level ini sudah ada komunikasi dua arah
dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi atau beruding. Dalam tahap ini meskipun
sudah dilibatkan dalam sjuatu perundingan, pembuat kemputusan adalah orang luar atau
orang tertentu
3) Membuat keputusan secar bersama-sama antara masyarakat dan pihak luar; pada tahapan ini
masyarakat dilibatkan dalam memutuskan sebuah kegiatan, namun dalam pelaksanaan,
evaluasi, monitoring dan pengembangan masih dilakukan oleh pihak luar
4) Membuat keputusan secar bersama sama antara masyarakat dan pihak luar; pada tahapan ini
masyarakat dilibatkan dalam memutuskan sebuah kegiatan, namun dalam pelaksanaan,
evaluasi, monitoring dan pengembangan masih dilakukan oleh pihak luar
3. A. 1) Strategi membangun Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi yang efektif dapat terjadi apabila pesan yang dikirim oleh komunikator
(sender) dapat diterima dengan baik dalam arti kata menyenangkan, aktual, nyata oleh si
penerima (komunikan), kemudian penerima menyampaikan kembali bahwa pesan telah
diterima dengan baik dan benar.
2) Komunikasi Verbal yang Efektif
Komunikasi akan efektif bila pesan yang disampaikan pemberi pesan diterima oleh
penerima pesan sesuai dengan maksud penyampai pesan dan menimbulkan saling
pengertian. Dalam komunikasi verbal atau berbicara yang didengar adalah suara yang
diucapkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut.
3) Komunikasi Non-Verbal yang Efektif
Komunikasi non verbal adalah proses pertukaran pesan/makna melalui berbagai cara selain
kata-kata, yaitu melalui bahasa tubuh, ekspresi muka, tatapan, sentuhan tampilan vokal
suara (volume, intonasi, irama, dsb.), baju yang dipakai, penggunaan ruangan, dll. Wajah
mengekspresikan bagaimana perasaan kita, tubuh mengekspresikan intensitas emosi.
B. Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui macam-macam bentuk
komunikasi persuasif (JHU, 1999). Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Berbeda dengan bina suasana, advokasi diarahkan untuk menghasilkan
dukungan yang berupa kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan),
dana, sarana, dll. Stakeholders yang dimaksud bisa tokoh masyarakat formal yang umumnya
berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Cara
melakukan advokasi yang efektif yaitu:
1) Analisa Pemangku Kepentingan
Analisis pemangku kepentingan diperlukan karena sangat penting peranannya dalam
pengembangan rencana advokasi selanjutnya. Dalam analisis tersebut, setiap pemangku
kepentingan potensial dijajagi siapa dan seberapa besar peranannya dalam isu yang akan
diadvokasi.
2) Strategi Advokasi
Adalah sebuah kombinasi dari pendekatan, teknik dan pesan-pesan yang diinginkan oleh
para perencana untuk mencapai maksud dan tujuan advokasi. Langkah-langkah kunci
dalam merumuskan strategi advokasi: - Mengidentifikasi dan menganalisa isu advokasi. -
Mengidentifikasi dan menganalisa pemangku kepentingan utama. - Merumuskan tujuan
yang terukur. - Mengembangkan pesan-pesan utama advokasi. - Mengembangkan strategi
(pendekatan, teknik-teknik, pesan-pesan, dll). - Mengembangkan rencana aksi advokasi. -
Merencanakan pengawasan, pemantauan, dan penilaian.
3) Pendekatan
Pendekatan merupakan kunci advokasi - Melibatkan para pemimpin/pengambil keputusan,
- Menjalin kemitraan, - Memobilisasi kelompok peduli.
C. Fasilitasi adalah proses sadar untuk membantu sebuah kelompok sehingga dapat berhasil
melaksanakan tugas mereka sambil tetap berhasil menjaga eksistensi kelompok tersebut.
Perilaku Failitator dalam TBM Tugas seorang fasilitator dalam pendekatan STBM adalah
memfasilitasi suatu proses pemicuan agar terjadi perubahan perilaku masyarakat atas inisiatif
masyarakat sendiri. Atas dasar prinsipprinsip dalam metode pemicuan STBM yaitu:
1. Tanpa subsidi kepada masyarakat,
2. Tidak menggurui, tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban,
3. Masyarakat sebagai pemimpin,
4. Totalitas; seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan – perencanaan –
pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
5. Hindari formalitas (berpakaian seragam dinas dan membawa nama instansi atau lembaga).
Maka perilaku seorang fasilitator pemicu kepada masyarakat berdasarkan prinsip kesetaraan,
tidak ada yang dianggap lebih tinggi (upper) atau dianggap lebih rendah (lower). Bahkan
masyarakat sasaran adalah pihak yang lebih tahu tentang perilaku dan kebiasaan yang sudah
mereka lakukan selama bertahun-tahun.

Anda mungkin juga menyukai