Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Sangkrah berada di alamat Jalan Sungai Indragiri, RT 04

RW 01, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta,

Provinsi Jawa Tengah, No. telp. (0271) 655061. Puskesmas Sangkrah

merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang

bertanggung jawab pada pemberdayaan masyarakat, pembangunan kesehatan

dan pelayanan kesehatan strata satu di Kelurahan Sangkrah, Kelurahan

Semanggi dan Kelurahan Kedunglumbu.

Puskesmas Sangkrah memiliki pelayanan rawat jalan berupa Poliklinik

Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik Ibu dan Anak, KB, 1munisasi, MTBS,

Laboratorium, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Gizi, Klinik Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Klinik Voluntary Conceling and Testing

(VCT Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS), Pemeriksaan Kesehatan Calon

Haji, Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin, dan PPPK.


55

B. Hasil Penelitian

1. Analisi Univariat

a. Distribusi responden berdasarkan Usia

Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan Usia

Umur (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)


20 – 35 33 47,1 %
35 – 45 29 41,4 %
45 – 55 8 11,4 %
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer, 2020

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah responden

terbanyak adalah kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 33

responden (47,1%), diikuti kelompok umur 35-45 tahun dengan 29

responden (41,4%) dan kelompok umur paling sedikit adalah 45-55

tahun dengan 8 responden (11,4%).

b. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.2
Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)


SD 12 17,1 %
SLTP 15 21,4 %
SLTA 35 50,%
Perguruan Tinggi 8 11,4 %
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer, 2020
56

Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pendidikan

terakhir SLTA dengan 35 responden (50%).

c. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)


Bekerja 30 42,9%
Tidak Bekerja 40 57,1%
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer, 2020

Dari penelitian ini menunjukkan hasil bahwa sebagian responden tidak

bekerja yaitu sebanyak 40 responden (57,1%).

d. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang Kanker Serviks

Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang Kanker Serviks

Pengetahuan Jumlah Responden Persentase (%)


Baik 46 65,7 %
Kurang 24 34,3 %
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer, 2020

Dari hasil analisis pada tabel 4.4 didapatkan 46 responden

(65,7%) mempunyai pengetahuan baik dan 24 responden (34,3%)

memiliki pengetahuan kurang. Jadi dapat disimpulkan sebagian besar

responden Ibu berpengetahaun baik tentang kanker serviks.


57

e. Distribusi responden berdasarkan partisipasi pemeriksaan IVA tes

Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan partisipasi pemeriksaan IVA tes

Partisipasi Jumlah Responden Persentase (%)


Ya 40 57,1 %
Tidak 30 42,9 %
Total 70 100 %
Sumber : Data Primer, 2020

Dari Hasil analisis pada tabel diperoleh 40 responden (57,1%)

berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA dan sebanyak 30 responden

(42,9%) tidak berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA.

2. Uji Bivariate

a. Tingkat Pengetahuan Ibu Kanker Serviks dengan Partisipasi

Pemeriksaan IVA Tes

Tabel 4.6
Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Partisipasi Pemeriksaan IVA tes

Pengetahuan Partisipasi

Total Ya Tidak
Baik 46 32 14
Kurang 24 8 16
Total 70 40 30
Sumber : Data Primer, 2020

Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa Ibu dengan

pengetahuan kanker serviks kurang sebagian besar tidak berpartisipasi

dalam pemeriksaan IVA tes dan Ibu yang memiliki pengetahuan baik
58

sebagian besar berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA tes. Ibu di

wilayah Puskesmas Sangkrah Surakarta sebagian besar belum

berpartisipasi dalam Pemeriksaan IVA tes yaitu sebanyak 30 Ibu

dengan pengetahuan kanker serviks paling besar yaitu baik sebanyak

46 dan Ibu yang berpartisipasi dalam pemeriksan IVA tes sebanyak 40

dengan tingkat pengetahuan paling sedikit adalah pengetahuan tentang

kanker serviks kurang sebanyak 24 responden.

b. Hubungan Pengetahuan Kanker Serviks dengan Partisipasi

Pemeriksaan IVA

Tabel 4.7
Hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang kanker serviks dengan partisipasi
pemeriksaan IVA

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.454a 1 .004
Continuity Correctionb 7.039 1 .008
Likelihood Ratio 8.520 1 .004
Fisher's Exact Test .005 .004
Linear-by-Linear 8.333 1 .004
Association
N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.29.
b. Computed only for a 2x2 table

Sumber : Data Primer, 2020

Hasil penelitian hubungan pengetahuan tentang kanker

serviks dengan partisipasi pemeriksaan IVA pada Ibu dalam

penelitian di wilayah Puskesmas Sangkrah didapatkan hasil dari uji


59

statistik menggunakan uji korelasi dengan chi square menunjukkan

bahwa ρ value = 0,004 < α = 0,05, jadi hipotesa null (H0) ditolak

dan Ha dapat diterima. Sehingga menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara tingkat pengetahuan kanker serviks dengan

partisipasi pemeriksaan IVA.

C. Pembahasan

1. Distribusi responden berdasarkan umur

Penelitian dapat dilakukan dengan cara pengambilan data melalui

wawancara ataupun mengisi angket yang berisi tentang materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian (Notoatmodjo, 2012). Responden dalam

penelitian ini merupakan Ibu dengan rentang usia 20-55 tahun. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-

35 tahun yaitu 33 responden (47,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Kurnia Suci (2016) dengan jumlah responden terbesar

yaitu antara umur 25-35 tahun yaitu sebanyak 34 responden (62%), dalam

penelitian ini disebutkan bahwa WHO merekomendasikan skrinning

deteksi dini kanker serviks dilakukan saat wanita berusia 25-50 tahun.

Menurut (Budiman dan Riyanto, 2013) usia dapat mempengaruhi

proses masuknya pengetahuan karena semakin bertambahnya usia semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan

yang didapat juga semakin baik dan bertambah.


60

2. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Menurut Notoatmodjo (2012) pendidikan adalah salah satu faktor

penting untuk mendorong seseorang agar lebih peduli dan termotivasi

untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian

yang didapatkan sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki

latar belakang pendidikan SLTA yaitu sebanyak 30 responden (50%).

Penelitian yang dilakukan oleh Alin Setianingrum (2017) menunjukkan

hasil tingkat pendidikan terakhir paling besar adalah SMA dengan 54

responden (53,5%) dalam penelitian ini disebutkan bahwa pendidikan

mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan tes IVA.

Tingkat pendidikan seseorang merupakan faktor yang mendukung

perempuan dalam melakukan pemeriksaan kanker serviks, semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin termotivasi juga perempuan untuk

melakukan pemeriksaan kanker serviks (Logan dalam Susanti dan Dwi,

2013).

3. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Menurut data hasil penelitian ini diperoleh sebagian besar Ibu tidak

bekerja yaitu sebanyak 40 responden (57,1%). Sejalan dengan penelitian

Mesalina, Sulung dan Nurhayati (2019) menunjukkan responden terbesar

tidak bekerja yaitu 106 responden (55,5%) penelitiannya menyebutkan

bahwa seseorang yang tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak

sehingga dapat mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan dan dijelaskan tidak adanya hubungan yang signifikan antara


61

pekerjaan dengan pengetahuan tentang kanker serviks dan pemanfaatan

IVA. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah Kurniawati

(2015) sebagian besar responden bekerja yaitu sebanyak 29 responden

(47,5%).

Hasil penelitian ini berbeda dengan teori menurut Notoatmodjo (2012),

bahwa seseorang yang bekerja akan memililki pengetahuan yang lebih

luas dibandingkan seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja

seseorang lebih banyak mendapatkan informasi dan pengalaman..

4. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang Kanker Serviks

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden

berpengetahuan tinggi yaitu sebanyak 46 responden (65,7%). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Meta Rikandi, Nova Rita (2018)

bahwa pengetahuan WUS tentang IVA sebagian besar berpengetahuan

tinggi yaitu sebanyak 209 responden (54,4%) dijelaskan bahwa masih ada

responden yang memiliki pengetahuan rendah karena kurang terpaparnya

WUS mengenai informasi tentang kanker serviks maupun pemeriksaan

IVA tes.. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2019)

yaitu 31 orang (55,4%) memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang

pemeriksaan IVA, dalam penelitiannya disebutkan masih adanya

responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang IVA.

Pekerjaan juga mempengaruhinya dalam menemukan informasi –

informasi lainnya tentang pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual asam asetat).

Sedangkan tingkat pengetahuan responden yang tinggi yaitu sebanyak 25


62

orang (44,6%), hal ini dapat dipengaruhi oleh keseriusan responden dalam

mendengarkan penyuluhan oleh tenaga kesehatan serta pendidikan yang

tinggi.

Menurut Alin Septianingrum (2015) seseorang yang memiliki tingkat

pengetahuan tinggi tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA akan

memiliki kesadaran lebih besar untuk meningkatkan status kesehatannya,

sehingga lebih besar pula untuk melakukan pemeriksaan IVA

dibandingkan seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan rendah

cenderung tidak menyadari bahaya kanker serviks dan pentingnya deteksi

dini kanker serviks.

Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia dan hasil

tahu seseorang terhadap suatu objek dari penginderaan yang terjadi yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Pengetahuan manusia

sebagian besar diperoleh melalui pengindraan mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini didapatkan hasil pengetahuan

responden berpengetahuan baik, karena Puskesmas Sangkrah sudah sering

melakukan penyuluhan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA.

5. Distribusi responden berdasarkan partisipasi pemeriksaan IVA

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa 30 responden

(42,9%) tidak berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA tes. Hal ini sejalan

dengan penelitian Fauza, Aprianti dan Azrimaidaliza (2018) yaitu 39

responden (63,9%) tidak berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA dijelaskan

dalam penelitian tersebut yaitu banyak WUS yang masih ragu untuk
63

berpartisipasi tes IVA karena kurangnya informasi tentang kanker serviks

dan tes IVA, serta masih banyak WUS yang merasa malu untuk

berpartisipasi dalam pemeriksaan IVA.

Menurut (Meliasari, 2014) faktor yang menyebabkan WUS tidak

melakukan pemeriksaan IVA antara lain rendahnya persepsi kerentanan

terhadap kanker serviks, kurang pengetahuan tentang pentingnya deteksi

dini kanker serviks, rasa takut dan malu saat pemeriksaan, mahalnya biaya

dan lain sebagainya.

6. Hubungan tingkat pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan

Partisipasi pemeriksaan IVA

Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia dan hasil

tahu seseorang terhadap suatu objek dari penginderaan yang terjadi yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Pengetahuan manusia

sebagian besar diperoleh melalui pengindraan mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Hubungan

tingkat pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA

di Puskesmas Sangkrah, didapatkan hasil yang signifikan antara

pengetahuan Ibu tentang kanker serviks dengan partisipasi pemeriksaan

IVA, hasil uji Chi Square dengan hasil ρ = 0,004 yang menunjukkan

adanya hubungan tingkat pengetahuan Ibu dengan partisipasi pemeriksaan

IVA.

Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan Ibu


64

dengan partisipasi pemeriksaan IVA di Puskesmas Sangkrah menunjukkan

bahwa semakin tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula partisipasi

dalam pemeriksaan IVA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mentari Ayu (2016) yaitu menunjukkan 38 responden (52,1%)

memiliki pengetahuan cukup dalam penelitiannya didapatkan hasil uji

analisis Chi-Square, diperoleh nilai p = 0,001 < α = 0,05 sehingga terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Test Inspeksi Visual Asam

Asetat dengan keikutsertaan wanita. Sedangkan menurut Indah Kurniawati

(2015) dalam penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kedungrejo

didapatkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas

responden melakukan pemeriksaan IVA yaitu sebanyak 34 orang (55,7%)

dikarenakan memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker serviks

ditunjukkan dengan hasil uji Wald diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,024, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan dengan

perilaku pemeriksaan IVA..

Dalam penelitian yang dilakukan pada Ibu di Puskesmas Sangkrah

menunjukkan bahwa pengetahuan yang tinggi tentang kanker serviks

merupakan salah satu faktor seseorang untuk berpartisipasi dalam

pemeriksaan IVA.
65

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan

penelitian, antara lain:

1. Dalam penelitian ini kurang mengontrol faktor-faktor lain seperti usia dan

pendidikan.

2. Dalam penelitian ini peneliti kurang bisa memfasilitasi tempat dan masih

ada Ibu yang mengisi kuisioner dengan bertanya pada Ibu yang lain

sehingga dapat mempengaruhi hasil.

3. Dalam penelitian ini peneliti hanya memiliki data partisipasi melalui

kuisioner dan tidak melakukan crosscheck data pemeriksaan IVA dari

puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai