Anda di halaman 1dari 10

Tugas PPKN XII MIPA 5

Kelompok 4

Anggota :

Amrita Deviayu Tunjungbiru (7)

Delvino Ananta (11)

Hagea Sofia Adninda Imanisla (17)

Muhammad Rayhanafraa Gibran Maulana (23)

Muhammad Syarief Nur Hakim (24)

Nasywa Aqilah Putri (28)

Ransi Raihan Majesta (33)


ARTIKEL MENGENAI PERAN KEPOLISIAN RI

Jakarta - Dua bom berkekuatan dahsyat telah mengguncang Bali pada 12


Oktober 2002. Lebih dari 200 orang tewas akibat peristiwa tragis itu. Tak cuma
itu, lebih dari 200 orang lainnya luka-luka baik ringan maupun parah.

Jika dihitung-hitung, bom yang meledak di dua tempat hiburan di Jalan Legian,
Kuta, Bali itu tepat 1 tahun, 1 bulan dan 1 hari setelah bom yang mengguncang
World Trade Center (WTC) Amerika Serikat. Tak cuma warga di Indonesia, dunia
pun bergetar mendengar kabar ini.

Berikut kronologi peristiwa bom Bali I hingga eksekusi ketiga terpidana mati,
Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra yang mengguncang dunia itu:

12 Oktober 2002

Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang bom. Dua
bom
meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Lebih dari
200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan 200 lebih
lainnya luka berat maupun ringan.

Kurang lebih 10 menit kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada


pukul 23.15 Wita, bom meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat
Amerika Serikat. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Tidak lama kemudian, terlihat puluhan TNI dan polisi berjaga di lokasi dan
melakukan sterilisasi sejauh 100 meter dari lokasi ledakan. Garis polisi pun telah
dibentangkan.
16 Oktober 2002

Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih dari 50
orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi korban) ikut diterjunkan
untuk identifikasi jenazah.

20 Oktober 2002

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk
untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT
seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara
50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan
jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.

29 Oktober 2002

Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri terus


mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu.
Putri Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada November 2002.

30 Oktober 2002

Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka
pengebom itu dipublikasikan.

4 November 2002

Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama dan identitas tersangka telah


dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga mengklaim telah mengetahui
persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal bersama namun masih di
Indonesia.

5 November

Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di


rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

6 November 2002
10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari
itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.

7 November 2002

Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar Ba'asyir
yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir
menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa
pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.

8 November 2002

Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak pidana


terorisme.

9 November 2002

Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan unsur bahan
peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar
Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.

10 November 2002

Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan. Ali Imron, Ali
Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's. Sementara M
Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu mempersiapkan peledakan.
Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi),
dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir.
Tafsir dianggap tahu seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan
rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai bengkel.

11 November 2002

Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan yang juga teman


dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin diduga ikut
membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.
17 November 2002

Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan peracik bom Bali I.
Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, mereka pun
ditetapkan sebagai tersangka.

26 November 2002

Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam bus Kurnia di
kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera.

1 Desember 2002

Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom Bali yang
jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).

3 Desember 2002

Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa Tengah.

4 Desember 2002

Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa Tengah, di


antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah wanita
yang diduga istri tersangka juga ditangkap.

16 Desember 2002

Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di Lamongan. Tim
juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis potassium klorat
seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati, Kecamatan
Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.

18 Desember 2002

Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan membeberkan


Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam dokumen
tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan merakit bom. Dokumen itu
juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JA) dan topografi suatu
daerah serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.

6 Januari 2003

Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada Kejaksaan Tinggi Bali.

16 Januari 2003

Ali Imron bersama 14 tersangka yang ditangkap di Samarinda tiba di Bali.

8 Februari 2003

Rekonstruksi bom Bali I

12 Mei 2003

Sidang pertama Amrozi.

2 Juni 2003

Imam Samudra mulai diadili.

30 Juni 2003

Amrozi dituntut hukuman mati

7 Juli 2003

Amrozi divonis mati

28 Juli 2003

Imam Samudra dituntut hukuman mati.

10 September 2003

Imam Samudra divonis mati.


28 Agustus 2003

Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman mati

2 Oktober 2003

Ali Gufron divonis mati.

30 Januari 2007

PK pertama Amrozi cs ditolak

30 Januari 2008

PK kedua diajukan dan ditolak

1 Mei 2008

PK ketiga diajukan dan kembali ditolak

21 Oktober 2008

MK tolak uji materi terhadap UU Nomor 2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati
yang diajukan Amrozi cs.

9 November 2008

Amrozi cs dieksekusi mati di Nusakambangan.


ANALISIS ARTIKEL MENGENAI PERAN KEPOLISIAN RI

A. Melakukan penangkapan,penahanan, penggeledahan, dan penyitaan

1. 4 November 2002 - Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama dan


identitas tersangka telah dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga
mengklaim telah mengetahui persembunyian para tersangka. Mereka tidak
tinggal bersama namun masih di Indonesia.
2. 5 November 2002 - Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin
Nurhasyim ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa
Timur.
3. 6 November 2002 - 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah
tempat di Pulau Jawa. Hari itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul
20.52 WIB, Amrozy tiba di Bandara Ngurah Rai.
4. 16 Desember 2002 - Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih
siswa SMA di Lamongan. Tim juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi
bahan kimia jenis potasium klorat seberat satu ton di rumah kosong milik
Ashuri di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, Lamongan yang diduga milik
Amrozi.

B. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian


perkara untuk kepentingan penyidikan
1. 12 Oktober 2002 - Tidak lama kemudian, terlihat puluhan TNI dan polisi
berjaga di lokasi dan melakukan sterilisasi sejauh 100 meter dari lokasi
ledakan. Garis polisi pun telah dibentangkan.

C. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka


penyidikan
1. 7 November 2002 - Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu
Abu Bakar Ba'asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi
membantah. Ba'asyir menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda
Jatim merupakan rekayasa pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat
tekanan dari Amerika Serikat.

D. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa


tanda pengenal diri
1. 16 Oktober 2002 - Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai
dilakukan. Lebih dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk
membantu Polri, Tim Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi
korban) ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.

E. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat


1. 18 Desember 2002 - Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia
membuka dan membeberkan Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki
Ali Gufron. Dalam dokumen tersebut berisi tata cara membuat senjata,
racun, dan merakit bom. Dokumen itu juga memuat buku-buku tentang
Jamaah Islamiah (JA) dan topografi suatu daerah serta sejumlah rencana
aksi yang akan dilakukannya.
2. 6 Januari 2003 - Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada Kejaksaan
Tinggi Bali

F. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau


saksi
1. 16 Oktober 2002 - Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai
dilakukan. Lebih dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk
membantu Polri, Tim Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi
korban) ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.

G. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan


pemeriksaan perkara
1. 16 Oktober 2002 - Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai
dilakukan. Lebih dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk
membantu Polri, Tim Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi
korban) ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.

2. 20 Oktober 2002 - Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri
yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di
Paddy's Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan
bom RDX berbobot antara 50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat
Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.
3. 9 November 2002 - Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang
identik dengan unsur bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i
Bachtiar, Kapolri pada saat itu mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq
tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom
valid.
H. Mengadakan penghentian penyidikan
1. 16 Januari 2003 - ​Ali Imron bersama 14 tersangka yang ditangkap di
Samarinda tiba di Bali.
2. 12 Mei 2003​ - ​Sidang pertama Amrozi.
3. 2 Juni 2003​ - ​Imam Samudra mulai diadili.
4. 30 Juni 2003​ - ​Amrozi dituntut hukuman mati
5. 7 Juli 2003​ - ​Amrozi divonis mati
6. 28 Juli 2003​ - Imam Samudra dituntut hukuman mati.
7. 10 September 2003​ - Imam Samudra divonis mati.
8. 28 Agustus 2003​ - Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman mati
9. 2 Oktober 2003​ - Ali Gufron divonis mati.
10. 30 Januari 2007​ - PK pertama Amrozi cs ditolak
11. 30 Januari 2008​ - PK kedua diajukan dan ditolak
12. 1 Mei 2008​ - PK ketiga diajukan dan kembali ditolak
13. 21 Oktober 2008 - MK tolak uji materi terhadap UU Nomor 2/Pnps/1964 soal
tata cara eksekusi mati yang diajukan Amrozi cs.
14. 9 November 2008​ - Amrozi cs dieksekusi mati di Nusakambangan.

Anda mungkin juga menyukai