Kelompok 4
Anggota :
Jika dihitung-hitung, bom yang meledak di dua tempat hiburan di Jalan Legian,
Kuta, Bali itu tepat 1 tahun, 1 bulan dan 1 hari setelah bom yang mengguncang
World Trade Center (WTC) Amerika Serikat. Tak cuma warga di Indonesia, dunia
pun bergetar mendengar kabar ini.
Berikut kronologi peristiwa bom Bali I hingga eksekusi ketiga terpidana mati,
Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra yang mengguncang dunia itu:
12 Oktober 2002
Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang bom. Dua
bom
meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul 23.05 Wita. Lebih dari
200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu, sedangkan 200 lebih
lainnya luka berat maupun ringan.
Tidak lama kemudian, terlihat puluhan TNI dan polisi berjaga di lokasi dan
melakukan sterilisasi sejauh 100 meter dari lokasi ledakan. Garis polisi pun telah
dibentangkan.
16 Oktober 2002
Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih dari 50
orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi korban) ikut diterjunkan
untuk identifikasi jenazah.
20 Oktober 2002
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk
untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT
seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara
50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan
jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.
29 Oktober 2002
30 Oktober 2002
Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka
pengebom itu dipublikasikan.
4 November 2002
5 November
6 November 2002
10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari
itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di
Bandara Ngurah Rai.
7 November 2002
Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar Ba'asyir
yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir
menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa
pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
8 November 2002
9 November 2002
Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan unsur bahan
peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar
Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.
10 November 2002
Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti peledakan. Ali Imron, Ali
Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan Paddy's. Sementara M
Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu mempersiapkan peledakan.
Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi),
dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir.
Tafsir dianggap tahu seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan
rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai bengkel.
11 November 2002
Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan peracik bom Bali I.
Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, mereka pun
ditetapkan sebagai tersangka.
26 November 2002
Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam bus Kurnia di
kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera.
1 Desember 2002
Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom Bali yang
jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).
3 Desember 2002
Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa Tengah.
4 Desember 2002
16 Desember 2002
Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di Lamongan. Tim
juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis potassium klorat
seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati, Kecamatan
Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.
18 Desember 2002
6 Januari 2003
16 Januari 2003
8 Februari 2003
12 Mei 2003
2 Juni 2003
30 Juni 2003
7 Juli 2003
28 Juli 2003
10 September 2003
2 Oktober 2003
30 Januari 2007
30 Januari 2008
1 Mei 2008
21 Oktober 2008
MK tolak uji materi terhadap UU Nomor 2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati
yang diajukan Amrozi cs.
9 November 2008
2. 20 Oktober 2002 - Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri
yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di
Paddy's Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan
bom RDX berbobot antara 50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat
Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.
3. 9 November 2002 - Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang
identik dengan unsur bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i
Bachtiar, Kapolri pada saat itu mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq
tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom
valid.
H. Mengadakan penghentian penyidikan
1. 16 Januari 2003 - Ali Imron bersama 14 tersangka yang ditangkap di
Samarinda tiba di Bali.
2. 12 Mei 2003 - Sidang pertama Amrozi.
3. 2 Juni 2003 - Imam Samudra mulai diadili.
4. 30 Juni 2003 - Amrozi dituntut hukuman mati
5. 7 Juli 2003 - Amrozi divonis mati
6. 28 Juli 2003 - Imam Samudra dituntut hukuman mati.
7. 10 September 2003 - Imam Samudra divonis mati.
8. 28 Agustus 2003 - Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman mati
9. 2 Oktober 2003 - Ali Gufron divonis mati.
10. 30 Januari 2007 - PK pertama Amrozi cs ditolak
11. 30 Januari 2008 - PK kedua diajukan dan ditolak
12. 1 Mei 2008 - PK ketiga diajukan dan kembali ditolak
13. 21 Oktober 2008 - MK tolak uji materi terhadap UU Nomor 2/Pnps/1964 soal
tata cara eksekusi mati yang diajukan Amrozi cs.
14. 9 November 2008 - Amrozi cs dieksekusi mati di Nusakambangan.