Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 4
Anggota :
Dari dua kasus terlampir, lakukan analisis yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut :
A. K
asus Konsultan Bangkrut Cetak Uang Palsu
HT, bapak dua anak menjelaskan, dirinya sedang dalam kondisi bangkrut
pasca tidak lagi menjadi dosen serta sepinya order proyek sebagai
konsultan.
Menurutnya, aksi ini baru dilakukan satu bulan terakhir. “Saya tidak punya
niat untuk kaya dari cetak uang palsu. Saya hanya butuh uang untuk bisa
makan dan beli rokok,” ucapnya.
b. Jenis Pelanggaran Hukum yang Dilakukan
1. UU nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang memuat regulasi, yang berisi:
1) Pengaturan mengenai Rupiah secara fisik, yakni mengenai macam dan
harga, ciri, desain, serta bahan baku Rupiah;
2) Pengaturan mengenai Pengelolaan Rupiah sejak Perencanaan,
Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan,
serta Pemusnahan Rupiah;
3) Pengaturan mengenai kewajiban penggunaan Rupiah, penukaran
Rupiah, larangan, dan pemberantasan Rupiah Palsu; dan
4) Pengaturan mengenai ketentuan pidana terkait masalah penggunaan,
peniruan, perusakan, dan pemalsuan Rupiah.
5)
2. Pasal 36 ayat (1), (2), dan (3) Pasal KUHP tentang Perbuatan Tindak
Pidana yang Berkelanjutan, yang berisi:
1) Setiap orang yang memalsu Rupiah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
2) Setiap orang yang menyimpan secara fisik dengan cara apa pun yang
diketahuinya merupakan Rupiah Palsu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
3) Setiap orang yang mengedarkan dan/atau membelanjakan Rupiah yang
diketahuinya merupakan Rupiah Palsu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
Pasal 26 (1) Setiap orang dilarang memalsu Rupiah. (2) Setiap orang dilarang
menyimpan secara fisik dengan cara apa pun yang diketahuinya merupakan
Rupiah Palsu. (3) Setiap orang dilarang mengedarkan dan/atau
membelanjakan Rupiah yang diketahuinya merupakan Rupiah Palsu. (4)
Setiap orang dilarang membawa atau memasukkan Rupiah Palsu ke dalam
dan/atau ke luar Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (5) Setiap
orang dilarang mengimpor atau mengekspor Rupiah Palsu.
B. K
asus Berniat Jual Ganja, ABK Diringkus Polisi di Penjaringan
“R membeli ganja dengan nilai Rp2,5 juta dari bandar. Rencananya ganja
akan dijual di atas kapal ikan. Adapun R mengonsumsi ganja itu karena
harus berada di laut mencari ikan selama dua bulan ini.”
2. Kelalaian aparat penegak hukum yang bisa menangani kasus ini lebih
cepat. Kasus ini baru dapat dipecahkan dalam waktu yang cukup lama
dan sudah berkelanjutan selama dua tahun, padahal jika aparat penegak
hukum bisa menangani kasus ini lebih cepat, tidak akan ada banyak
masyarakat yang membeli dan mengedarkan daun ganja. Dari teks
tersebut melampirkan:
“Tersangka kemudian diamankan ke Polsek Penjaringan. Sudah sekitar
dua tahun lebih tersangka mengedarkan daun ganja dank arena
tersangka pulang dua bulan sekali berlayar mencari ikan di Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) jadi susah ditangkap.”
“Seorang anak buah kapal (ABK) yang berniat menjual daun ganja kering di
atas kapal ikan, sebelum akan berangkat naik kapal untuk menangkap ikan
tuna diringkus anggota Kepolisian Polsek Penjaringan.”
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”