Anda di halaman 1dari 12

SCREEN PRINTING DALAM INDUSTRI GRAFIKA PADA ERA DIGITAL

Oleh: Supatmo
Dosen Jurusan Seni Rupa, Magister Humaniora
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran Gunungpati Semarang,
email: senirupa_unnes@yahoo.com

Abstrak
Teknik dasar cetak saring (screen printing) telah dikenal dalam peradaban kuna (Sebelum Masehi) untuk menghasilkan
hiasan pada pakaian. Penggunaan screen printing terus berkembang seiring perkembangan tuntutan kebutuhan. Dalam
perkembangannya screen printing dimanfaatkan sebagai salah satu teknik dalam seni murni (printmaking) maupun
dalam dunia industri (grafika). Pada ranah seni murni, bahkan fenomena karya-karya seni rupa Pop Art yang dipelopori
oleh Andy Warholl banyak eksplorasi teknik screen printing. Dalam dunia industri, screen printing berperan paling
dominan pada industri hiasan pakaian jadi (apparel decoration) dengan berbagai variannya. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan screen printing untuk diterapkan pada media berbahan dasar kain/ tekstil (garmen) tidak dapat dicapai
oleh piranti cetak dengan teknik (jenis) lain seperti mesin cetak offset. Berbeda dengan screen printing, mesin cetak
offset sangat dominan dalam industri grafika media berbahan kertas atau sejenisnya. Memasuki era teknologi digital
seperti saat ini, para pelaku industri grafika memperoleh peluang sekaligus tantangan untuk memanfaatkan piranti cetak
digital untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Dalam bidang industri hiasan pakaian jadi (apparel decoration),
digunakannya piranti cetak digital Direct to Garment (DtG) printer telah mewarnai dinamika proses produksi. Direct to
Garment (DtG) printer merupakan piranti cetak digital dengan kemampuan mencetak langsung pada permukaan kain
(garmen). Piranti ini mampu mencetak kreasi segala jenis motif dengan warna penuh (full color) bahkan citra (image) hasil
rekaman dengan kamera (foto) pada permukaan kain sesuai warna citra dengan proses yang cepat. Penggunaan DtG
printer bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bidang apparel decoration, memungkinkan penyediaan
layanan pesanan sesuai permintaan (order on demand) tanpa batasan jumlah warna dan kuota pesanan, bahkan hanya
satu pun dapat dilayani. Hal ini berbeda dengan penggunaan screen printing yang pada umumnya membatasi warna
(maksimum 4) dan kuota pesanan minimal. DtG printer sangat tepat untuk melayani kebutuhan apparel decoration
dengan desain sesuai selera pelanggan secara personal, unik, dan satu-satunya (customized). Direct to Garment (DtG)
printer tentu memiliki kelemahan-kelemahan selain keunggulan-keunggulan tersebut bila dibandingkan screen printing.
Karakteristik DtG printer tidak cocok untuk produksi massal karena aspek keekonomiannya tidak bisa menandingi teknik
keekonomian penggunaan teknik screen printing. DtG printer juga tidak cocok (mampu) digunakan untuk mencetak
berbagai jenis kain. Kehadiran piranti pencetak digital, khususnya DtG printer, dalam bidang industri hiasan pakaian jadi
(apparel decoration) tidak secara serta merta menggeser peran dan keberadaan screen printing hingga saat ini, tetapi
keduanya bisa saling melengkapi, bergantung karakteristik kebutuhan cetak yang dikerjakan.

Kata kunci: industri grafika, screen printing, digital printing, DtG printer

Pendahuluan Grafika, 1985). Seiring dengan perkembangan


teknologi dalam industri grafika, teknik-teknik
Dalam khasanah cetak-mencetak (grafis), dasar tersebut berkembang dalam berbagai
baik grafis dalam ranah seni (printmaking) varian, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
maupun grafis dalam ranah industri (grafika), masyarakat masa kini.
dikenal teknik-teknik dasar. Teknik dasar grafis Cetak saring atau sablon (screen
dikelompokkan dalam cetak timbul atau cetak printing) merupakan salah satu teknik cetak yang
tinggi (relief printing), cetak dalam (intaglio telah banyak dikembangkan dan dimanfaatkan
printing), cetak datar (planographic printing), dalam industri grafika, baik yang berskala kecil
cetak tembus (stencil printing) atau cetak (home industry), skala menengah, maupun
saring (screen printing) (periksa: Tim Leksikon skala besar. Untuk mencetak dalam edisional

Vol. IX No. 2 - Juli 2015 105


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

massal (mass product), secara teknis screen kebutuhan barang cetakan.


printing juga dapat dijalankan dengan piranti Perkembangan terbaru, pada
yang sederhana, tidak memerlukan mesin dasawarsa atau setidaknya dekade terakhir
yang rumit, bahkan mekanikalnya dapat ini, khasanah grafika telah memasuki era
direkayasa sendiri secara fleksibel sesuai baru, seiring perkembangan teknologi digital.
dengan kebutuhan. Secara teknis screen Pencapaian teknologi digital dalam bidang
printing dengan berbagai variannya dapat piranti grafika bisa disebut revolusioner.
diaplikasikan untuk mencetak hampir segala Berbasis teknologi tersebut telah tercipta
permukaan. Beragam jenis permukaan yang berbagai piranti pencetak (printer) berbasis
dapat dicetak dengan screen printing antara digital (digital printing) dengan kemampuan
lain permukaan berbahan dasar kertas, plastik, cetak yang luar biasa. Kualitas hasil cetakan
kayu, karet, kaca, vinyl, porselin, logam, kain, printer digital hampir menyamai (sekualitas)
kulit, batu, dan sebagainya. dengan hasil mesin cetak offset. Printer digital
Barang-barang dan piranti-piranti juga mampu mencetak permukaan berbagai
kebutuhan sehari-hari biasanya mengandung media (tidak terbatas permukaan kertas atau
elemen-elemen grafis. Sebagian di antaranya sejenisnya), luasan area cetak semakin besar.
dikerjakan dengan teknik screen printing. Pada dimensi tertentu printer digital merupakan
Dalam bidang dekorasi pakaian jadi (apparel piranti yang memiliki nilai kepraktisan dan
decoration), misalnya, screen printing keefisienan untuk berbagai keperluan.
berperanan besar. Dalam catatan kesejarahan, Faktanya, untuk memenuhi kebutuhan barang
pada masa peradaban Dinasti Sung (1280-960 cetakan, baik keperluan personal, rumah
SM), bangsa Jepang telah memanfaatkan tangga, sekolah, maupun perkantoran sehari-
teknik cetak stensil untuk menghasilkan hari banyak pihak telah menggunakan piranti
cetakan motif-motif hiasan yang cukup rumit. pencetak digital kemasan praktis (portable
Media pengikat atau penyaring yang digunakan digital printing). Pada dimensi lain, munculnya
pada mulanya terbuat dari helaian rambut piranti laser color digital printing dengan
manusia. Pada perkembangan selanjutnya, resolusi tinggi memungkinkan mengatasi
fungsi media penyaring berupa helaian rambut tuntutan kualitas citra hasil cetakan karena
manusia itu diganti dengan kain sutera sehingga piranti tersebut mampu mengalibrasi warna
menghasilkan cetakan yang lebih rumit dan hingga memperoleh hasil sekualitas hasil
lebih lembut. Oleh sebab itu screen printing cetakan color separation offset. Munculnya
pada awalnya dikenal dengan sebutan silk digital printer dengan teknologi Metro Media
screen printing (Rahardjo, 2012). Hingga saat Technology (MMT) memungkinkan mengatasi
ini, teknik stencil printing atau screen printing tuntutan kebutuhan media komunikasi visual
terus berkembang dengan berbagai variannya. luar ruang (out door) dengan karakteristik
Sutera tidak lagi digunakan sebagai penyaring, ukuran area cetak besar, tinta pewarna tahan
sebagai penggantinya digunakan screen dari air hujan (water resistant), tahan paparan
serat berbahan sintetis seperti nilon, nytal, terik matahari, dan relatif tahan lama (awet).
polyester, bahkan serat berbahan dasar metal Untuk mencetak permukaan berbahan tekstil
yang lebih moderen. Sejak perkembangan awal atau garmen, saat ini telah diproduksi dan
hingga sekarang screen printing telah populer dipasarkan piranti pencetak digital DtG (Direct
dimanfaatkan oleh para pelaku industri grafika to Garment) atau Direct to Textile (DtT).
untuk berbagai kepentingan demi memenuhi Pada khazanah industri grafika era

106 Vol. IX No. 2 - Juli 2015


Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital Supatmo

digital masa kini telah terjadi pergeseran telah mengenal cara menghias pakaian dengan
penggunaan piranti-piranti teknis produksi. teknik cetak tembus (http://blogguaonline.
Bagaimanakah imbas hal tersebut dalam blogspot. com/2010/06/sejarah-screen-printing.
industri grafika, khususnya industri hiasan html). Bangsa Jepang kemudian mengadopsi
pakaian jadi (apparel decoration) yang pada dan mengembangkan teknik stensil dengan
masa sebelumnya mengandalkan teknik media penyaring terbuat dari bahan rambut
screen printing dalam proses produksinya? manusia untuk menghasilkan teraan (cetakan)
Bagaimana peran dan eksistensi screen motif-motif yang rumit. Jepang dikenal sebagai
printing dalam proses produksi industri grafika bangsa yang handal dalam hal seni tera atau
tersebut? Sebelum hal itu dibahas lebih lanjut, seni grafis (printmaking). Banyak karya seni
agar paparan ini lebih komprehensif maka grafis, dengan teknik-teknik yang amat cermat
ditinjau juga tentang lintasan perkembangan dan bercita rasa estetis tinggi, peninggalan
dan persoalan teknis proses screen printing. masa lalu masih tersimpan rapi hingga saat ini.
Selanjutnya, pada awad abad
pertengahan screen printing mulai digunakan
Pembahasan
untuk mencetak dalam skala massal. Dengan
teknik screen printing, berbagai kartu
Lintasan Perkembangan Screen printing (card) permainan diproduksi secara massal
Belum diketahui dengan pasti kapan teknik dan diperjualbelikan. Screen pinting telah
cetak saring (screen printing) atau cetak tembus digunakan dalam ranah industri. Pada awal
(stencil printing) digunakan dalam peradaban abad XVII bangsa Barat telah mengenal screen
manusia, namun dari beberapa catatan dan printing dalam kebudayaan meraka. Di Inggris
artefak masa lampau dapat dijadikan sebagai screen printing digunakan untuk mencetak
acuan tentang hal tersebut. Menurut Rahardjo motif-motif sejenis kertas pelapis dinding
(dalam Printex Edisi ke 4, Mei-Juni 2012: (wallpaper) rumah-rumah kaum bangsawan
passim), penduduk asli bangsa Polynesia dan kelompok masyarakat ekonomi menengah
kuna telah menghias pakaian yang terbuat ke atas, sebagai pengganti hiasan yang terbuat
dari kulit kayu dengan cara membuat lubang dari tali-temali atau pita-pita berwarna-warni.
motif tertentu pada daun pisang kemudian Pada era ini digunakan kain sutera sebagai
memberinya pewarna melalui lubang tersebut. media penyaring (screen) sehingga diperoleh
Proses memindahkan pewarna melalui lubang hasil yang lebih lembut dan detil. Oleh karena
stensil inilah yang dianggap sebagai cikal bakal penyaringnya dibuat dari kain sutera, screen
dan pertama kali teknik dasar cetak tembus printing juga sering disebut silk screen printing.
(stencil printing) digunakan dalam peradaban Teknik screen printing tercatat
manusia. Selanjutnya, variasi awal cetak mengalami babak baru dalam industri grafika
tembus prasejarah menggunakan media pipa pada awal abad XX. Pada tahun 1907 Samuel
tiup untuk menyemprotkan pewarna dari mulut Simon dari Manchester (Inggris), untuk pertama
dan menghalangi pada bagian-bagian tertentu kali, mematenkan proses industri screen printing
untuk mewujudkan rekaan citra tertentu pada menggunakan media kain sutera sebagai
dinding-dinding gua ditemukan di gua Lascaux penyaringnya. Hal ini membuka kemungkinan
Prancis dan gua Altamira Spanyol. varian-varian baru bagi pengembangan screen
Dalam catatan peradaban kuna, masa printing dengan media yang lebih moderen.
Dinasti Song (960-1280 SM) bangsa Tiongkok Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1914

Vol. IX No. 2 - Juli 2015 107


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

San Franciscan John Pilsworth mematenkan sebagai media berkarya atau dikombinasi
proses multiwarna screen printing. Selama secara mixed media dengan media lain.
Perang Dunia I (1914-1918) screen printing
berperan besar, digunakan untuk mencetak
poster-poster propaganda perang dengan
kualitas prima dan dalam tiras (editional) besar.
Salah satu poster paling fenomenal saat itu
adalah poster propaganda perekrutan relawan
sebagai tentara untuk berperang berjudul
“Uncle Sam Want You” dengan tagline “I Want
You for U.S. Army” dengan ilustrasi gambar
Paman Sam mengenakan topi khas bersimbol
bintang (elemen bendera Amerika Serikat),
tangan kanannya menunjuk tepat ke depan
(arah pembaca). Pada masa itu screen printing
juga digunakan untuk mencetak poster-poster
promosi perdagangan (komersial) dan media
periklanan cetak (advertising) lainnya.
Dalam ranah seni grafis (printmaking),
Gambar 1
pada tahun 1920-an screen printing digunakan
“Uncle Sam Want You”
oleh desainer grafis kelompok Art Deco dan Art poster propaganda Perang Dunia I,
Nouveau sebagai media berkarya. Kelompok dicetak dengan teknik screen printing (http://
ini menamai proses screen printing yang galleryhip.com/uncle-sam-i-want-you.html)
digunakan untuk berkarya seni grafis tersebut
dengan istilah serigraphy untuk membedakan
teknik screen printing dalam khasanah industri.
Pada tahun 1049-1050 Francis dan Dorothy
Carr mengklaim sebagai perupa pertama
yang menggunakan screen printing sebagai
media berkarya seni rupa murni (fine art).
Pada tahun 1060-an, screen printing menjadi
mementum penting dalam sejarah perjalanan
seni rupa dengan munculnya gerakan seni
rupa populer, Pop Arts di Amerika Serikat.
Kelompok gerakan Pop Arts yang dipelopori
Andy Warholl, Rauschenberg, dan Hamilton
memopulerkan secara masif screen printing
sebagai media karya seni rupa murni melalui
Gambar 2
karya-karya yang fenomenal. Pada era seni
“Marilyn” Pop Arts karya Andy Warholl (1964),
rupa kontemporer, persoalan media berkarya dicetak dengan teknik screen printing (https://www.
bukan lagi menjadi pembatas dalam berkarya pinterest.com/since78/ the-finest-of-artists-andy-
seni rupa sehingga screen printing memperoleh warhol/)
peluang dan berperan sejajar untuk digunakan

108 Vol. IX No. 2 - Juli 2015


Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital Supatmo

Pada tahun 1928 Joseph Ulano 1. Desain


mendirikan industri kimia pemasok bahan- Langkah awal dalam proses teknis screen
bahan untuk keperluan screen printing, salah printing adalah terkait dengan desain
satunya adalah bahan peka cahaya (emulsi grafis. Secara teknis, proses mendesain
untuk afdruk) untuk menutup pori-pori screen grafis dilakukan dengan media komputer.
(mesh) dengan merek “Ulano” dan menciptakan Dalam hal ini dapat dipilih software program
metode menggunakan bahan stensil tak larut. aplikasi pengolah grafis yang sesuai. Dalam
Bahan stensil dipotong menjadi bentuk, area mendesain, sofware dan hardware komputer
cetak dihapus dan bahan sisa diserap mesh hanyalah alat (tool) semata, namun tetap
untuk menciptakan stensil pada screen (http:// saja penguasaan teknis sangat diperlukan.
blogguaonline. blogspot. com/2010/06/sejarah- Secara umum software pengolah grafis
screen-printing.html). Merek Ulano hingga mencakupi dua jenis, yaitu berbasis bitmap
saat ini masih tetap menjadi merek utama dan berbasis vektor. Software yang lazim
dalam industri grafika screen printing karena digunakan antara lain Corel Draw (vector
kehandalan kualitasnya. Awalnya teknologi base), Adobe Illustrator (vector base), Manga
industri screen printing diadopsi oleh seniman Studio (vector base), Photo Shop (bitmap
sebagai media ekspresi dan kemudahan base), ArtRage (bitmap base), atau ditambah
duplikasi atau penggandaan. software plug in lainnya. Software berbasis
Dalam industri grafika (percetakan bitmap cocok untuk mendesain art work berupa
komersial) masa kini screen printing biasanya citra realistis. Salah satu karakteristik citra
digunakan untuk mencetak permukaan media berbasis bitmap adalah apabila diperbesar
berbagai bahan seperti poster, kaos, topi, melebihi ukuran actual pixel, kepadatan (solid)
CD, DVD, keramik, kaca, polyester, kertas, citra tersebut akan pecah dan merenggang
vinyl, plastik, logam, kayu, dan sebagainya. menjadi bintik-bintik (raster) kasar. Ukuran
Screen printing dapat dikatakan sebagai teknik kepadatan unit terkecil citra (pixel) berbasis
cetak yang paling fleksibel dari semua proses bitmap dinyatakan dengan dpi (dot perinchi),
pencetakan, sangat terjangkau, dan mudah. semakin tinggi angka dpi berarti semakin
Usaha di bidang ini bisa dimulai dari skala mikro padat citra tersebut. Oleh sebab itu kualitas
atau kecil, tidak diperlukan dana besar dalam citra berbasis bitmap sangat bergantung pada
pengadaan peralatan dan bahannya. Screen ukuran pixel-nya dan kepadatan dpi-nya.
printing juga tidak memerlukan teknologi Citra yang dihasilkan dengan proses capture
yang rumit, namun tentu saja diperlukan menggunakan alat perekam (kamera foto/
pengetahuan dan pemahaman teknis yang kamera video) kualitasnya bergantung pada
memadai. kemampuan kalibrasi alat perekam tersebut.
Berbeda dengan citra berbasis bitmap, citra
Prosedur dan Teknis Screen Printing berbasis vektor (dihasilkan dengan software
Persoalan prosedur teknis screen printing pengolah grafis vector base) akan tetap
sekurang-kurangnya terkait persoalan desain, solid walau diperbesar berkali-kali sampai
film output, screen, afdruk (exposure), rakel batas kemampuan piranti komputer dalam
(squeegee), tinta, dan peralatan penunjang mengalibrasi citra. Pemahaman mendasar
(equipment). karakteristik antara citra grafis berbasis bitmap
dan citra grafis berbasis vektor ini sangat
penting penting dikuasai oleh desainer grafis

Vol. IX No. 2 - Juli 2015 109


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

dalam memproses atau menyiapkan desain dengan nada warna atau paduan warna-warna
agar dalam proses produksi pencetakan rata dan solid (spot). Gradation color cocok
selanjutnya dapat dieksekusi secara tepat untuk citra yang yang mengandung unsur nada
dengan screen printing. tengah (halftone) atau gradasi warna atau nada
warna dari gelap ke terang atau sebaliknya.
CMYK-four color separation tepat untuk citra
foto realistis berwarna penuh (full color) yang
sesungguhnya terkalibrasi dari jutaan warna
(lebih dari 16 juta atau 32 juta, bergantung
pada kemampuan komputer dan software
yang digunakan) pada media berwarna putih.
Menggunakan software tertentu, pendekatan
Gambar 3 ini memisah dan mengalibrasi warna nyata
perbedaan perbesaran image melebihi actual pixel menjadi mode warna pokok cyan, magenta,
antara vector base dan bitmap base yellow, dan key (black). Bila keempat warna
dasar tersebut dikalibrasi dan disatukan
2. Film Output kembali dalam cetakan menggunakan process
Film output merupakan tahapan teknik color (bersifat tranparan) maka akan dihasilkan
m e m r o s e s c i t r a d e s a i n g r a fi s d a n citra full color seperti warna aslinya. Simulated
mengonversinya menjadi film. Luaran tahap color process pada dasarnya adalah proses film
film output ini adalah citra yang tercetak pada output citra realistis dengan menyimulasikan
media tranparan (idealnya adalah plastik dan memisahnya berdasar warna-warna
film), yang disebut film. Secara prinsip, film dominan pada citra. Pendekatan ini cocok
inilah yang berperan menciptakan bayangan untuk cetakan dengan dasar warna gelap.
citra dari sumber cahaya menuju media peka Proses pencetakannya harus menggunakan
cahaya (emulsi yang menutup pori-pori screen) tinta yang berjenis opaque.
dalam proses expose. Kualitas film akan
berpengaruh langsung terhadap kualitas hasil 3. Kain Penyaring (Screen)
cetakan. Dalam hal ini film berperan sebagai Sekurang-kurangnya ada tiga hal utama dalam
master dalam screen printing. penentuan penggunaannya secara tepat, yaitu
Untuk memperoleh film output screen mesh, screen tension, dan screen
yang tepat sesuai karakteristik citra yang frame.
hendak dicetak dengan screen printing, (1) Screen Mesh
diperlukan pendekatan yang tepat pula dalam Karakter kain screen dinyatakan dengan
pemrosesannya. Secara teknis tersedia kode tertentu yang disebut mesh. Cara
berbagai pilihan pendekatan proses film output umum pengenalan mesh bisa diidentifikasi
dimaksud, antara lain spot color, gradation melalui pernyataan ketebalan dan jumlah
color, CMYK-four color separation, simulated benang percentimeter. Tipe ketebalan standar
color process. Agar dapat menentukan pilihan internasional kain screen dinyatakan dengan
pendekatan film output tersebut maka perlu kode huruf S (tipe paling tipis), H (tipe tipis), M
dipahami secara seksama karakteristik tiap-tiap (tipe medium), T (tipe tebal), HD (tipe paling
pendekatan dan perbedaan masing-masing. tebal). Contoh: kain screen dengan mesh
Pendekatan spot color cocok untuk citra T120 berarti kain screen tersebut adalah tipe

110 Vol. IX No. 2 - Juli 2015


Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital Supatmo

tebal dengan kerapatan pori-pori 120 benang (2) Screen Tension


percentimeter. Kain screen ini termasuk kain Ketegangan screen akan berpengaruh terhadap hasil
cetakan: kerataan tinta, ketebalan tinta, detil dan
rapat (halus). Mesh semakin rendah berarti ketajaman citra. Screen yang kendor (low tension)
lubang pori-pori penyaring semakin kasar akan mengakibatkan terlipat saat rakel (squeegee)
(besar). Mesh tinggi cocok untuk mencetak ditekan dan ditarik pada proses pencetakan. Hal ini
media permukaan halus, seperti kertas, plastik, mengakibatkan citra yang dihasilkan tidak tajam, tidak
vinyl, mika, gelas atau kaca, sedangkan mesh detil, tinta terserap terlalu dalam sehingga hasil cetakan
terkesan tebal. Screen yang kencang (high tension)
rendah cocok untuk media permukaan kasar, secara otomatis akan tertarik (snap off) dari permukaan
seperti kain atau karung (Supatmo, 2013). media yang dicetak setelah squeegee melewati batas
citra sehingga menghasilkan citra yang tajam, detil, tinta
Tabel 1. rata dan menempel di permukaan saja.
Tipe screen mesh dan penggunaannya
(Siswanto, 2003)

Tipe Mesh Kain Screen Alternatif Penggunaan


T25, T30, T36, T40 media dengan
permukaan seperti
Gambar 5
handuk atau sejenisnya
skema perbandingan low tension screen
T48 (T12), T54 (T14) media kain atau kaos dan high tension screen
T61 (T161), T77
(Raharjo, 2012)
T90, T120 media kayu, kertas
T150, T165, 200S media permukaan (3) Screen Frame
mengkilat seperti plastik,
vynil, gelas, mika, kaca
Frame yang baik akan berpengaruh terhadap
aluminium, stiker kekencangan (tension) yang merata pada
screen sehingga pori-pori screen menjadi
T48 juga disebut T12 karena memiliki gauze presisi dan konsisten. Secara umum ada tiga
(tebal tinta yang tersaring) 12 micron, T54 jenis frame yaitu frame kayu, frame aluminium,
gauze-nya 14 micron maka juga disebut T14, dan retension frame. Dalam khasanah industri
T61 gauze-nya 16 micron maka juga disebut grafika, frame aluminium paling lazim (standar)
T16. digunakan, karena memiliki tingkat presisi
tinggi dan harganya relatif terjangkau.

4. Afdruk (Exposure)
Proses afdruk (exposure) merupakan tahapan
paling menentukan kualitas hasil screen
printing secara keseluruhan. Pada tahap
inilah klise yang berupa penyaring (screen)
yang berfungsi sebagai media penggandaan
(editional) dibuat. Prinsip dasar proses
afdruk (exposure) adalah penggunaan bahan
emulsi peka cahaya untuk menutup pori-pori
screen, penutup dengan film transparan, dan
Gambar 4 menyinarinya agar menghasilkan bayangan
screen mesh (Raharjo, 2012) citra pada screen persis seperti citra film.

Vol.IX No. 1 - Januari 2015 111


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

Setelah diproses, disiram dan disemprot air


secara lembut, bagian-bagian yang tertutup
bayangan film (tidak terekspos sinar) akan
luntur membuka pori-pori screen dari emulsi
yang menutupinya.
Secara garis besar, proses pengelolaan
exposure dimulai dari penggunaan screen baru Gambar 5
Proses pengelolaan (kiri) dan skema (kanan)
dengan memastikan bahwa screen tersebut
screen exposure (Raharjo, 2012)
benar-benar dalam keadaan kering dan bersih
dari segala noda, debu, maupun minyak yang
menempel. Selanjutnya screen diolesi (coating) 5. Rakel (Squeegee)
dengan emulsi peka cahaya untuk menutup Orang Indonesia lebih terbiasa dengan sebutan
lubang pori-porinya lalu dikeringkan ditempat rakel (Bahasa Jerman yang telah diserap
gelap (tidak terekspos cahaya). Proses ini menjadi Bahasa Indonesia) daripada squeegee
dapat dibantu dengan peralatan pengering (Amerika). Rakel (squeegee) adalah karet
seperti hairdryer atau alat khusus kabinet penyaput yang digunakan untuk menekan dan
pengering screen untuk mempermudah dan menarik tinta agar tersaring mengenai media
mempercepat prosesnya. Setelah screen yang dicetak pada proses penintaan screen
yang diolesi emulsi dalam keadaan kering printing. Jenis rakel dikenal dari fungsinya,
selanjutnya dilakukan proses pengembangan yaitu squeegee durometer dan squeegee
citra dari film (developing) dengan cara profile. Squeegee durometer adalah jenis
diekspos cahaya. Proses exposure paling rakel berdasar tingkat kekerasannya. Semakin
bagus sebenarnya adalah menngunakan keras durometer rakel yang digunakan semakin
cahaya terik matahari, namun kadang-kadang sedikit volume tinta yang tersaring, semakin
kondisi demikian sangat sulit didapatkan dan lunak durometer rakel yang digunakan semakin
tidak dapat dipastikan keberadaannya. Sebagai banyak volume tinta yang tersaring. Jenis
penggatinya dapat digunakan cahaya lampu squeegee profile ditentukan berdasarkan
metalhalide yang terinstalasi pada peralatan profil ujungnya. Ujung rakel lancip digunakan
khusus, tersedia pada toko-toko penyedia untuk menghasilkan cetakan dengan volume
bahan dan peralatan screen printing (Screen tinta yang tersaring tipis, sedangkan ujung
printing Supplier), atau dapat direkayasa rakel tumpul digunakan untuk menghasilkan
sendiri menggunakan lampu neon biasa cetakan tebal. Ujung rakel tumpul cenderung
dengan kekuatan tertentu. Setelah terekspose menghasilkan cetakan kurang tajam.
selanjutnya screen dicelupkan dan disemprot
air secara lembut dan merata maka akan
terjadi proses developing (pori-pori screen akan
terbuka seperti citra bayangan film). Screen
siap dicetak setelah dalam keadaan kering.

Gambar 6
Jenis rakel berdasar durometer (kiri)
dan jenis rakel berdasar profil ujungnya
(Raharjo dalam Supatmo, 2013)

112 Vol. IX No. 2 - Juli 2015


Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital Supatmo

6. Tinta besar selain digunakan peralatan-peralatan


Jenis-jenis tinta screen printing untuk aplikasi manual juga digunakan peralatan meja cetak
pada permukaan berbahan dasar tekstil (carousel) yang terinstalasi secara mekanik
(kain), pada prinsipnya dapat dikelompokkan elektrik (otomatis). Saat ini, perusaan screen
menjadi 4, yaitu tinta water base, tinta plastisol, printing untuk apparel decoration terbesar
tinta silicon, dan tinta solvent. Tinta water adalah Ningbo (Shen Zhou Group) di China,
base sangat mudah diaplikasikan, mudah yang memiliki 40 meja cetak automatic
dibersihkan dari screen, dan tidak diperlukan carousel dan memiliki instalasi meja panjang
alat untuk proses pengeringannya. Tinta seluas dua kali lapangan bola.
plastisol sangat lembut, melekat kuat, dan
tidak mudah kering pada screen, sangat cocok Screen Printing dalam Industri Apparel
diaplikasikan untuk cetakan raster lembut, Decoration
namun proses pengeringannya memerlukan
peralatan khusus. Tinta silicon dikenal dengan Salah satu peluang yang masih terbuka lebar
karakter antiselip (tidak mudah bumpet) dan menggairahkan dalam industri kreatif
karena kelicinannya. Tinta ini sangat tepat saat ini adalah hiasan pakaian jadi (apparel
diaplikasikan pada bahan polyester. Tinta decoration). Kebutuhan berbusana bukan
solvent berkarakter kuat dan menutup karena sekadar demi menutup bagian tubuh tertentu
berbasis M3 (bahan pencair yang beraroma tetapi selalu berkembang sesuai fesyen, baik
sangat kuat). Tinta ini paling tepat diaplikasikan dalam segi bahan, bentuk model (mode),
pada permukaan media parasit. maupun hiasan (dekorasinya). Dekorasi
menjadi salah satu alasan dipilihannya sebuah
7. Peralatan Penunjang (Equipment) pakaian. Berbagai jenis pakaian seperti
Kebutuhan peralatan penunjang screen kemeja, gaun, celana, kain wanita, kebaya,
printing bergantung pada skala industri yang jaket, sarung, hingga kaos oblong, hampir tidak
dikembangkan. Dalam hal ini kebutuhan terlepas dari hiasan (dekorasi). Mendekorasi
dimaksud dapat dikelompokkan dalam 3 skala, pakaian bisa ditempuh dengan berbagai teknik
yaitu skala industri rumahan (home industry), seperti tenun, sulam, bordir, batik, maupun
industri menengah, dan industri besar. Pada printing.
skala industri rumahan dapat digunakan Teknik screen printing dengan berbagai
peralatan penunjang yang sangat sederhana: variannya merupakan salah satu teknik yang
meja cetak, screen, rakel, dan peralatan telah lama digunakan dalam industri apparel
ekspos. Area kerja yang diperlukan juga relatif decoration, bahkan dalam varian tertentu
dapat dipenuhi oleh luasan rumahan biasa. menjadi andalan. Akhir-akhir ini, misalnya,
Kebutuhan investasi untuk memulai usaha ini terjadi industrialisasi pakaian batik mengalami
bisa sangat terjangkau. Pada skala industri perkembangan yang dinamis sebagai dampak
menengah tentu diperlukan area kerja yang diakuinya batik sebagai warisan budaya
lebih luas dan peralatan penunjang yang lebih internasional khas Indonesia oleh UNESCO.
memadai. Peralatan yang lazim digunakan Setelah lama hampir dilupakan masyarakat
untuk industri screen printing skala ini adalah pendukungnya, kini pakaian batik bahkan
instalasi meja panjang, sesuai dengan luasan menjadi tren identitas di berbagai instansi
area kerja volume pesanan yang harus daerah tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan
dikerjakan. Pada industri screen printing skala tersebut muncullah industri “batik” printing.

Vol. IX No. 2 - Juli 2015 113


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

Batik printing merupakan istilah bagi para Pada perjalanan perkembangan


pelaku industri apparel decoration untuk industri grafika, screen printing paling dominan
menyebut hiasan (dekorasi) motif-motif batik diaplikasikan pada permukaan kain (garment)
pada kain yang dibuat dengan aplikasi teknik sebagai hiasan pakaian (apparel decoration)
screen printing. Kain batik yang semestinya maupun untuk kepentingan lainnya. Hal ini
pembuatan motif-motifnya dicapai dengan disebabkan secara teknis printing permukaan
teknik canting menggunakan lilin (malam) kain tidak dapat dicapai dengan teknik cetak
sebagai perintang dalam proses penyelupan offset seperti mencetak permukaan berbahan
warnanya, namun direduksi dengan screen dasar kertas. Eksistensi dan perkembangan
printing. Walaupun sebagian kalangan industri grafika screen printing berbanding
keberatan menyebut (menglasifikasikan) lurus dengan perkembangan industri apparel
apparel decoration jenis ini sebagai batik decoration.
dan menggunakan sebutan “tekstil bermotif
batik”, namun faktanya masyarakat (awam)
banyak tertarik dengan kain “batik” yang
demikian karena harganya yang jauh lebih
terjangkau dibanding dengan kain batik yang
sesungguhnya. Terlepas dari pro-kontra
tentang industrialisasi “batik” printing di
kalangan pecinta dan pengusaha batik saat ini,
screen printing berperan besar dalam industri
apparel decoration jenis ini.
Screen printing juga menjadi andalan
dalam industri dekorasi (grafis) kaos (T-shirt).
Sebagian besar dekorasi kaos dicapai dengan Gambar 7
apparel decoration pada T-shirt,
teknik dasar screen printing, mulai teknik
dikerjakan dengan screen printing
yang sederhana hingga teknik yang rumit. (https://konveksiindonesia99.wordpress.com/tag/jenis-
Perkembangan bahan, alat, dan teknik yang sablon/)
digunakan dalam screen printing saat ini
memungkinkan capaian hasil citra (image) Screen Printing versus Direct to Garment
halftone dengan kualitas prima, baik kalibrasi (DtG) Printer
warna maupun detilnya, sesuai kreasi Sekurang-kurangnya dekade terakhir
desain. Hasil-hasil mutakhir capaian teknik ini, industri grafika ditandai dengan muncul dan
screen printing pada T-shirt sangat banyak berkembangnya piranti pencetak digital (digital
diperjualbelikan di pasaran dengan harga printer). Teknologi digital telah diaplikasikan
sangat terjangkau. Pada berbagai objek wisata, pada berbagai bidang untuk memenuhi
T-shirt dengan dekorasi (grafis) khas objek kebutuhan peradaban manusia. Era digital
wisata tersebut juga menjadi cindera mata telah datang, termasuk dalam bidang industri
andalan. Di beberapa daerah, bahkan T-shirt grafika. Berbagai variasi jenis, tipe, merek,
dengan desain grafisnya berhasil menjadi salah dan ukuran mesin pencetak digital, baik
satu ikon yang fenomenal, seperti Yogyakarta untuk skala kebutuhan personal-perkantoran
dengan kaos Dagadu dan Bali dengan kaos maupun untuk skala industri telah diproduksi
Jogger. dan dipasarkan. Digital printer, dalam tataran

114 Vol. IX No. 2 - Juli 2015


Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital Supatmo

tertentu, menjadikan persoalan cetak-mencetak Dibandingkan screen printing, DtG


menjadi sangat instan, tidak perlu melalui printer tentu memiliki kelemahan-kelemahan
proses dan waktu panjang, dapat dilakukan selain keunggulan-keunggulan tersebut.
secara seketika. Kualitas cetak digital juga Karakteristik DtG printer tidak cocok untuk
semakin bagus, sekualitas dengan hasil produksi massal, karena keterbatasan
cetakan dengan teknik-teknik konvensional. kecepatan unjuk kerja dan secara keekonomian
Keunggulan screen printing untuk tidak menguntungkan bila dibanding dengan
mencetak permukaan kain (garmen) dalam screen printing. Kelemahan lain adalah tidak
industri apparel decoration pada tataran semua jenis kain cocok dengan cetakan DtG
tertentu mulai tertandingi oleh kemampuan printer (bergantung jenis dan tipe). Mahalnya
piranti pencetak digital (digitar printer) perawatan (penggantian suku cadang) juga
berjenis Direct to Garment (DtG). DtG printer menjadi salah satu kelemahan (http://dtg-
merupakan teknologi pencetak digital terbaru shop.com/artikel/kelebihan-dan-kelemahan-
yang menggabungkan teknologi head printer pengunaan-printer-kaos-dtg/).
dan tinta khusus untuk permukaan tekstil.
DtG printer mempu mencetak gambar apa
Penutup
saja, baik gambar berbasis vektor maupun
foto pada permukaan kain (tekstil) berbahan Industri grafika terus berkembang memenuhi
katun (cotton), combed, polyester, satin, atau tuntutan kebutuhan masyarakat. Seiring
sejenisnya dengan resolusi tinggi. Penggunaan kemajuan teknologi, saat ini telah dikembangkan
DtG printer bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan piranti pencetak digital (digital printer) yang
Menengah (UMKM) bidang grafika, khususnya telah dimanfaatkan oleh para pelaku industri
apparel decoration, memungkinkan penyediaan grafika. Teknologi digital telah ikut mewarnai
layanan pesanan sesuai permintaan (order dinamika industri grafika terutama terkait
on demand) tanpa batasan jumlah warna dengan teknik produksi. Salah satu teknik dalam
dan kuota pesanan. Hal ini berbeda dengan industri grafika konvensional yang memperoleh
penggunaan screen printing yang pada tantangan (saingan) oleh digital printer adalah
umumnya membatasi warna (maksimum 4) teknik cetak saring (screen printing). Screen
dan kuota pesanan minimal. printing yang telah lama digunakan secara
Cetak digital dengan DtG printer dominan pada industri menghias pakaian jadi
mampu mengatasi kendala waktu, jumlah (apparel decoration), kini beberapa kebutuhan
warna, dan kuota pesanan, bahkan pesanan tersebut dipenuhi dengan digital printer
dengan kuota sangat terbatas (satu) pun dapat berjenis Direct to Garment (DtG). DtG printer
dilayani. DtG printer sangat tepat melayani memiliki kemampuan mencetak langsung pada
kebutuhan cetakan apparel decoration dengan permukaan kain dengan berbagai varian yang
desain sesuai selera pelanggan secara sebelumnya hal tersebut dikerjakan dengan
personal, unik, dan satu-satunya (customized). screen printing.
Hasil cetak lembut merata, dan tajam. Fitur Dibanding dengan screen printing,
resolusi tinggi yang dimiliki DtG printer DtG printer memiliki kelebihan kepraktisan.
memungkinkan mencetak citra halftone Dalam prosesnya, screen printing harus
dengan hasil sempurna. Apabila diset secara melalui tahapan design (computer) to film, film
tepat, distorsi warna pada hasil cetakan dapat to screen, screen to garment; sedangkan DtG
diminimalkan, bahkan dihilangkan. printer bisa langsung computer to garment.

Vol. IX No. 2 - Juli 2015 115


Supatmo Screen Printing dalam Industri Grafika Era Digital

Beberapa tahapan proses screen printing


Daftar Pustaka
dipangkas oleh DtG printer. Kondisi demikian
sangat cocok untuk melayani pesanan dengan Raharjo, B. 2012. Majalah Printex, Apparel
jumlah yang sangat terbatas bahkan bersifat Decoration Magazine, edisi 03, Maret-
satuan (customized), tidak terbatas jumlah April 2012.
warna, dan waktu yang singkat. Raharjo, B. 2012. Majalah Printex, Apparel
Selain beberapa kelebihan, DtG printer Decoration Magazine, edisi 04, Mei-Juni
juga memiliki kekurangan atau keterbatasan. 2012.
Keterbatasan paling signifikan, karakteristik Siswanto, P. 2003. Teknik Sablon Masa Kini.
DtG printer kurang cocok untuk produksi Yogyakarta: Absolut.
massal (mass prooduct), padahal produksi Supatmo. 2004. Bahan Ajar Tertulis (BAT) Seni
massal sangat dibutuhkan dalam industri. Grafis 2 (Screen printing). Naskah tidak
Dalam hal produksi massal, harga satuan diterbitkan. Jurusan Seni Rupa FBS
cetakan DtG printer jauh lebih mahal daripada Unnes.
harga satuan cetakan screen printing. Secara Tim Leksikon Grafika. 1985. Leksikon Grafika.
umum, harga satuan cetakan screen printing Jakarta: Pusat Grafika Indonesia.
berlaku norma semakin banyak volume cetakan https://www.pinterest.com/since78/the-finest-
semakin rendah harga satuannya, sedangkan of-artists-andy-warhol/
DtG printer penurunan harga satuannya tidak http://galleryhip.com/uncle-sam-i-want-you.
signifikan. html
Dalam khazanah industri grafika, http://blogguaonline. blogspot. com/2010/06/
antara teknik screen printing dan teknik dengan sejarah-screen-printing.html
teknologi digital (DtG printer), dengan demikian http://dtg-shop.com/artikel/kelebihan-dan-
tidak bisa dihadap-hadapkan satu dengan yang kelemahan-pengunaan-printer-kaos-dtg/
lainnya. Di antara keduanya memiliki kelebihan https://konveksiindonesia99.wordpress.com/
dan kelemahan masing-masing, keduanya tag/jenis-sablon/)
memiliki peran dan segmentasi yang berbeda.
Pada skala tertentu kehadiran DtG printer
bukanlah ancaman apalagi mengganti peran
screen printing. Peran screen printing dalam
industri grafika di era digital sekarang ini tidak
(belum) tergantikan oleh piranti digital DtG
printer, namun akan sangat baik para pelaku
industri grafika, khususnya bidang apparel
decoration, bisa memanfaatkan kelebihan-
kelebihan keduanya atau menggabungkan
untuk saling melengkapi.

116 Vol. IX No. 2 - Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai