Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT)
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah “Pembelajaran Kejuruan”

Disusun Oleh :
Hanifah Nur Azizah (18513241042)
Jesieka Salwa Ulayya (18513241035)

PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Pembelajaran Kejuruan.
Penulis menyadari sekali didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian. Untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah berikutnya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa.
Pendidikan memiliki tujuan untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan
kecerdasan manusia sehingga mampu menghadapi perubahan yang terjadi
sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu, “Pendidikan membuat watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Demi terwujud
pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan, dibutuhkan adanya peran guru dalam menciptakan suasana kelas yang
kondusif dan menyenangkan selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena proses
belajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan peran aktif antara pendidik dan
peserta didik maka dari itu dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang mampu
memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi dan mampu memudahkan
peserta didik dalam menerima dan memahami materi yang diberikan sehingga prestasi
peserta didik dapat meningkat. Salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). TGT mendorong
siswa untuk aktif mengkontruksi pengetahuannya, menerapkan dan mempunyai
keberanian untuk menyampaikan idenya, belajar memecahkan masalah, dan
mendiskusikan masalah pelajaran. Selain itu waktu kegiatan pembelajaran lebih
singkat dan keaktifan siswa lebih optimal karena dalam TGT proses pembelajaran
bervariasi.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) ?
2. Apa pendekatan yang digunakan dalam model pembelajaran TGT?
3. Apa saja karakteristik model pembelajaran TGT?
4. Apa pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran TGT?
5. Bagaimana kelebihan dan kelemahan model pembelajaran TGT?
6. Bagaimana evaluasi yang digunakan dalam model pembelajaran TGT?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan konsep dasar model pembelajaran TGT.
2. Mengetahui pendekatan yang digunakan dalam model pembelajaran TGT.
3. Mengetahui karakteristik dalam model pembelajaran TGT.
4. Mengetahui pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran TGT.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran TGT.
6. Mengetahui alat dan cara evaluasi dalam penggunaan model pembelajaran TGT.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe
atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Slavin(2015:163)
memberi pengertian bahwa TGT adalah turnamen akademik yang menggunakan
sarana kuis untuk mengakumulasi nilai dalam perkembangan siswa. Dan siswa
dituntut untuk bersaing sebagai salah satu wakil grup dengan wakil grup lainnya.
Untuk mengatasi ketimpangan maka siswa yang bertanding diharapkan memiliki
level akademik yang setara. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT)
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
B. Pendekatan dalam model pembelajaran TGT
Pendekatan yang digunakan dalam Teams games tournament adalah pendekatan
secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam
pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif
dalam pembelajaran. Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari
segi.
1. Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil
Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu;
a. member kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara rasional,
b. mengembangkan sikap social dan semangat bergotong royong
c. mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap
kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan
d. mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut
(Dimyati dan Mundjiono, 2006).
2. Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam
pembelajaran  diharapkan;
a. anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok,
b. siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab,
c. setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong
timbulnya semangat tim, dan
d. kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak (Dimyati dan Mundjiono,
2006).
3. Guru dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu;
a. pembentukan kelompok
b. perencanaan tugas kelompok,
c. pelaksanaan, dan
d. evalusi hasil belajar kelompok.
C. Karakteristik model pembelajaran TGT
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi
yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini , siswa harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru, karena akan
membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game
karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
4. Turnamen
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan
terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir minggu atau pada
setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah
mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Turnamen atau lomba pertama
guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga
peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik
selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Penghargaan kelompok
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan
kelompok yang menang, masing-masing tim atau kelompok akan mendapat
sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Tim atau kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata
skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good
Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para
peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.
Ditinjau dari kompetensi yang dapat dikembangkan dalam Model Pembelajaran
TGT yaitu sebagai berikut.
1. Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam aspek kognitif, dengan
menggunakan TGT pengetahuan siswa mengenai materi pelajaran akan lebih
mendalam karena dalam TGT ada unsur tutor sebaya.
2. Pemahaman (understanding) yaitu menyangkut kognitif dan afektif yang dimiliki
oleh individu. Di samping memahami materi pelajaran dengan TGT siswa juga
dilatih untuk memahami perasaan orang lain.
3. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kompetensi ini dapat dengan
mudah diperoleh siswa, karena dalam TGT dapat mengembangkan banyak
kompetensi diantaranya membuat pertanyaan dan menjelaskan kepada siswa lain.
4. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis
telah menyatu dalam diri seseorang. Kompetensi ini pada TGT terkandung dalam
kejujuran dalam merahasiakan soal masing-masing individu, keterbukaan dalam
memberikan penjelasan kepada teman lain dan demokrasinya terlihat ketika
berdiskusi untuk menyatukan pendapat yang berbeda.
5. Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang akan datang dari luar. Kompetensi sikap
diperoleh siswa karena dalam TGT siswa belajar dengan kelompok masing-
masing tanpa ada tekanan dari guru, sehingga siswa merasa senang dan santai.
6. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Adanya turnamen dalam TGT meningkatkan minat belajar siswa untuk
mempelajari materi pelajaran.
D. Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments
Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Karena siswa dapat belajar lebih
rileks, serta dapat menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar. Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games
Tournaments ) juga dapat menambah wawasan tentang berbagai model pembelajaran
serta dapat meningkatkan kompetensi guru.
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Team Game Tournament (TGT)
Robert E. Slavin dalam Pipin Marfia Susainti (2016) secara implisit mengungkapkan
kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
1. Kelebihan model pembelajaran TGT
a. Para siswa dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang
secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial mereka.
b. Meningkatkan persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung
dari kerja bukan keberuntungan.
c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa teteapi tidak untuk rasa
harga diri akademik mereka.
d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal
dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit).
e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama tetapi menggunakan
waktu yang lebih banyak.
f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja dengan
gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain
2. Kelemahan model pembelajaran TGT
a. Sulitnya mengelompokkan siswa yang mempunyai kemampuan akademis
yang beragam. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak
sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok.
b. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi kurang
terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Kelemahan
ini dapat dilakukan dengan membimbing siswa yang mempunyai
kemampuan akademis tinggi tersebut agar dapat dan mampu menularkan
pengetahuannya kepada siswa yang lain
F. Langkah-langkah Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) 
1. Guru menyiapkan: kartu soal, lembar kerja siswa, dan alat/bahan.
2. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya lima/enam
siswa).
3. Guru mengarahkan aturan permainannya.
4. Langkah-langkah
a. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suka. 
b. Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim
mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut.
c. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat
saling membantu. 
5. Skenario
Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang
I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada.
Kelompok pembaca, bertugas: (1) ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada
lembar permainan, (2) baca pertanyaan keraskeras, dan (3) beri jawaban.
Kelompok penantang kesatu bertugas: Menyetujui pembaca atau memberi
jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok peantang kedua: (1) Menyetujui
pembaca atau emberi jawaban yang berbeda, dan (2) Cek lembar jawaban.
Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran. (Trianto, 2010)
6. Sistem perhitungan poin turnamen
Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu mereka sendiri, dan
poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui
prestasi yang dilaluinya sendiri. Poin tiap anggota tim ini dijumlahkan untuk
mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi
sertifikat atau ganjaran (award) yang lain.

G. Alat evaluasi dalam model pembelajaran TGT


Data penelitian yang digunakan adalah data yang diperoleh secara langsung
dari subyek penelitiannya. Sedangkan jenisnya data ini menggunakan data kualitatif
dan kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi:
perubahan pada kinerja guru, hasil belajar siswa, perubahan kinerja siswa, dan
perubahan suasana kelas. Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah:
(1) Data kualitatif untuk observasi guru dan siswa; (2) data observasi guru dan siswa
ini digunakan mengamati proses aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dengan menggunakan lembar observasi; (2) data kuantitatif untuk
nilai tes. Data nilai tes yang diperoleh untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mentelesaikan soal-soal tentang penjumlahan dan pengurangan.
Tes ini diberikan kepada siswa secara individu dan kelompok dalam soal tes
evaluasi yang nantinya akan digunakan sebagai data hasil tes evaluasi.
Instrumen penelitian yang dapat digunakan adalah lembar observasi aktivitas
guru. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui data aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran tematik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT); Lembar observasi aktivitas siswa. Instrumen ini
digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
tematik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT); perangkat Tes. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang
hasil belajar siswa ditinjau dari peningkatan hasil belajar siswa. Tes ini digunakan
untuk menilai dan mengukur peningkatan hasil belajar dan penguasaan materi setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT)Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengolahan
data hasil observasi yaitu observasi keterlaksanaan pembelajaran pada umumnya
dicari frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif yang ada pada setiap soal.
Pengolahan data hasil tes yang digunakan dalam penelitian adalah nilai rata-
rata kelas digunakan untuk memperoleh nilai rata-rata kelas, peneliti menjumlahkan
nilai yang diperoleh seluruh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada
di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata nilai tes formatif kelas; penilaian
ketuntasanbelajar digunakan untuk menghitung presentase ketuntasan belajar; analisis
data hasil catatan lapangan didapat dari hasil mencatat kendala yang ditemui selama
proses pembelajaran. Catatan lapangan dianalisis dengan memperhatikan kelancaran
kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan, kemudian memperhatikan kendala-
kendala yang berhasil diatasi dan kendala yang belum teratasi. Indikator keberhasilan
kenelitian dikatakan berhasil jika ketercapaian tujuan kinerja siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT):
a. kegiatan pembelajaran aktivitas guru mencapai keberhasilan apabila keberhasilan
mencapai lebih atau sama dengan 80%;
b. dalam kegiatan pembelajaran aktivitas siswa mencapai keberhasilan apabila
keberhasilan mencapai lebih atau sama dengan 80%;
c. penelitian dapat dikatakan berhasil apabila pembelajaran di kelas tersebut telah
mencapai ketuntasan belajar klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila presentase
ketuntasan siswa mencapai lebih atau sama 80% dari jumlah siswa telah
memperoleh nilai minimal 75 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan oleh
guru kelas;
d. kendala yang terjadi selama proses pembelajaran yang terangkum dalam catatan
lapangan dapat diatasi, maka penelitian ini dikatakan berhasil.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Pendekatan yang digunakan dalam Teams games tournament adalah pendekatan
secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam
pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam
pembelajaran.
Karakteristik model pembelajaran TGT: 1) Penyajian Kelas; 2) Kelompok; 3) Game;
4) Turnamen; dan 5) Penghargaan kelompok.
Dengan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournaments ) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Karena siswa dapat belajar lebih rileks,
serta dapat menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar. Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian model pembelajaran
Teams Games Tournaments (TGT) dalah tes. Pengolahan data hasil tes yang digunakan
dalam penelitian adalah nilai rata-rata kelas digunakan untuk memperoleh nilai rata-rata
kelas.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat memacu tenaga pendidik untuk lebih
kreatif dan inovatif dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) serta menjadikan motivasi belajar siswa meningkat sehingga
dapat meningkat pula hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Chrirzt, Heny. 2011. http://heny-christz.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-
kooperatif-tipe-tgt.html

---, 2020. https://karyatulisku.com/model-pembelajaran-tgt/

Juju, Amin. 2014. http://jumajuma27.blogspot.com/2014/04/teams-games-


tournament-tgt.html

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjA
1ZbB-cHsAhVMeH0KHRHqBy4QFjAHegQICxAC&url=http%3A%2F
%2Fsc.syekhnurjati.ac.id%2Fesscamp%2Frisetmhs
%2FBAB21414112082.pdf&usg=AOvVaw0M0hKLPNzTuXbAN3Kiz_65

Anjar. 2015. Pengertian, Langkah-Langkah dan kelebihan serta kekurangan Model


Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). www.wawasanpendidikan.com
(diakses pada Selasa 20 Oktober 2020 pukul 18:00 WIB)

Galih Wijayanto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Teams


Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas 3 SDN Jajartunggal III Surabaya.
media.netiti.com

Anda mungkin juga menyukai