Anda di halaman 1dari 5

PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(2), 153-157 ISSN 2086-9363

Pemahaman siswa SMA tentang keanekaragaman genetik


berdasarkan eksperimen DNA mitokondria Cuora
amboinensis Sumatera

Yulinda Fitriani*, Aceng Ruyani, Bhakti Karyadi


Pascasarjana Pendidikan IPA FKIP Universitas Bengkulu, Bengkulu
*Email: yulindayuwan@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, salah satunya adalah Coura amboinensis yang
terletak di Aceh, Bengkulu dan Enggano. Penelitian ini bertujuan untuk merancang media pembelajaran
audio visual yang dikembangkan dari hubungan kekerabatan Coura amboinensis dari Aceh, Bengkulu,
Enggano menggunakan DNA mitokondria untuk digunakan sebagai referensi ketika mengisi Lembar
Diskusi Siswa untuk mengukur kemampuan siswa kelas 10 Madrasah Aliyah Ja -alhaq Bengkulu untuk
materi keragaman genetik. Tipe Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dianalisis
pengembangannya. Hasil penelitian menunjukkan desain media dengan merakit kegiatan eksperimen
DNA Cuora amboinensis menjadi video pembelajaran melalui tahapan analisis kurikulum, validasi ahli
membentuk media audio visual yang mampu menarik perhatian siswa saat pembelajaran karena video
terdiri dari video pengantar berasal dari youtube, isi dari seri dan penutup proses eksperimental. Hasil
penelitian media ini menyimpulkan bahwa penggunaan media pengajaran audio visual berhasil membuat
siswa mudah memahami materi keragaman genetik.

Kata kunci: Pemahaman siswa; keanekaragaman genetik; eksperimen DNA; Cuora amboinensis.

PENDAHULUAN materi tentang Keanekaragaman Hayati, sehinga


informasi tentang keanekaragaman genetic kura-
Indonesia terletak di daerah tropik kura batok (Cuora amboinensis) dapat dijadikan
sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang media ajar dalam proses pembelajaran di kelas,
tinggi, tingginya keanekaragaman di Indonesia karena hal tersebut berhubungan langsung
terlihat dari berbagai macam mahluk hidup baik dengan media ajar keanekaragaman Hayati dan
flora maupun fauna. Iverson (1992) Genetik yang terdapat pada kurikulum Sekolah
menyebutkan bahwa penyebaran spesies ini di pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Indonesia cukup luas seperti Pulau Sumatra, Berdasarkan pengalaman peneliti yang mengajar
Jawa, Kalimantan. mata pelajaran Biologi, bahwa mata pelajaran
Makhluk hidup memiliki ciri dan tempat Biologi khusunya materi yang berhubungan
hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dengan genetik relatif sulit di pahami siswa,
dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. karena materi ini objek-objeknya mikroskopik
Perbedaan makhluk hidup secara alami diperoleh dan diluar pengalaman sisswa sehari-hari
berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat sehingga terasa abstrak bagi siswa. Siswa akan
hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jauh lebih mudah memahami jika materi yang
jenis makanannya. Faktor yang menyebabkan diajarkan dalam bentuk yang kongkrit. Untuk itu
perbedaan adalah keanekaragaman. sangat diperlukan inovasi dalam pembelajaran
Keanekaragaman disebabkan oleh dua faktor salah satunya melalui pengembangan media ajar
yaitu genetik dan lingkungan. dari hasil penilitian.
Keanekaragaman kura-kura secara
morfologi maupun secara genetik merupakan Inovasi pembelajaran yang dipilih
sumber belajar bagi siswa Sekolah Menengah mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan
Atas. Pembelajaran Biologi di SMA memuat teknologi khususnya teknologi informasi

Website: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 153


PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(2), 153-157 ISSN 2086-9363

sehingga strategi pembelajaran dapat disusun sederhana, membangun kemampuan dasar,


untuk mencapai tujuan pembelajaran, membuat menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih
proses pembelajaran lebih menarik dan lanjut, mengatur strategi dan taktik akan
diharapkan lebih mudah di pahami siswa dianalisis dengan rumus berikut.
khususnya pada materi keanekaragaman genetik Persentase nilai
yang begitu abstrak bagi siswa menjadi lebih
Dengan kriteria
kongkrit. Tahap operasi kongkret dapat ditandai
80%< x ≤100% : sangat paham
dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-
60%< x ≤80% : Paham
apa yang kelihatan nyata (Math, 2017).
40%< x ≤60% : cukup paham
Bentuk media teknologi informasi yang
20%< x ≤40% : kurang paham
dapat digunakan yaitu berupa audio visual yang
X ≤ 20% :tidak paham
menggabungkan dua jenis media langsung yaitu
(Widoyoko, 2016)
audio (mendengar) dan visual (melihat) sehingga
siswa dapat melihat objek secara normal.
Nilai yang diperoleh dikelompokkan
Hasil penelitian yang didapatkan
secara klasikal untuk nilai siswa dari tiap dimensi
diimplementasikan dalam media audio visual,
dan akan disimpulkan berdasarkan kriteria
dan diharapkan dapat memberikan informasi
tersebut.
tentang perbedaan dan hubungan kedekatan
kekerabatan C.amboinensis, pada 3 daerah
HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut dan dapat menjadi usaha konservasi
awal terhadap kura-kura yang terdapat di
Media audio visual yang berupa video ini
Sumatera khususnya Aceh, Bengkulu, dan Pulau
berdurasi 7 menit 30 detik terdiri atas
Enggano.
penayangan video dengan ringkasan isi.
pembuka, isi dan penutup. Pembuka video ini
METODE PENELITIAN
menceritakan tentang keanekaragaman Hayati
Indonesia baik keanekaragaman hayati flora
Penelitian diawali dengan melakukan
maupun fauna yang berada di darat dan di air.
analisis materi pembelajaran sains berdasarkan
Video pembuka ini mengadopsi dari video yang
kurikulum tiga belas (K-13), dilanjutkan dengan
ada di youtube disesuaikan (diedit) baik gambar
penyusunan konsep, penentuan gambar/animasi,
maupun suara yang digunakan agar tidak selaras
penentuan efek suara sehingga sampai terbentuk
dengan video yang di buat dari proses
menjadi audio visual. Media audio visual
eksperimen DNA.
sebelum di uji cobakan diawali dengan validasi
Bagian isi menjelaskan terlebih dahulu
yang dilakukan oleh beberapa tim ahli yaitu ahli
tentang Keanekaragaman Hayati sesuai pada
media, ahli teknologi, ahli isi dan ahli
tingkatannya. Keanekaragaman tingkat
pembelajaran. Analisa data uji validasi ahli
ekosistem dan contohnya Keanekaragaman
menggunakan Intracorelation class coefisien
ekosistem darat dan perairan, Keanekaragaman
(ICC) dimaksudkan untuk membandingkan
Spesies beserta contohnya. Keanekaragaman
kekonsistenan dari beberapa penilai.
pada spesies Flora dan fauna dan
Menurut Winarni (2012) validasi
keanekaragaman tingkat gen beserta contoh dari
dilakukan untuk mendapatkan pertimbangan
beberapa flora dan fauna. Bagian ini tidak hanya
judgement berdasarkan pertimbangan dan
menampilkan konsep awal materi
analisis panelis. Validasi ini bertujuan untuk
keanekaragaman, dilengkapi juga dengan gambar
memperoleh pengakuan atau pengesahan atas
yang dibuat menggunakan power point dengan
layak atau tidaknya video pembelajaran yang
animasi dan suara baik berupa penjelasan
telah dibuat agar dapat digunakan sebagai media
maupun musik. Materi Kenekaragaman Gen
belajar.
yang ditampilkan mengantarkan ke video proses
Pemahaman siswa terhadap media audio
bagaimana langkah mengetahui keanekaragaman
visual yang dibuat diukur melalui lembar diskusi
DNA.
siswa. Lembar diskusi siswa yang terdiri dari 5
dimensi pemahaman : memberikan penjelasan

Website: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 154


PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(2), 153-157 ISSN 2086-9363

Penayangan proses analisis


keanekaragaman DNA ini di mulai dari
pengambilan darah Coura amboinensis Aceh,
Enggano, dan Bengkulu dilanjutkan dengan
langkah-langkah untuk mendapatkan DNA murni
atau dikenal dengan istilah isolasi DNA. Hasil
proses ini dilanjutkan dengan langkah-langkah
menuju proses PCR yang menggunakan mesin
Termal cycle, ini merupakan langkah amplifikasi
DNA dilanjutkan dengan video pembuatan gel
utnuk elektroforesis. Hasil elektroforesis akan
diterjemahkan oleh mesin UV transiluminator.
Bagian penutup berisikan video gambar
hasil UV transiluminator yang akan siap Gambar 1. Komponen media audio visual.
disekuensing, serta ucapan terimakasih pada
semua pihak yang terlibat dalam peneitian. Kemampuan menjelaskan terdapat pada
Lembar diskusi dikerjakan setelah proses butir soal ke dua dan ke empat, pada butir ini
penayangan media video . Soal lembar diskusi siswa diharapkan dapat menalar untuk merangkai
siswa ini mengacu pada dimensi pemahaman suatu alasan dari peristiwa yang merupakan
menurut Anderson (2015) yaitu kemampuan sebab akibat seperti pada soal nomor dua yaitu
menafsirkan, kemampuan menjelaskan, menjelaskan gen menjadi penentu
kemampuan mengklasifikasikan. Kemampuan keanekaragaman hayati dan skor maksimal lima
menyimpulkan. Kemampuan menafsirkan dapat sedangkan dari analisis butir soal ini rata-rata
terlihat jika siswa dapat mengubah informasi dari nilai yang diperoleh telah menunjukkan siswa
satu bentuk ke bentuk yang lain. Pada lembar mampu untuk menjelaskan dengan baik dan soal
diskusi ini siswa diminta untuk menjelaskan nomor empat menjelaskan pengaruh geografi
pengertian dari keanekaragaan hayati berdaskan terhadap keanekaragaman hayati. Pada butir soal
video yang menceritakan tentang ini skor maksimal dan analisis butir soal rata-rata
keanekaragaman yang ada di alam yang kelompok memperoleh nilai lima capaian nilai
ditayangkan sebelum pembelajaran. Pada butir ini mendekati skor maksimal maka dari kedua
soal ini nilai maksimal ada skor sepuluh soal ini rata-rata nilai secara klasikal skor lima
sedangkan dari sebelas kelompok siswa atau 77% siswa bisa menjawab. Azhar (2004)
memperoleh nilai rata-rata klasikal sembilan mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu
pada butir soal ini atau 86% siswa bisa yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran,
menjawab. Jadi pada siswa telah memiliki perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar
kemampuan mengubah suatu informasi dari sehingga dapat mendorong terjadinya proses
bentuk representasi yang satu ke dalam bentuk belajar pada diri pembelajar. Jadi media ajar
representasi yang lain. Pada soal ini informasi telah mendukung kegiatan belajar mengajar
dari bentuk gambar /non-verbal ke dalam bentuk sehingga siswa lebih fokus baik pikiran,
uraian kata-kata atau kalimat/ verbal (Anderson, perasaan, dan perhatian sehinga mampu
2014). Berdasarkan hasil ini telah menunjukkan menjelaskan jawaban dari lembar diskusi yang di
bahwa media video ajar telah berhasil berikan secara langsung siswa telah mampu
merangsang siswa agar lebih mudah memahami menguasai dimensi pemahaman yaitu
materi keanekaragaman genetik khususnya pada menjelaskan.
dimensi menafsirkan. Kemampuan mengklasifikasikan terjadi
ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu contoh
termasuk dalam kategori tertentu (konsep atau
prinsip) sehingga melibatkan proses untuk
mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai
dengan konsep atau prinsip tersebut (Anderson,
2014). Pada butir soal ini siswa memperoleh niai

Website: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 155


PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(2), 153-157 ISSN 2086-9363

lebih kecil dibandingkan pada dimensi lainnya 100 86


77 76
hal ini dikarenakan pada butir 66
mengklasifikasikan dimulai dari contoh tertentu
dan mengharuskan siswa menemukan konsep
atau prinsip dengan mendeteksi ciri-ciri baik dari
contoh atau konsep umum sehingga siswa sedikit 0
kesulitan hal ini terlihat dari hasil yaitu skor a b c d
maksimal tujuh rata-rata klasikal yang diperoleh a=menafsirkan
siswa dengan skor lima atau 66% dari siswa bisa b=menjelaskan
menjawab. Media video merupakan stimulus c=mengklasifikasikan
yang akan membantu pembelajar mempelajari
bahan pelajaran atau media pembelajaran seperti Gambar 2. Grafik Nilai Siswa
suara, visual dan gerakan, hal ini juga dapat
menumbuhkan sikap, perbuatan mengorganisasi Hasil lembar diskusi ini jika
dan memanajemen yang berhubungan dengan dikelompokkan dalam teori Bloom yaitu siswa
penerapan ilmu, (Azhar, 2004). Jadi dapat telah memiliki kemampuan pemahaman dalam
disimpulkan media video juga mendukung siswa menterjemahkan (translation) hal ini ditunjukkan
untuk dapat mengklasifikasikan pada soal dua dan empat mengenai siswa yang
mengorganisasikan materi pelajaran yang telah telah mampu menjelaskan dengan bahasanya
dipelajari sehingga dapat memahami materi sendiri tentang gen yang menjadi penentu
dengan mudah. keanekaragaman dan pengaruh letak geografi
Kemampuan menyimpulkan dapat terhadap keanekaragaman genetik dengan
dilakukan oleh siswa bilamana siswa tersebut persentase rata-rata kelas 77% terkatagori
telah dapat mengabstraksi suatu konsep atau kelompok paham. Kemampuan pemahaman
prinsip. Pada tahap proses menyimpulkan siswa menafsirkan (interpretation) pada soal lembar
harus memiliki bekal kemampuan dalam diskusi terdapat pada butir soal satu dan lima
membandingkan suatu contoh yang satu dengan yaitu siswa telah mampu menafsirkan pengertian
contoh yang lain Proses menyimpulkan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman
melibatkan proses kognitif membandingkan genetik dengan persentase nilai rata-rata kelas
seluruh contoh, berpusat pada penarikan pola 83% terkategori sangat paham, sedangkan pada
informasi yang disuguhkan (Anderson dan tingkat kemampuan pemahaman menunjukkan
Krathwohl, 2014). Pada butir soal ini siswa (extrapolation) tertuang pada soal nomor tiga
membandingkan pengertian dari yaitu mengidentifikasi keanekaragaman gen pada
keanekaragaman hayati pada tingkat gen contoh kelinci dan menentukan langkah-
sedangkan tingkat lainnya keanekaragaman langkahnya dengan persentase yang diperoleh
tingkat spesies dan ekosistem. Pada butir soal ini rata-rata kelas 66% terkategori paham.
skor maksimal tujuh sedangkan rata-rata Berdasarkan pembahasan di atas, dapat
perolehan nilai yang diperoleh siswa secara disimpukan bahwa dalam pemilihan media
klasikal memperoleh nilai dengan skor 6 atau pembelajaran, dapat membantu seorang guru
80% siswa mampu menjawab lembar diskusi dalam menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan
pada soal ini. Media video pembelajaran ini mudah dipahami oleh siswa. Sriyanto (2010)
ternyata dapat meningkatkan dan mengarahkan mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik
perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan yang menyajikan pesan serta merangsang siswa
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung untuk belajar seperti film, buku dan kaset. Selain
antara siswa dan lingkungannya dan itu media pembelajaran dapat membangkitkan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri dengan motivasi dan minat belajar yang baru dalam diri
demikian akan lebih mudah bagi siswa untuk siswa. Salah satu media yang dapat digunakan
menyimpulkan materi pembelajaran, hal ini juga dalam pembelajaran adalah meda audio visual.
akan mempercepat tingkat pemahaman siswa. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih,
Hasil yang diperoleh siswa dapat dilihat pada karena media ini mengandalkan dua indera
grafik berikut: sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera

Website: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 156


PENDIPA Journal of Science Education, 2018: 2(2), 153-157 ISSN 2086-9363

penglihatan. Media diharapkan bisa siswa lebih tertarik perhatian dan kosentrasinya
membangkitkan motivasi dalam belajar dan terhadap pembelajaran sehingga semua dimensi
memperjelas materi yang disampaikan. Adapun pemahaman tercapai dengan nilai yang baik
kelebihan dari media audio visual menurut berarti siswa telah memahami materi
Supriatna (2009) adalah: Tepat untuk keanekaragaman genetik.
menerangkan suatu proses; Dapat menyajikan
suatu teori ataupun praktek dari yang bersifat DAFTAR PUSTAKA
khusus ke umum atau sebaliknya; Lebih realistis
dimana hal-hal yang bersifat abstrak menjadi Anderson, L, W dan Krathwohl, D, R. (2014).
terlihat lebih jelas; Merangsang motivasi peserta Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen.
didik; Menghemat waktu karena dapat di putar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ulang; Dapat mengamati lebih dekat objek yang Anderson, L, W dan Krathwohl, D, R. (2015).
berbahaya dan yang bergerak. Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen.
Hal ini sangat sesuai dengan teori belajar Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peaget yaitu melalui pertukaran ide-ide dengan Azhar, A. (2004). Media Pengajaran. Jakarta :
orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki PT Raja Grafindo Persada.
pandangan subyektif terhadap sesuatu yang Iverson, J. B. (1992). A revised checklist with
diamatinya akan berubah pandangannya menjadi distribution maps of the turtles of the
obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi world (No. C/598.13 I9).
dalam suatu struktur kegiatan mental atau pola Math. (2017). Teori belajar Piaget-teori
tingkah laku (Peaget, 2010 ). Perkembangan Kognitif. Ninamath.
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah Peaget, Bruner, Vygotsky. (2010). Teori-teori
dalam penelitian ini yaitu sulitnya materi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.:
keanekaragaman genetik dipahami oleh siswa Privetely Printed, Richmond
telah teratasi dengan penggunaan media audio Sriyanto.(2010) Pemanfaatan ICT Sebagai Media
visual terlihat dari hasil belajar siswa Pembelajaran.
mendapatkan skor yang memuaskan Supriatna, D . (2009). PengEnalan Media
Pembelajaran. Diklat E-Training
KESIMPULAN PPPPTK TK dan PLB. Pusat
Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Media audio visual dari proses penelitian Kependidikan Taman Kanak dan Luar
DNA Coura amboinensis dikembangkan menjadi Biasa.
media pembelajaran audio visual pada materi Widoyoko, E, P. (2016). Evaluasi Program
Keanekaragaman Hayati khususnya pada tingkat Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
keanekaragaman genetik berisi video pengantar Pelajar.
dari yutube, isi terdiri materi keanekaragaman Winarni, E.W. (2012). Inovasi Dalam
diikuti proses analisis DNA dan penutup hasil Pembelajaran IPA. FKIP UNIB.
dan penelitian sains dan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah mendukung
penelitian. Media pembelajaran telah tervalidasi
dengan nilai yang layak untuk digunakan .
Media audio visual yang digunakan
sebagai pedoman saat siswa mengerjakan
Lembar Diskusi Siswa. Lembar diskusi siswa
terdiri atas indicator pemahaman sehingga dapat
mengukur kemampuan pemahaman siswa
terhadap media audio visual yang ditampilkan.
Hasil perolehan nilai siswa secara klasikal diatas
77% dengan kategori paham. Siswa mampu
menjawab dengan benar lembar diskusi yang di
gunakan berdasarkan media pembelajaran dan

Website: https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa 157

Anda mungkin juga menyukai