APENDISITIS
Preseptor :
Dr. Syafruddin, Sp.B
Presentan :
Rista, S.Ked
Nim :
100610033
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Status : Belum
menikah
Alamat : Desa
Jeumpa Glumpang,
Kecamatan Matang Kuli
Agama : Islam
Nomor RM : 06-35-31
Masuk RS :
Anamnesis
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien datang ke IGD RSUCM
dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah dirasakan ± 1
minggu yang lalu. Nyeri perut
dirasakan pertama kali daerah
Keluhan Utama pusar kemudian menetap di perut
kanan bawah. nyeri perut hilang
: timbul dan memberat ketika
Nyeri perut berjalan. Pasien juga
mengeluhkan demam (+), mual
kanan bawah (+), muntah (+), BAB dan BAK
normal, menstruasi (N). Pasien
juga mengeluhkan timbul bercak
dan bintil bintil coklat kehitaman
pada daerah punggung,
kemudian bintil bintil ini tumbuh
dikedua tangan, perut, kedua
kaki, leher, dada, dan juga
kewajah, tidak terasa gatal, dan
hal ini telah dialami oleh pasien
lebih kurang sejak usia 3 tahun,
Riwayat Terdahulu :
Hipertensi (-), DM disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
serupa.
Pemeriksaan Fisik
Status present
Keadaan Umum : Lemah
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37oC
Status Generalis
Kepala : Normocephalik
Rambut : Ikal, warna hitam
Mata : Konjungtiva anemis(-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor, diameter 2
mm, refleks cahaya (+/+).
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-
), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-)
Telinga : Simetris, serumen (-)
Tenggorokan : Uvula di tengah, hiperemis
(-).
Leher :Bentuk simetris, massa (-), tidak
teraba adanya pembesaran KGB, JVP
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Taktil fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
kanan
Auskultasi : Suara napas vesikuler kanan =
kiri, ronkhi (-/-),wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung kanan : Linea
midsternal dekstra ICS IV
Batas jantung kiri : Linea midclavicula sinistra
ICS V
Batas atas : Linea para sternal sinistra ICS II
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-),
Ekstremitas
Superior : Oedem (-/-), sianosis (-/-) massa
(+)
Status lokali
Inspeksi : Datar, perut distensi (-), ascites (-),
kollateral vein (-) massa (+)
Palpasi : Nyeri tekan mc.burney (+), nyeri
lepas mc.burney (+), Psoas sign (+), obturator
sign (+), Blumberg sign (-), rovsing sign (-).
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+)
Diagnosa Banding
◦ Apendisitis Akut
◦ Batu Ureter
◦ Kista Ovarium
Usulan Pemeriksaan
◦ Pem. Lab Darah dan Urin Rutin
◦ USG abdomen dan Foto Polos Abdomen
◦ Foto thorax AP/Lat
Laboratorium darah lengkap (Tanggal 11/01/2015)
Hemoglobin : 11,0 g% (N : L=13-18,
P:12-16)
Eritrosit : 4,2 x105/mm2 (N : L=4,5-6,5,
P=3,8-5,8)
Leukosit : 7,2 x103/mm2 (N : 4-11)
Hematokrit : 35,0% (N : 37-47)
MCV : 84 fl (N : 76-96)
MCH : 26,4pg (N : 27-32)
MCHC : 31,4 g% (N : 30-35)
RDW : 14,3% (N : 13,6%)
Trombosit : 415x103/mm3 (N : 150-
450)
Bleeding Time : 1’5
Cloting Time : 7’45
2.USG
Diagnosis Kerja
Apendisitis akut + Neurofibroma
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Inj. Cefotaxime 2x1gr
Inj. Ranitidine 3x50mg/2ml
Inj. Ketorolac 3x30mg/ml
Apendektomi
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad
bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
S O A P
06/03/2015 -nyeri perut kanan KU: lemah Suspek Apendisitis - Inf. Rl 20 gtt/menit
bawah(+), mual (+), Sensorium:CM + Neurofibroma - Inj.Cefotaxime 2x1g
muntah(+), benjolan TD:110/70 - Inj.Ranitidine
diseluruh tubuh (+). RR: 20 x/i 3x50mg/2ml
-BAB (+) HR: 82 x/i - Inj.Ketorolac
- BAK (+) T : 36,8oC 3x30mg/ml
07/03/2015 -nyeri perut perut KU: lemah Suspek apendisitis + - Inf. Rl 20 gtt/menit
kanan bawah (+), Sensorium: CM Neurofibroma - Inj.Cefotaxime 2x1g
mual (-),muntah(-), TD: 120/80 - Inj.Ranitidine
benjolan diseluruh RR: 22 x/i 3x50mg/2ml
tubuh (+). HR: 80 x/i - Inj.Ketorolac
-BAB (+) T : 36,2oC 3x30mg/ml
- BAK (+) Rencana
Apendektomi tgl
09/3/2015
Definisi
Apendisitis adalah peradangan dari
apendiks versiformis dan
merupakan kegawatdaruratan
bedah abdomen yang paling sering
ditemukan.
Apendisitis disebut juga umbai
cacing.
Apendiks adalah suatu organ yang
terdapat pada sekum yang terletak pada
proximal kolon. Apendiks merupakan
organ berbentuk tabung, panjangnya
sekitar 10 cm (3-15 cm). Lumennya
sempit di bagian proximal dan melebar di
bagian distal.
Struktur apendiks mirip dengan usus
mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa,
submukosa, muskularis eksterna/propria
(otot longitudinal dan sirkuler) dan serosa.
Etiologi
Faktor sumbatan
(Obstruksi)
Faktor bakteri
Kecenderungan familiar
Faktor ras dan diet
Patofisologi
Klasifikasi
1. Apendisitis akut
2. Apendisitis Purulenta (Supurative
Appendicitis) . Ditandai dengan
rangsangan
peritoneum lokal seperti nyeri tekan,
nyeri
lepas di titik Mc Burney, defans
muskuler,
dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
Nyeri
dan defans muskuler dapat terjadi pada
3. Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan
jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri perut
kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik
apendiks secara makroskopikdan mikroskopik, dan
keluhan menghilang satelah apendektomi.
4. Apendissitis rekurens
Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada
riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan
bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan
hasil patologi menunjukan peradangan akut.
Kelainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut
pertama kali sembuh spontan.
5. Mukokel Apendiks
Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari
apendiks yang berisi musin akibat adanya
obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya
6. Tumor Apendiks
Adenokarsinoma apendiks
7. Karsinoid Apendiks
Sindrom karsinoid berupa
rangsangan kemerahan
(flushing) pada muka, sesak
napas karena spasme bronkus,
dan diare yang hanya
ditemukan pada sekitar 6%
kasus tumor karsinoid perut.
Manifestasi Klinis
Gejala Appendicitis Akut Frekuensi (%)
Anorexia 100
Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Nyeri lepas 1
Febris 1
Laboratorium Leukositosis 2
Total poin 10
Ket :
0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil
5-7 : Kemungkinan besar appendicitis
8-10 : hampir pasti menderita Appendicitis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah
apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan
bila tekanan dilepas juga akan terasa
nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah
merupakan kunci diagnosis dari
appendisitis. tanda Rovsing (Rovsing
Sign). tanda Blumberg (Blumberg Sign).
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan
darah lengkap dan tes protein reaktif (CRP).
Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan
jumlah leukosit antara 10.000 – 20.000/ml (
leukositosis ) dan neutrofil diatas 75 %.
Radiologi : terdiri dari pemeriksaan
radiologis, ultrasonografi dan CT-scan.
Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara
umum tidak cost effective. Kurang dari 5%
pasien akan terlihat adanya gambaran opak
fekalith yang nampak di kuadran kanan
bawah abdomen.
USG
CT scan
Radiografi Foto Polos
Medikamentosa
Apendektomi
Komplikasi
1. Abses
2. Perforasi
3. Peritononitis
Prognosis
Bila diagnosis yang akurat disertai
dengan penanganan pembedahan yang
tepat, tingkat mortalitas dan morbiditas
penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan
diagnosis akan meningkatkan mortalitas
dan morbiditas bila timbulnya adanya
komplikasi.
TERIMA KASIH