Bahan alam secara khusus diartikan sebagai segala material organik yang
dihasilkan oleh alam yang telah dipelajari dan dibuktikan baik secara empiris
maupun secara tradisional melalui pengalaman penggunaan turun temurun
memiliki khasiat tertentu untuk kesehatan baik dalam bentuk segar, sediaan
kering, ekstrak, maupun senyawa tunggal hasil pemurnian. Pada era modern ini
ada kecenderungan pola hidup yang mengarah pada penggunaan bahan-bahan
alami sebagai zat berkhasiat baik untuk pengobatan, perawatan kesehatan dan
kebugaran, kosmetika, makanan fungsional, maupun untuk produk perawatan
tubuh sehari-hari. Fenomena ini semakin meningkatkan pamor bahan alam
sebagai pilihan karena dinilai lebih aman atau memiliki efek negatif yang lebih
rendah. Nilai ekonomis beberapa bahan alam pun semakin meningkat yang diikuti
dengan semakin berkembangnya berbagai penelitian untuk mengembangkan
produk-produk yang berbasis pada bahan alam. Saat ini, bidang penelitian dan
industri bahan alam menjadi salah satu bidang yang prospektif dan memiliki masa
depan yang baik karena kebutuhan akan bahan ini semakin meningkat.
1
bernilai tinggi menjadi sangat perlu untuk mahasiswa teknologi industri pertanian.
Sudah barang tentu, pengenalan dasar-dasar bahan alam ini perlu diberikan
sebagai landasan dalam mempelajari proses lanjut dari pemanfaatan bahan alam.
Pada bab ini dijelaskan mengenai pengertian dasar bahan alam dan juga
metabolit sekunder atau fitokimia yang merupakan komponen utama dari bahan
alam. Selain itu juga dijelaskan mengenai agroindustri pengolahan bahan alam
beserta contoh dan prospeknya.
1.2. Relevansi
Bab tentang pengetahuan dasar bahan alam dan metabolit sekunder ini
penting disajikan sebagai landasan untuk memahami metabolit sekunder sebagai
komponen utama bahan alam serta bagaimana mekanisme kerja metabolit
sekunder sehingga dapat memberikan manfaat bagi manusia.
1.3. Kompetensi
Bahan alam memiliki spektrum yang sangat luas. Mentimun yang kita
santap sebagai lalapan yang kita tujukan sebagai bahan serat yang akan
memperlancar pencernaan dan juga untuk menjaga tekanan darah dari potensi
darah tinggi adalah sebuah contoh pemanfaatan bahan alam, yaitu mentimun.
Senyawa menthol yang diformulasikan menjadi sebuah produk balsam yang
digunakan untuk melegakan dan menyegarkan dada dan tenggorokan juga
merupakan pemanfaatan bahan alam. Untuk itu pada bab ini dijelaskan mengenai
pengertian bahan alam, komponen utamanya, bagaimana komponen utama
tersebut bekerja dan apa saja efek-efeknya, serta bagaimana pemanfaatan bahan
alam sebagai komoditas agroindustri untuk dikembangkan menjadi produk
dengan nilai tambah lebih tinggi.
Sebagai contoh yang mudah adalah bahan pewarna alami, yaitu produk
pewarna yang dihasilkan dari proses isolasi, ekstraksi, ataupun pengeringan
bagian tertentu dari suatu bagian tumbuhan. Contoh pewarna alami dalam
bentuk senyawa tunggal adalah berberine, sumber warna kuning yang dapat
diisolasi dari beberapa tanaman, seperti akar kuning (Arcangelisia flava, Gambar
1.1) atau berberry (Berberis vulgaris). Selain memberikan efek warna kuning,
berberine juga memiliki kemampuan memberikan berbagai efek farmakologi dan
terapi (Imanshahidi and Hosseinzadeh, 2008).
Dari segi pemanfaatannya bahan alam berbeda dengan bahan alam lainnya,
seperti bahan pangan (food atau nutritional food), di mana ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi pokok (karbohidrat, lemak, protein, asam amino),
atau produk perikanan, produk kerajinan, bahan tambang, produk minyak dan gas,
dan lain sebagainya, di mana sama-sama menggunakan bahan yang dihasilkan
oleh alam. Inilah yang membedakan bahan alam dengan bahan dari alam (natural
sources) lainnya.
Sementara itu, ada istilah lain yaitu fitokimia (phytochemicals). Dari asal usul
katanya, maka terdiri dari phyto dan chemicals. Fito (phyto) dalam bahasa latin
berarti tumbuhan, sedangkan chemicals berarti bahan-bahan kimia. Secara
harfiah dapat dikatakan fitokimia adalah bahan-bahan atau senyawa-senyawa
kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan. Dalam penggunaannya terutama dalam
bidang kimia bahan alam, fitokimia diartikan sebagai metabolit sekunder yang
khusus dihasilkan oleh tumbuhan. Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa
fitokimia adalah senyawa kimia non nutrisi yang memiliki fungsi-fungsi proteksi
atau pertahanan yang diproduksi di dalam sel tumbuhan. Gambar 1.2
memperlihatkan kelompok-kelompok metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tumbuhan melalui beberapa jalur biosintesis yang bersumber atau berawal dari
metabolit primer hasil proses fotosintesis.
(http://science.marshall.edu/)
Dari ilustrasi dan penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah benang merah
bahwa industri merupakan sebuah kegiatan untuk memperoleh pendapatan
(income) baik dengan menjual produk maupun jasa, termasuk di dalamnya lisensi
atau disain produk. Industri sekunder dicirikan dengan adanya usaha pengolahan
(processing) untuk menciptakan nilai tambah (added value) dari bahan bakunya.
Sedangkan industri primer tidak melakukannya, kalaupun ada nilai tambah yang
diciptakan, persentasenya sangat kecil. Industri tersier memberikan pelayanan
jasa (service), sedangkan industri kuarter menghasilkan dan menjual lisensi atau
disain produk.
Dengan demikian, agroindustri atau industri agro atau industri pertanian
dalam lingkup khusus pemanfaatan bahan alam ini dapat didifinisikan sebagai
kegiatan industri yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dengan cara
menciptakan nilai tambah dari suatu bahan alam, baik yang diperoleh melalui
proses budidaya/pertanian ataupun dengan cara mengambil secara langsung dari
alam (ekstraktif). Dengan demikian produk bahan alam adalah salah satu output
atau produk dari kegiatan agroindustri.
(http://www.nutraceuticalsworld.com/)
Di sisi lain, produk bahan alam juga dapat berperan sebagai input atau
material agroindustri, jika produk tersebut diproses lanjut menjadi produk dengan
nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan demikian, berdasarkan bahan bakunya,
maka agroindustri dapat mencakup area yang sangat luas, yaitu produk kimia non
pangan (karet, lipid, fiber beserta turunan-turuanannya), produk pangan, produk
bioindustri (enzim), produk perikanan dan peternakan, produk hasil hutan, dan
juga produk bahan alam atau natural product (pharmaceuticals, herbal medicine,
neutraceuticals, functional foods, nutritional supplements serta berbagai produk
bahan dasar). Gambar 1.3 memperlihatkan tiga kelompok utama produk
pemanfaatan bahan alam yang menghasilkan tiga kombinasi kelompok produk
turunan lainnya.
Kegiatan industri memiliki lingkup yang sangat luas, yaitu mencakup
material, teknologi pengolahan, mesin dan peralatan, sumber daya manusia,
modal, manajemen, perencanaan, sampai pemasaran. Teknologi industri
ditujukan untuk menciptakan sistem produksi, baik dari sisi manajemen maupun
teknologi prosesnya, yang efektif dan efisien atau dengan kata lain memiliki
produktivitas tinggi dalam kegiatan menghasilkan nilai tambah dari bahan yang
diprosesnya. Untuk mencapai tujuan itu, maka pemahaman mengenai segala
aspek yang berkaitan dengan sistem produksi itu harus dikuasai, mulai dari sifat
dan jenis material, teknologi proses, mesin dan peralatan, pengendalian mutu,
riset dan pengembangan, sampai dengan spesifikasi sumber daya manusia yang
dibutuhkan.
1.8. Rangkuman
1.9. Latihan