Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KARTU MENUJU SEHAT (KMS)

SURVEILANS GIZI

DOSEN PEMBIMBING :

Sugeng Wiyono, S.K.M., M.Kes.

OLEH :

INTAN DIAH PUSPITA RINI

P21341118027

D3-5B

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

2020/2021

1
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Surveilans Gizi yang berjudul Kartu Menuju
Sehat (KMS).

1. Orang tua, atas berkat izin dan do’a yang selalu diberikan kepada kami untuk mengerjakan
tugas-tugas kuliah.
2. Bapak Sugeng Wiyono S.K.M, M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Surveilans
Gizi.
3.Teman-teman yang memberikan dukungan sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 22 Agustus

2022

Pen
ulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.1. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1. Sejarah KMS...................................................................................................................5
2.2. Definisi KMS...................................................................................................................5
2.3. Standar Pembuatan KMS................................................................................................6
2.4. Tujuan Penggunaan KMS bagi Balita............................................................................6
2.5. Cara Mengisi dan Mencatat KMS..................................................................................7
2.6. Macam-macam KMS.....................................................................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................18
3.2. Kesimpulan....................................................................................................................18
3.2. Saran..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
LAMPIRAN............................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ini kebanyakan posyandu dilaksanakan hanya untuk mengikuti program
pemerintah. Namun, pada pelaksanaannya belum semua mengikuti syarat pelayanan yang
seharusnya dilakukan. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja posyandu masih belum
optimal. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di posyandu, maka diperlukan
peningkatan pengetahuan kader posyandu sebagai pelaksana kegiatannya. Pertumbuhan
balita dapat dipantau dengan menimbang berat badan anak di posyandu setiap bulan.
Hasil penimbangan balita diterjemahkan ke dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) yang
menghasilkan status pertumbuhan balita (Naik/Tidak Naik). Akan tetapi pengetahuan
tentang pengertian, tujuan, manfaat KMS, masih banyak kader yang belum mengetahuinya.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pengetahuan rata-rata yang telah dicapai kader yaitu
73.7 % (masih tergolong kurang). Pengetahuan ini salah satunya tentang KMS. Peningkatan
pengetahuan kader tentang KMS, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kader dan
menunjang pemberian informasi pada ibu bayi/balita di posyandu tentang KMS. Sehingga
pelaksanaan pelayanan di posyandu dapat meningkat. Oleh karena itu, pada kegiatan  
Refreshing   Kader terdapat pemberian materi tentang KMS (Kartu Menuju Sehat).

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian KMS?
2 Apa tujuan penggunaan KMS bagi anak?
3 Apa standar pembuatan KMS?
4 Bagaimana cara mengisi dan mencatat di KMS?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui pengertian KMS
2 Untuk mengetahui tujuan penggunaan KMS bagi anak.
3 Untuk mengetahui standar pembuatan KMS
4 Untuk mengetahui bagaimana cara mengisi dan mencatat di KMS

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Kartu Menuju Sehat (KMS)

KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama
kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pada tahun 2010, Kementerian kesehatan telah
menerbitkan sebuah peraturan menteri (PERMENKES) : Nomor 155/Menkes/Per/I/2010,
tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita. Perbedaan mendasar KMS baru
dengan lama ialah, KMS baru dibedakan antara laki – laki dan perempuan, sedangkan KMS
lama tidak di bedakan, bisa digunakan untuk semua jenis kelamin anak.

2.2. Definisi Kartu Menuju Sehat (KMS)


KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang
bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan dari sejak
lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai “ rapor “ kesehatan dan gizi
(Catatan riwayat kesehatan dan gizi) balita ( Depkes RI, 1996 ).
Di Indonesia dan negara - negara lain, pemantauan berat badan balita dilakukan dengan
timbangan bersahaja (dacin) yang dicatat dalam suatu sistem kartu yang disebut “Kartu
Menuju Sehat“ (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak yang dipantau
dapat segera terlihat pada grafik pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang dicatat dan
tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang menderita hambatan
pertumbuhan di suatu daerah dapat segera terlihat dalam jangka waktu periodik ( bulan )
dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya dan dibuat rancangan untuk diambil
tindakan penanggulangannya secepat mungkin. Kondisi kesehatan masyarakat secara umum
dapat dipantau melalui KMS, yang pertimbangannya dilakukan di Posyandu (Pos Pelayanan
terpadu), ( Sediaoetama, 1999 ).

Indikator BB / U dipakai di dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) di Posyandu untuk


memantau pertumbuhan anak secara perorangan. Pengertian tentang “Penilaian status Gizi”
dan “Pemantauan pertumbuhan” sering dianggap sama sehingga mengakibatkan kerancuan.
KMS tidak untuk memantau gizi, tetapi alat pendidikan kepada masyarakat terutama orang

5
tua agar dapat memantau pertumbuhan anak, dengan pesan “Anak sehat tambah umur
tambah berat” (Soekirman, 2000).

2.3. Standar Pembuatan KMS


Grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan baku WHO – NCHS yang disesuaikan
dengan situasi Indonesia. Gambar grafik pertumbuhan dibagi dalam 5 blok sesuai dengan
golongan umur balita. Setiap blok dibentuk oleh garis tegak / skala berat dalam kg dan garis
datar skala umur menurut bulan. Blok 1 untuk bayi berumur 0 – 12 bulan, blok 2 untuk anak
golongan umur 13 – 24 bulan, blok 3 untuk anak golongan umur 25 – 36 bulan.
Grafik pertumbuhan untuk bayi dan anak sampai dengan umur 36 bulan terdapat pada
halaman dalam KMS. Sedangkan untuk anak umur 37 – 60 bulan terdapat pada halaman
berikutnya yang dibagi menjadi 2 blok yaitu blok ke 4 untuk anak umur 37 – 48 bulan dan
blok ke 5 untuk anak golongan yang umur 49 – 60 bulan.

Dalam setiap blok, grafik pertumbuhan dibentuk dengan garis merah (agak melengkung) dan
pita warna kuning, hijau dan hijau tua. Dasar pembuatannya sebagai berikut :

a. Garis merah (agar melengkung) dibentuk dengan menghubungkan angka angka yang
dihitung dari 70 % median baku WHO – NCHS.

b. Dua pita warna kuning di atas garis merah berturut- turut terbentuk masing - masing
dengan batas atas 75 % dan 80 % median baku WHO – NCHS.

c. Dua pita warna hijau muda di atas pita kuning dibentuk masing – masing dengan batas atas
85 % dan 90 % median baku WHO – NCHS.

d. Dua pita warna hijau tua di atasnya dibentuk msing - masing dengan batas atas 95 % dan
100 % median baku WHO – NCHS.

e. Dua pita warna hijau muda dan kuning masing – masing pita bernilai 5 % dari baku median
adalah daerah di mana anak – anak sudah mempunyai kelebihan berat badan.

2.4. Tujuan Penggunaan KMS bagi Balita


Umum : Mewujudkan tingkat tumbuh kembang dan status kesehatan anak balita secara
optimal.

Khusus :

6
1. Sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan tindakan yang diperlukan untuk
mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
2. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secra efektif dengan peningkatan pertumbuhan
yang memadai
3. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat pertumbuhan dan
perkembangan balita yang optimal.

Fungsi KMS balita adalah:

1. Sebagai media untuk “ mencatat / memantau ” riwayat kesehatan balita secara


lengkap.
2. Sebagai media “ penyuluhan ” bagi orang tua balita tentang kesehatan balita.
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan bagi petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisa tumbuh kembang balita
(Depkes RI, 1996)
Fungsi KMS ditetapkan hanya untuk memantau pertumbuhan bukan untuk
penilaian status gizi. Artinya penting untuk memantau apakah berat badan anak
naik atau turun, tidak untuk menentukan apakah status gizinya kurang atau baik,
( Soekirman, 2000 ).

2.5 Cara Mengisi dan Mencatat KMS

Cara Mengisi dan Mencatat di KMS

1. Identitas Anak
a. Pada halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan
nomor registrasi yang ada di Posyandu.
b. Pada halaman pendaftaran pertama kali di Posyandu, isilah semua kolom indentitas
anak yang tersedia pada halaman dalam KMS.
1. Pos Pelayanan Terpadu ( Posyandu ) = diisi dengan nama posyandu tempat di
mana anak didaftar
2. Tanggal Pendaftaran = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut
didaftar dan mengikuti program Posyandu pertama kali
3. Nama anak = diisi dengan nama jelas anak yang bersangkutan

7
4. Laki – laki = kolom diisi tanda  apabila jenis kelamin anak tesebut adalah laki
– laki
5. Perempuan = kolom diisi tanda  apabila jenis kelamin anak tesebut adalah
perempuan
6. Anak ke = diisi dengan nomor urut kelahiran anak
7. Tanggal lahir = diisi tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak
8. Berat badan waktu lahir = diisi dengan berat badan anak yang bersangkutan
dalam satuan gram pada waktu dilahirkan.
9. Nama ayah = diisi dengan nama ayah dari anak tersebut Pekerjaan = diisi
dengan pekerjaan ayah anak tersebut
10. Nama ibu = diisi dengan nama ibu dari anak tersebut
11. Pekerjaan = diisi dengan pekerjaan ibu anak tersebut
12. Alamat = diisi dengan alamat tempat tinggal keluarganya
2. Catatan Pemberian Imunisasi
Catatan ini disediakan untuk mencatat tanggal, bulan dan tahun pemberian
imunisasi bagi bayi 0 – 12 bulan yan diberi imunisasi tertentu. Catatan diisi langsung oleh
petugas imunisasi setelah imunisasi diberikan.
a. Imunisasi BCG = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan
imunisasi BCG pada kolom 1. Contoh : 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
b. Imunisasi DPT = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan
imunisasi DPT kontak yang ke 1, 2, dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi DPT 1 = 2 September 1994 atau ( 02 / 09 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi DPT 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi DPT 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 3.
c. Imunisasi Polio = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan imunisasi
Polio kontak yang ke 1, 2, 3 dan 4. Contoh :
Tanggal imunisasi Polio 1 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 / 11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Polio 2 = 3 Oktober 1994 atau ( 03 / 10 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 2.

8
Tanggal imunisasi Polio 3 = 2 Nopember 1994 atau ( 02 /11 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 3
Tanggal imunisasi Polio 4 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 4
d. Imunisasi Campak = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan
imunisasi Campak.
Contoh = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
e. Imunisasi Hepatitis B = diisi tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan
imunisasi Hepatitis B kontak yang ke 1, 2 dan 3.
Contoh :
Tanggal imunisasi Hepatitis B1 = 2 Agustus 1994 atau ( 02 / 08 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 1.
Tanggal imunisasi Hepatitis B2 = 3 September 1994 atau ( 03 / 9 / 1994)
dicatat tanggal pada kolom 2.
Tanggal imunisasi Hepatitis B3 = 5 Desember 1994 atau ( 05 / 12 / 1994 )
dicatat tanggal pada kolom 3
3. Catatan distribusi Vitamin A dosis Tinggi
Kolom pencatatan ini digunakan untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin
A yang diberikan kepada anak yang berumur 1 – 5 tahun satu kapsul setiap 6 bulan
( Pelaksanaan dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus ). Tanggal diberikan ( ke 1 s/d ke
8 ) = diisi dengan tanggal, bulan dan tahun anak tersebut mendapatkan kapsul vitamin A
setiap 6 bulan sekali. Contoh : pemberian yang ke 1 pada tanggal 12 Agustus 1995 dicatat
sebagai berikut :
Ke 1 : Agustus 1995 Ke 5 :
Ke 2 : Ke 6 :
Ke 3 : Ke 7 :
Ke 4 : Ke 8 :

4.Grafik Pertumbuhan Anak


a. Pengisian grafik pertumbuhan anak dimulai dengan menuliskan nama bulan dan tahun
kelahiran anak tersebut pada kolom bulan yang berada di bawah angka 0.
Contoh :
Budi lahir bulan Agustus 1994, maka cantumkan bulan Agustus 1994 di kolom
bergaris merah tebal di bawah angka 0.

9
b. Untuk kolom – kolom selanjutnya yang berada di bawah angka 1, 2, 3, 4 s/d 60 diisi
dengan nama bulan berikutnya.
Contoh :

SumbSumber : Depkes RI, 1996


c. .Setelah anak ditimbang dan diketahui berat badannya, kemudian tentukan titik berat
badannya pada titik temu garis tegak ( sesuaidengan bulan penimbangan ) dengan garis
datar sesuai dengan berat badan hasil penimbangan dalam kilogram
Contoh :Anak umur 9 bulan dengan berat badan 7,4 kg digambar sebagai berikut :

10
Sumber : Depkes RI, 1996
d. Pada penimbangan bulan selanjutnya, setelah diketahui berat
badannya,tentukan titik temu antara garis datar yang menunjukkanberat badannya dan
garis tegak yang menunjukkan umur dalam bulan. Selanjutnya kedua titik penimbangan
berat badan bulan yang lalu dan penimbangan berat badan bulan ini dapat dihubungkan
dengan garis.
Contoh : Pada bulan berikutnya anak ditimbang dengan berat badan 8,0 kg, sehingga
digambar sebagai berikut :

11
Sumber : Depkes RI, 1996
e. .Pada penimbangan – penimbangan selanjutnya, apabila dilakukan setiap bulan berturut –
turut maka titik – titik yang menggambarkan berat badan itu masing – masing
dihubungkan satu sama lain, sehingga nantinya akan membentuk suatu grafik sesuai
dengan arah pertumbuhan yang terjadi.
f. Jika pada bulan ini balita tidak ditimbangdan bulan berikutnya balita tersebut ditimbang
lagi, maka titik berat badannya tersebut jangan dihubungkan ( biarkan terputus ). Baru
kemudian bulan berikutnya jika ditimbang lahi titik berat badannya bisa dihubungkan
kembali. Alasan mengapa tidak dihubungkan dengan garis, karena kita tidak taahu berat
badan anak saat tidak ditimbang ( naik, tetap atau turun ).
Contoh :
Pada umur 10 bulan yaitu bulan Juni anak ditimbang dengan berat badan
8,0 kg, sedang bulan Juli tidak ditimbang, tapi pada bulan agustus ditimbang berat
badannya 8,4 kg. Digambar sebagai berikut :

12
Sumber : Depkes RI, 1996

5.Cara Pemantauan ASI Eksklusif


KMS yang diterbitkan sejak tahun 1996/ 1997 di bawah kolom – kolom nama
bulan 0, 1, 2, 3, 4 terdapat kolom tambahan untuk mencatat pemantauan ASI Eksklusif.
Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 4 bulan maka di bawah kolom 0, 1, 2, 3, 4 diisi
dengan E0, E1, E2, E3, E4. Contoh :
a. Budi setelah lahir hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 0 diisi dengan E0.
b. Budi sampai usia 1 bulan masih tetap hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 1 diisi
dengan E1.
c. Budi sampai usia 2 bulan juga masih tetap hanya diberi ASI, maka di bawah kolom 2
diisi dengan E2.
d. Demikian seterusnya apabila Budi sampai umur 4 bulan hanya mendapat ASI saja,
maka di bawah kolom 3 dan 4 ditulis berturut – turut E3 dan E4.
e. Budi pada usia 3 bulan mulai diberi bubur susu, maka di bawah kolom 3 dan kolom 4
dan seterusnya dicoret.
Contoh apabila anak diberi ASI Eksklusif
0 1 2 3 4

13
E0 E1 E2 E3 E4
Sumber : Depkes RI 2000

Contoh apabila anak tidak diberi ASI Eksklusif


0 1 2 3 4

E0 E1 E2 -------- -------
Sumber : Depkes RI 2000

f. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS-nya tercatat E0, E1, E2, E3, dan E4,
maka anak tersebut telah memperoleh ASI ekslusif sesuai anjuran agaaar tetap sehat.
g. Apabila anak umur di atas 4 bulan dalam KMS – nya tidak tercatat sampai E4
( contoh hanya sampai E2 ) maka anak tersebut tidak mendapat ASI eksklusif.
6. Catatan Lain
Semua kejadian yang diderita anak perlu dicatat dalam garis – garis tegak, sesuai
dengan bulan penimbangan. Catatan tersebut bisa tentang keadaan kesehatan, makanan,
keluarga dan lain –lain.
Contoh :
a. Bulan Mei 1996 anak mencret diberi oralit.
b. Bulan Juni 1996 ibunya sakit panas.
c. Bulan Juli 1996 anak tak mau makan.
d. Bulan Agustus 1996 anak dikirim ke Puskesmas.

14
Sumber : Depkes RI, 1996

2.5 Macam-macam KMS


A. KMS Balita
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh
karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap
kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan
dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan
pemberian makan pada anak.
KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan
rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan
gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.

Manfaat KMS-Balita adalah :


 Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
 Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
 Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
B. KMS Anak Sekolah
Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) adalah kartu yang biasanya
digunakan untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. KMS-

15
AS berisi tentang catatan hasil pengukuran, grafik KMS, cara mengisi KMS, catatan
perkembangan anak, anjuran hidup sehat, catatan imunisasi DT & TT, serta tanda-tanda
anak sehat
Tujuan penggunaan KMS Anak Sekolah adalah sebagai alat unutk memantau
perkembangan dan pertumbuhan anak, sebagai alat untuk pendidikan gizi dan
kesehatan dalam berperilaku sehat, menyadarkan anak akan pentingnya imunisasi, dan
meningkatkan partisipasi guru dan orang tua dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan anak sekolah

C. KMS Ibu Hamil


KMS Ibu hamil adalah untuk mencatat perkembangan janin serta kesehatan ibu
hamil. KMS ibu hamil dikemas didalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Karena,
perkembangan akan terus dicatat hingga bayi lahir.

Manfaat KMS ibu hamil bagi wanita dan anggota keluarganya adalah sebagai berikut:
 Mendorong kontinuitas pemeliharaan kesehatan selama masa kehamilan,
persalinan, nifas, dan masa antara kehamilan.
 Mendorong deteksi risiko mandiri dan tindakan tepat pada waktunya
 Meningkatkan kewaspadaan terhadap masalah kesehatan dan tersedianya
fasilitas pelayanan kesehatan
 Mengunjungi pusat-pusat rujukan tepat pada waktunya
 Mempunyai fungsi sebagai passport pada pusat-pusat kesehatan
 Meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga pelayanan kesehatan primer dan
pusat rujukan
 Meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan
 Menjadi suatu kartu pencatatan siap pakai dalam keluarga
 Meningkatkan peserta keluarga berencana, menyusui, imunisasi dan
peningkatan status gizi.
 Menghemat waktu dan biaya - wanita yang tak berisiko tidak perlu dirujuk
Informasi kesehatan yang disarikan dari KMS ibu hamil adalah:
 Kejadian Vital-Kelahiran; maternal, perinatal, dan kematian neonatal; umur
saat meninggal, jumlah kehamilan, dl.

16
 Kasus dengan "risiko"-proporsi kasus dalam populasi, prevalensi kondisi
risiko, akibat-akibat kehamilan.
 Cakupan kesehatan-Cakupan bedah persalinan, profilaksis anemia, imunisasi
tetanus toksoid, vitamin A.
 Program khusus-Berat badan lahir rendah, status gizi, keluarga berencana
(pasangan usia subur, penjarangan kehamilan, infertilitas)
D. KMS Lansia

KMS lansia adalah alat untuk mencatat kesehatan pribadi usia lanjut, baik fisik
maupun mental emosionalnya. KMS ini setiap bulannya diisi oleh petugas kesehatan
bekerja sama dengan kader pada kegiatan kelompok usia lanjut atas kunjungan ke
puskesmas. KMS ini dapat disimpan oleh dirinya sendiri atau keluarganya dan selalu
dibawa bila berkunjung ke puskesmas, masa berlakunya adalah 2 tahun.

Manfaat :

a. Memantau keadaan kesehatan lansiabaik fisik maupun mental emosionalnya


b. Deteksi dini terjadinya penyakit atau kelainan kesehatan pada usia lanjut
c. Sebagai sumber informasi bagi lansia dan keluarganya dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan lansia

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kartu Menuju Sehat (KMS) berfungsi sebagai media untuk mencatat dan
memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan,

17
perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

3.2. Saran

Pemberian edukasi kepada kader posyandu mengenai KMS harus diperhatikan


agar penggunaan KMS dapat mencapai tujuannya yaitu memantau pertumbuhan
anak serta pencegahan suatu masalah pada anak, ibu hamil dan lansia. Untuk lebih
memahami mengenai cara penerapan penggunaan KMS yg benar, para pembaca
disarankan untuk melakukan survei langsung ke posyandu – posyandu di sekitar
lingkungan pembaca.

LAMPIRAN
1. KMS Balita Anak Laki-laki

18
2. KMS Balita Anak Perempuan

19
3.

KMS Anak Sekolah

20
4. KMS Ibu Hamil

21
5.
KMS Lansia

22
DAFTAR PUSTAKA

1. http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/BUKU%20KIA%202016.pdf
2. https://www.academia.edu/10260091/KARTU_MENUJU_SEHAT_KMS
3. https://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/pmk-no.-155-tahun-2010ttg-
penggunaan-kartu-menuju-sehat-kms-bagi-balita
4. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-
massa-tubuh-imt/
5. https://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/pedoman-pelaksanaan-posyandu-lanjut-
usia.pdf/
6. http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2347/Pengaruh%20promosi
%20kesehatan%20KMS-AS.pdf?sequence=1/

23
24

Anda mungkin juga menyukai