Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330873324

Adi Ruswanto 1) , Nadime Lasykar Muhammad 2) dan Irwan Sugiyanto 3) 1)

Conference Paper · February 2019

CITATIONS READS
0 47

12 authors, including:

Ngatirah Ngatirah Adi Ruswanto


Institut Pertanian Stiper (Instiper) Institut Pertanian Stiper (Instiper)
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ngatirah Ngatirah on 05 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Semnas PPM 2017, Hal 222-227 ISBN: 978-602-6923-04-2

MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI


PEDESAAN DENGAN BIODIGESTER BIRU SNI 7826:2012

Meidi Syaflan1), Ngatirah1), Sunardi1), Adi Ruswanto1), Nadime Lasykar Muhammad2)


dan Irwan Sugiyanto3)
1)
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta
meidi_syaflan@yahoo.com
2)
Alumni Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta
3)
CV Bina Energi Mandiri Persada

Abstrak
Upaya merubah predikat negatif kawasan pedesaan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi
baru perlu didukung dengan terjaminnya ketersediaan energi bersih, murah secara berkelanjutan
untuk mengolah bahan baku yang melimpah menjadi produk olahan dengan nilai ekonomi yang
lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dilakukan kajian terhadap faktor-faktor penyebab
kegagalan pengembangan teknologi biogas di daerah Istimewa yogyakarta untuk menyusun strategi
pengembangan baru yang lebih melibatkan para pemanfaat dalam pengambilan keputusan
investasi. Khususnya untuk biodigester biru SNI 7826:2012 oleh tim pengembang yang tergabung
dalam Indonesia Biogas and Bioslurry Development Center (IB2DC) yang berbasis di Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta
bekerjasama dengan pelaksana konstruksi CV Bina Energi Mandiri Persada (BEMP) salah satu
mitra Yayasan Rumah Energi di Yogyakarta. Dari hasil kajian dan strategi pengembangan
didapatkan hasil bahwa pola sosialisasi secara komprehensif yaitu ceramah dan diskusi serta
pemutaran audiovisual; kunjungan ke lokasi yang sudah berhasil melakukan investasi; keterlibatan
dalam menentukan letak lokasi dan ukuran konstruksi yang dikombinasikan dengan subsidi bahan
baku tenaga ahli konstruksi gratis dan ketersediaan kredit mikro murah adalah yang paling
disenangi masyarakat untuk berinvestasi pada biodigester ini. Dalam jangka waktu 3 tahun IB2DC
dan BEMP berhasil membangun sebanyak 300 unit biodigester biru SNI 7826:2012 berbagai
ukuran yang tersebar di 4 kabupaten di DIY dan jika dikembangkan secara lebih masif dengan
dukungan pemerintah dapat membangun kemandirian pangan dan energi pedesaan.
Kata kunci : Biodigester Biru SNI 7826:2012; Kemandirian pangan, kemandirian energi,
Biogas

Abstract
Efforts to change the negative predicate of rural areas into new economic growth areas need
to be supported by ensuring the availability of clean, cheap energy in a sustainable manner to
process abundant raw materials into processed products with higher economic value. To make this
happen, we have conducted a study on the factors causing the failure of biogas technology
development in the special area of Yogyakarta to develop a new development strategy that involves
more beneficiaries in making investment decisions. Particularly for the biodigester Biru SNI 7826:
2012 by a team of developers incorporated in Indonesia Biogas and Bioslurry Development Center
(IB2DC) based in the Department of Agricultural Processing Technology Faculty of Agricultural
Technology, Stiper Agricultural University Yogyakarta in cooperation with the construction of CV
Bina Energi Mandiri Persada (BEMP) one partner of Yayasan Rumah Energi in Yogyakarta. From
result of study and development strategy got result that comprehensive socialization pattern that is
lecture and discussion and audiovisual playback; visits to locations that have already made a
successful investment; involvement in determining the location and size of the construction
combined with the free material subsidy of free construction experts and the availability of cheap
microcredit is the most favored for the public to invest in this biodigester. Within 3 years IB2DC
and BEMP succeeded in building 300 units of biodigester Biru SNI 7826: 2012 of various sizes

222 Meidi Syaflan


ISBN: 978-602-6923-04-2 Semnas PPM 2017, Hal 222-227

spread over 4 districts in DIY and if developed more massively with the support of government can
build self-sufficiency of food and rural energy.
Keywords: Biodigester Biru SNI 7826: 2012; Food independence, energy independence,
Biogas

A. PENDAHULUAN
Upaya pengembangan biodigester penghasil biogas menggunakan rancangan yang
telah mendapatkan pengakuan secara nasional secara terprogram di Indonesia baru dimulai
pada tahun 2010. Biodigester yang dipakai dalam program Indonesia Domestic Biogas
Program (IDBP) ini disain awal berasal dari Nepal yang diadaptasikan ke Indonesia oleh
lembaga NGO Internasional yang berbasis di Negeri Belanda Humanische Instituut Voor
Onwijkling Samenwerking (Hivos) serta menstandardisasi disainnya untuk kubah tetap
(fixed dome) dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) dengan nomer 7826 tahun 2012,
satu satu yang telah terstadardisasi di Indonesia yang sering disebut sebagai BIRU (biogas
rumah). Program ini telah dikembangkan di 16 Propinsi di Indonesia termasuk dikawasan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tahun 2013 sekelompok Dosen di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fateta
Instiper mendapatkan kesempatan dilatih oleh Hivos sebagai tenaga pengawas
pembangunan baik secara klasikal maupun praktek membangun konstruksi biodigester
Biru SNI 7826: 2012. Untuk mengefektifkan kerja kelompok tersebut di bentuklah lembaga
penaung yang diberi nama Pusat Pengembangan Biogas dan Bioslurry Indonesia
(Indonesia biogas & bioslurry development centre). Kegiatan awal yang dilakukan adalah
melakukan kajian keberlanjutan introduksi teknologi biogas di DIY sebagai base line study
sebelum terlibat langsung dalam pengembangan biodigester ini di wilayah DIY.
Hasil kajian baseline study diharapkan dapat digunakan untuk lebih mempercepat
proses pengembangan biodigester ini di kawasan DIYdalam kerangka untuk menjamin
ketersediaan energy bersih, murah secara berkelanjutan. Hal tersebut mengingat cukup
tingginya populasi ternak sapi dan ternak lainnya yang dapat digunakan sebagai umpan
biodigester biru tersebut. Selain itu produk samping yang keluar dari biodigester biru yang
disebut bioslurry adalah bahan organic yang sudah matang dan siap digunakan langsung
sebagai pupuk organic maupun keperluan lain sehingga dapat menunjang usaha pertanian
sebagai penghasil bahan baku industry pertanian. Kelimpahan energy bersih yang
berkelanjutan dan ketersedian bahan organic bagi tanaman yang berkecukupan diharapkan
menjamin ketersediaan pangan di pedesaan.

B. METODE PELAKSANAAN
Meskipun DIY menjadi salah satu kawasan pengembangan biodigester Biru di
Indonesia tetapi pada kenyataannya di fase awal sangat sulit mendapatkan informasi
tentang keberadaan biodigester ini di daerah ini. Apatah lagi kalau kita akan melakukan
kajian seberapa jauhkah biodigester ini memberikan manfaat bagi para pengguna, karena
tidak ada data yang dapat diakses oleh para peneliti di jajaran birokrasi. Untuk tujuan
tersebut perlu dilakukan survey menggunakan metode non probabilistic khususnya teknik
snow balls, dengan dasar pemikiran ketika berhasil menemukan salah satu biodigester yang

Membangun Kemandirian Pangan Dan Energi Pedesaan Dengan Biodigester Biru SNI 7826:2012 223
Semnas PPM 2017, Hal 222-227 ISBN: 978-602-6923-04-2

dimaksud harapannya akan menghantarkan kepada pemilik yang berikutnya dan seterusnya
sehingga jumlah sampel dianggap cukup. Setiap pengguna yang berhasil di dapatkan
langsung dilakukan wawancara mendalam tentang latar belakang pembangunan
biodigester Biru serta manfaat yang dirasakan oleh pengguna.
Hasil dari wawancara terhadap sampel yang berhasil dijaring selanjutnya
digunakan untuk menyusun strategi pengembangan baru untuk mengeliminir terulangnya
kelemahan model pengembangan sebelumnya. Model pengembangan baru selalu di
evaluasi dan disempurnakan mengacu pada model pengembangan partisipatory budgeting
(PB) yang pernah diimplementasikan pada program investasi desa secara partisipatif
(Meidi Syaflan; 2009).

C. HASIL, PEMBAHASAN DAN DAMPAK


Survey menggunakan metode snow balls cukup efektif untuk mengungkap
bagaimana proses introduksi teknologi biogas yang terjadi di salah satu wilayah Kabupaten
di DIY bahkan akhirnya berhasil menghantarkan pada suatu desa yang memiliki
biodigester ini mencapai jumlah ratusan unit, tetapi sebagian besar tidak berfungsi sejak
awal selesai pembangunannya (Meidi Syaflan; 2014). Hal tersebut dapat terjadi karena: 1.
mekanisme pembangunan semata-mata menggunakan pendekatan output dan melupakan
aspek outcome, maksudnya adalah pembangunan dinyatakan selesai semata-mata dilihat
dari aspek administrasi keproyekan. Jika sudah ada bangunan dan didukung dengan bukti
administrative, meskipun biodigester tidak berfungsi proyek dinyatakan selesai. Pengguna
tidak mempunyai hak menyampaikan keluhan karena mereka tidak tahu pihak mana yang
harus bertanggungjawab, sementara hasil survey menunjukkan sebagian besar bagian
mengalami kesalahan teknis karena dibangun bukan oleh tukang terlatig bidang biogas. 2.
Keterlibatan para pemanfaat atau calon pengguna sangat rendah baik dalam menentukan
letak, lokasi dan ukuran yang akan dibangun, karena mereka sama sekali tidak
mendapatkan penjelasan dan pencerahan yang cukup tentang obyek yang akan dibangun.
3. Kualitas bangunan tidak sesuai standard dan terjadi kesalahan logika teknis seolah-olah
yang akan dialirkan adalah air, sebagian besar tidak menghasilkan biogas sehingga
multifler efek yang dikampanyekan tidak terbukti. 4. Timbul apatisme di tengah
masyarakat tatkala mendengar program pengembangan biogas.
Berdasarkan hasil survey tersebut maka disusunlah strategi pengembangan
baru yang lebih melibatkan calon pengguna lebih intensif mulai dari pemahaman
teknis teknologi biogas yang akan dibangunan, teknis pembangunan, pembiayaan
pembangunan, manfaat ekonomi dan kesehatan lingkungan yang akan dinikmati
jika pembangunan mengikuti standard operating prosedur (SOP) yang sudah di
buat. Kekuatan strategi tersebut terletak pada intensifnya sosialisasi program yang
beragam mulai dari penggunaan media audio visual, diskusi, kunjungan lapangan
dan studi banding, analisis ekonomi sederhana, subsidi biaya, subsidi material,
tersedianya kredit mikro yang murah dan mudah serta menghidupkan kembali jiwa
dan semangat gotong royong khususnya pada para pengguna yang lokasinya
berdekatan.

224 Meidi Syaflan


ISBN: 978-602-6923-04-2 Semnas PPM 2017, Hal 222-227

Strategi pengembangan biodigester biru SNI 7826:2012 yang telah


disesuaikan dengan hasil survey tersebut menunjukkan hasil yang signifikan baik
terhadap kualitas bangunan yang mencapai 99 persen mampu menghasilkan biogas
dan bioslurry. Keberhasilan tersebut menghantarkan CV. Bina Energi Mandiri
Persada (BEMP) sebagai mitra pembangunan yang bermitra dengan IB2DC
berhasil meraih penghargaan sebagai mitra pembangun terbaik di tahun 2015. Yang
tatkala itu baru mampu membangun sebanyak 200 unit dan sampai dengan akhir
2016 berhasil membangun sebanyak 300 unit yang tersebar di Kabupaten Bantul
sebanyak 187 unit; Kabupaten Sleman 86 unit, Kabupaten Kulonprogo sebanyak
13 unit dan sisanya di wilayah Jawatengah dan Kabupaten Gunungkidul.
Dampak umum yang langsung dirasakan oleh para pengguna biodigester
biru SNI 7826: 2012 adalah mereka tidak perlu membeli gas LPG yang kadang kala
sulit didapatkan, karena setiap saat mereka telah memiliki cadangan biogas yang
cukup besar dan cenderung berlebih karena pemakaiannya baru sebesar 15 persen
dari produksi biogas ( Meidi Syaflan & Sunardi; 2015). Beberapa pemilik
biodigester ini telah memanfaatkan limbah biogas (bioslurry) sebagai bahan
campuran pakan ikan lele (Ngatirah & Meidi Syaflan; 2015). Kelebihan biogas
mulai dimanfaatkan untuk membangun industry rumah tangga seperti: pasteurisasi
susu sapi; menggantikan LPG untuk pemanas anak ayam petelur (DOC); dll.
Sedangkan bioslurry telah dimanfaatkan untuk budidaya cacing Lumbricus;
budidaya sayuran, padi, cabe, bawang merah, tembakau, tanaman perkebunan
seperti kakao, jeruk, cengkeh dll.
Keberhasilan pembangunan biodigester dengan model partisipatif akhirnya
menghantarkan IB2DC dapat menggalang kerjasama riset dengan Wageningen
University Research (WUR) untuk mengembangkan tanaman air yang disebut
Kiambang ( bahasa sunda); mata ikan ( Bahasa Jawa) atau Duckweed (Bahasa
Inggris) atau bahasa latinnya Lemna spp, sebagai bahan pakan maupun pangan
masa depan karena dapat menjadi sumber protein alternatif ( Meidi Syaflan dkk;
2016). Pengembangan generator set dengan sumber energy Biogas dan riset
pemurnian biogas menggunakan arang aktif dari cangkang kelapa sawit (Meidi
Syaflan dan Ngatirah; 2017).
Dibandingkan dengan potensi jumlah ternak sapi di kawasan DIY dan Jawa
Tengah yang demikian besar masih terlalu jauh dengan capaian pembangungan
yang berhasil diraih oleh IB2DC bekerjasama dengan CV. BEMP. Perlu kerjasama
yang lebih terprogram lintas instansi maupun perguruan tinggi lain yang memiliki
program pengabdian masyarakat agar optimalnya manfaat dari investasi biodigester
biru ini ( Meidi Syaflan dkk; 2016). Berikut disajikan beberapa gambar tentang
biodigester biru.

Membangun Kemandirian Pangan Dan Energi Pedesaan Dengan Biodigester Biru SNI 7826:2012 225
Semnas PPM 2017, Hal 222-227 ISBN: 978-602-6923-04-2

Gambar Skema biodigester model BIRU

D. KESIMPULAN
Pola pembangunan infrastruktur dikawasan pedesaan khususnya pada program
pengembangan biodigester biru SNI 7826: 2012 yang menggunakan pendekatan
partisipatif dengan melibatkan para pemanfaat secara intensif mulai dari awal perencanaan
memberikan tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi daripada pembangunan dengan
pendekatan keproyekan yang lebih mementingkan output ketimbang outcome. Jika
pendekatan partisipatif ini di implementasikan pada skala yang luas akan membuka
kesempatan bagi tersedianya energy bersih dan murah secara berkelanjutan di pedesaan
yang dapat memacu tumbuhnya industry rumah tangga memanfaatkan kelimpahan bahan
baku yang memanfaatkan bioslurry dari biodigester ini sehingga mendukung kemandirian
pangan. Untuk wujudkan hal tersebut perlu dilakukan advokasi oleh kalangan akademik
khususnya lembaga pengabdian masyarakat kepada birokrasi pemerintah untuk lebih
mendengarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat pedesaan dalam mengambil kebijakan
pembangunan agar mendapat dukungan dan partisipasi penuh masyarakat desa. Jika hal
tersebut dapat dilakukan maka itulah titik awal pertumbuhan ekonomi pedesaan menuju
kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Benscik, A & Bognar, C., 2007. Success criteria on knowledge based organizational or the
necessity of leadership style change. Problem and Perspectives in Management.
De Groot, L & Bogdanski, A., 2013. Bioslurry: Brown Gold?. A Review of scientific
literature on the co-product of biogas production. FAO, Rome Italia.E-ISBN 978-
92-5-107929-4.

226 Meidi Syaflan


ISBN: 978-602-6923-04-2 Semnas PPM 2017, Hal 222-227

Guzman, G & Trivelato, L.F. 2008. Transfering codified knowledge: Socio-technical


versus top down approaches. The Learning
Organization.Vol.15.10.3.2008.pp.251-276.
Meidi Syaflan.2015. Pembangunan biodigester model BIRU berbasis pemanfaatan.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Meidi Syaflan. 2009. Membangun desa, Menggerus kemiskinan. Laporan akhir Program
Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi pada Bank Pembangunan Asia
(ADB). ISBN: 979-3381-99-2.
Meidi Syaflan,Ngatirah dan Sunardi. 2014. Menuju kebijakan yang komprehensif, upaya
optimalisasi program pengembangan biogas di Indonesia, Studi Kasus
pengembangan biodigester model biru SNI 7826:2012 di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Seminar Nasional Sinergi Pangan , Pakan dan Energi terbarukan.
LIPI, Yogyakarta.
Meidi Syaflan., Ngatirah, Sunardi dan Adi Ruswanto. 2015. Pengembangan Biogas model
Biru SNI 7826:2012 untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi dan Pangan.
Makalah yang disampaikan pada Rapat Koordinasi dengan Bapeda DIY 17
September 2015.
Meidi Syaflan; Ngatirah; Sunardi & Nadime Lasykar Muhammad. 2015. Pengembangan
Kawasan Pedesaan Melalui Introduksi Teknologi Biogas SNI 7826: 2012 di DIY
Sebagai Model Industri Kreatif berbasis syariah. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan, Kajian di Negara- Negara Berkembang.ISSN 2089-3086., Vol. 4,
nomer 3. September 2015.
Meidi Syaflan., Ngatirah dan Nadime Lasykar Muhammad.,2015. Analisis keberlanjutan
program pengembangan biogas di Indonesia, Studi kasus di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Seminar Nasional di Universitas Trunojoyo.
Meidi Syaflan., Ngatirah.,Andi Afrizal dan Nadime Lasykar Muhammad.,
2016.kemandirian energy dan pangan berbasis potensi pedesaan melalui aliansi
strategis dengan perguruan tinggipertanian di daerah. Prosiding Seminar Nasional
di Universitas Muhammadyah Purworejo.
Meidi Syaflan., Ngatirah. Dan Sunardi. 2016. Produksi Duckweed (Lemna Spp) sebagai
Protein alternatif dengan hara Bioslurry dari Biodigester biru SNI 7826: 2012.
Prosiding Seminar Nasional PATPI DIY di Fateta UGM.
Sobol, A. 2013. Governance barrier to local sustainable development in Poland.
Management of Environmental Quality: An International Journal. Vol.19 No.2.
194-203.

Membangun Kemandirian Pangan Dan Energi Pedesaan Dengan Biodigester Biru SNI 7826:2012 227

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai