Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IAD/IBD/ISD
Dosen Pengampu : Marniati Kadir, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok II

1. Asifa Mutiara NIM.1811102015


2. Umi Nur Hidayati NIM.1811102018
3. Rizma Nuria NIM.1811102078
4. Sulaiman Hasril NIM.1811102082
5. Retno Yuliningtias NIM.1811102084
6. Adi Purnomo NIM.1811102089
7. Kulsum Nur Putriani NIM.1811102105

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan agar
dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Perkembangan dan Pengembangan IPA” ditulis untuk menyelesaikan tugas makalah
dalam mata kuliah IAD/IBD/ISD oleh dosen pengampu, Marniati Kadir, M.Pd.
Penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Mohon maaf apabila dalam
penulisan materi ada yang kurang baik dan tidak sesuai, penjelasan yang mungkin kurang
berkenan di hati para pembaca.
Kami berharap dengan terselesaikannya makalah ini, para pembaca dapat mengetahui
mengenai Perkembangan dan Pengembangan IPA.

Samarinda, 24 September 2018


Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................i

Daftar Isi ......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3

A. Perkembangan IPA ............................................................................................6


B. Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya ...................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................16
B. Saran ...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kata ilmu pengetahuan dan kata teknologi makin sering digunakan orang dalam
ceramah maupun dalam percakapan sehari - hari. Baik dia seorang ilmuwan, politisi ataupun
pengusaha, bahkan orang awam pun seringkali menyebut kedua kata itu. Penggabungan kedua
kata itu memunculkan akrononim atau singkatan IPTEK. Kata sains diambil dari kata bahasa
Latin sciencia yang berarti pengetahuan. Menurut filsafat ilmu, pengetahuan yang terkoordinasi,
terstuktur dan sistematik disebut ilmu. Pengertian sains dibatasi hanya pada pengetahuan yang
positif, artinya yang hanya dijangkau melalui indera kita. Pada mulanya ilmu hanya mempelajari
alam, namun dalam perkembangannya juga mempelajari alam atau ilmu pengetahuan alam, dan
dapat berarti ilmu pada umumnya. Dalam hal ini sains berarti ilmu pengetahuan alam.

Tidak dapat disangkal bahwa sains telah berkembang dengan pesat sekali terutama sejak
abad 19 hingga sekarang. Sebagai ilustrasi, kemajuan dalam bidang elektronika memungkinkan
kita dewasa ini dapat menyaksikan suatu peristiwa yang terjadi di luar negeri bahkan di angkasa
luar melalui televisi pada saat peristiwa itu terjadi. Demikian pula dengan kemajuan dalam
bidang biologi. Masih banyak lagi perkembangan sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari
- hari maupun yang masih mengandung masalah bagi keselamatan manusia. Dengan  demikian,
informasi akan terus bertambah dan berkembang dari masa ke masa, serta
berkembang  sesuai zamannya, sejalan dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat
itu. Oleh karena itu, pengetahuan alam sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan
zaman.

Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang
sudah diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi siklus yang akan terus berkembang.
Munculnya istilah “metode ilmiah” tidak lepas dari hal di atas. Dalam hal ini, metode ilmiah
merupakan jembatan untuk berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Betapa pentingnya ilmu
pengetahuan alam dengan bantuan metode ilmiahnya, menjadikan berbagai negara dan elemen -
elemen di dalamnya berlomba - lomba untuk menjadi lebih baik lagi. Karena berbeda zaman
akan berbeda pula pengetahuan yang di dapat serta bertambah pula pengetahuan yang ada. Ilmu
pengetahuan alam sangat berpengaruh pada segala aspek dan segala bidang. Metode ilmiah
menjadi suatu yang penting yang di dalamnya terdapat langkah - langkah operasional yang
mendukung terciptanya pengetahuan.

1
Di era globalisasi saat ini, sangat dituntut untuk penemuan hal - hal yang baru,
pengetahuan yang baru agar bisa bersaing dan bisa mengimbangi perkembangan yang ada.
Dengan metode ilmiah IPA klasik, tercipta banyak sekali ilmu pengetahuan yang menjadi dasar
untuk metode ilmiah IPA modern yang nantinya akan menemukan pengetahuan – pengetahuan
yang baru dengan alat bantu dan cara berfikir yang lebih dari IPA klasik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode ilmiah sebagai dasar IPA?
2. Bagaimana perkembangan IPA?
3. Bagaimana ruang lingkup IPA dan Pengembangannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana metode ilmiah sebagai dasar IPA.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan IPA.
3. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup IPA dan Pengembangannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA

Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan
suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan
terkontrol.

Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan
dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai berikut:

a) Logis

Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.

b)      Objektif

Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.

c)      Metodik

Pegetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan dikontrol.

d)      Sistematik

Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

e)      Universal

Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang
sama akan diperoleh hasil yang sama.

f)       Komulatif

Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah
dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus
diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.

3
Untuk mencapai kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah
terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu
prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan dan kekurangan ilmu
alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat
diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.

1.      Pengertian Metode Ilmiah

Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan
empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara
ilmiah. Descartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber
dan pangkal dari segala pengertian. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada
kebenaran dan dapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.

Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yang digunakan dalam
penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya sudah jelas, tegas dan pasti, dalam
pikiran manusia. Kelemahan rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi,
kemungkinan dapat diperoleh pengetahuan yang berbeda dari obyek yang sama, cenderung
bersifat subyektif dan solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang
berbeda dalam otak orang yang berfikir tersebut.

Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran
rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip
keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan pola-pola
tertentu. Dengan mengetahui kejadian masa lalu atau sekarang akan dapat diramalkan kejadian
di masa datang. Kelemahannya belum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan
(misal panca indera).

2.      Ciri Metode Ilmiah

Ciri-ciri metode ilmiah yaitu : obyektivitas (bebas keyakinan, perasaan dan prasangka
pribadi serta bersifat terbuka) , konsisten dan sistimatik

Kriteria Sebuah Metode Ilmiah Yang Baik:

·         Berdasarkan fakta.
·         Bebas dari prasangka.
·         Menggunakan prinsip-prinsip analisis.
·         Menggunakan ukuran objektif.

4
·         Menggunakan teknik kuantitatif.

3.      Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah

a)      Perumusan masalah

Yang dimaksud dengan masalah yaitu pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana
tentang obyek yang teliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktorfaktor
yang mempengaruhinya.

b)      Penyusunan hipotesis

Yang dimaksud hipotesis yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan


jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis
merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga
dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji 
ebenarannya dalam suatu obserevasi atau eksperimentasi.

c)      Pengujian hipotesis

Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung
dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian
fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan.

d)      Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk
melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.

Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis.
Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu
pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan.

Berdasarkan urutan stratanya, ada tiga jenis landasan ilmu:

a.       Hipotesis, merupakan dugaan mengenai masalah yang diambil dari pengetahuan yang
telah ada.

5
b.  Teori, merupakan landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun dimungkinkan
adanya koreksi.

c.    Hukum/dalil, merupakan teori yang terbukti kebenarannya melalui pengujian berkali-kali.

Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melalui urutan yang teratur, langkah
yang satu merupakan landasan bagilangkah berikutnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistimatis, berlaku umum
dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

4.      Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah

Keunggulan metode ilmiah :

- Metode ilmiah dapat memberikan latihan dan kebiasaan berpikir sistematis, logis, dan
analitis
- Menempuh sikap yang baik, jujur, obyektif terbuka, didiplin dan toleran
- Menolak paham takhayul dan pendapat apriori atu menolak suatu
pendapat tanpa adanya bukti nyata

Keterbatasan metode ilmiah :

- Kelemahan dari panca indera


- Keterbatasan dari alat yang digunakan
- Kebenarannya hanya bersifat sementara (tentative)
- Sulit memilih fakta yang benar benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecacahkan
- Dua fakta yang tampak belum tentu berkaitan menunjukkan hubungan sebab akibat.
B. Perkembangan IPA

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya
manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah
manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.

Perkembangan IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16.


Namum perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian

6
diperkuat Galileo (konsep geosentris ® konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad
ilmu pengetahuan modern (kebenaran  berdasarkan induksi). Di awal abad 20 perkembangan ipa
khususnya bidang fisika makin berkembang pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas
dan bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi
dan penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke ara pemikiran yang modern.

Perkembangan ipa tidak jauh dari kaitan Landasan Ilmu Pengetahuan itu sendiri antara lain :                

1.      Hipotesis

Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang
dilakukan.

2.      Teori

Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.

3.      Hukum dan dalil

Merupakan strata ilmu yang paling tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan
diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah
merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka
ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah
terputus, bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.

Sejarah Perkembangan IPA

1)      Zaman Purba

Sejarah perkembangan sains diawali dengan kegiatan pengamatan manusia atas peristiwa –
peristiwa alam, seperti matahari yang terbit di sebelah timur dan tenggelam disebelah barat.
Demikian pula pengamatan terhadap peredaran benda  - benda langit seperti bintang – bintang di
malam hari merupakan awal perkembangan ilmu astronomi yang sangat berguna sebagai
pedoman arah bagi pelayaran di laut.

Pada zaman ini manusia telah mencapai kemampuan dasar untuk perkembangan ilmu
pengetahuan : membedakan macam – macam hal, mengumpulkan berdasarkan kelompok,
mendesain alat – alat bantu kerja, meningkatkan efisiensi, dan sebagainya. Kemampuan dasar ini

7
diperoleh untuk bertahan hidup dan berhadapan dengan alam yang keras. Bukti kemajuan
teknologi dapat dilihat dari peninggalan di gua tempat tinggal mereka, alat berburu, lumbung
tempat penyimpanan makanan, dan cara – cara pengawetan makanan secara sederhana untuk
persediaan. Gambar di gua menunjukkan cara mereka berkomunikasi dan juga kebudayaan serta
seni berkomunikasi yang mereka miliki.

2)      Zaman Kuno

Pada zaman ini peradaban sudah maju dalam rupa kerajaan di Cina, India, Mesir, Babilonia, dan
Yunani. Adanya kerajaan dan pemerintah serta rakyat menunjukkan bagaimana manusia
berinteraksi dan hidup bersama. Kemampuan bahasa sudah berkembang amat baik, yang dapat
diihat dari kemanjuan ilmu pengetahuan seperti matematika dan astronomi, dan juga mitologi
kuno yang tak bisa dilepaskan dari manisfestasi kerinduan manusia untuk mengerti gejala alam
yang pada saat itu belum terpecahkan.

Di peninggalan di lembah Mesopotamia telah ditemukan 12 rasi bintang dengan nama – nama
bintang yang merupakan hasil pengamatan mendetail para ahli terhadap pengamatan benda –
benda di langit, dan untuk menghitung waktu yang sudah digunakan peredaran bulan dan
matahari. Selain itu, di Mesir sudah didapatkan kemajuan ilmu matematika, ditemukan bilangan

Phi ( ) untuk rumus lingkaran dan benda – benda yang mempunyai unsur lingkaran,
dipergunakannya jam matahari untuk mengatur kehidupan sehari – hari, pertanian di sekitar
sungai Nil sudah menggunakan teknologi pula. Di Cina ditemukan banyak gambar bermakna
sebagai tulisan dan syair kuno yang bijaksana. Selain itu juga terdapat alat
hitung abacus (sempoa) untuk memudahkan pekerjaan menghitung.

Di sekitar 500 SM orang sudah berpikir sangat abstrak dan berbicara bahasa yang penuh
simbolisme. Perkembangan filsafat di zaman Yunani Kuno merupakan cikal bakal
perkembangan filsafat modern. Agama kuno di masa ini bercirikan politeisme. Di antara abad 15
– 16 SM telah ditemukan unsur besi, tembaga, dan perak yang tampak pada peralatan  -
peralatan mereka. Pembuatan alat – alat perunggu juga telah ditemukan di Mesir.

3)      Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima
pengetahuan sebagaimana adanya, tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawaban tentang
asal - usul dan sebab - akibat dari segala sesuatu. Adapun tokoh-tokoh yang terkenal pada masa
ini yaitu:

8
a)      Thales (624-548 SM)

Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala
sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu
dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima
cahaya dari matahari.

b)     Anaximenes (588-526 SM)

Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan
merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.

c)      Anaximander (610-546 SM)

Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang
nampak itu hanya separohnya.

d)     Heraklitos (535-475 SM)

Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu,
menghidupkan alam semesta, yang berubah - ubah sifatnya di dalam proses yang kekal. Yang
kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.

e)      Pythagoras (580-499 SM)

Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku -
siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku -sikunya.

f)       Empedokles (495-435 SM)

Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi
dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu
adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan
kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu
juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik,  sedang yang berlawanan
akan tolak menolak.

g)      Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)

9
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan teori
atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat
dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan
susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom menurut
hukum sebab-akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan yang ada hanyalah atom dan
kehampaan.

h)     Plato (427-345 SM)

Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-
akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula
telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.

i)        Aristoteles (384-322 SM)

Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu
eter atau “quint essentia”. Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang
lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam,
biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah
putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses
memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain
inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi emas. Pendapat
Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan
pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang
benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan
dibuktikan dengan pancaindera.

j)       Ptolomeus (127-151)

Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi
(geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang.
Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa
Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan
pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang
zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari
sebagai pusat jagat raya).

10
4)      Zaman Pertengahan

Zaman ini ditandai dengan karya para teolog yang juga bekerja dibidang ilmu pengetahuan alam.
Perkembangan berpikir dan penemuan baru banyak terjadi di zaman ini. Perumusan hukum alam
mendasar  digabungkan dengan karya para teolog menjadi warna pada zaman ini. Berpadunya
agama Islam dan Kristen dalam menggali ilmu pengetahuan membuat penemuan demi
penemuan menjadi fenomenal dan sangat berguna untuk perkembangan sains di zaman
selanjutnya. Kebudayaan Yunani ditemukan kembali lewat penterjemahan karya Plato dan
Aristoteles oleh beberapa filsuf Arab , yang dipadukan dengan penemuan sains ditambah dengan
hasil penyelidikan matematika (aljabar dan arithmatika) serta penemuan di lingkup kedokteran
dan ilmu bumi mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan alam berikutnya.

5)      Zaman Sains Modern pada Zaman Renaissance

Zaman ini ditandai dengan bangkitnya akal budi yang melepaskan diri dari dogma – dogma
agama. Dimulai dari revolusi Kopernikus (1473 – 1543) yang merumuskan bahwa alam semesta
ini heliosentris, yang bertentangan dengan ide geosentrisme dari Ptolomeus. Johannes Keppler
(1571 -  1630) merumuskan orbit benda – benda angkasa yang berupa elips dan juga
meramalkan terjadinya gerhana matahari dan bulan dengan menghitung posisi benda langit
tersebut.

Konsep ini diteliti lanjut oleh Galilieo Galilei (1564 – 1642) dengan teleskopnya yang juga
menemukan planet Jupiter dan membuktikan bahwa di bulan juga ada kawah, dan planet juga
tidak mempunyai cahaya sendiri. Langkah – langkah ilmiah Galilieo mulai dikenal dan
dilakukan dalam penyelidikan ilmiah yaitu, observasi, eliminasi, idealisasi dan penyusunan teori
secara spekulatif, yang disebut prediksi, serta setiap saat bisa dilakukan pengukuran dan
percobaan. Zaman modern ini sering disebut dengan zaman sains rasionalis, karena lebih
mementingkan rasio dalam menjelaskan alam.

6)      Zaman Pola Pikir Induksi

Zaman ini ditandai dengan pola pikir induksi telah mulai digunakan sebagai landasan dalam
penyelidikan ilmiah. Zaman ini sering disebut juga zaman timbulnya empirisme besar – besaran
yang benar – benar menghantar sains ke kemajuan teknologi.

Penemuan cahaya oleh Christian Huygens dan juga perumusan mekanika klasik dari Isaac


Newton mengawali zaman ilmu pengetahuan alam baru  yang sama sekali lain dari zaman
sebelumnya. Zaman modern ini ditandai dengan sederetan penemuan penting di bidang ilmu

11
alam, yang harus diakui ditunjang oleh cara penelitian dan eksperimen tentang alam dan metode
baru. Banyak filsuf baru lahir dan memberi warna dalam pencarian di lapangan ilmu alam.

Zaman perkembangan sains pasca Newton adalah zaman keemasan bagi ilmu pengetahuan alam.
Zaman berpikir induksi pada dasarnya adalah zaman empirisme, yang meletakkan dasar
pengetahuan pada hasil eksperimen dan pemikiran. Teori dan hukum alam, baru ditemukan pada
zaman ini dan hukum – hukumnya berlaku hingga saat ini. Masyarakat ilmiah menjadi begitu
besar dan perkembangan pengetahuan juga menghasilkan teknologi maju yang tidak terpikirkan
sebelumnya. Penemuan mesin uap oleh James Watt (1736 – 1819)memicu terjadinya era
keemasan teknologi karena dalam waktu singkat industri – industri mengalami otomatisasi
dengan menggunakan mesin – mesin.

7)      Zaman Kontemporer

Zaman ini ditandai dengan kemajuan ilmu alam terutama fisika. Dizaman ini manusia sudah
mendapatkan hukum kekekalan materi dan energi. Hubble dengan teleskopnya telah melihat
dinamika di alam raya, dan besarnya alam raya melebihi yang dibayangkan sebelumnya. Teori
tentang asal – usul alam semesta ditemukan dengan pendekatan baru dari hasil penemuan terbaru
masa itu. Lahirnya teori Big Bang (Dentuman Besar) oleh Stephen Hawking juga menimbulkan
banyak kontroversi pada saat itu. Mekanika kuantum dengan sukses melegakan banyak pihak
pemerhati atom dan partikel elementer karena banyak masalah yang bisa dijelaskan dengan teori
kuantum ini.

Kemajuaan di zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan beberapa teknologi canggih,
misalnya teknologi komunikasi dan informasi. Komputer sangat memudahkan kerja perhitungan
di banyak bidang. Perhitungan rumit yang tadinya dilakukan dengan kemampuan otak yang
memakan waktu sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer yang bekerja sebagai
mesin. Komputer juga membantu menusia melihat secara visual ide – ide yang dipikirkan dan
dihitung.

8)      Sains di Masa Depan

Sains di masa depan adalah sains digital. Karenanya manusia akan menghadapi kenyataan baru,
yakni kenyataan virtual. Pesatnya laju komunikasi antara komputer besar maupun kecil, sekecil
telepon genggam, membuat realitas fisika yang selama ini dipelajari dalam ilmu alam menjadi
dunia yang sama sekali tidak menyentuh realitas yang akan dibicarakan di masa depan. Bahkan
kemajuan sains di dunia elektronika dan komputer ini mengubah warna sains empiris maupun
sains deduktif yang selama ini kita pelajari.Warna baru sains ini juga akan mengubah peta

12
perkembangan pengetahuan secara umum, bahkan sampai realitas sosial sekalipun. Teori – teori
perkembangan pengetahuan yang selama ini dipelajari akan mempunyai warna baru pada era
digital di masa yang akan datang. Perkembangan realitas maya ini sangat menarik bagi
pengamatannya. Tanpa aspek kesadaran, maka pelaku zaman bisa hanyut dalam rumitnya dunia
maya ini.

Sebagai gambaran ringkas, skema perkembangan IPA dapat dilihat pada tabel berikut.

Perkembangan IPA klasik dan IPA modern

IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni
mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih
mendahulukan eksperimen dari pada teori.

IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari
pada praktek. IPA modern memiliki telahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang
bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana
ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.

C. Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya

1.      Klasifikasi IPA

1) Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya.
- Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara, seperti bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan,
teknik nuklir.
- Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia organik
(protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan
seperti plastik, dan bahan peledak.
- Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala - gejalanya.
a. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh – tumbuhan.
b. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan.

13
c. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.
d. Anatomi, suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam makhluk hidup.
e. Fisiologi, studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk hidup.
f. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.
g. Histologi, studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang
merupakan serentetan sel sejenis.
h. Palaentologi, studi tentang makhluk hidup masa lalu.
2) Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yaitu studi tentang bumi sebagai salah satu
anggota tata surya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
- Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu
kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini  petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa
bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral).
- Astronomi, membahas benda - benda ruang angkasa dalam alam semesta yang
meliputi bintang, planet, satelit dan lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam
navigasi, kalendar dan waktu

2.      Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu

a.        Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-
20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu yang lebih spesifik.
Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai
subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan
fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu.
Sehingga, tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan
satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna. Untuk dapat menguasai ilmu dengan baik,
maka seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah
satu fokus disiplin ilmu tertentu.
b.        Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS.
Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengkolaborasikan ilmu IPA
dan IPS. Sedangkan interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan
pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin
ilmu adalah ilmu komputer yang dikembangkan dari disiplin IPA.

14
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat.
Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan
sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin
ilmu tetapi karena dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya
berubah menjadi multidisiplin ilmu.

BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan
1. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis,
teratur, dan terkontrol.
2. Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan
yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dimulai sejak Zaman
Purba, Zaman Kuno Zaman Yunani Kuno, Zaman Pertengahan, Zaman Modern pada
Zaman Renaissance, Zaman Pola Pikir Induksi, Zaman Kontemporer, hingga Sains di
Masa Depan serta terbagi atas masa IPA Klasik dan IPA Modern. Dengan adanya
perkembangan IPA di berbagai bidang saat ini banyak terdapat penemuan - penemuan
baru yang berguna dalam kehidupan manusia.
3. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil - hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang - cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA). Ilmu pengetahuan alam memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan
peradaban sekarang. Karena melalui teori yang di terapkan ini untuk memudahkan
pekerjaan manusia.
B. Saran
Saran kami sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan yang kita miliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada demi
kemajuan bangsa Indonesia. Kita juga sudah sepatutnya meneladani sikap – sikap ilmiah dalam
IPA, agar sejak dini, sikap – sikap tersebut sudah tertanam dalam benak kita dan dapat berguna
bagi masyarakat luas dan negara. Penerapan metode ilmiah juga sebaiknya kita lakukan, yaitu
kita harus menguji kebenaran dari segala aspek baik yang kita lihat maupun yang kita dengar
dan harus selalu sesuai dengan realita yang ada. 

DAFTAR PUSTAKA

16
Herdiyani, D. Ruang Lingkup IPA. http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/ruang-
lingkup-ipa-iad.html. Diakses pada 14 September 2018 pukul 14.30.

Nadia, Claudy. Makala IKD perkembangan dan pengembangan IPA.


http://biologyody.blogspot.com/2015/10/makalah-ikd-perkembangan-dan.html. Diakses pada 11
September 2018 pukul 15.00.

Akbar, Yusuf, Muhammad. Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA. http://myusuf-


pai.blogspot.com/2016/04/metode-ilmiah-sebagai-dasar-ipa.html. Diakses pada 11 September
2018 pukul 15.25.

Alfandy, Ahmad. IAD—Perkembangan Ilmu dan Pengetahuan Alam.


http://amadsgtt.blogspot.com/. Diakses pada 14 September 2018 pukul 14.00.

17

Anda mungkin juga menyukai