Anda di halaman 1dari 2

SEDEKAH BUMI SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA

Oleh: Itsnawati

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kebuadayaan berasal dari kata budaya yang berarti pikiran, akal budi. Kebudayaan
merupakan gabungan dari kata budi dan daya. Budi berasal dari kata sansekerta:
budh/buddhi, yang artinya akal, pikiran, kecerdikan, watak, kebijaksanaan, kebajikan,
maksud, kearifan, pendapat, pekerti, tabiat, watak, dan sifat. Daya berarti akal,
ukuralit, ikhtiar, tipu, muslihat, godaan. Di Indonesia sendiri memiliki bermacam-
macam sebuah kebudayaan, terutama di Jawa. Salah satu kebudayaan yang masih
dipertahankan sampai saat ini adalah sedekah bumi.

Sedekah bumi merupakan salah satu rangkaian upacara slametan bumi. Sedekah bumi
juga biasa di sebut dengan “dekah desa”. Tujuan dari sedekah bumi merupakan
ungkapan syukur masyarakat pedesaan atas nikmat atau keselametan yang mereka
peroleh selama setahun. Upacara ini dilakukan masyarakat setelah mendapatkan hasil
panen mereka. Mereka kemudian melakukan tasyakuran dengan hasil bumi yang
mereka dapatkan. Upacara ini juga sebagai tujuan berbagai kepada masyarakat desa
lainnya yang tidak memiliki hasil panen karena tidak memiliki ladang. Selain itu,
adanya sedekah bumi ini, mereka juga mempererat tali silaturahmi dan persaudaran
mereka.

Upacara sedekah desa mencakup perpaduan dari berbagai unsur seperti unsur budaya,
unsur ekonomi dan unsur religi. Unsur religi merupakan hal mendasar yang menjadi
motivasi masyarakat untuk melaksanakannya, karena didalamnya terkandung pesan
moral yang memiliki nilai luhur serta norma-norma atau aturan-aturan yang tidak
tertulis. Unsur religi atau agama di tambahkan dalam ritual sedekah bumi agar tidak
musyrik, sehingga dalam acara sedekah bumi di tambah dengan do’a-do’a secara
Islami. Dalam acara awal sedekah desa, diawali dengan pembacaan do’a oleh
moadzin (pemimpin do’a). Do’a tersebut dimaksudkan untuk memohon kekuatan dan
memohon untuk diberikan kemudahan dalam mencari rezeki, serta di berikan hasil
bumi yang baik.

Acara sedekah bumi juga diakhiri dengan memanjatkan do’a dengan dipimpin oleh
modin (pemimpin do’a). Berdo’a selain sebagai salah satu unsur berbagai unsur
keagamaan juga merupakan media komunikasi dengan Tuhan, komunikasi semata-
mata sebagai bentuk pernyataan manusai yang sadar pada kelemahan dan
ketidakberdayaan. Dalam pembacaan do’a yang di pimpin oleh Modin, pembacaan
doa ini merupakan pengganti mantra-mantra yang kemudian disempurnakan oleh
Islam dengan memasukkan doa-doa. Penggantian ini dilakukan setelah menyebarnya
agama Islam di Indonesia, dan menyebar ke plosok-plosk desa.

Sedekah bumi merupakan salah satu adat atau tradisi yang banyak mengalami
akulturasi dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sedekah bumi yang pada mulanya bukan
berasal dari ajaran Islam , ternyata sudah banyak mengalami perubahan-perubahan
yang sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Perubahan nyata sebagai akibat proses
akulturasi antara nilai-nilai Islam dengan adat dapat dilihat bentuk-bentu acara yang
ada dalam upacara sedekah bumi. Acara sedekah bumi yang dulu menggunakan acara
persembahan terhadap roh-roh, dengan adanya ajaran Islam yang telah berkembang di
masyrakat sehingga pada acara sedekah bumi, dihilangkan tentang penyembahan
terhadap roh-roh, digantiakan sesuai dengan syariat Islam. Hal tersebut merupakan
adanya akultursai budaya, bercampurnya dua budaya, tanpa menghilangkan budaya
aslinya. Proses akulturasi yang terjadi dalam tradisi sedekah bumi ini berjalan dengan
baik dan lancar. Hal ini dibuktikan bahwa Islam yang notaben adalah sebuah nilai, hal
yang asing dan berasal dari luar, akan tetapi sudah dianggap sebagai unsur-unsur
yang menjadi satu.

Akan tetapi budaya sedekah bumi sendiri untuk saat ini mulai memudar. Karena
perubahan zaman yang sudah berkembang membuat masyarakat perlahan-lahan
meninggalkan budaya tersebut. perkembangan zaman yang terjadi membuat budaya
yang ada secara perlahan-lahan mulai terkikis. Tetapi sebagian dari masyarakat juga
masih mempertahankan budaya tersebut, karena menurut mereka itu merupakan salah
satu kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai