Anda di halaman 1dari 7

Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS), Vol 3 No.

1 - April 2018
e-ISSN 2548-6543

LATERAL THINKING DE BONO DALAM PERANCANGAN DESAIN

Andreas Syah Pahlevi

Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang


Email : andreassyah@gmail.com

Abstract: Today, the dominance of problem solving in the majority of science,


including the visual communication design is more on linear thinking methods that
follow the flow of procedures in the sciences way and rigid, exact, steady, measurable
and by empirical sciences approach. This way of thinking continues to spread to other
sciences which are actually different in nature and scientific nature. The character of
visual communication design science embedded with other sciences causes the spread of
linear thinking continues to penetrate into the niches of everyday human life as well as
transmitted to scientific fields. besides the natural sciences and exact sciences, such as
psychology, sociology, economics and various other human social sciences. Lateral
thinking in the world of visual communication design offers an alternative way to
juxtapose creator's imagination with the logic of design problems.

Key Words: Lateral Thinking, Design Thinking, Design Method

Abstrak: Pada saat ini diketahui bahwa dominasi pemecahan masalah dalam mayoritas
keilmuan, termasuk desain komunikasi visual lebih pada cara-cara berpikir linear yang
mengikuti alur prosedur ala ilmu-ilmu alam dan eksakta yang rigid, pasti, ajeg, terukur
dan empirik. Cara berpikir ini terus merambah ke ilmu-ilmu lain yang
sebenarnya nature dan sifat keilmuannya berbeda, Karakter ilmu desain komunikasi
visual yang embedded dengan ilmu lainnya menyebabkan penyebaran cara berpikir linear
terus merasuk ke relung-relung kehidupan manusia sehari-hari disamping tentunya
menular ke bidang keilmuan selain ilmu-ilmu alam dan ilmu pasti yaitu seperti psikologi,
sosiologi, ekonomi dan berbagai ilmu-ilmu sosial kemanusiaan lainnya. Lateral thinking
dalam dunia desain komunikasi visual menawarkan cara alternatif yang menyandingkan
imajinasi creator dengan logika problem desain.

Kata kunci: lateral thinking, pemecahan masalah

Cara berpikir kreatif sering disebut masih berada pada cara pemikiran yang sama.
pula berpikir out of box atau berpikir di luar Seseorang harus berani mengambil keputusan
kotak. Metode berpikir di luar kotak pertama untuk keluar dari ‘kotak’ tersebut, zona aman
kali diperkenalkan oleh seorang yang dimiliki, maka barulah hal-hal baru,
matematikawan Inggris Henry Ernest inovasi, pengalaman, dan keberhasilan baru
Dudeney lewat sebuah teka teki yang ia yang tidak terbayangkan bisa menghampiri
ciptakan. Selain Henry, Seorang psikolog diri seseorang. Dalam konteks ini keberanian
bernama Edward de Bono juga mengartikan mengubah perspektif, cara pandang juga
cara berpikir di luar kotak sebagai cara termasuk di dalamnya.
berpikir lateral. Istilah pemikiran lateral ini Lateral thinking is a term for the solution of
diciptakan oleh Edward de Bono dalam problems through an indirect and creative
buku New Think: The Use of Lateral Thinking approach. Lateral thinking is about reasoning
yang dipublikasikan pada tahun 1967. Ia that is not immediately obvious and about
berkata “Seseorang tidak dapat menggali ideas that may not be obtainable by using only
lubang di tempat yang berbeda dengan traditional step-by-step logic. Lateralthinking
menggali lebih dalam lubang yang sama.” Ini is solving problems through an indirect and
memiliki arti bahwa seseorang tidak akan creative approach, using reasoning that is
menemukan hal yang baru, hal yang tidak not immediately obvious and involving ideas
pernah ditemui dan dialami sebelumnya jika that may not be obtainable by using only

45
Andreas Syah Pahlevi
LATERAL THINKING DE BONO DALAM PERANCANGAN DESAIN

traditional step-by-steplogic. pembangunan kembali sesuatu yang baru


(enwikipedia.org/wiki/wiki/lateral thinking) secara kreatif.
Lateral thinking dikemukakan Beberapa karakteristik Berpikir
pertama kali oleh de Bono dengan lateral/lateral thinking yang dapat
menyatakan konsep Berpikir lateral sebagai disimpulkan sesuai dengan penjelasan De
kemampuan untuk berpikir kreatif, atau “di Bono dalam Bukunya “Berpikir Lateral”
luar kotak” yakni dengan menggunakan antara lain sebagai berikut:
inspirasi dan imajinasi untuk memecahkan a. Berpikir lateral merupakan upaya
masalah dengan melihat mereka dari memecahkan masalah melalui pendekatan
perspektif yang tak terduga. Berpikir lateral langsung dan pendekatan kreatif, dengan
meninggalkan pemikiran cara tradisional, dan menggunakan penalaran yang tidak segera
membuang kondisi prasangka tertentu. jelas dan melibatkan ide-ide yang mungkin
Statement de Bono ini tentu tidak diperoleh dengan hanya menggunakan
berlawanan dengan konsep berpikir Linear tradisional atau langkah-demi-langkah
yang lebih mengejawantahkan urutan baku, logika . .
ajeg, empiric, terukur pada sebuah proses b. Lateral thinking merupakan usaha untuk
berpikir yang dianggap oleh De Bono kurang memecahkan masalah dengan metode yang
mengakomodir untuk mencari alternatif tampaknya tidak logis namun melalui proses
solusi. Pola berbikir linear yang cenderung pencarian solusi yang sangat fleksibel. lateral
baku tersebut disebut pula pola berpikir thinking sebagai pemecahan masalah melalui
tradisional. pengamatan dari berbagai perspektif dalam
Edward de Bono dalam bukunya memandang masalah. Dalam Pengertian
‘Lateral Thinking’ membagi pola berpikir Spesifik: lateral thinking merupakan suatu
menjadi dua, yaitu vertikal dan lateral. teknik yang sistematis dari olahan berbagai
Edward de Bono memperkenalkan istilah perspektif selanjutnya digunakan untuk
“berpikir lateral” untuk menjelaskan pola mengubah konsep dan persepsi, dan
berpikir tersebut, sementara pola “berpikir menciptakan yang baru guna menjelajahi
vertical” digunakan untuk menjelaskan beberapa kemungkinan dan pendekatan bukan
tentang proses berpikir logis yang mengejar pendekatan tunggal.
konvensional.
Pola berpikir vertikal adalah pola Metode Lateral Thinking dalam Proses
berpikir logis konvensional yang selama ini pencarian ide desain “out of box”
kita kenal dan umum dipakai. Pola berpikir ini Berpikir di luar kotak memiliki target
dilakukan secara tahap demi tahap solusi yang mengandalkan cara berpikir
berdasarkan fakta yang ada, untuk mencari dengan menggunakan perspektif yang baru.
berbagai alternatif pemecahan masalah, dan Yang dimaksud “kotak” dalam hal ini adalah
akhirnya memilih alternatif yang paling perumpamaan pembatasan diri seseorang pada
mungkin menurut logika normal. Sedangkan saat melihat suatu permasalahan. Dalam
pola berpikir lateral bukanlah merupakan definisi yang lebih luas, berpikir di luar kotak
suatu formula ajaib yang baru, melainkan dideskripsikan sebagai suatu cara pikir baru di
hanyalah suatu cara untuk memanfaatkan otak luar kebiasaan dari cara berpikir yang
kita yang lebih kreatif dan agak berbeda dari sebelumnya, cara berpikir yang berbeda dari
biasanya. orang-orang pada umumnya, cara berpikir
Selanjutnya perbedaan yang paling kreatif, di luar kemampuan diri dan kelompok
mendasar antara pola pikir tradisional dan , dan cara berpikir yang mungkin tidak pernah
pola berpikir lateral adalah, bahwa pola terpikirkan oleh siapapun sebelumnya. Pada
berpikir tradisional bersifat vertikal selektif, intinya, berpikir di luar kotak berarti berani
sedangkan pola berpikir lateral bersifat untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya
generatif. Adapun berpikir vertikal dalam hal pada apa yang dihadapi dan apa yang
ini berkaitan dengan pembuktian atau biasanya orang pikirkan, tapi untuk bisa
pengembangan pola konsepsi, sedangkan berfikir lebih jauh dari kemampuan dan
berpikir lateral berkaitan dengan kebiasaan yang ada dan orang-orang pada
umumnya.
Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS), Vol 3 No. 1 - April 2018
e-ISSN 2548-6543

Pola berpikir lateral tetap dalam perancangan desain karakter “Roh


menggunakan berbagai fakta yang ada, Garuda”
menentukan hasil akhir apa yang diinginkan,
dan kemudian secara kreatif (seringkali tidak Istilah desain dapat diartikan sebagai
dengan cara berpikir tahap demi tahap) proses (merancang) dan dapat juga untuk
mencari alternatif pemecahan masalah dari menyatakan hasil (rancangan). Desain
berbagai sudut pandang yang paling mungkin memiliki makna ganda sebagai proses
mendukung hasil akhir tersebut. pemecahan masalah yang melibatkan proses
Edward de Bono telah menulis secara perancangan dan pengembangan bagi suatu
luas tentang proses berpikir lateral – generasi masalah. Desain merupakan pemecah masalah
baru solusi masalah. Titik berpikir lateral yang berisi deskripsi spesifikasi produk yang
adalah bahwa banyak masalah yang spesifik dan fungsional serta prototype-nya..
membutuhkan perspektif yang berbeda untuk Seorang desainer komunikasi visual yang
memecahkan masalah. professional dituntut memiliki pengetahuan
De Bono mengidentifikasi empat faktor dan kemampuan yang luas tentang
penting yang terkait dengan berpikir lateral: komunikasi visual. Selain visualisasi dan
(1) mengenali ide dominan dan polarisasi bakat yang baik dalam berkomunikasi
persepsi masalah, secara visual, ia juga harus mempunyai
(2) mencari cara yang berbeda untuk melihat kemampuan untuk menganalisa suatu
sesuatu, masalah, mencari solusi masalah tersebut
(3) relaksasi pengendalian berpikir kaku, dan dan mempresentasikan secara visual
(4) penggunaan kesempatan untuk mendorong Desain pada dasarnya adalah hasil
ide-ide lain. Faktor terakhir ini berkaitan penyusunan pengalaman visual dan emosional
dengan fakta bahwa berpikir lateral dengan memperhatikan elemen- elemen dan
melibatkan ide-ide probabilitas rendah yang prinsip- prinsip desain yang dituangkan dalam
tidak mungkin terjadi dalam kegiatan satu kesatuan yang mantap (
peristiwa.normal Kusmiati,1999:2).
Berpikir lateral secara metodologis menjadi Menurut Safanayong, desain adalah
suatu teknik dalam melakukan tindakan suatu disiplin ilmu yang tidak hanya
kreatif. Teknik ini menggabungkan banyak mencakup eksplorasi visual, tetapi terkait
perspektif yang digunakan untuk mengubah dan mencakup pula dengan aspek-aspek
persepsi dan menghasilkan sesuatu yang luar seperti kultural sosial, filosofis, teknik dan
biasa, tetapi menarik. Berpikir Lateral dapat bisnis. Desain merupakan suatu studi yang
memberikan telaah yang detil tentang bersifat disiplin silang karena kreativitas
kemungkinan,alternative terhadap fokus dan evaluasi desain pada umumnya
permasalahan. Umumnya diawali pertanyaan berdasarkan model dan pelajaran disiplin
lateral “ bagaimana- jika…?” Pada saat lainnya (Safanoyong, 2006: 2).
menemukan kata yang lateral dengan fokus Roh Garuda adalah sebuah karya seni
berpikir, maka akan muncul banyak terapan yang digagas melalui proses berpikir
pertanyaan yang memaksa otak logis untuk desain. Roh Garuda dirancang oleh kelompok
menjawab. Elaborasi jawaban dari berbagai desainer yang saling bekerjasama
pertanyaan logis terkait hubungan ini akan menuangkan gagasannya hingga membentuk
membawa proses berpikir solutif pada sebuah ragam karya turunan dari konsep “Roh
ide kreatif yang unik dan particular. Garuda’ tersebut.
Pola berpikir lateral tetap bertumpu kepada Pada dasarnya tujuan berpikir adalah
berbagai fakta yang ada, kemudian mengumpulkan berbagai data-data informasi
menentukan hasil akhir yang diinginkan, dan dan menggunakannya sebaik mungkin.
selanjutnya secara kreatif mencari alternatif Seperti misalnya, jika dalam setiap melakukan
pemecahan masalah dari berbagai sudut kegiatan, aktivitas dan kreativitas yaitu
pandang yang paling mungkin mendukung bekerja dan berkarya dengan pola yang tetap,
hasil akhir tersebut maka informasi tidak dapat digunakandengan
Berpikir Lateral dalam proses desain baik.
komunikasi visual. Studi proses desain

47
Andreas Syah Pahlevi
LATERAL THINKING DE BONO DALAM PERANCANGAN DESAIN

Pola pikir yang selama ini


dicanangkan pada proses kreatif dalam
berkarya desain sering menjadi hambatan
dalam melakukan hal-hal yang baru. Artinya,
proses penciptaan karya seni seringkali
dibebani oleh suatu defenisi atau sistimatika
yang vertikal (tradisional).Dengan demikian
sehingga karya seni yang diproduksi hanya
sekedar mengubah bentuk bentuk tanpa
membongkar dan membangun kembali
secarakonseptual.Gagasan baru penting untuk
penciptaan karya-karya secara optimalyang
dapat berupa keberanian mengubah tatanan
lama, yaitu mengolah bentuk lama untuk
mengembangkan kreatif, sehingga mampu
menghasilkan produk baru. Pola berpikir
secara lateral umumnya dalam proses desain Gambar 1. Desain Karakter Bhi,
digunakan sebagai suatu sikap atau suatu cara Nekka, Tongga, Leika, dan Esa dari hasil
yang menggunakan pikiran yang efektif, gagasan konsep Pancasila.
namun menghasilkan gagasan optimal.
Produk Roh Garuda diawali dengan Menurut Christopher Jones dalam
merancang karya desain karakter yang lahir bukunya , Design Method-Seed of Human
dari gagasan berdasarkan observasi yang Futures (1980) menjelaskan bahwa aktivitas
dilakukan oleh desainer dengan mengamati pendesainan dengan upaya- upaya
serangkaian masalah tentang wawasan mendeskripsikan gagasan dengan melihat latar
nasionalisme dan identitas nasional Indonesia. belakang merupakan proses belajar.
Gagasan Roh Garuda hadir melalui proses Sesungguhnya, desainer sedang belajar pada
brainstorming yang dikelola dengan saat dia mendesain. Pada pendesainan yang
menambahkan wawasan pengetahuan tematik terdiri atas aktivitas–aktivitas identifikasi,
tentang Pancasila menjadi konsep desain analisis-sintesis, eksplorasi-eksperimentasi,
karakter. riset dan pengembangan serta untuk
Pada proses brainstorming ini kata pemecahan masalah. Seiring dengan itu
kunci gagasan dihasilkan dengan melihat sesungguhnya desainer sedang belajar dan
berbagai persepektif permasalahan dalam belajar lebih lagi mengenai pemecahan
konteks nasionalisme dan identitas nasional. masalah desain, hambatan-hambatannya, serta
Pada awalnya, keputusan tentang perancangan pilihan solusi potensialnya.
karakter tidak memiliki bentuk kongkrit Josef Muller-Brockmann menyatakan
secara visual, namun cenderung gagasan- bahwa setiap karya kreatif visual adalah
gagasan verbal yang dicatat sebagai perwujudan karakter desainer. Karater
pertimbangan visual nantinya. tersebut merupakan refleksi
Tim desainer Roh Garuda pengetahuannya, kemampuannya, dan
menerapkan terminologi desain sebagai mentalitasnya. (Armstrong,2010:65).
solusi. Gagasan tentang desain dipahami Pendapat tersebut sangat terkait mengenai
sebagai sesuatu yang berakar dari pemikiran pola berpikir seorang desainer dalam
desainer, tidak hanya dari kepentingan klien melakukan proses desain. Karakter terpola
saja. Oleh karena itu, tim desainer berusaha dan tidak terpola menjadi pilihan pola pikir
menciptakan gagasan baru yang unik, murni kreatif seorang desainer.
dari gagasan tim desainer. Tim Brown (2009) dalam bukunya
Change By Design: How Design Thinking
1. Metode Berpikir Hibrida dalam dan Transforms Organizations and Inspires
Penciptaan Desain Roh Garuda Innovations menjelaskan intisari berpikir
desain (design thinking) dengan
Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS), Vol 3 No. 1 - April 2018
e-ISSN 2548-6543

menggambarkan bahwa pemikiran yang awalan berpikir dengan dibantu hasil


komprehensif dan berpusat pada manusia – observasi dan wawasan-wawasan tentang
human centered, serta kebutuhannya menuju sejarah, identitas nasional, serta permasalahan
suatu inovasi berkelanjutan adalah apa yang nasiionalisme dan pop culture, sedangkan
dibutuhkan saat ini blackbox diterapkan pada saat melakukan
Pola berpikir dalam proses desain brainstorming untuk mencari “clue” desain
terdapat beberapa klasifikasi, yang paling yang akan didesai dengan mempertimbangkan
terkenal adalah glass box dan black box. orisinalitas dan novelty menjadi target proses
Keduanya adalah pola berpikir yang sering berpikir ini.
digunakan desainer menjadi strategi Perancangan Roh Garuda
merancang desain. Christopher Jones menitikberatkan landasan berpikir desain pada
mengutarakan bahwa strategi desain dapat pengetahuan tematik disamping pengetahuan
disimpulkan sebagai penetapan urutan tentang estetika dan skill desain. Pengetahuan
tindakan yang akan dilaksanakan berupa wawasan tematik menjadi tolok ukur
desaineruntuk merealisasikan suatu kualitas desain yang akan dihasilkan.
tujuanyang diinginkan dalam design Perancangan desain karakter sebagai
brief.menjadi keputusan akhir yang siap permulaan penciptaan karya, menghasilkan
dilaksanakan (Pola berpikir glassbox dan karya desain yang memiliki bobot makna,
blackbox umumnya sering didikotomi nilai yang divisualkan melalui simbol visual
sebagai sesuatu yang bertentangan, namun pada setiap karakternya.
sebenarnya antara kedunya masih dapat Setelah melakukan telaah berbagai
disejajarkan bahkan di”hibrida”kan. Yasraf perspektif, simpulan urgensi permasalahan
Amir Piliang dalam Lawson (2007) juga yang ditangkap oleh desainer pada
menyimpulkan bahwa berdaarkan problem perancangan Roh Garuda justru adalah isu
yang dihadapinya, ada dua model berpikir tentang pop culture yang terjadi di Indonesia.
yang satu sama lainnya saling mendukung. Kecenderungan respon masyarakat yang lebih
Pertama, Kotak Hitam, yang melaluinya dapat tertarik dengan budaya luar negeri hingga
dihasilkan loncatan kreatif. Kedua, Kotak menjadikan fanatisme menjadi tema
Kaca yang didalamnya berlangsung proses permasalahan yang diangkat oleh kelompok
rasional. Kotak hitam adalah cara berpikir desainer Roh Garuda. Identifikasi masalah
yang didalamnya terdapat kotak hitam pikiran menjadi awal mula pemikiran sebelum desain
yang dibangun dari arsitektur “chaos” , benar- benar dikerjakan. Hal ini juga sesuai
ketidakpastian, ketidakberaturan, serta dengan sistematika desain yang senantiasa
turbulensi namun sangat berpotensi berawal dari permasalahan yang difokuskan
menimbulkan loncatan kreatif bila dibawa untuk diangkat. Tim desainer berharap bahwa
berdasarkan kontrol. Kontrol yang dimaksud dengan dirancangnya Roh Garuda, maka
dalam hal ini adalah pengaturan gagasan acak dapat mewarnai fenomena pop culture di
melalui pola koheren. Sedangkan cara Indonesia dan mampu membuat persepsi
berpikir kotak kaca adalah cara berpikir masyarakat menjadi positif terhadap wawasan
rasional yang sistematik dimana sebuah nusantara.
masalah yang dihadapi diselesaikan hanya Menurut Sadjiman (2006:37)
berdasarkan informasiyang tersedia padanya, dijelaskan bahwa sistematika perancangan
orang yang mengikuti sepenuhnya tahap dan media komunikasi visual menggunakan
siklus analisis, sintesis, dan evaluasi secara prosedur yang menyesuaikan permasalahan
terencana pada obyek di lingkungan dengan kebutuhan
Kiat berpikir lateral pada proses desain, agar nantinya dapat dihasilkan sebuah
perancangan desain karakter Roh Garuda ini, karya desain yang efektif, efisien dan
diawali dengan mempertimbangkan pola komunikatif bagi audien.
berpikir glassbox dan blackbox digabungkan
menjadi hubungan timbal balik. Karakter2. Metode Berpikir Lateral dalam dan
antara blackbox dan glass box digabungkan Penciptaan Desain Roh Garuda
dalam sebuah “penggabungan” pola berpikir Titik tolak berpikir lateral berikutnya
dalam proses rancang . glassbox menadi adalah Pada penekanan konseptual,

49
Andreas Syah Pahlevi
LATERAL THINKING DE BONO DALAM PERANCANGAN DESAIN

perancangan Roh Garuda diawali dari


mencari titik konseptual strategis melalui
identifikasi permasalahan dikaitkan dengan
media komunikasi visual hingga telaah
teoritik. Tahapan ini dapat dipahami sebagai
fase pra perancangan desain sebelum melalui
tahapan visualisasi.
Telaah berikutnya adalah
memvisualkan symbol-simbol yang terdapat
pada sila-sila Pancasila yang meliputi :
Bintang untuk sila ke- 1, rantai untuk silake-
2, pohon beringin untuk sila ke- 3, kepala
banteng untuk sila ke- 4, padi dan kapas untuk
sila ke- 5. Pada proses visualisasi ini, berpikir Gambar 2. Desain Karakter, Bhi,, salah satu
lateral diterapkan guna menciptakan gagasan karakter Roh Garuda yang dirancang dengan
kemungkinan-kemungkinan alternatif ide. studi visual simbol Sila keempat Pancasila
Gagasan-gagasan pada visual desain karakter dan ornament adat Kalimantan
ditetapkan justru dengan menghindari bentuk
baku dari symbol-simbol yang hanya
dipersonifikasikan sebagai karakter, namun
berupaya mencari perspektif lain dari bentuk
yang yang unik. Setelah melalui berbagai
pertimbangan yang melibatkan imajinasi
visual, ditetapkan nama- nama karakter dari
kalimat “Binneka Tunggal Ika” menjadi Bhi,
Nekka, Tongga, Leika dan Esa untuk
disesuaikan dengan jumlah 5 sila Pancasila
Sila 1 divisualkan dengan nama Esa.
Krakter ini memilki bentuk bintang yang Gambar 3. Desain Karakter, Nekka, salah satu
divisualkan sebagai figur karakter karakter karakter Roh Garuda yang dirancang dengan
dari luar angkasa, dengan desain yang studi visual simbol Sila ketiga Pancasila dan
futuristic. Sila 2 divisualkan dengan nama ornament adat Jawa dalam wayang golek
Nekka. Karakter ini memiliki bentuk rantai
yang diturunkan dari material logam kokoh
menjadi baju zirah dengan memadukan figure
wayang golek. Sila 3 divisualkan bernama
Tongga, dari bentuk pohon beringin yang
diwujudkan dari pemaduan ragam hias khas
papua. Sila 4 divisualkan bernama Bhi, dari
bentuk kepala banteng dengan memadukan
ragam hias pakaian corak Kalimantan. Sila 5
divisualkan dengan nama leika, dari bentuk
padi dan kapas yang dipadukan dengan corak
busana khas minangkabau.
Kelima desain karakter yang
dirancang ini berusaha keluar dari konsep Gambar 4. Desain Karakter, Tongga, salah
baku dan cenderung “memberanikan” diri satu karakter Roh Garuda yang dirancang
dalam mengubah pola dan perspektif, serta dengan studi visual simbol Sila ketiga
penggabungan materi desain dengan referensi Pancasila dan ornament adat Papua
budaya lokal . Dalam hal ini desainer sangat
terbuka dengan wawasan-wawasan baru
sebagai bentuk stimulasi yang direspon
sebagai pertimbangan desain.
Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies (JADECS), Vol 3 No. 1 - April 2018
e-ISSN 2548-6543

cara mengoptimalkan potensi otak, sikap


terbuka dan siap menerima stimulasi internal
dan eksternal serta didukung sifat
bebas,particular, percaya pada diri sendiri
melalui metode- metode positif untuk
pengambangan pola piker kreatif itu sendiri.
Melalui proses dan metode berpikir kreatif
lateral yang disertai dasar pola pikir hibrida
black box dan glassbox , merupakan langkah
yang menawarkan upaya dalam menggali
potensi otak terbesar, yaitu “ide out of box”.
Dengan demikian metode itu akan memberi
Gambar 5. Desain Karakter, Leika, salah satu wahana bagi intuisi, logika dan perspepsi
karakter Roh Garuda yang dirancang dengan secara paralel untuk berkelana ke dalam
studi visual simbol Sila ketiga Pancasila dan perspektif yang beragam, ruang terdalam dari
ornament adat Minangkabau imajinasi yang membangkitkan kepekaan otak
serta merangsang emosi untuk diekspresikan
ke dalam karya desain.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Helen (2010), Graphic Design
Theory ,Penerbit Andi ,Yogyakarta
Bono, Edward de. 1990 Berpikir Lateral, Bina
Rupa Aksara :Jakarta
Brown, Tim. (2009) Change By Design: How
Design Thinking Transforms
Organizations And Inspires
Innovations. New York: Harpercollins
Publishers.
Gambar 2. Desain Karakter, Tongga, salah Jones , Christopher. (1980), Design Method-
satu karakter Roh Garuda yang dirancang Seed of Human Futures, Willey
dengan studi visual simbol Sila ketiga Interscience,London
Pancasila dan konsep futuristik Kusmiati. Artini R, Sripudji Astuti dan
Pamudji Suptandar (1999), Teori Dasar
Desain. Komunikasi Visual
KESIMPULAN ,Djambatan, Jakarta
Berpikir lateral adalah cara untuk Lawson,Bryan.( 2007), Bagaimana Cara
membangun dan menyusun kembali pola-pola Berpikir Desainer, Jalasutra,Yogyakarta
yang lama guna menghasilkan pola yang baru, Safanayong, Yongky. (2006), Desain
yaitu dengan cara membongkar pola lama Komunikasi Visual Terpadu , Arte
kemudian menyusun kembali dan membangun Intermedia. Jakarta
bentuk-bentuk yang baru. Berpikir secara Sanyoto , Sadjiman Ebdi, 2006 Metode
lateral berbeda dengan pola pikir tradisional Perancangan Desain Komunikasi
yang selama ini diterapkan, yaitu dengan cara Visual, Jalasutra, Yogyakarta
membangun bentuk-bentuk seperti itu dapat Setiyawa, Ricky Ramadhan,dkk, 2015 “Roh
menentukan keabsahan yaitu memperoleh Garuda Produk Cerita Bergambar
sedikit informasi. Selama ini, banyak dikenal Sebagai Inovasi Ragam Industri Kreatif
pola berpikir secara tradisional (vertikal) “ artikel Program Kreativitas
sebagai cara berpikir yang efektif. Mahasiswa-Kewirausahaan 2015
Kesimpulannya, faktor penting yang Universitas Negeri Malang
menjadi pendorong untuk berpikir ke rah (enwikipedia.org/wiki/wiki/lateral thinking)
kreatif adalah: kemampuan kognitif dengan

51

Anda mungkin juga menyukai