Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju


Reaksi, persamaan laju reaksi dan orde
reaksi
Reaksi kimia dapat dipercepat atau diperlambat dengan cara memberi
perlakuan tertentu. Beberapa perlakuan yang dapat mempengaruhi kecepatan
terjadinya reaksi dinamakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju
reaksi. Ada beberapa yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya reaksi. Faktor-
faktor tersebut antara lain konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalisator.
1. Konsentrasi
           Semakin besar konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan partikel saling
bertumbukan, sehingga reaksi bertambah cepat. Banyaknya zat terlarut di dalam
sejumlah pelarut disebut konsentrasi. Semakin banyak pereaksi (zat terlarut), maka akan
semakin besar pula konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi
mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsentrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang
terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif
yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih
cepat terbentuk. Salah satu contohnya adalah reaksi logam seng dengan asam klorida.
Di labotarium, butiran seng beraksi cukup lambat dengan larutan asam klorida,
tetapi akan lebih cepat apabila konsentrasi dari asam ditingkatkan.

2. Suhu
          Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu
memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat
dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih
lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
        Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-
partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
       Umumnya kenaikan suhu sebesar 100oC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua
sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-
molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi
tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi
yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan
            Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh
karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada
yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang
menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. 
        Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-
molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul
bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering
terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang
cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa
laju reaksi makin tinggi.

3. Luas Permukaan Sentuhan


Yang dimaksud dengan luas permukaan dalam reaksi kimia adalah luas permukaan zat-
zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan reaksi. Sebagai pemahaman,
perhatikanlah ilustrasi dibawah ini:
Sebuah kubus memiliki panjang sisi/rusuknya 10 cm. Kemudian kubus tersebut dipeceh-
pecah menjadi 8 buah kubus dengan ukuran masing-masing sama, yaitu dengan sisinya 5
cm. Sebelum dipecah, luas permukaan kubus sebesa 6 x sisi x sisi, yaitu 600 cm 2. Setelah
dipecah menjadi 8 bagian, luas permukaan kubus menjadi 8 kubus x 6 x sisi x sisi, yaitu
1200 cm2.
              Semakin kecil ukuran suatu zat padat maka luas permukaan bidang sentuh zat
padat tersebut semakin besar sehingga semakin cepat reaksi berlangsung. Bubuk zat
padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah bongkahan
zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk padat memiliki luas permukaan bidang
sentuh yang lebih besar daripada sebuah bongkahan zat padat. Suatu zat akan bereaksi
hanya jika zat tersebut bercampur atau bersentuhan dan terjadi tumbukan. Tumbukan
tersebut terjadi antar luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing
partikel. Penurunan ukuran partikel dapat memperluas permukaan sentuh zat. Sebagai
contoh adalah reaksi antara logam magnesium dengan larutan asam seperti asam klorida.
Makin luas permukaan atom magnesium makin luas bidang sentuh atom magnesium
dengan asam klorida. Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri, yaitu
dengan menghaluskan terlebih dahulu bahan yang berupa padatan sebelum direaksikan.
Ketika kita makan, sangat dianjurkan untuk mengunyah makanan hingga lembut, agar
proses reaksi di dalam lambung berlangsung lebih cepat dan penyerapan sari makanan
lebih sempurna.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju/kecepatan suatu reaksi dan
diperoleh kembali di akhir reaksi. Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi
aktivasi sehingga jumlah molekul yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar.
Energi aktivasi sangat besar karena tidak menggunakan katalis, sedangkan energi
aktivasi kecil karena adanya katalis. Dengan menurunkan energi aktivasi maka reaksi akan
mudah terjadi karena lebih banyak partikel-partikel yang memiliki energi yang cukup untuk
menghasilkan tumbukan yang efektif.
Perhatikan ilustrasi berikut:
Sebuah bola bola yang diberikan dorongan untuk mencapai puncak bukit

Bola menggelinding akan kembali ke lembah bila energinya tidak cukup


untuk mendorong sampai kepuncak sehingga tidak sampai pada tujuan

Bola akan mencapai puncak jika mempunyai cukup energi i sehingga


sampai pada tujuan

Pada reaksi kimia, berlaku keadaan seperti itu, apabila partikel-partikel pereaksi tidak
mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi aktivasi, maka tumbukan yang
efektif akan sulit untuk terjadi dan reaksi berlangsung sangat lama, namun apabila partikel-
partikel pereaksi mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi aktifasi maka
tumbukan efektif akan lebih banyak terjadi. Untuk bisa melampaui energi aktivasi tersebut,
maka diperlukan katalis untuk memperkecil energi aktivasi.
Pengaruh katalis terhadap kenaikan laju reaksi dapat dipahami melalui reaksi antara A
dan B membentuk AB
A + B → AB (Lambat, Ea tinggi)
Jika kita gunakan katalis C, maka reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
A + C → AC (Cepat, Ea rendah)
AC + B → AB + C (Cepat, Ea rendah)
A + B + C → AB + C (Cepat, Ea rendah)
Perhatikan bahwa pada akhir reaksi, katalis C diperoleh kembali tanpa mengalami
perubahan kimia. Reaksi ini pada umumnya ditulis sebagai:
A+C katalis C AB
Sifat-sifat katalis sebagai berikut:
1. Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi mungkin terlibat
dalam mekanisme reaksi
2. Katalis mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengubah jenis maupun jumlah hasil
reaksi
3. Katalis menurunkan energi pengaktifan reaksi, tetapi tidak mengubah perubahan
entalpi reaksi
4. Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahap-tahap yang
mempunyai energi pengaktifan lebih rendah
5. Katalis mempunyai aksi spesifik, artinya hanya dapat menganalisis satu reaksi
tertentu
6. Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
7. Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai