Faktor Faktor Laju Reaksi
Faktor Faktor Laju Reaksi
2. Suhu
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu
memperlambat reaksi. Bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat
dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih
lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang
diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-
partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100oC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua
sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-
molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu,kemungkinan terjadi
tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi
yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang
efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh
karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada
yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang
menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia.
Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-
molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul
bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering
terjadi. Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang
cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa
laju reaksi makin tinggi.
Pada reaksi kimia, berlaku keadaan seperti itu, apabila partikel-partikel pereaksi tidak
mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi aktivasi, maka tumbukan yang
efektif akan sulit untuk terjadi dan reaksi berlangsung sangat lama, namun apabila partikel-
partikel pereaksi mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi aktifasi maka
tumbukan efektif akan lebih banyak terjadi. Untuk bisa melampaui energi aktivasi tersebut,
maka diperlukan katalis untuk memperkecil energi aktivasi.
Pengaruh katalis terhadap kenaikan laju reaksi dapat dipahami melalui reaksi antara A
dan B membentuk AB
A + B → AB (Lambat, Ea tinggi)
Jika kita gunakan katalis C, maka reaksi yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
A + C → AC (Cepat, Ea rendah)
AC + B → AB + C (Cepat, Ea rendah)
A + B + C → AB + C (Cepat, Ea rendah)
Perhatikan bahwa pada akhir reaksi, katalis C diperoleh kembali tanpa mengalami
perubahan kimia. Reaksi ini pada umumnya ditulis sebagai:
A+C katalis C AB
Sifat-sifat katalis sebagai berikut:
1. Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi mungkin terlibat
dalam mekanisme reaksi
2. Katalis mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengubah jenis maupun jumlah hasil
reaksi
3. Katalis menurunkan energi pengaktifan reaksi, tetapi tidak mengubah perubahan
entalpi reaksi
4. Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahap-tahap yang
mempunyai energi pengaktifan lebih rendah
5. Katalis mempunyai aksi spesifik, artinya hanya dapat menganalisis satu reaksi
tertentu
6. Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
7. Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.