Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIK TUMBUHAN

PERCOBAAN V
LANJUTAN TINJAUAN TAKSA
KELAS DICOTYLEDONAE (SUBKELAS SYMPETALAE)

OLEH :

NAMA : RITA ISNAWATI


STAMBUK : F1D1 18 012
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : HERLINDA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan berbiji adalah tumbuhan yang paling maju dibandingkan

dengan lumut maupun tumbuhan paku. Spermatophyta memiliki ciri khusus yaitu

ia dapat menghasilkan biji yang berfungsi untuk bereproduksi secara generatif

sedangkan pada lumut maupun tumbuhan paku tidak memiliki biji. Segi organ

spermatophyta memiliki derajat yang sama dengan Pteridophyta karena ia juga

sudah memiliki akar, batang dan daun yang sebenarnya. Spermatophyta juga

memiliki nama lain yaitu Anthophyta dimana artinya adalah tumbuhan berbunga.

Pembagian klasifikasi divisi Spermatophyta dibagi menjadi 2 bagian

subdivisi yaitu subdivisio Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka) dan

subdivisio Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup). Perbedaan keduanya hanya

pada letak bakal bijinya pada megasporofil, sedangkan tumbuhan berbiji belah 

(atau tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil) adalah segolongan tumbuhan

berbunga yang memiliki ciri khas yang sama yaitu memiliki sepasang daun

lembaga (kotiledon). Tumbuhan yang telah mampu untuk berfotosintesis maka

dapat memproduksi sendiri energi untuk metabolisme protein, metabolisme

karbohidrat, metabolisme asam amino dan protein dan metabolisme

lemak. Jumlah kotiledon pada tumbuhan yang tergolong ke dalam kelompok

monokotil adalah satu, sedangkan tumbuhan yang tergolong kelompok dikotil

yakni dua kotiledon.

Sub kelas Sympetalae mempunyai ciri utama yaitu adanya bunga dengan

hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas kelopak dan mahkota dengan daun-daun
mahkota yang berlekatan menjadi satu. Sub kelas Sympetalae dibagi menjadi

sepuluh ordo antara lain yaitu Plumbaginales, Primulales, Ebenales, Ericales,

Campanulatae (Asterales, Synandrae), Rubiales, Ligutrales (Oleales), Contortae

(Apocynales), Tubiflorae (Solanales, Personatae), Cucurbitales. Berdasarkan

uraian diatas maka dilakukan praktikum yang berjudul Lanjutan Tinjauan Taksa

Kelas Dicotyledonae Subkelas Sympetalae.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sifat dan cirri ordo, famili dari bahan praktikum?

2. Bagaimana sifat-sifat taksa?

3. Bagaimana penyusun sistem klasifikasi?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sifat dan cirri ordo, famili dari bahan praktikum.

2. Untuk mengetahui sifat-sifat taksa.

3. Untuk mengetahui penyusun sistem klasifikasi.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah seagai berikut :

1. Dapat mengetahui sifat dan cirri ordo, famili dari bahan praktikum

2. Dapat mengetahui sifat-sifat taksa.

3. Dapat mengetahui sifat-sifat taksa.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Spermatophyta

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan

dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi. Ciri khas yang dimiliki oleh

tumbuhan berbiji yaitu berupa biji (dalam bahasa Yunani: sperma). Tumbuhan

berbiji (Spermatophyta) terdiri dari dua sub-divisio yaitu Gymnospermae dan

Angiospermae Tumbuhan berbiji memiliki manfaat antara lain sebagai makanan

pokok, sebagai sayuran, sebagai bahan sandang, sebagai bahan obat-obatan,

sebagai bahan bangunan dan perabotan rumah tangga, sebagai peneduh dan

sebagai dekorasi (Fananiar, dkk 2018).

Tumbuhan berbiji, xylem akar primer bersifat eksarch dan xilem batang

bersifat endarch. Xilem dan floem diakar muda membentuk berkas pengangkut

yang tersusun berseling, sedang pada batang membentuk berkas pengangkut yang

tersusun secara kolateral, bikolateral, atau konsentris. Akar tidak dijumpai

bangunan yang serupa daun, cabang-cabangnya terbentuk dari bagian yang telah

dewasa (bukan dikuncup sperti pada batang), tidak mempunyai stomata tetapi

mempunyai tudung akar yang tidak ada persamaannya pada batang. Berdasarkan

asal pembentukannya, ada dua tipe akar yaitu akar primer dan akar adventif

(Putra, dkk 2017).

B. Angiospermae

Angiospermae atau tumbuhan biji tertutup memiliki ciri-ciri yaitu bakal

biji selalu diselubungi bakal buah, memiliki organ bunga yang sesungguhnya,

terdiri dari tumbuhan berkayu atau batang basah, sistem perakaran tunggang atau
serabut, batang bercabang atau tidak, serta kebanyakan berdaun lebar, tunggal

atau majemuk dengan komposisi yang beranekaragam, demikian juga dengan

pertulangannya. Angiospermae memiliki dua subdivisio yaitu dicotyledoneae dan

monocotyledoneae, mencakup sekitar 300 familia atau lebih dari 250.000 spesies.

Di antara familia tersebut yang ditemukan di berbagai lokasi adalah rumput-

rumputan dengan jumlah 7500 spesies (Taib dan Cut, 2011).

C. Kelas Dicotyledonae

Tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu tumbuhan yang berbiji keping satu (monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji

keping dua (dicotyledonae). Tumbuhan berbiji keping dua (dicotyledonae) adalah

tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yaitu memiliki daun lembaga

(kotiledon). Kotiledon terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian

besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Tumbuhan yang tergolong dalam

kelas dicotyledonae meliputi terna, semak, perdu dan pohon. Tumbuhan kelas

dicotyledonae mengadakan pertumbuhan sekunder karena akar dan batang

memiliki kambium serta akar dikotil memiliki berkas pengangkut tipe radial

sedangkan pada batangnya bersifat kolateral terbuka (Putra, dkk., 2015).

D. Sympetalae

Dikotil dapat dibedakan dalam tiga anak kelas yaitu monoclamyceae,

dialypetalae dan sympetalae. Perbedaanya terletak dalam ada dan tidaknya daun

mahkota dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut. Sistem dermal

meliputi epidermis, yaitu pelindung primer pada bagian luar dan periderm, yang
menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan

sekunder. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem, yaitu yang mengangkut air

dan garam tanah, sedangkan floem yang mengankut hasil fotosintesis. Sistem

jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan namun

juga menunjukkan spesialisasi. Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam

pola khas bagi kelompok tumbuhan bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan

dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh

tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah

luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya pada daun, jaringan pembuluh membentuk

sistem yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai

mesofil (Safitri, 2014).

E. Bunga Soka (Ixora Palludosa)

Jenis-jenis tumbuhan liar anggota Ixora, juga termasuk tumbuhan perdu

lainnya yang tempat hidupnya di bawah kanopi hutan hujan tropik secara ekologis

pertumbuhan dan perkembangannya dikendalikan oleh lingkungan yang terdiri

atas unsur-unsur iklim mikro yang stabil. Faktor-faktor iklim mikro tersebut

meliputi ketersediaan unsur hara, kondisi fisik tanah, gangguan hama, intensitas

cahaya, kelembaban dan temperatur. Menurut Whitten et al. (1988) hutan

memberikan fungsi stabilisasi ekosistem, produktivitas biologi yang tinggi dan

siklus hidrologi yang memadai disebabkan oleh interaksi komponen biotik dan

non biotik di dalamnya (Sumanto, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Fananiar, A., Nasrul, R dan Joko, W., 2018, Identifikasi Keragaman Tumbuhan
Berbiji (Spermatophyta) di Kawasan Pesisir Pantai Soge Pacitan, Jurnal
Prossding Seminar Nasional, 3(4): 254-259

Putra, D., Budi, U dan Afifuddin, D., 2017, Morfologi Perakaran Tumbuhan
Monokotil dan Tumbuhan Dikotil (Growth Roots Monocots Plant and
Dicots Plant Morphological Supervisioni), Jurnal Penelitian, 4(1): 27-33
Putra D.R., Utomo B dan Dalimunte A., 2015, Morfologi Perakaran Tumbuhan
Monokotil dan Tumbuhan Dikotil, Universitas Sumatera Utara.

Safitri, I., 2014, Identifikasi Struktur Anatomi daun Tanaman Beringin serta
Implementasinya, Skripsi, Universitas Bengkulu.

Sumanto, 2018, Pola Produktifitas Bunga Asoka serta Faktor-Faktor Yang


Naungan yang Mempengaruhinya, Jurnal Pendidikan Biologi dan Saitek,
4(1): 404-410

Taib, E., dan Cut, R., 2013, Keanakaragaman Jenis Tumbuhan Angiospermae di
Kebun Biologi, Jurnal Bioma, 2(1): 18-24

Anda mungkin juga menyukai