Patograf PDF
Patograf PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepada yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
Asuhan kesehatan ibu pada tahun-tahun terakhir ini terfokus pada : keluarga
berencana untuk membantu para ibu dan suaminya merencanakan kehamilan yang
dan kaitannya dengan kesehatan reproduksi lainnya, persalinan yang bersih dan
Lima benang merah dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi, yaitu:
membuat keputusan klinik; asuhan sayang ibu dan sayang bayi; pencegahan infeksi;
pencatatan; rujukan.
digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini
membuat diagnosis kerja (menentukan kondisi yang dikaji adalah normal atau
tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan/atau bayi lahir (Depkes, 2007).
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah untuk
membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri sendiri.
“Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?” salah satu prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama
3. Pencegahan Infeksi
pencegahan infeksi antara lain: cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai
asepsis atau teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan
4. Pencatatan (dokumentasi)
Pencatatan rutin adalah penting karena dapat digunakan sebagai alat bantu
asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan asuhan
5. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan
1. Kala I: dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan ini dibagi ke dalam dua fase, yakni fase laten (8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. Partograf dipakai untuk
pada petugas kesehatan bahwa suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat
dengan benar, petugas mencatat kondisi ibu dan janin (Saifuddin, 2010).
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Usaha yang
b. Menjaga kebersihan
Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar infeksi. Bila ada darah lendir
Bantu ibu untuk memperoleh posisi ibu yang paling nyaman baginya. Ibu
dapat berganti posisi secara teratur selama kala II persalinan karena hal ini
Anjurkan ibu untuk berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih sering atau
bila kandung kemih ibu terasa penuh. Bantu ibu ke kamar mandi, berikan
pula bantuan agar ibu dapat duduk di atas penampung urin jika ibu tidak bisa
kontraksi dan penurunan kepala bayi. Hal ini akan menambah rasa sakit,
Anjurkan ibu untuk mendapat suapan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan
selama fase laten persalinan, tetapi setelah memasuki fase aktif mereka
Makanan ringan dan cairan yang cukup akan memberikan lebih banyak
h. Membimbing mengedan
3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Melakukan manajemen aktif kala III,
antara lain :
a. Segera berikan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI.
4. Kala IV, dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
b. Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari tangan secara melintang
antara pusat dengan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat
atau lebih bawah. Misalnya, jika dua jari bisa diletakkan di bawah pusat dan
di atas fundus uteri, maka disebut dengan “dua jari di bawah pusat”.
seringkali bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap
di handuk, kain atau sarung. Tidak mungkin menilai kehilangan darah secara
dan mungkin diganti jika terkena sedikit darah atau pada saat benar-benar
basah oleh darah. Meletakkan wadah atau pispot di bawah bokong ibu untuk
berbaring di atas wadah atau pispot sangat yang tidak nyaman dan
menyulitkan ibu untuk memegang dan menyusui bayinya. Satu cara untuk
tersebut.
Penting sekali untuk tetap berada di samping ibu selama 2 jam pertama
kandung kemih dan pendarahan (setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan
2.2 Partograf
2.2.1. Pengertian
mencatat semua pengamatan dalam satu grafik. Penting diingat bahwa partograf
hanyalah suatu alat untuk mengelola persalinan, tetapi tidak merupakan alat untuk
(JHPIEGO, 2007).
Oleh karena itu, seorang bidan harus memahami dan mengerti tujuan dan
manfaat dari partograf termasuk juga para calon bidan. Jika digunakan dengan
yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu
(JHPIEGO, 2007).
Peranan seorang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak harus saling
fasilitas yang memadai sehingga siap dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena
itu, World Health Organization (WHO) merancang suatu alat untuk memantau
persalinan dengan mencatat semua pengamatan dalam sebuah grafik yang disebut
mengambil keputusan klinik dan mengenal bahaya secara dini (Sumapraja, 2011).
semakin berkurang untuk dapat menurunkan angka kematian maternal dan perinatal
partograf sebagai salah satu praktik pencegahan dan deteksi dini. Partograf
diluncurkan pada tahun 1987 oleh WHO dengan maksud untuk meningkatkan
manajemen tenaga kesehatan dan mengurangi angka morbiditas dan angka kematian
ibu dan janin. Partograf telah diuji dalam sidang multisenter di Asia Tenggara yang
telah terbukti dapat mengurangi persalinan lama dari 6,4% menjadi 3,4%.
Kegawatan bedah caesaria turun dari 9,9% menjadi 8,3% dan lahir mati intrapartum
dari 0,5% menjadi 0,3%, kehamilan tunggal tanpa faktor komplikasi mengalami
Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman, adekuat, dan tepat waktu serta membantu
(JHPIEGO, 2007).
caesarean persalinan di atas 18 jam, nilai apgar score 7 dan angka kematian
maternal maka diharapkan bidan sebagai pemberi asuhan primer pada pelayanan
Prinsip tanya dan dengar (anamnesis), lihat dan raba (pemeriksaan fisik),
tentukan masalah/kebutuhan dan lakukan tindakan yang tepat masih tetap dipakai
Anamnesis (tanya dan dengar), menggali masalah yang dihadapi oleh ibu
periksa pandang dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi) dan mendengar
ditemukan dengan tepat. Fase laten adalah awal persalinan yang disebut Kala I,
ditandai oleh dilatasi serviks 0-3 cm dan pendataran serviks. Fase aktif adalah
2. Denyut jantung janin per menit diperiksa untuk memantau kondisi janin,
dengan janin.
= jernih (ditulis J)
4. Penyusupan (tulang kepala) atau molase, yang bila ditemukan pada kepala yang
5. Pembukaan serviks (dalam cm) adalah pengamatan yang paling penting untuk
kolom yang sesuai. Fase laten, fase aktif, garis waspada (garis diagonal
pertama) dan garis tindakan (garis diagonal kedua) akan dijelaskan lebih rinci
kemudian.
8. His dicatat di bawah garis waktu. Adanya his bersamaan dengan pembukaan
9. Obat-obatan dan cairan intravena yang diberikan dicatat di kotak yang tersedia.
10. Nadi, tekanan darah dan temperatur dicatat di tempat yang tersedia.
11. Jumlah urin dicatat tiap kali ibu buang air kecil. Protein dan reduksi urin
pembukaan serviks, penurunan kepala janin, dan waktu persalinan. Pada tahun
perbedaan antara primigravida pada fase aktif maupun fase laten. Jika seandainya
kedua bentuk asli kurva Friedman disampaikan dan diajarkan pada petugas
penerapannya.
WHO, partograf ini dimulai dari fase laten yang merupakan dasar sebagai berikut:
fase laten lamanya 8 jam, fase aktif dimulai pada saat pembukaan 3 cm, pada fase
Kala satu dalam persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus
dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan
atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal dan waktu harus
dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
ibu dan bayi, harus lebih sering dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai
frekwensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang
kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda
kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika
kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan di rumah,
ibu dan bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk
kontraksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten
a. Nama, umur
d. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu
c. Penyusupan (molase)
Kemajuan persalinan:
a. Pembukaan serviks
Kontraksi uterus:
a. Oksitosin
Kondisi ibu
Hal-hal yang ditemukan dan harus dicatat dalam partograf adalah sebagai
berikut:
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
partograf dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan.
2. Kondisi janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk mencatat denyut jantung janin
pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ)
setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak
kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak
terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal
angka 180 dan 100. tetapi, penolong sudah harus waspada bila DJJ di bawah
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan- temuan dalam
janin.
Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-
tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin
(denyut jantung janin < 100 atau < 180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera
menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang
benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat
Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan
dipalpasi
dipisahkan
Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya
kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1
cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-
1. Pembukaan serviks
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada
tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda 'X' harus dicantumkan
di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda
selama masa fase aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan “X” dari setiap
Perhatikan:
1. Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai
dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang
diperoleh dari hasil periksa dalam
2. Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan
(pembukaan serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada
garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil
periksa dalam) dan cantumkan tanda 'X' pada ordinat atau titik silang garis
dilatasi serviks dan garis waspada.
3. Hubungkan tanda 'X' dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus)
Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika
serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya,
mencapai 7 cm. Tulisan "Turunnya kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda 'O'
yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil
pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda
"O" di garis angka 4. Hubungkan tanda 'O' dari setiap pemeriksaan dengan garis
tidak terputus
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik
per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.
(misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau inersia uteri
sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal
Sebaiknya, ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak
terlampaui.
serviks dan penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12. Setiap
2. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian di bawah lajur kotak untuk
waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual
saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan
berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit yang berhubungan
dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks, DJJ di bagian atas dan
lajur kontraksi dan nadi ibu di bagian bawah. Saat ibu masuk dalam fase
catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai
cm pada pukul 15.00, cantumkan tanda 'X' di garis waspada yang sesuai
dengan lajur angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat
Kontraksi uterus :
"kontraksi per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah
kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak
temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3
kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak
kontraksi.
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
1. Oksitosin
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap
juga dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama
interval 4 jam.
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan yang
dilakukan sejak persalinan Kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir).
Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatkan
asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan
klinik yang sesuai. Misalnya terjadi perdarahan pasca persalinan dan menilai /
Gambaran lengkap partograf pada bagian depan dan bagian belakang dapat
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk di register, sertifikasi atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (Depkes RI, 2007).
pendidikan bidan dan yang telah diakui pemerintah dan lulus sesuai dengan
ibu dan angka kematian perinatal dengan cara memberikan pendidikan terhadap
dan perbaikan sikap dan perilaku yang berguna dalam peningkatan mutu
seseorang semakin mudah menerima informasi dan makin banyak pula pengetahuan
a. Lulusan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III kebidanan, merupakan
yang meliputi :
dan moral yang tinggi, memiliki kompetensi dan kewenangan yang secara terus-
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan evidence based (berdasarkan bukti
dan bermanfaat) dan diselenggarakan sesuai kewenangan bidan yang memiliki izin
2.4. Perilaku
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Respon ini meliputi
timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh perangsang tertentu. Menurut Taufik
bersangkutan. Jadi pada hakikatnya perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas
langsung.
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup
atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Notoatmodjo, 2010).
lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
Manusia” yang dikutip Taufik (2012), menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan
yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai
motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki
yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.
Cerita ini dari satu segi. Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku di
dalam 3 (tiga) domain yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain)
Perilaku tertutup disebut juga sebagai respons internal, yaitu yang terjadi di dalam
diri manusia dan tidak secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Respons
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan
sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut. Misalnya seorang
ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu.
Perilaku terbuka adalah perilaku yang jelas dan dapat diobservasi secara langsung
oleh orang lain. Respon ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik.
diimunisasi.
Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Bloom menyimpulkan
bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan,
pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap
kesehatan masyarakat.
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),
tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)
kesehatan.
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, telinga, hidung, dan
sebagainya). Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk
menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal (Wawan dan Dewi,
2011).
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
benar.
3. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan
4. Analisa (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
telah ada.
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan
secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini
b. Secara kebetulan
malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang sering
mengembara.
ilmu pengetahuan.
lalu.
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau
baik).
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah, atau lebih
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada orang lain agar dapat
memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya
2. Pekerjaan
3. Umur
dan psikologis (mental) sehingga semakin banyak yang diketahui dan dipahami
4. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga
5. Pengalaman
kan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam.
7. Informasi
Sikap manusia telah didefenisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.
Berkowitz bahkan menemukan adanya lebih dari 30 definisi sikap. Puluhan definisi
dan pengertian itu pada umumnya dapat dimasukkan ke dalam salah satu diantara tiga
kerangka pemikiran. Pertama, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
(unfavorable) pada objek tersebut Kedua, sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi
atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial,
atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Ketiga, sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2012),
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan
reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka
(Ahmadi, 2007).
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport (1954) dalam Walgito
(keyakinan), ide dan konsep terhadap objek; b) Kehidupan emosional atau evaluasi
Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap tertentu
3. Sikap tidak tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju kepada
sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap negara pada seseorang, maka orang tersebut
Jika suatu sikap telah terbentuk dalam diri seseorang, maka akan sulit berubah
dan memakan waktu yang lama. Tetapi sebaliknya jika sikap itu belum
mendalam dalam dirinya, maka sikap tersebut tidak bertahan lama, dan sikap
Menurut Ahmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
berada.
Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia akan
sebagai berikut :
1. Struktur sikap
Struktur sikap terdiri dari komponen yang saling menunjang yaitu komponen
yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu sudah terbentuk, maka
dari objek tertentu. Tentu saja kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan
kurang atau tidak adanya informasi yang benar mengenai objek yang di
hadapi.
Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh
Karena itu, adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan
2. Pembentukan sikap
memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang di
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Kita memiliki pola sikap
perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Karena itulah,
salah satu bentuk informasi sugestif dalam media massa, yaitu iklan selalu
dasar pengertian dan konsep dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran
agama sangat menentukan sikap individu terhadap suatu yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada garis
besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
terhadap sesuatu masalah atau hal yang dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat
dibedakan langsung yang tidak berstruktur dan langsung yang berstruktur. Secara
langsung yang tidak berstruktur misalnya mengukur sikap dengan wawancara bebas
(free interview), dengan pengamatan langsung atau dengan survei (misal public
opinion survey). Cara langsung yang berstruktur, yaitu pengukuran sikap dengan
suatu alat yang telah ditentukan, dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti,
terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi
suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Praktek ini mempunyai
dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2. Respon terpimpin (guided response), yaitu indikator praktik tingkat dua adalah
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
4. Adopsi (adoption), adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dipaparkan di atas dirangkum dalam suatu landasan teori seperti diuraikan berikut:
Bidan merupakan seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan dan
ibu khususnya pada proses persalinan. Hal tersebut tentunya harus diiringi dengan
Peranan seorang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak harus
itu WHO merancang suatu alat untuk memantau persalinan dengan mencatat semua
pengamatan dalam sebuah grafik yang disebut dengan partograf, untuk dapat
tingkat sosial/ekonomi.
tombak dalam pelayanan prenatal care dan antenatal care. Maka peran bidan
dalam penggunaan partograf sangat penting. Oleh karena itu, pengetahuan bidan
tentang partograf diperlukan sebagai salah satu upaya yang dapat mensukseskan
upaya penurunan angka kematian ibu dan anak selama proses persalinan.