OLEH
KELOMPOK I
SEMESTER V
Menurut Haried (1994), perlakuan akuntansi bagi laba hasil transaksi jual beli antara
induk dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Transaksi yang diakui dalam laporan konsilidasi hanya transaksi
antara induk dan anak perusahaan dengan pihak ketiga.
Harga pokok penjualan dari induk dan anak perusahaan hanya
memperhitungkan barang yang dijual kepada pihak ketiga saja.
Persediaan akhir dinilai sebesar harga perolehan perusahaan afiliasi.
Jika anak perusahaan terdapat minority interest, maka laba antara
induk dan anak dapat diakui sebesar proporsi dan kepentingan
minority interest pada anak perusahaan.
Setiap transaksi jual beli yang dilakukan pembukuan mereka secara terpisah
secara otomatis akan diakui. Dalam laporan keuangan konsolidasi business entity
dari induk dan anak perusahaan dipandang sebagai satukesatuan yang tidak
terpisahkan, sehingga seluruh transaksi yang ada diantara mereka harus
dihapuskan.
PT Pininfaria membeli 100% saham yang beredar pada PT Lotus pada tanggal 1
januari 2005. Setelah akuisisi ini, PT Pininfaria akan menyuplai semua barang
pada PT Lotus untuk dijual kembali kepada konsumen. PT Pininfaria menerapkan
harga transfer dari pihaknya ke PT Lotus sebesar cost ditambah mark up 20%.
Total penjualan PT Pininfaria pada PT Lotus dengan cost Rp 20.000.000,00
dengan harga jual Rp 24.000.000,00. Sampai pada tanggal 31 Desember 2005, PT
Lotus telah menjual semua barang yang diperoleh dari PT Pininfaria (tidak
terdapat persediaan akhir pada gudang PT Lotus) sebesar Rp 30.000.000,00
PT Pininfaria
Jurnal Umun Tahun 2005
Keterangan Debit Kredit
Sediaan Rp 20.000.000
Utang Dagang Rp
(Membukukan pembelian dari luar perusahaan 20.000.000
afiliasi)
Piutang Dagang-PT Lotus Rp 24.000.000
Penjualan Rp
(Membukukan penjualan kepada perusahaan anak 24.000.000
–PT Lotus)
HPP Rp 20.000.000
Sediaan Rp
(Membukukan HPP kepada anak perusahaan-PT 20.000.000
Lotus)
PT Lotus
Jurnal Umun Tahun 2005
Keterangan Debit Kredit
Sediaan Rp 20.000.000
Utang Dagang –PT Pininfaria Rp
(Membukukan pembelian dari perusahaan induk- 20.000.000
PT Pininfaria)
Piutang Dagang Rp 30.000.000
Penjualan Rp
(Membukukan penjualan kepada pihak ketiga 30.000.000
/diluar perusahaan afiliasi)
HPP Rp 20.000.000
Sediaan Rp
(Membukukan HPP kepada pihak ketiga ) 20.000.000
Kertas kerja konsolidasi berisikan penghapusan (eliminasi) dari transaksi jual beli
antara induk dan anak perusahaan.
Jika terdapat sediaan yang belum terjual pada akhir periode akuntansi, maka
diperlukan penyusaian untuk menentukan adanya laba kotor dari barang dagangan
yang belum terjual tersebut, hal itu akan menimbulkan laba kotor yang belum
dapat direalisasikan dan harus diperhitungkan sebagai pengurangan laba kotor
dari pihak penjual dan mengurangi nilai sediaan dari pembeli. Nilai dari sediaan
yang mengandung unrealized profit pada akhir periode akuntansi, dapat
direalisasikan dengan syarat barang tersebut dapat dijual ke pihak ketiga (di luar
perusahaan afiliasi )
PT Bumi mengakuisisi 80% saham yang beredar dari PT Bulan pada tanggal 1
januari 2005. Berikut laporan laba-rugi kedua perusahaan afiliasi tersebut per 31
Desember 2005
Perhitungan laba yang menjadi hak kepentingan minoritas adalah sebagai berikut:
- Pada saat penjualan aset antarperusahaan yang tidak memiliki umur ekonomis
kepada pihak eksternal.
Laba entitas induk sebesar Rp. 40.000.000,- dalam penjualan downstream ini
memerlukan koreksi karena aset antarperusahaan masih berada diperusahaan anak
pada tanggal laporan konsolidasi. Laba antarperusahaan ini seluruhnya dikoreksi
dengan mengurangkannya dari pendapatan investasi karena laba tersebut berasal dari
entitas induk. Jadi, koreksi pendapatan investasi dalam penjualan downstream
merupakan laba antarperusahaan. Jurnal penyesuaian (adjustment) entitas induk atas
laba antarperusahaan ini adalah sebagai berikut :
Laba antarperusahaan upstream berarti laba tersebut adalah laba entitas anak atas aset
entitas induk. Laba antarperusahaan dari penjualan upstream akan mempengaruhi
pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikan entitas induk atas saham entitas
anak, sehingga pendapatan investasi harus dikoreksi sebesar :
Dalam kasus tersebut, bila laba antarperusahaan berasal dari penjualan upstream,
pendapatan investasi dikoreksi sebesar Rp. 36.000.000,- (90% x Rp. 40.000.000,-).
Laba entitas anak (sebagai pihak penjual) mempengaruhi pendapatan investasi 90%,
sehingga koreksi laba antarperusahaan yang berasal dari entitas anak akan
mengharuskan entitas induk mengoreksi pendapatan investasi 90% dari laba
antarperusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
===