Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH

PRATIKUM AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 


INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN-LABA ANTARA INDUK DAN
ANAK PERUSAHAAN ATAS PENJUALAN BARANG DAGANGAN

OLEH
KELOMPOK I

1. NI PUTU ANIK PISHYA DEWI (180895/AK)


2. NI KOMANG MEGA PUTRI (180908/AK)

SEMESTER V

AKADEMI AKUNTANSI DENPASAR 


TAHUN
2020
INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN-LABA ANTARA INDUK DAN ANAK
PERUSAHAAN ATAS PENJUALAN BARANG DAGANGAN

Menurut Haried (1994), perlakuan akuntansi bagi laba hasil transaksi jual beli antara
induk dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
 Transaksi yang diakui dalam laporan konsilidasi hanya transaksi
antara induk dan anak perusahaan dengan pihak ketiga.
 Harga pokok penjualan dari induk dan anak perusahaan hanya
memperhitungkan barang yang dijual kepada pihak ketiga saja.
 Persediaan akhir dinilai sebesar harga perolehan perusahaan afiliasi.
 Jika anak perusahaan terdapat minority interest, maka laba antara
induk dan anak dapat diakui sebesar proporsi dan kepentingan
minority interest pada anak perusahaan.

9.1 Transaksi Jual Beli Antara Induk dan Anak Perusahaan

Setiap transaksi jual beli yang dilakukan pembukuan mereka secara terpisah
secara otomatis akan diakui. Dalam laporan keuangan konsolidasi business entity
dari induk dan anak perusahaan dipandang sebagai satukesatuan yang tidak
terpisahkan, sehingga seluruh transaksi yang ada diantara mereka harus
dihapuskan.

Contoh kasus 9.1

PT Pininfaria membeli 100% saham yang beredar pada PT Lotus pada tanggal 1
januari 2005. Setelah akuisisi ini, PT Pininfaria akan menyuplai semua barang
pada PT Lotus untuk dijual kembali kepada konsumen. PT Pininfaria menerapkan
harga transfer dari pihaknya ke PT Lotus sebesar cost ditambah mark up 20%.
Total penjualan PT Pininfaria pada PT Lotus dengan cost Rp 20.000.000,00
dengan harga jual Rp 24.000.000,00. Sampai pada tanggal 31 Desember 2005, PT
Lotus telah menjual semua barang yang diperoleh dari PT Pininfaria (tidak
terdapat persediaan akhir pada gudang PT Lotus) sebesar Rp 30.000.000,00

Pembukuan masing-masing PT Pininfaria dan PT Lotus:

PT Pininfaria
Jurnal Umun Tahun 2005
Keterangan Debit Kredit
Sediaan Rp 20.000.000
Utang Dagang Rp
(Membukukan pembelian dari luar perusahaan 20.000.000
afiliasi)
Piutang Dagang-PT Lotus Rp 24.000.000
Penjualan Rp
(Membukukan penjualan kepada perusahaan anak 24.000.000
–PT Lotus)
HPP Rp 20.000.000
Sediaan Rp
(Membukukan HPP kepada anak perusahaan-PT 20.000.000
Lotus)

PT Lotus
Jurnal Umun Tahun 2005
Keterangan Debit Kredit
Sediaan Rp 20.000.000
Utang Dagang –PT Pininfaria Rp
(Membukukan pembelian dari perusahaan induk- 20.000.000
PT Pininfaria)
Piutang Dagang Rp 30.000.000
Penjualan Rp
(Membukukan penjualan kepada pihak ketiga 30.000.000
/diluar perusahaan afiliasi)
HPP Rp 20.000.000
Sediaan Rp
(Membukukan HPP kepada pihak ketiga ) 20.000.000

Kertas kerja konsolidasi berisikan penghapusan (eliminasi) dari transaksi jual beli
antara induk dan anak perusahaan.

PT Pininfaria dan anak Perusahaan (PT Lotus)


Kertas Kerja Konsolidasi (Parsial) Tahun 2005 ( dalam ribuan rupiah)
PT PT Penyesuaian Konsolidasi
Pininfaria Lotus dan Eliminasi
(100%)
Penjulan 24.000 30.000 1) 24.000 30.000
HPP 20.000 24.000 1) 24.000 20.000
Gross Profit 4.000 6.000 10.000

Jika terdapat sediaan yang belum terjual pada akhir periode akuntansi, maka
diperlukan penyusaian untuk menentukan adanya laba kotor dari barang dagangan
yang belum terjual tersebut, hal itu akan menimbulkan laba kotor yang belum
dapat direalisasikan dan harus diperhitungkan sebagai pengurangan laba kotor
dari pihak penjual dan mengurangi nilai sediaan dari pembeli. Nilai dari sediaan
yang mengandung unrealized profit pada akhir periode akuntansi, dapat
direalisasikan dengan syarat barang tersebut dapat dijual ke pihak ketiga (di luar
perusahaan afiliasi )

9.2 Transaksi penjualan Induk terhadap Anak Perusahaan (Downstream) dan


Penjualan Anak terhadap Induk Perusahaan (Upstream)

Jika induk perusahaan melakukan transaksi penjualan maka transaksi tersebut


disebut dengan downstream sales sedangkan jika anak perusahaan yang
melaksanakan penjualan maka disebut dengan upstream sale.

Contoh kasus 9.2

PT Bumi mengakuisisi 80% saham yang beredar dari PT Bulan pada tanggal 1
januari 2005. Berikut laporan laba-rugi kedua perusahaan afiliasi tersebut per 31
Desember 2005

Laporan Laba/Rugi PT Bumi dan anak perusahaannya (PT Bulan)


Per 31 Desember 2005
PT Bumi PT Bulan
Penjulan 600.000.000 300.000.000
HPP (300.000.000) (180.000.000)
Laba Kotor 300.000.000 120.000.000
Biaya Operasional (100.000.000) (70.000.000)
Laba bersih PT Bumi 200.000.000
Laba bersih PT Bulan 50.000.000

Intercompany sales selama periode 2005 tersebut adalah Rp 100.000.000,00 dan


pada tanggal 31 Desember 2005 terdapat unrealized profit pada sediaan akhir
sebesar Rp 20.000.000,00.

Perhitungan laba yang menjadi hak kepentingan minoritas adalah sebagai berikut:

 Jika penjualan downstream salaes, maka Rp 20.000.000,00 akan


mencerminkan unrealized profit yang harus dikompensasikan kepada
induk perusahaan sehingga tidak mempengaruhi kepentingan minoritas.
Minority interest adalah Laba bersih PT Bulan x Minority interest =
50.000.000 x 20% = 10.000.000
 Jika penjualan tersebut upstream sales maka Rp 20.000.000,00 harus
dikompensasikan pada laba dari anak perusahaan sebagai pihak penjual.
Minority interest income adalah ( Laba bersih PT Bulan-Unrealize profit)
x 20% = (50.000.000-20.000.000) x 20% = 6.000.000
Laporan Laba/Rugi PT Bumi dan anak perusahaannya (PT Bulan)
Per 31 Desember 2005
PT Bumi PT Bulan
Penjulan (900.000.000-100.000.000) 800.000.000 800.000.000
HPP(480.000.000+20.000.000)
(-) Rp 100.000.000
Laba kotor (400.000.000) (400.000.000)
400.000.000 400.000.000
Biaya (Rp 100.000.000 + 70.000.000) (170.000.000) (170.000.000)
Total laba yang terealisasi 230.000.000 230.000.000
(-) Laba yang menjadi hak kepentingan (10.000.000) (6.000.000)
minoritas 220.000.000 224.000.000
Laba bersih konsolidasi

9.3 Laba Perusahaan Downstream dan Upstream Sales

Laba antarperusahaan tidak diakui untuk kepentingan penyusunan laporan


konsolidasi, sehingga harus dieliminasi. Pendapatan investasi menurut metode ekuitas
berasal dari laba entitas anak. Kesalahan dalam perhitungan laba entitas anak akan
menyebabkan entitas induk melakukan kesalahan dalam pencatatan pendapatan
investasi yang memerlukan koreksi. Laba antarperusahaan menyebabkan laba tercatat
berlebih sehingga pendapatan investasi juga dicatat terlalu besar dan harus dikoreksi
sebagai berikut :

Pendapatan Investasi xxx

Investasi dalam Saham xxx

Apabila pada tahun berikutnya laba antarperusahaan terealisasi karena pihak


pembeli dalam hubungan induk-anak telah menjual aset tersebut kepada pihak
eksternal, maka laba yang telah ditunda pada tahun lalu direalisasi. Entitas induk
harus mengembalikan nilai investasi yang telah dikurangi pada tahun lalu dengan
jurnal penyesuaian (adjustment) berikut :

Investasi dalam saham biasa xxx

Pendapatan Investasi xxx


Dampak laba antarperusahaan terhadap pendapatan investasi dan nilai investasi
secara detail dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendapatan investasi dan nilai investasi dalam saham berkurang

- Bila terdapat persediaan akhir yang berasal dari transaksi antarperusahaan

- Keuntungan penjualan aset tetap antarperusahaan tahun berjalan baik yang


memiliki umur ekonomis maupun tidak memiliki umur ekonomis.

b. Pendapatan investasi dan nilai investasi bertambah

- Bila terdapat persediaan awal antarperusahaan (penjualan tahun berjalan


berasal dari persediaan awal)

- Pada saat penjualan aset antarperusahaan yang tidak memiliki umur ekonomis
kepada pihak eksternal.

- Jika laba antarperusahaan diamortisasi untuk aset tetap antarperusahaan yang


memiliki umur ekonomis.

Koreksi atas pendapatan investasi harus dilakukan karena laba antarperusahaan


jumlahnya sama dengan dampak laba antarperusahaan terhadap pendapatan investas.
Dampak laba antarperusahaan atas pendapatan investasi berbeda antara penjualan
downstream dan penjualan upstream.

9.4 Unrealized Profit Bagi Downstream Sales

Downstream sales (kondisi dimana induk perusahaan melakukan transaksi


penjualan pada anak perusahaan sehingga induk perusahaan bertindak sebagai penjual
sedangkan anak perusahaan bertindak sebagai pembeli).

Laba antarperusahaan atas penjualan downstream menyebabkan entitas induk


memiliki laba laba atas aset antarperusahaan milik entitas anak. Misalkan PT. Indira
memiliki 90% saham biasa PT. Andika. Pada tahun 2012, PT. Andika mengumumkan
laba sebesar Rp. 200.000.000,- dan terjadi penjualan antarperusahaan – downstream
yang menghasilkan laba antarperusahaan atas aset sebesar Rp. 40.000.000,-. Hingga
tanggal laporan konsolidasi, aset tersebut masih dimiliki pihak pembeli (PT. Andika).

Laba entitas induk sebesar Rp. 40.000.000,- dalam penjualan downstream ini
memerlukan koreksi karena aset antarperusahaan masih berada diperusahaan anak
pada tanggal laporan konsolidasi. Laba antarperusahaan ini seluruhnya dikoreksi
dengan mengurangkannya dari pendapatan investasi karena laba tersebut berasal dari
entitas induk. Jadi, koreksi pendapatan investasi dalam penjualan downstream
merupakan laba antarperusahaan. Jurnal penyesuaian (adjustment) entitas induk atas
laba antarperusahaan ini adalah sebagai berikut :

Pendapatan investasi Rp. 40.000.000,-

Investasi Saham PT. Andika Rp. 40.000.000,-

9.5 Unrealized Profit Bagi Downstream Sales

Upstream Sales (kebalikan dari downstream sales. Kondisi dimana anak


perusahaan bertindak sebagai penjual dan induk perusahaan bertindak sebagai
pembeli)

Laba antarperusahaan upstream berarti laba tersebut adalah laba entitas anak atas aset
entitas induk. Laba antarperusahaan dari penjualan upstream akan mempengaruhi
pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikan entitas induk atas saham entitas
anak, sehingga pendapatan investasi harus dikoreksi sebesar :

Laba antarperusahaan x Persentase kepemilikan entitas induk

Dalam kasus tersebut, bila laba antarperusahaan berasal dari penjualan upstream,
pendapatan investasi dikoreksi sebesar Rp. 36.000.000,- (90% x Rp. 40.000.000,-).
Laba entitas anak (sebagai pihak penjual) mempengaruhi pendapatan investasi 90%,
sehingga koreksi laba antarperusahaan yang berasal dari entitas anak akan
mengharuskan entitas induk mengoreksi pendapatan investasi 90% dari laba
antarperusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut :

Pendapatan investasi Rp. 36.000.000,-

Investasi dalam saham PT. Andika Rp. 36.000.000,-

===

Anda mungkin juga menyukai