Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian ANC

a. Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala
untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan
kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang
dilakukan (Manuaba, 2010).
b. Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama
masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan
sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak,
2005). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
professional (Dokter spesialis kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk
ibu selama masa kehamilanya.

2. Tujuan kunjungan Antenatal Care


a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran.
b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis bedah ataupun obstetrik
selama kehamilan.
c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadap
komplikasi.
d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses.
e. Menjalankan puerpurium normal, dan merawat anak secara fisik, Psikologi
dan sosial (Manuaba, 2010).
3. Manfaat Antenatal Care
Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini,
Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah - langkah dalam
pertolongan persalinanya (Manuaba, 2010).

4. Jadwal Pemeriksaan ANC


 Trimester I dan II
1) Setiap bulan sekali
2) Diambil data tentang laboratorium
3) Pemeriksaan ultrasonagrafi
4) Nasehat tentang diet empat sehat lima sempurna, tambahan protein 0,5
g/kg BB (satu telur/hari).
5) Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus I.
 Trimester III
1) Setiap dua minggu sekali sampai ada tanda kelahiran
2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan
3) Diet empat sehat lima sempurna
4) Pemeriksaan ultrasonografi
5) Imunisasi tetanus II
6) Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, kompikasi hamil
trimester ketiga
7) Rencana pengobatan
8) Nasehat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan
(Manuaba, 2010).

5. Langkah – Langkah Dalam Perawatan Kehamilan atau Antenatal Care


Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “10 T” yang terdiri dari :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila
tinggi badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap
kali periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit
1kg/bulan (Buku KIA 2016).
b. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah
Tinggi) dalam kehamilan (Buku KIA 2016).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil
Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat
Badan Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
d. Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan (Buku KIA 2016).
e. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung
Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila
denyut jantung kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT
JANIN, SEGERA RUJUK (Buku KIA 2016).
f. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid
sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi
(Buku KIA 2016).

Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama perlindungannya.

Imunisasi TT Selang Waktu Minimal Lamanya Perlindungan


TT 1 Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT 2 1 Bulan setelah TT 1 3 Tahun

TT 3 TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun

TT 4 TT 4 12 Bulan setelah TT 3 1 Tahun


TT 5 TT 5 12 Bulan setelah TT 4 >25 tahun

g. Pemberian Tablet Tambah Darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk
mengurangi rasa mual (Buku KIA 2016).
h. Tes Laboratorium
1) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016).
i. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI
eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini
diberikan secara bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
Konseling kehamilan pada trimester :
 Trimerter I : anjurkan makan sedikit tapi sering (jangan sampai
kekeyangan karena bisa menyebabkan muntah), batasi konsumsi
kafein dan alkohol, minum obat smbarangan tanpa anjuran dokter,
dan batasi olahraga atau melakukan aktivitas yang berat.
 Trimester II : berolahraga secara teratur untuk melatih dasar panggul,
mengkonsumsi sayuran, lauk pauk, buah – buahan dan banyak minum
air putih
 Trimester III : rajin berolahraga, banyak minum air putih dan rutin
mengecek ke posyandu.
j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil (Buku KIA 2016).

6. Tempat Pelayanan ANC


Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan
Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya
diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).

7. Cakupan Pelayanan Antenatal


Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah
mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu
hamil yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Departemen
Kesehatan. 2014).
B. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seseorang wanita sebagai calon
ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi
kehidupanya (Manuaba, 2010).

2. Masa Kehamilan
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40 minggu)
dihitung dari hasil pertama haid terakhir.
Masa kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu :
a) Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (pertambahan berat
badan sangat lambat yakni sekitar 1,5 kg).
b) Triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan penambahan berat badan 4
ons per minggu)
c) Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (penambahan berat badan
keseluruhan 12 kg) (Manuaba, 2010).

3. Tanda dan Gejala kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan (Manuaba 2010) dibagi menjadi 3 bagian,yaitu:
a. Tanda tidak pasti hamil
1. Amenore (tidak haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak haid
lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya
dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan
menjadi lebih mudah, dengan memakai rumus Neagele rumus ini
terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi
terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi
terakhir ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
2. Mual dan muntah
Bisa terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness.
3. Mengidam (ingin makan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, Akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
5. Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah
itu nafsu makan timbul lagi.
6. Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
7. Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
8. Konstipasi atau obstipasi
Ini terjadi karena tonus usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh
hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
9. Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
10. Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi pada
triwulan pertama.
11. Varises (pemekaran vena-vena)
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena. Penambahan pembuluh darah ini
terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

4. Tanda kemungkinan hamil (Manuaba 2010).


a. Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b. Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin
lama makin bundar.
c. Tanda hegar
Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah
hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus uteri mengalami hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada triwulan pertama mengakibatkan
ismus menjadi panjang dan lebih lunak
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina, dan
serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.
e. Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi
di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam
masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan
misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g. Teraba ballotemen
Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya
janin di dalam uterus.
h. Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya hormon
chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada
pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menemukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.

5. Tanda pasti hamil (Manuaba (2010).


a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian - bagian
janin.
b) Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
 Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
 Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
 Dilihat pada untrasonograf
c) Diagnosa banding Kehamilan
Diagnosa banding kehamilan menurut Manuaba (2010) meliputi :
1) Hamil palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil tetapi dengan pemeriksaan alat canggih
dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.
2) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk
pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi.
3) Kista ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, datang
bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melampaui
umur kehamilan dan pemeriksaan tes biolgis kehamilan dengan tes
negatif.
4) Hematometra
Terlambat datang bulan dapt melampaui umur kehamilan, perut terasa
sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan
pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil yang positif.

6. Perubahan Fsiologis Pada Wanita Hamil (Manuaba 2010).


a. Sistem Reproduksi

Trimester I Trimester II Trimester III


Vagina Pengaruh hormon estogen, Karena hormon Dinding vagina
dan vulva vagina dan vulva mengalami estogen dan mengalami
peningkatan pembuluh darah progesteron terus peregangan dan
sehingga mukosa vagina yang meningkat dan meningkatnya
tebal, jaringan ikat longgar, terjadi ketebalan mukosa,
hipertropi otot polos dan hipervaskularisasi mengendornya
pemanjangan vagina, Ph mengakibatkan jaringan ikat, dan
sekresi vagina menjadi lebih pembuluh- hipertropi sel otot
asam sehingga lebih rentan pembuluh darah alat polos dan bertambah
terkena infeksi, khususnya genitalia membesar panjangnya dinding
jamur. karena ogsigenasi vagina.
dan nutrisi pada alat
genitalia tersebut
meningkat,
sensitivitas yang
menyolok sehingga
keinginan seksual
meningkat, dan
timbulnya edema
dan farises vulva.
Serviks Berkas kolagen menjadi Konsistensi serviks Pada saat kehamilan
uteri kurang kuat terbungkus, akibat menjadi lunak dan mendekati aterm ,
penurunan konsentrasi kelenjar-kelenjar terjadi penurunan
kolagen, sel- sel otot polos dan diserviks akan lebih lanjut dari
jaringan elastis, serviks berfungsi lebih dan konsentrasi kolagen,
menjadi lunak, serabut akan mengeluarkan dan menyebar
terdispresi, konsentrasi air sekresi lebih (dispersi). Proses
meningkat banyak. perbai kan
serviksterjadi setelah
persalinan.
Uterus Minggu pertama uterus seperti Pada kehamilan Pada akhir kehamilan
bentuk aslinya (buah alvokad). cukup bulan, ukuran uterus akan terus
Daerah vundus dan korpus uterus adalah 30 x membesar dalam
akan membulat dan 25 x 20 cm dengan rongga pelvis dan
membentuk sferis pada usia kapasitas lebih dari akan menyentuh
kehamilan 12 minggu. Uterus 4000 cc, dinding abdomen,
memanjang lebih cepat serabutserabut mendorong usus
dibanding lebarnya, dan kologennya menjadi kesamping dan
membentuk oval. higroskopik dan keatas, terus tumbuh
Ismushipetropi seperti korpus endometrium hingga menyentuh
uteri dan menjadi lebih menjadi desidua. hati, ini disebabkan
panjang serta lunak (tanda oleh adanya
hegar). regtosigmoid
didaerah kiri pelviks.
Ovarium Pada awal kehamilan terdapat Pada usia kehamilan Pada trimester ke III
korpus luteum gravidi tatum, 16 minggu, plasenta korpus luteum sudah
berdiameter kira-kira 3cm, mulai terbentuk dan tidak berfungsi lagi
kemudian mengecil setelah menggantikan karena telah
plasenta terbentuk. Korpus fungsi korpus digantikan oleh
luteum ini mengeluarkan luteum graviditatum plasenta yang telah
hormon estrogen dan terbentuk.
progesteron. Proses ovulasi
selama kehamilan akan terhenti
dan kematangan volikel baru
ditunda, hanya satu korpus
luteum yang dapat ditemukan
diovarium. Volikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7
minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progesteron
dalam jumlah yang relatif
minimal dengan terjadinya
kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum
gravidarum akan merusakan
fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada
umur 16 minggu.
Payudara Membesar dan tegang akibat Pada kehamilan Pembulu darah
hormon somato mamotropin, setelah 12 ming gu, dibawah kulit
estrogen dan progesteron, akan dari putting susu berdilatasi, sering
tetapi belum mengeluarkan dapat mengeluarkan kali tampak sebagai
hasil. Estrogen menimbulkan cairan berwarna jaringan biru
hipertropik sistem saluran, putih, agak jernih dibawah
sedangkan progesteron disebut kolostrum. permukaan kulit.
menambah sel-sel sainus pada Kolostrum ini kelenjar mamae
payudara. Sumamotropi berasal dari asinus membuat kelenjar
mempengaruhi pertumbuhan yang mulai payudara semakin
meningkat. Pada
sel-sel asinus dan bersekresi.
kehamilan 32
menimbulkan perubahan dalam
minggu warna
sel-sel sehingga terjadi
cairan agak putih
pembuatan kasein. Dengan
seperti air susu
demikian payudara yang sangat encer.
dipersiapkan untuk laktasi. Dari kehamilan 32
Papila mamae akan membesar, minggu sampai
lebih tegang dan tambah lebih anak lahir, cairan
hitam, seperti seluruh areola yang keluar lebih
mamae karena kental, berwarna
hiperpigmentasi. Lemak yang kuning dan banyak
muncul diareola primer disebut mengandung
lemak tuberkel montgomeri. lemak. Cairan ini
Grandula montgomeri tampak disebut klostrom.
lebih jelas menonjol
dipermukaan areola mamae.
Rasa penuh peningkatan
sensitivitas, rasa geli, nyeri
tajam dan rasa berat di
payudara mulai timbul sejak
minggu ke 6 gestasi.
Perubahan payudara ini adalah
tanda mungkin hamil. Pembulu
darah dibawah kulit berdilatasi,
sering kali tampak sebagai
jaringan biru dibawah
permukaan kulit. kelenjar
mamae membuat kelenjar
payudara semakin meningkat.
Pada kehamilan 32 minggu
warna cairan agak putih seperti
air susu yang sangat encer.
Dari kehamilan 32 minggu
sampai anak lahir, cairan yang
keluar lebih kental, berwarna
kuning dan banyak
mengandung lemak. Cairan ini
disebut klostrom.

Tabel 1. Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dan tidak hamil pada
minggu ke 40
Ukuran Tidak Hamil Hamil
Panjang 6,5 cm 32 cm
Lebar 4 cm 24 cm
Kedalaman 2,5 cm 22 cm
Berat 60-70 gram 1100-1200 gram
volume ≤ 10 ml 5000 ml

(Bobak, 2005).

b. Perubahan Fsiologis Pada Wanita Hamil (Manuaba 2010)


Kehamilan adalah saat-saat kritis, saat terjadinya gangguan, perubahan
identitas dan peran bagi setiap orang: ibu, bapak, dan anggota keluarga.
1) Penyesuaian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia
merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah: “suatu hari,
tapi tidak sekarang”. Walaupun ketika kehamilan tersebut
direncanakan, periode awal ketidaknyamanan adalah hal yang umum
terjadi. Reaksi pertama pria ketika ia mengetahui bahwa dirinya akan
menjadi seorang bapak adalah kekacauan antara kebanggaan tentang
kemampuannya memberikan keturunan dan perhatiannya tentang
kesiapan untuk menerima peran sebagai bapak dan memberikan nafkah
pada keluarganya. Awal dari syok yang disebabkan karena kehamilan
diikuti oleh rasa bingung dan preocupation dengan masalah yang
mengganggu, selama periode ini, berbagai alternatif seperti aborsi atau
adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral dan
ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan dan rencana tindakan
dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannnya hanya
tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat
disangkal lagi dan diterima. Karena pengalaman adalah terus
dipertimbangkan dan ditinjau ulang, terjadi proses belajar.
2) Persepsi terhadap peristiwa
Setiap wanita membayangkan kehamilan dalam pikiran-pikirannya
sendiri tentang seperti apa wanita hamil dan seorang ibu. Ia
membentuk bayangan ini dari ibunya sendiri, pengalaman hidupnya,
dan kebudayaan tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi
bagaimana ia berespon terhadap kehamilan. Beberapa wanita berpikir
kehamilan sebagai cara untuk melestarikan alam suatu penghargaan
atau emansipasi dari control parental. Mereka mungkin menyamakan
kehamilan dengan penyakit, kejelekan, memalukan, atau mereka
mungkin memandang kehamilan sebagai suatu periode kreatifitas dan
pemenuhan tugas. Bayangan pria tentang kehamilan adalah bagaimana
menjadi bapak dan seperti apa seorang bapak itu. Ia membentuk
bayangan ini dari bapaknya, pengalaman hidupnya, dan kebudayaan
tempat ia dibesarkan. Persepsi ini mempengaruhi bagaimana ia
memperhatikan ibu dari anakanaknya. Banyak pria menjadi sangat
khawatir terhadap ibu dari anaknya dan mengambil peran yang aktif
dalam memberikan perawatan medis untuknya.
Beberapa pria mengalami gejala-gejala seperti wanita seperti
ngidam, agak malas, atau sakit. Fenomena ini oleh beberapa ahli
sejarah medis disebut midleiden atau menderita bersama. Kehamilan
merupakan pengabadian garis keluarga. Oleh karenanya nama dan jenis
kelamin menjadi suatu yang amat penting. Untuk banyak orang, secara
ideal harapan dari kehamilan, khususnya yang pertama adalah lahirnya
anak laki-laki. Bagi orang yang demikian, lahirnya anak perempuan
pada kehamilan pertama adalah suatu kegagalan untuk meneruskan
nama keluarga. Sehingga setiap anggota keluarga mempunyai
pandagan yang berlainan tentang kehamilan. Persepsi tersebut
mempengaruhi resolusi krisis.
3) Dukungan situasional
Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis
adalah dukungan situasional yang mereka harapkan. Dukungan ini
merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia untuk
memberikan keluarga atau penggantinya, seringkali memenuhi peran
yang penting ini.
4) Mekanisme koping
Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam
menyelesaikan krisis adalah keterampilan koping yang dimiliki
seseorang. Keterampilan koping tersebut merupakan kekuatan dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi
stress. Mereka mungkin melakukan aktifitas seperti “menceritakannya”
pada teman, melakukan olah raga yang berat, mendengarkan musik,
menangis, menulis puisi, dan lain-lain.
Mekanisme pertahanan diri adalah cara mempertahankan diri(seperti
menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam mengurangi
kecemasan untuk sementara waktu. Metode koping tersebut dapat
digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarganya utnuk
menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan mencapai
keseimbangan dalam kehidupan mereka yang terganggu.

Untuk menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold (Manuaba,


2010) :
a) Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian
tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba difundus, maka
akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
b) Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung
janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
c) Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan
daerah pelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas
panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas,
gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut.
Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika
bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan.
d) Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah
janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan
turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan
merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen
yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika
bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian
besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.

Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:


 Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/d
Desember
 Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari
s/d Maret

Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan :


a) Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b) Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c) Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Pemeriksaan panggul dilakukan:
 Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.
 Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan
yang lalu
 Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:
a) Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan
dan kiri ( normal: 23-26 cm).
b) Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan
dan kiri (normal: 26-29).
c) Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis
dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-
20 cm).
d) Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca
anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke
pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior
superior kiri kemudian kembali ke atas
simpisis (normal : 80-90 cm).
C. Konsep Dasar ANC
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas diri dan suami
b. Anamnese umum
c. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut nadi dapat
meningkat 10 – 15 DPM. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope.
d. Varises
Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
e. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
f. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan dan peningkatan berat jenis serta hemoroid
g. Makanan/Cairan
1) Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum
terjadi
2) Penambahan berat badan : 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester
kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
3) Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
4) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5) Sedikit edema dependen
6) Sedikit glikosuria mungkin ada
7) Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
h. Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton Hicks
terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung
i. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada normal. Frekuensi pernapasan
dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi, pernapasan torakal.
j. Keamanan
1. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
2. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10-12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
3. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
4. Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
5. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
k. Seksualitas
1. Penghentian menstruasi.
2. Perubahan respon /aktivitas seksual
3. Leukosa mungkin ada
4. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20-30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu).
5. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum
dapat tampak setelah 12 minggu
6. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum.
7. Tanda-tanda Goodell, Hegar Scodwick positif.
l. Integritas Sosial
1. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
2. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
3. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
m. Penyuluhan/Pembelajaran
n. Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
o. Pemeriksaan Diagnostik
1. DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit).
2. Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
3. Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
4. Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
5. Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
6. Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
7. Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
8. Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
9. Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
10. Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
11. Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
12. Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal

2. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2015).


1) Trisemester I
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makan, ketidakmampuan makan dan factor
biologis.
b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangancairan
melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif, penyimpangan
yang mempengaruhi asupan cairan
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
d. Resiko cedera (janin) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah
yang abnormal.
2) Trisemester II
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
3) Trisemester III
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
b. Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan malnutrisi dan profil darah
yang abnormal
c. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada
vesika urinaria.

Anda mungkin juga menyukai