Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

REKAYASA LALU LINTAS

”MUDIK MASA PENDEMI COVID 19 TIDAK MUTLAK PULANG


KAMPUNG”

Dosen penguji : Ir.H. Abdul Kudus Zaini, MT.

RETA DWI NULFI (183110804)

KELAS : IV D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2019/2020
KATA PANGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan
rahmat dan karuia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rekayasa lalu
lintas ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah Rekayasa Lalu
Lintas karena telah memberikan kesempatan untuk membuat tugas ini. Tidak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman atas
dukungan baik berupa doa maupun materi.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca baik dalam
pengembangan wawasan maupun peningkatan ilmu pengetahuan

Taluk Kuantan , Mei 2020

RETA DWI NULFI

i
DAFTAR ISI

KATA PANGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1

1.2. TUJUAN........................................................................................................1

1.3. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1. PULANG KAMPUNG DI LARANG SAAT COVID 19...............................2

2.1. TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN SAAT COVID.......................3

BAB III PENUTUP.....................................................................................................4

3.1. KESIMPULAN.................................................................................................4

3.2. SARAN...............................................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia kian hari semakin bertambah. Bahkan


sudah menyentuh angka 13.645 jiwa kasus positif terinfeksi (Sabtu, 09 Mei 2020),
2.607 orang dinyatakan sembuh dan 959 orang meninggal dunia. Pemerintah pusat
bahkan pemerintah daerah pun mulai memperketat peraturan yang berlaku di wilayah
masing-masing sesuai dengan izin dari pemerintah pusat.

Beberapa daerah bahkan sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar


(PSBB) guna menekan penyebaran Covid-19. Privinsi DKI Jakarta, misalnya, sudah
terlebih dahulu menerapkan PSBB yang dianggap langkah yang sangat tepat,
mengingat kondisi penyebaran yang semakin meningkat tajam. Disusul kemudian
Kota dan kabupaten Bogor, Bekasi, Depok dan Kabupaten Tangerang. Di Kota
Pekanbaru Riau, Makassar dan Tegal juga sudah menerapkan PSBB. Tak menutup
kemungkinan juga sejumlah daerah lain akan menerapkan hal yang sama.

1.2. TUJUAN
 Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen penguji
 Untuk menambah wawasan terutama wawasan penulis
 Dilarang mudik pada saat pendemi salah satu upaya untuk memutuskan rantai
COVID 19
1.3. RUMUSAN MASALAH
 Kenapa pulang kampung dilarang saat wabah COVID 19 ?
 Tindakan apa yang harus dilakukan saat COVID 19 ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PULANG KAMPUNG DI LARANG SAAT COVID 19


Presiden Joko Widodo saat membuka rapat virtual terbatas pada Selasa
(21/4/2020) resmi mengumumkan bahwa masyarakat dilarang mudik Lebaran tahun
ini. Keputusan itu diambil tentunya berdasarkan kajian dan pendalaman di lapangan
serta survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Sebelumnya, larangan mudik berlaku untuk ASN, TNI, Polri dan pegawai BUMN.
Namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan,
masyarakat yang bersikeras mudik ada 24%, yang memutuskan untuk tidak mudik
68% dan yang sudah mudik 24%. Data hasil survei tersebut keinginan masyarakat
yang bersikeras untuk tetap mudik masih terbilang besar, sehingga diprediksi
penyebaran Covid-19 akan terjadi peningkatan drastis di masa mudik Lebaran.Juru
Bicara Pemerintah untuk covid-19, dr Achmad Yurianto saat konferensi pers di
Gedung BNPB Jakarta, Rabu (22/4/2020) juga menyampaikan larangan mudik,
“Jangan mudik, jangan bepergian. Pastikan kita tidak tertular dan menulari orang
lain”.Namun, jika masih yang nekat mudik mulai 7 Mei, akan ada sanksi. Apa
sanksinya? Menteri ad interim Perhubungan Luhut Pandjaitan belum memerincinya.

Larangan mudik memang perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus


corona. Sebab, sejumlah ilmuwan pun sudah pernah menyebutkannya bahwa
penyebaran virus ini terjadi antarmanusia. Oleh karena itu, membatasi pergerakan
orang menjadi salah satu kunci memutus rantai virus.Pergerakan orang saat mudik

2
memang tergolong sangat besar. Dari laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
pada lebaran 2019 disebutkan ada 14,9 juta perantau asal Jabodetabek melakukan
mudik ke berbagai kota di Indonesia dengan moda transportasi darat, udara, dan
laut.Khusus di DKI Jakarta, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 7.346.430 jiwa
atau setara dengan 2.448.810 keluarga. Angka itu memang akumulasi alias tidak
membedakan mana yang pulang kampung dan mana yang mudik. Apapun istilahnya
yang jelas pergerakan orang pada saat lebaran sangat besar. “Kita sudah lama
melakukan kajian (pelarangan mudik) ini, kita sudah bicara dengan LIPI (Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, red) bahwa ada beberapa yang akan mudik dan
kebanyakan tidak mudik," kata Agus, Rabu (22/4/2020).

Mudik adalah pulang kampung yang sifatnya sementara dan orang itu akan
kembali lagi ke kota. Sedangkan pulang kampung adalah pulang ke kampung
halaman dan tidak akan kembali lagi ke kota.Dalam aturan sebelumnya, pemerintah
telah melarang mudik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI-Polri,
karyawan BUMN, karyawan BUMD, dan masyarakat yang berpenghasilan tetap.

 2.1. TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN SAAT COVID


JANGAN Dilakukan: Menyentuh Mata, Hidung, dan Mulut, Bepergian saat
Sakit, Dilarang mudik, Dilarang berkumpul, tidak kembali ke kota yang terjangkit
virus

Harus Dilakukan: Kenali Gejalanya, Jauhi Tempat Keramaian, menaati


peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan peraturan penanganan
Covid-19, Menjalani isolasi mandiri, Cuci Tangan.

3
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Larangan mudik memang perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus
corona. Sebab, sejumlah ilmuwan pun sudah pernah menyebutkannya bahwa
penyebaran virus ini terjadi antarmanusia. Oleh karena itu, membatasi pergerakan
orang menjadi salah satu kunci memutus rantai virus.

3.2. SARAN
Selalu patuh kepada aturan pemerintahan agar wabah COVID 19 cepat teratasi di
negara kita ini.

4
DAFTAR PUSTAKA

https://indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/ini-protokol-pulang-
kampung-saat-pandemi

https://www.halodoc.com/yang-harus-dan-jangan-dilakukan-untuk-hadapi-corona

http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2020/04/24/106493/mudik_di_m
asa_pandemi_covid_19_tradisi_yang_tidak_mutlak/

Anda mungkin juga menyukai