Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN AKAD MUDHARABAH

Akad Mudharabah merupakan akad yang ada dalam konsep ilmu syariah. Mudharabah berasal
dari kata Adhdharby fil ardhi yang memiliki arti berpergian dalam urusan dagang.  Qirad sendiri  memiliki
arti potongan yang mengambil dari kata Al Qardhu. Dimana sebuah transaksi memang melakukan
pemotongan sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan akad
mudharabahnya.

Secara teknis, mudharabah merupakan akad kerja sama di bidang usaha baik antara pemilik dana
dan pengelola dana untuk dibuat sebuah usaha dan dikelola baik laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil
menurut kesepakatan baik pihak pertama maupun pihak kedua. Namun, bila terjadi kerugian maka akan
ditanggung oleh si-pemilik dana kecuali disebabkan oleh pengelola dana itu sendiri.

Akad Mudharabah memang biasa disebut sebagai suatu transaksi pendanaan atau investasi yang
menggunakan kepercayaan sebagai modal utamanya. Seperti halnya pemilik dana, memang sengaja
memberikan dana pada pengelola untuk diolah agar lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan. Dari
pengertian dan sikap awalnya saja, akad ini membutuhkan rasa percaya antara pihak yang terlibat.
Dalam istilah ekonomi, mudharabah biasa disebut trust financing yang memang bermodalkan
keperayaan untuk membangun sebuah transaksinya.

JENIS AKAD MUDHARABAH

Dalam aturannya, akad mudharabah dibagi menjadi beberapa jenis yang sudah dijelaskan
PSAK 105, dimana ketiga jenis tersebut yaitu :

Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah mutlaqah merupakan bentuk kerjasama yang dibangun antara pemilik dana dan
pengelola dana tanpa adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat ataupun investasi
objeknya. Dalam hal ini, pemilik dana memang memberikan kewenangan penuh atas hartanya
untuk dikelola oleh pengelola dana.

Kontrak mudharabah muthlaqah dalam perbankan syariah biasa digunakan untuk tabungan
ataupun pembiayaan lain-lain. Sifat mudharabah ini tidak terikat. Rukun transaksi mudharabah
diantaranya dua pihak transaktor atau pemilik modal dan pengelola, objek akad mudharabah atau
modal dan usaha dan juga ijab dan kabul atau biasa disebut persetujuan perjanjian.

Mudharabah Musytarakah

kerjasama, akad yang disepakati yakni akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik
dana, namun ketika berjalanya usaha dan pengelola dana tertarik menanam modal pada usaha
tersebut, maka pengelola Mudharabah musytarakah merupakan jenis akad selanjutnya yang bisa
anda ketahui. Ketika awal dana diperbolehkan untuk ikut dan menyumbang modal untuk bisa
mengembangkan usaha tersebut. Cukup banyak yang melakukan akad mudharabah musytarakah,
karena pada akhirnya banyak pengelola dana yang tergiur untuk bergabung dan menerima
keuntungan.

Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah muqayyadah merupakan jenis akad dengan bentuk kerjasama antara pemilik
dana serta pengelola dana, dengan kondisi pemilik dana membatasi pengelola dana untuk
memilih tempat maupun transaksi dan juga objek investasinya.Dalam transaksi mudharabah
muqayyadah jika diibaratkan sebagai bank syariah, maka bersifat agen yang menghubungkan
antara shahibul maal serta mudharib.

DASAR SYARIAH

Sumber Hukum Akad Mudharabah

Menurut ijmak ulama,mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Hal ini dapat diambil dari
kisah rasulullalh yang pernah melakukan mudharabah dengan siti khadijah. Siti khadijah
bertindak sebagai dana dan rasulullah sebagai pengelola dana. Lalu rasullulah membawa barang
dagangannya ke negeri syam. Dari kisah ini kita melihat akad mudharabah telah terjadi pada
rasululah sebelum diangkat menjadi rasul. Mudharabah telah dipraktikan secara luas secara luas
oleh orang-orang sebelum masa islam dan beberapa sahabat nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis
ini samgat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah,oleh karena itu
masih tetap ada di dalam sisitem islam.

1. Al-Quran

“Apabila telah di tunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carailah karunia allah SWT”.(QS 62:10)

“….Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah
Tuhannya….” (QS 2:283)

2. As-Sunnah
Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa rasulullah SAW bersabda ,”tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqradhah (mudharabah), dan
mencampuradukkan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR.
Ibnu Majah)

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia


mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mengarungi lautan dan tidak
menuruni lembah,serta tidak membeli hewan ternak. Jika pernyataan itu dilanggar, ia
(pengelola dana) harus menaggung risikonya. Ketika persyaratan yang di tetapkan
abbas di dengar rasulullah SAW,beliau membenarkannya”.(HR. Thabrani dari Ibnu
Abbas)

Rukun dan Ketentuan Syariah Akad Mudharabah

Rukun mudharabah ada empat, yaitu:

1. Pelaku,terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana


2. Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja
3. Ijab Kabil/Serah Terima
4. Nisbah Keuntungan

Ketentuan syariah,adalah sebagai berikut:

1. Pelaku
a. Pelaku harus cakap hokum dan baligh.
b. Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesame atau dengan nonmuslim.
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh
mengawasi.
2. Objek mudharabah (Modal dan Kerja)
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad
mudharabah.
▪ Modal
a. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau asset lainnya (dinilai
sebesar nilai wajar),harus jelas jumlah dan jenisnya.
b. Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal,berarti
pemilik dana tidak memberikan kontribusi apapun padahal pengelola dana
harus bekerja.
c. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan
dari keuntungan.
d. Pengelola dana tidak di perkenankan untuk memudharabahkan kembali
modal mudharabah, dan apabila terjadi maka akan di anggap terjadi
pelanggaran kecuali atas seizing pemilik dana.
e. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada
orang lain dan apabila terjadi maka akan dianggap terjadi pelanggaran
kecuali atas seizing pemilik dana.
f. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut
kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri,selama tidak dilarang secara syariah.
▪ Kerja

a. Konstribusi pengelola dana berbenyuk keahlian,keterampilan,selling


skill,managemen skill,dan lain-lain.
b. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh di intervensi oleh pemilik
dana.
c. Pengelola dana harus menjalankan usaha sesuai dengan syariah.
d. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak.
e. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal
dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti
rugi/upah.

3. Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad
yang dilakukan secara verbal,tertulis,melalui korespondensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.

4. Nisbah Keuntungan
a. Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang
bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. Pengelola dana
mendapatkan imbalan atas kerjanya,sedangkan pemilik dana mendapat
imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan harus diketahui
dengan jelas oleh kedua pihak,inilah yang akan mencegah terjadinya
perselisihan antara kedua belah pihak mengenai cara pembagian
keuntungan.jika memang dalam akad tersebut tidak di jelaskan masing-
masing porsi,maka pembagiannya menjadi 50% dan 50%.
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan
menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

Pada dasarnya pengelola dana tidak diperkenankan untuk memudharabahkan kembali


modal mudharabah,dan apabila terjadi maka akan dianggap terjadi pelanggaraan kecuali atas
seizin pemilik dana.Apabila pengelola dana diperbolehkan oleh pemilik dana untuk
memudharabahkan kembali modal mudharabah maka pembagian keuntungan untuk kasus
seperti ini,pemilik dana mendapatkan keuntungan sesuai dengan kesepakatan antara dia dan
pengelola dana pertama.sementara itu bagian keuntungan dari pengelola dana pertama dibagi
dengan pengelola dana yang kedua sesui dengan porsi bagian yang telah disepakati antara
keduanya.

Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana kecuali ada misconduct,negligence
atau violation,cara menyelesaikannya adalah sebagian berikut.

BERAKHIRNYA AKAD MUDHARABAH

Lamanya kerja sama dalam mudharabah tidak tentu dan tidak terbatas,tetapi semua pihak
berhak untuk menentukan jangka waktu kontrak kerja sama dengan memberitahukan pihak
lainnya.Namun, akad mudharabah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut (Sabbiq,2008).

1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya,maka mudharabah berakhir pada


waktu yang telah ditentukan.
2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri.
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk mencapai
tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad.Sebagai pihak yang mengemban amanah ia
harus bertikad baik dan hati-hati.
5. Modal sudah tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai