Anda di halaman 1dari 6

Nama : Firda Arifatu Rizkia

NIM : 051711133017

Kelas : C

KELARUTAN

Larutan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dimana molekul zat terlarut dilarutkan
dalam pelarut. Larutan dikatakan jenuh jika zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase
padat (zat terlarut . Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi dibawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk
penjenuhan sempurna pada suhu tertentu. Suatu larutan lewat jenuh ialah suatu larutan yang
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada seharusnya dan pada
temperature tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak terlarut. Keadaan lewat jenuh mungkin
terjadi apabila inti kecil zat terlarut yang dibutuhkan untuk pembentukan Kristal permulaan
adalah lebih mudah larut daripada Kristal besar, sehingga menyebabkan sulitnya inti terbentuk
dan tumbuh dengan akibat kegagalan kristalisasi.

Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam
larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisak sebagai interaksi spontan
dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Kelarutan suatu senyawa
dapat bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor
temperature, tekanan, pH larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil bergantung pada hal
terbaginya zat terlarut.

Pelarut dibagi menjadi 3 macam yaitu pelarut polar, pelarut non polar, dan pelarut
semipolar. Suatu kelarutan senyawa tidak dapat lepas dari prinsip “like dissolves like” yang
berkaitan dengan polaritas pelarut, yaitu momen dipol pelarut. Hal tersebut menyebabkan pelarut
polar akan melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain. Selain itu juga dipengaruhi ikatan
hidrogen, perbeedaab sifat keasaman, dan kebasaan konstituen dalam hal donor-akseptor electron
lewis. Kelarutan juga bergantung dari perbandingan gugus polar terhadap gugus non polar dari
molekul. Apabila panjang rantai non polar dari alcohol alifatik bertambah, kelarutan suatu
senyawa dalam air akan berkurang. Percabangan pada rantai mengurangi efek non polar dan
menyebabkan kenaikan kelarutan dalam air. Konstanta dielektrik yang tinggi menyebabkan
berkurangnya gaya tarik menarik antara ion bermuatanberlawanan dalam Kristal. Pelarut juga
memecahkan ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam basa karena pelarut ini
amfiprotik. Pelarut polar juga dapat mengsolvasi molekul dan ion dengan adanya gaya interaksi
dipol.

Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion elektrolit kuat
dan lemah karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat memecahkan
ikatan kovalen dan elektrolit yang berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk golongan
pelarut aprotik. Oleh karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut
sedikit dalam pelarut non polar. Tetapi senyawa non polar dapat melarutkan zat terlarut non
polar dengan tekana yang sama melalui interaksi dipole induksi.

Pelarut semipolar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan
bercampurnya cairan polar dan non polar. Pelarut semipolar juga dapat menginduksi suatu
derajat poaritas tertentu dalam molekul pelarut non polar.

Kelarutan gas dalam cairan adalah konsentrasi gas terlarut apabila berada dalam
kesetimbangan dengan gas murni diatas larutan. Kelarutan dipengaruhi oleh tekanan, temperatur,
adnya garam, reaksi kimia yang kadang terjadi antara gas dengan pelarut. Pengaruh tekanan pada
kelarutan gas dinyatakan oleh Hukum Henry yang menyatakan bahwa dalam larutan yang sangat
encer , pada temperatur konstan, konsentrasi gas terlarut sebanding dengan tekanan gas parsial
diatas larutan pada kesetimbangan. Tekanan gas parsial dapat diperoleh dengan mengurangi
tekanan uap pelarut dari tekanan uap total diatas larutan. Kelarutan gas naik sebanding dengan
tekanan gas dalam larutan. Sebaliknya, kelarutan gas turun sehingga kadang-kadang gas
melepaskan diri dengan paksa apabila tekanan diatas larutan dihilangkan. Pengaruh temperatir
juga dapat mempengaruhi kelarutan. Apabila temperatur naik, kelarutan gas umumnya turun
disebabkan kecenderungan ruangan gas yang besar untuk berekspansi. Gas seringkali dibebaskan
dari larutan tempat gas tersebut terlarut dengan memasukkan suatu elektrolit yang dikenal
dengan pengusiran garam. Pelepasn gas disebabkan gaya tarik menarik ion garam atau non
elektrolit non polar yang sangat polar dengan molekul air yang mengurangi densitas lingkungan
air yang berdekatan dengan molekul gas.

Kelarutan cairan dalam cairan akan membahas larutan ideal dan larutan nyata. Larutan
ideal adalah larutan biner meengikuti hukum Raoult untuk seluruh komposisi. Dalam hukum
Raoult terjadi suatau penyimpangan yang dikarenakan beberapa faktor. Jika terjadi
penyimpangan negatif maka dapat menyebabkan kenaikan kelarutan dn berhubungan dengan
ikatan hydrogen antara senyawa polar. Sedangkan penyimpangan positif disebakan oleh tekanan
internal yang rendah pada zat non polar sehingga terdesak keluar oleh gaya tarik menarik kuat
antara molekul cairan polar sehingga terjadi penurunan kelarutan akibat asosiasi molekul salah
satu konstituen untuk membentuk molekul ganda atau polimer dengan tingakat yang lebih tinggi.
Menurut Hildebrand penyimpangan positif lebih baik diperhitungkan dengan perbedaan gaya
kohesi molekul dari setiap konstituen.

Suatu larutan dapat dikatakan dapat dikatakan bercampur sempurna apabila dapat
bercampur dalam segala perbandingan. Sedangkan larutan bercampur sebagian apabila dicampur
dalam jumlah tertentu maka akan tebentuk dua lapisan yang masin-masing mengandung cairan
yang keduanya dalam keadaan terlarut. Dalam kelarutannya, jika zat yang ditambahkan pada
cairan biner hanya larut dalam salah satu dari kedua komponen maka kelarutan timbal balik
pasangan cairan akan turun. Namun apabila cairan ketiga larut dalam kedua cairan maka
kelarutan timbal balik pasangan cairan akan naik. Apabila kelarutan cairan non polar dalam air
naik dengan adanya zat aktif permukaan pembentuk misel. Konstanta dielektrik suatu senyawa
berbanding linier denagn fraksi mol senyawa tersebut.

Kelarutan zat padat dalam cairan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
solvasi yang merupakan kombinasi khusus pelarut dan zat terlarut. Asosiasi adalah interaksi
antar molekul sejenis dari salah satu komponen dalam larutan. Interaksi ini ditujukan oleh
dimerisasi suatu asam dengan pelarut non polar atau saling terhubungnyamolekul dengan ikatan
hydrogen yang menyebabkan panas pelarutan bersifat positif.
Kelarutan zat padat dalam larutan ideal bergantung pada temperature, titik leleh zat padat,
panas peleburan molar ΔHf, yaitu panas yang diabsorbsi apabila zat padat meleleh. Dalam
larutan ideal, panas pelarutan sama dengan panas peleburan. Kelarutan ideal tidak dipengaruhi
oleh sifat pelarut.

Kelarutan sebagai fungsi temperatur untuk larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit
yang apabila dalam dalam larutan yang sangat tidak ideal dapat dihitung dengan panas pelarutan.
Panas pelarutan dibagi dua yaitu panas pelarutan parsial dan panas pelarutan total atau integral.
Panas pelarutan parsial merupakan panas yang diabsorpsi per mol apabila sjumlah kecil zat
ditambahkan kedalam sejumlah besar larutan. Panas pelarutan total adalh panas yang diabsorpsi
per mol zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut yang cukup untuk menghasilkan larutan
dengan konsentrasi tertentu.

Elektrolit kuat apabila bersifat endotermik maka jika terjadi kenaikan temperatur akan
meningkatkan kelarutan karena adanya penyerapan. Akan tetapi bila bersifat eksotermik maka
jika terjadi kenaikan temperatur akan menurunkan kelarutan karena panas akan dilepaskan
sehingga wadah yang akan menjadi hangat. Apabila elektrolit yang sukar larut ditambahkan ion
sejenis maka akan mengurangi kelarutannya, namun jika yang ditambahkan dapat membentuk
kompleks dengan garam maka kelarutan akan meningkat. Pencegahan terhadap endapan garam
dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah zat yang akan engikat dan mengurangi
konsentrasi salah satu ion sehingga lebih banyak garam yang tidak larut menjadi larut samapai
pada posisi kesetimbangan.

Elektrolit lemah dapat bereaksi dengan asam dan basa kuat dan dalam rentang pH
tertentu dalam bentuk ion yang biasanya larut dalam air. Namun sebagian besar laturan elektrolit
lemat tidak larut dalam air tapi larut dalam encer. Apabila terjadi penamban basa pada larutan
garam akan mengendapkan basa bebas dari larutan larutan jika kelarutan basa dalam air rendah.

Pada pH optimum suatu larutan dapat terjadi larut sempurna. Pada pH tertentu larutan
secara keseluruhan dalam bentuk ion yang tidak memiliki masalah kelarutan. Akan tetapi,
apabila pH disesuaikan dengan pH tertentu dan jika pada pH yang tidak sesuai dihasilkan dalam
konsentrasi yang cukup untuk melampaui kelarutan pada bentuk ini maka terjadilah penendapan.
Namun seringkali zat terlarut berada dalam campuran pelarut daripada dalam pelarut saja yang
disebut solvasi, yang dapat meningkatkan kelarutan suatu zat. Selain itu penambahan alkohol
juga dapat menaikan kelarutan zat yang tidak terionisasi sehingga pH dapat berkurang sebelum
terjadi pengendapan. Selain itu jika terbentuk misel surfaktan maka kelarutan akan naik.

Beberapa zat dapat berinteraksi membentuk kompleks yang tidak larut yang
memberikan pengaruh kompleks dari interaksi antar spesi. Suatu ukuran dan bentuk partikel
yang sesuai dengan persamaan hampiran akan meningkatkan kelarutan. Konfigurasi penyusun
dan molekul kristal juga berpengaruh. Apabila kristal dalam bentuk asimetris dan kompak atau
pada memiliki kelarutan yang rendah karena rendahnya kemampuan untuk memisahkan partikel
zat terlarut dari komponen kristal dan energi kisi yang tinggi.

Suatu cairan atau padatan yang dicampur pada pelarut yang tidak saling campur akan
membentuk larutan jenuh pada masing-masing pelarut. Namun jika yang ditambahkan kurang
maka akan terdistribusi pada masing-masing pelarut dengan konsentrasi tertentu. Sistem
ekstraksi dapat menjadi solusi yaitu jika jumlah ekstraksi yang dilakukan makin banyak dan
volume ekstran yang sedikit maka dapat dikatakan bahwa proses ekstraksi tersebut lebih efisien.
Namun, dengan adanya garam yang membentuk kompleks dapat mempengaruhi hasil ekstraksi
sehingga solusinya adalah pengusiran garam.

Apabila suatu sistem berada pada 2 fase yang berbeda dalam kesetimbangan,
keaktifannya dianggap sama. Koefisien partisi juga berhubungan dengan sifat lipofilik dan
hidrofobik yang menyebabkan suau zat dapat menembus membran lipid dan interaksi dengan
makromolekul pada tempat reseptor.

Pengawet yang mencegah kerusakan pada suatu zat dilakukan oleh asam yang tidak
terdisosiasi dan tidak dalam bentuk ionnya. Molekul yang tidak terdisosiasi, yang terdiri atas
bagian nonpolar yang besar larut dalam membran lipoid pada mikroorganisme dan menembus
membran tersebut dengan cepat. Selain itu, bakteri dalam sistem minyak air umumnya memiliki
fase air dan antarmuka minyak-air.

Anda mungkin juga menyukai