DISTILASI BATCH
Disusun Oleh :
Kelompok : VI ( Enam )
Anggota : 1. Devi Lasmaria (1407034534)
2. Donland Topoi (1407034836)
3. Mitha Arwandi (1407034121)
4. Santo Stefanri (1407034273)
Distilasi adalah unit operasi yang sudah ratusan tahun diaplikasikan secara
luas. Di seperempat abad pertama dari abad ke-20 ini, aplikasi unit distilasi
berkembang pesat dari yang hanya terbatas pada upaya pemekatan alcohol kepada
berbagai aplikasi di hampir seluruh industri kimia. Distilasi pada dasarnya adalah
proses pemisahan suatu campuran menjadi dua atau lebih produk lewat eksploitasi
perbedaan kemampuan menguap komponen-komponen dalam campuran.
Operasi ini biasanya dilaksanakan dalam suatu klom baki (tray column) atau
kolom dengan isian (packing column) untuk mendapatkan kontak antar fasa
seintim mungkin sehingga diperoleh unjuk kerja pemisahan yang lebih baik. Salah
satu modus operasi distilasi adalah distilasi curah (batch distillation). Pada operasi
ini, umpan dimasukkan hanya pada awal operasi, sedangkan produknya
dikeluarkan secara kontinu. Operasi ini memiliki beberapa keuntungan :
1. Kapasitas operasi terlalu kecil jika dilaksanakan secara kontinu. Beberapa
peralatan pendukung seperti pompa, tungku/boiler, perapian atau
instrumentasi biasanya memiliki kapasitas atau ukuran minimum agar dapat
digunakan pada skala industrial. Di bawah batas minimum tersebut, harga
peralatan akan lebih mahal dan tingkat kesulitan operasinya akan semakin
tinggi.
2. Karakteristik umpan maupun laju operasi berfluktuasi sehingga jika
dilaksanakan secara kontinu akan membutuhkan fasilitas pendukung yang
mampu menangani fluktuasi tersebut. Fasilitas ini tentunya sulit diperoleh
dan mahal harganya. Peralatan distilasi curah dapat dipandang memiliki
fleksibilitas operasi dibandingkan peralatan distilasi kontinu. Hal ini
merupakan salah satu alasan mengapa peralatan distilasi curah sangat cocok
digunakan sebagai alat serbaguna untuk memperoleh kembali pelarut
maupun digunakan pada pabrik skala pilot.
Dengan demikian, harga α mendekati satu atau bahkan satu, maka kedua
komponen sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan lewat operasi distilasi.
Diagram T-x-y dengan demikian dapat dibagi menjadi tiga daerah : (1)
Daerah di bawah kurva ABC yang mewakili subcooled liquid mixtures (cairan
lewat jenuh), (2) Daerah di atas kurva AEC yang mewakili superheated vapor
(uap lewat jenuh), dan (3) Daerah yang dibatasi kedua kurva tersebut yang
mewakili system dua fasa dalam kesetimbangan. Operasi distilasi bekerja di
daerah tempat terwujudnya kesetimbangan dua fasa, uap dan cair ( McCabe,dkk.
1999 ).
Keterangan :
D = laju alir distilat, mol/jam
yD = komposisi distilat, fraksimol
V = jumlah uap dalam labu
W = jumlah cairan dalam labu
Pada alat ini, cairan dalam labu dipanaskan sehingga sebagian cairan akan
menguap dengan komposisiuap yD yang dianggap berada dalam kesetimbangan
dengan komposisi cairan yang ada di labu, xw. uap keluar labu menuju kondenser
dan diembunkan secara total. Cairan yang keuar dari kondenser memiliki
komposisi xD yang besarnya sama dengan yD. Dalam hal ini, distilas berlangsung
satu tahap.
Uap yang keluar dari labu kaya akan komponen yang lebih sukar menguap
(A), sedangkan cairan yang tertinggal kaya akan komponen yang lebih sukar
menguap (B). Apabila hal ini berlangsung terus, maka komposisi di dalam cairan
akan berubah; komponen A akan semakin sedikit dan komponen B akan semakin
banyak. Hal ini juga berdampak pada komposisi uap yang dihasilkan. Jika
komposisi komponen A di dalam cairan menurun, maka komposisi komponen A
di dalam uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan tadi juga akan
menurun. Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi dalam
operasi ini berubah terhadap waktu ( Bernasconi,dkk. 1995 ).
2.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam proses distilasi yaitu:
1. Satu set alat sieve tray tower
2. Gelas ukur 100 mL
3. Stopwatch
2.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam proses distilasi yaitu
1. Etanol 50 %
2. Aquades