Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja dan ke
dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan
dengan cara mencoba hal-hal yang baru dikenalnya walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan
yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan diri sendiri dan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan dari suatu bangsa. Di samping hal-hal
yang menggembirakan dengan kegiatan positif dan prestasi yang diraih remaja-
remaja pada waktu akhir-akhir ini serta pembinaan yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita juga melihat arus kemorosotan
moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang
sering terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam pemberitaan dimedia
cetak dan media ditelevisi sering kali kita menemui berita tentang perkelahian
pelajar, penyebaran narkotika, minuman keras, penjambret dan pencurian lainnya
yang dilakukan anak-anak berusia belasan tahun serta meningkatnya kasus-kasus
kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya.
Hal tersebut merupakan suatu masalah dari kenakalan remaja yang dihadapi
oleh masyarakat yang kini semakin marak terjadi, Oleh karena itu masalah
kenakalan remaja seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus
untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang tujuannya untuk
terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana gejala-gejala yang muncul pada remaja yang terlibat kenakalan?
4. Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
5. Bagaimana upaya untuk mengatasi kenakalan remaja?
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami
atas tugas yang diberikan oleh dosen pengampu sebagai syarat untuk memenuhi
aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonasia. Selain itu tugas ini juga
ditujukan untuk :
1. Memahami pengertian kenakalan remaja.
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat
memperlihatkan hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta
untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi
kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari
tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia namun setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri karena masing-masing individu mempunyai
kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering
dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini dan sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para
orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu
membesar-besarkan perbedaan dan memaksakan kehendak, orangtua para remaja
hendaknya justru menjadi pemberi motivasi dan teladan di depan, di tengah
membangkitkan semangat serta di belakang mengawasi segala tindak tanduk si
remaja.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan
18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan dengan
cara mencoba hal-hal yang baru dikenalnya walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan diri sendiri dan teman sebayanya. Hal ini
karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas diri.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering
disebut sebagai kenakalan remaja.

2.1. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perubahan sikap atau perilaku anak remaja (usia
belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang
diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :

1. Mussendkk
· Perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa
maka akan mendapat sangsi hukum.
2. Santrock
Kenakalanremajamerupakankumpulandariberbagaiperilakuremaja yang tidakdapat di
terimasecarasocialhinggaterjaditindakan criminal.
3. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan norma-norma yang ada
dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan anti sosial di mana di
dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif.
4. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
5. Paul Moedikdo
· Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-
anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
· Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
· Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2.2 Penyebab kenakalan remaja

Ulah atau tindakan para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering
sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan
menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan
merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.

Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai
faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat


dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern

a) Faktor Kepribadian

Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya
dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan
sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa
anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis
identitas karena belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk
menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku menyimpang.

b) Faktor Kondisi Fisik

Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis
kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung
mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila
tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita
cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.

c) Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat


Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku,
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali
pada saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan
oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan
tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.

2. Faktor Ekstern

a. Kondisi Lingkungan Keluarga

Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya


disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena
bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi
orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan
menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan
remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi
melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif

Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola


perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan
tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang
berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian
antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani
tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan
kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.

c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam

Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya
tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila
individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan
mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan
kepentingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik

Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah
memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa
mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik
(antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar
kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa
menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat

Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi


dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak
mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut
belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga
mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang
berlaku.

2.3 Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja


1. anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau
sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah
yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang
berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.

2.4 Perilaku-perilaku yang merupakan kenakalan remaja


Berdasarkan pengertian kenakalan remaja diatas kami mengadakan pengamatan
tentang beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan
sekitar, berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar
kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman baik disekolah maupun dilingkungan sekitarnya;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara;
e) Merokok dan pulang kerumah larut malam atau begadang;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok, dan fasilitas lainya yang ada di sekolah
h) Membolos dan
i) Mengendarai kendaraan di bawah umur tanpa helm serta ikut balapan liar
j) Selalu melanggar tata tertib

Jadi, dapat disimpulkan tindakan kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan
masyarakat itu sendiri.

2.5 Upaya mengatasi kenakalan remaja

Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan
dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian
khusus serta pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya,
mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.

Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-
pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-
bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :

1. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan


dengan  cara mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. Mengetahui
kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan
mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk
kenakalan.

Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:


1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama,
budi pekerti dan etiket.
3. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
6. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun
masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil penting dalam
membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus
dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling
sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap
melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan
masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah
melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan
dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.

Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri
dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek
emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada
perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam
menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan
oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik
lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku
remaja di rumah dan di sekolah.

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring”
pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.

Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:

1. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja
itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu
mengatasinya.
2. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut.

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi
tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut
“jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut
harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan
kriminalitas tanpa pandang bulu.

Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus
dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi
yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan
hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga
berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun
pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf
pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-
kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif
diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada
pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim
guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau
seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan


dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan
pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering
ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara
lain:

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan.
2. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang
telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
3. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
4. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti
berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
5. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi
arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
6. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari
pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu
ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke
arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma


hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan


menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas
dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian
dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan
sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat
pendidikan. Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan
baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap ini. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang
bisa dilakukan juga mampu mengatasi kenakalan remaja.

Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:


· Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan
remaja
· Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
· Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi.

3.2 Saran
a. Orangtua

Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam


keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta
tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul.
Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat
menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.

b. Pihak Sekolah

Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi


yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta
dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep
diri siswa.

c. Pihak Pemerintah

Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di


Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.

d. Masyarakat Umum

Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila


melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke
penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.

e. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya
sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan
Negara dan bangsa yang sukses.

Anda mungkin juga menyukai