Anda di halaman 1dari 7

XI.

FESES RUTIN

Pemeriksaan feses rutin terdiri dari :


1. Pemeriksaan Makroskopis
2. Pemeriksaan Mikroskopis
3. Pemeriksaan Kimiawi

1. Pemeriksaan Makroskopis
1.1 Bentuk dan konsistensi
1.2 Warna dan bau
1.3 Darah dan lendir
2. Pemeriksaan Mikroskopis
2.1 Sel-sel darah dan epitel
2.2 Sisa-sisa makanan
2.2.1. Pati/ amilum
2.2.2. Protein
2.2.3. Lemak
2.3 Parasit dan Kristal
3. Pemeriksaan Kimiawi
3.1 Darah Samar (dilakukan pada praktikum blok Gastroenterohepatologi)
3.2 Bilirubin (dilakukan pada praktikum mata kuliah Biomedik)

I. Pemeriksaan Makroskopis

Amati sampel yang akan diperiksa dan laporkan yang tampak, bila kurang jelas, tinja
dapat diratakan pada kaca objek dan amati dengan teliti komponen apa yang tampak
misalnya sisa makanan, parasit atau benda asing.
1.1. Bentuk dan konsistensi
Normal : silinder, padat/ lembek sampai keras
Abnormal :
BENTUK DAN KONSISTENSI KLINIS
cair enteritis
pensil Stenosis rectum
Kecil-kecil dan keras Spasme kolon
Viscous hitam Perdarahan saluran cerna
Viscous merah segar Perdarahan saluran cerna bagian bawah

1.2. Warna dan bau


Warna normal : coklat muda sampai coklat tua oleh karena oksidasi
urobilinogen
Warna abnormal :
WARNA KLINIS
Purulen, darah +, lendir + Colitis ulcerosa
Putih Steatorrhea
Hijau Klorofil
Merah segar, jumlah >> Keganasan, hemoroid
Keabuan Lemak tak tercerna
Seperti dempul/ acholik Obstruksi empedu
Hitam Melena

Bau (tergantung diet dan retensi tinja dalam usus) :


Bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat. Intensitas
bau tergantung aktifitas pembusukan protein dan daging oleh kumam dalam usus.
Diet mempengaruhi bau, pada vegetarian bau kurang tajam dibanding diet susu.
Bau abnormal :
- Busuk : terjadi akibat pembusukan protein yang tidak dicerna dan
dirombak oleh kuman usus
- tengik : terjadi akibat perombakan zat lemak dengan pelepasan asam
lemak
- asam keras : akibat peragian zat gula/ karbohidrat yang tidak dicerna
misalnya pada diare

1.3. Darah dan lendir


Normal : tidak ada darah
Darah (+) : menunjukkan adanya rangsangan atau ada iritasi pada usus dan
perdarahan saluran cerna
Darah Segar : berasal dari usus bagian distal
Darah hitam/ coklat : berasal dari usus bagian proksimal
Lendir (+) berarti adanya rangsangan/ radang pada dinding usus
LOKASI KLINIS
Pada bagian luar tinja Iritasi colon
Tercampur tinja Usus Proksimal
Lendir saja Intususepsi
Lendir dan nanah Disentri, ileocolitis

Tugas Praktikum :
Lakukan pemeriksaan makroskopis :
Bentuk, konsistensi, warna, bau,darah, lendir

2. Pemeriksaan Mikroskopis
- Pilih sampel yang dicurigai adanya kelainan dan dikerjakan dari beberapa
bagian daerah seluruh tinja
- bila sampel kering ambil bagian tengah atau dilunakkan dulu dengna garam
fisiologis
- bila sampel lunak atau tak berbentuk langsung dibuat preparat
- bila sampel cair, pusingkan dengan kecepatan 1500rpm selama 5-10 menit dan
dibuat preparat dari sediaan yang terbentuk
Tujuan pemeriksaan :
1. Mencari protozoa dan telur cacing
2. Mencari adanya sel-sel darah, sel ragi dan epitel
3. Mengetahui sisa-sisa makanan yang tak tercerna
Alat dan Bahan :
- kaca objek dengan kaca penutup
- mikroskop
- pengaduk
Reagen :
- eosin 1-2 %
- garam fisiologis

Cara kerja :
1. Letakkan sedikit sampel yang dicurigai adanya kelainan pada kaca objek campur
dengan reagen
2. Tutup dengan kaca penutup dan baca dibawah mikrospkop dengan pembesaran
100x dan 400x

2.1 Sel darah dan epitel


Digunakan reagen eosin 1-2 % 1 tetes
Hasil pemeriksaan :
A. Sel Epitel
Bila sel berasal dari saluran cerna bagian proksimal dinding sel sebagian atau
seluruhnya sudah rusak. Sel asal bagian dista saluran cerna dinding masih utuh.
Arti Klinis :
Normal : ditemukan 1-2 sel epitel/ LPK
Abnormal : ditemukan dalam jumlah banyak/ bergerombol kemungkinan
adanya radang saluran cerna atau rangsangan yang bertambah
B. Makrofag
Sel besar dengan sitoplasma yang luas dinding sel tidak teratur dan
mengandung vacuola yang berisi sisa-sisa benda asing yang difagositosis misal
bakteri. Sel ini mirip amuba hanya tidak bergerak.
C. Leukosit
Ada yang berinti tunggal dan ada yang bersegmen. Selain diperiksa dengan
eosin 1%, leukosit dapat lebih jelas terlihat bila menggunakan reagen asam acetat
10%
D. Eritrosit
Sel mempunyai ukuran kira-kira 7 mikron dan tidak berinti. Bila sel ini
ditemukan ini dalam tinja selalu menunjukkan keadaan yang patologis dan berasal
dari colon sampai anus misal adanya fisura ani.

2.2 Sisa -sisa makanan


Ditemukan sisa-sisa makanan yang tak tercerna dengan sempurna, yaitu :
- sisa sayuran
Bentuk seperti sarang lebah, spiral, atau serabut panjang yang berinti
- serabut otot
Bentuk seperti pita dengan garis melintang
- karbohidrat
Bentuk heksagonal seperti kaca dapat bergerombol atau satu-satu, dapat
dibuktikan dengan lugol untuk bedakan karbohidrat atau buka

2.2.1. Pati
Cara pemeriksaan :
-tinja dicampur dengan 1 tetes lugol 1-2 % tutup dengan kaca penutup
- panaskan diatas api
- amati di bawah mikroskop akan tampak butiran berwarna biru
2.2.2. Protein
Cara pemeriksaan :
- tinja dicampur dengan 1 tetes asam asetat 30%, tutup dengan kaca penutup
-amati dicawah mikroskop tampak serabut bengkak, homogen, warna kuning
muda
2.2.3. Lemak
Bentuk bermacam-macam :
Lemak netral dan asam lemak bebas : droplet atau plaque
Asam lemak : tipis tidak berwarna atau kristal bentuk jarum tidak berwarna
Sabun : krsital cluster, krista pendek dan tebal
Metode pemeriksaan :
 Pemanasan
Cara Pemeriksaan :
- Tinja dibuat preparat tipis, tutup dengan kaca penutup
- Panaskan/ bakar di atas pemanas spiritus
- Amati dibawah mikroskop
Interpretasi Hasil :
- Tetesan lemak (+): feses mengandung asam lemak dan lemak netral
 Asam asetat 30%
Untuk mendeteksi persabunan lemak
Cara pemeriksaan :
- tinja dicampur dengan 1-2 tetes asam asetat 30 % tutup dengan kaca
penutup
- panaskan/ bakar di atas api spiritus
- amati di bawah mikroskop
Interpretasi hasil :
- lemak akan mengeluarkan sabun lemak dan membentuk butiran-butiran
saat dipanaskan
- tetesan/ butiran lemak (+) feses mengandung sabun
 Sudan III
Cara pemeriksaan :
- tinja dicampur dengan 2-3 tetes sudan III, tutup dengan kaca penutup
- bakar diatas spiritus
- amati dibawah mikroskop
Interpretasi hasil :
- warna merah (+)feses mengandung lemak netral dan asam lemak

2.3 Parasit dan kristal


A. Parasit
Kemungkinan ditemukan bermacam-macam :
- telur cacing, larva cacing
-amuba atau kista
B. Kristal
Berbagai kristal dapat ditemukan dalam tinja
Normal : tripel fosfat, kalsium oksalat
Abnormal : Charcot-Leyden, hematoidin

Tugas :
- Amati feses mikroskopis dengan pewarnaan eosin, sudan, asam asetat. Apa saja
yang anda dapatkan dan interpretasinya !

Pemeriksaan Kimiawi
3.1 Darah Samar
3.2 Bilirubin
Alat dan reagen :
- rak dan tabung reaksi
- corong dan kertas saring
- reagen fouchet
- BaCl2 10 %
- Aquadest
Prinsip :
Pemeriksaan dalam tinja akan dioksidasi menjadi biliverdin yang berwarna hijau
Cara kerja :
- Buat suspensi tinja dengan BaCl2 10 % biarkan beberapa menit kemudian
saring
- Biarkan endapan pada kertas saring agak kering, kemudian tetesi dengan reagen
Fouchet
- amati perubahan yang terjadi
Interpretasi Hasil :
Negatif : tidak ada perubahan warna
Positif : timbul warna hijau sampai biru

Selamat Bekerja
Semoga sukses !

Anda mungkin juga menyukai