Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berfikir kritis dalam keperawatan merupakan hal yang sangat di perlukan dalam
proses keperawatan berfikir kritis itu sendiri merupakan suatu proses dimana seseorang
atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005)

Sementara itu pemecahan masalah juga sangat di butuhkan dalam menunjang proses
keperawatan Pemecahan masalah merupakan salah satu upayah untuk mendapatkan yang
lebih tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan tersebut belum dapat tercapai.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah definisi hipertensi ?
2. Apakah etiologi atau faktor pencetus hipertensi ?
3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4. Apakah pemeriksaan penunjang hipertensi ?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7. Apakah asuhan keperawatan klien dengan hipertensi ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui definisi hipertensi
2. Mengetahui etiologi hipertensi
3. Mengetahui mnifestasi klinis hipertensi
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi
5. Mengetahui penatalaksanaan klie dengan hipertensi
6. Mengetahui komplikasi hipertensi

1
7. Mengethui asuhan keperawatan klien dengan hipertensi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hiprtensi

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya
cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara
teratur. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer


Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi
primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).
Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri biasa
terjadi melalui beberapa cara:

 Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya

2
 Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
 Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu Hipertensi dibedakan atas :

a. Yang tidak dapat dikontrol


Yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada
70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi
primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar
monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
b. Yang dapat dikontrol
Yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh
terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi,
diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak
beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat
yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi
Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan
terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan
antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih
tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Gejala-gejala hipertensi antara lain :

 Pusing
 muka merah

3
 sakit kepala
 keluar darah dari hidung secara tiba-tiba
 tengkuk terasa pegal,dan lain-lain.

Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah :

 kerusakan ginjal
 pendarahan pada selaput bening (retina mata)
 pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan


(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan
hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada
dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non farmakologis
 Diet

4
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkantekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas renin
dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.

 Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang

2. Penatalaksanaan farmakologis

Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberin
atau pemilihan obat ant hipertensi yaitu :

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi


2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4. Tidak menimbulkan intoleransi
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti


golongan diuretic, golongan betbloker, golongan antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angitensin.

2.6 Komplikasi

Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung, gagal
ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

5
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus

            Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th)  seorang
laki-laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD.
Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita
penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien
pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga
memiliki riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A
hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan
keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal pengetahuan seadanya, keluarga hanya
membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A termasuk keluarga
yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi
jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang
memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena  Hipertensi
sebelumnya. 

3.2 Asuhan Keperawatan

A.  Pengkajian Keluarga

      I.    Data Umum :

1.      Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. A

2.      Alamat dan Telepon                      :   Tuban

3.      Pekerjaan Kepala Keluarga           :  pedagang toko

4.      Pendidikan Kepala Keluarga        :  SMP

5.      Komposisi Keluarga                      :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

6
No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan
Kela dengan
min KK
1.  Tn. A L Suami 50 th SMA

2.  Ny. S P Istri 45 th SMP

3.  Nn. Z P Anak 13 th SMP

4.  An. D L Anak 6 th SD

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak


pertama berusia 13 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing
SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat
terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.

3.      Riwayat keluarga inti :

Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi


karenaayah Ny.S  juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang
telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi
sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami
penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).

7
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

NO. NAMA Umur BB/ Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang


kesehatan (BCG/Polio/DPT/ kesehatan telah dilakukan
Kg HB/Campak)
1. Tn. A 50 th 60 Baik Lengkap - - Membantu
pemenuhan
nutrisi Ny.S
tanpa
membawa ke
pelayanan
kesehatan

2. Ny. S 45 th 48 Sakit Lengkap Gangguan nutrisi -

3. An.Z 13 th 27 Baik Lengkap - -

4. An. D 6 th  25 Baik Lengkap - -

4.      Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam


keadaan sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal
karena demam berdarah ketika masih kecil.

III.    Lingkungan

1.      Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar
tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu
dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual

8
Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela
kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah
dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah
air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju
belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang
rumah.             

2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri


sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari
berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka
biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka
cukup baik.

3.      Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat,


saat Ny.S sakit Tn.A  jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan
bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah
Tn.A dapat berjualan roti keliling.

4.      Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti


musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi
dengan baik. Keluarga Ny.S  aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan
rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu
sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

5.      Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-


kadang Tn.A harus meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar rotisehingga
pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A  mempunyai tabungan yang
digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga
ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang
saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif
maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan kesehatan yang mendukung).
Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan puskesmas yang
letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter
desa.

IV.    Struktur Keluarga

1.      Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya


dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat

9
terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya
tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya
ketika mereka salah.

2.      Struktur Peran Keluarga :

Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi


seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3.      Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

 Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga

 Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.

 An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.

 An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.

4.      Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit
menurut mereka. Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan
karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya
ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

V.     Fungsi Keluarga

1.      Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan


saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil
antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga
berbaikan lagi.

2.      Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan
meskipun tidak mengikuti organisasi.

3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :

Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara


awam,saat Ny.Skelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga
keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum
mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

4.      Fungsi Reproduksi :

10
Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB
dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk
membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5.      Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit


dan Tn.A jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat
digunakan kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga

1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan


keadaanya dan ank-anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,
sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk
kesembuhan istrinya.

2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak
menjadi anak yang berguna.

3.      Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan


sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka
terhadap anaknya.

4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu
keputusan.

VII.     Pemeriksaan Fisik.

         Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.

No Pemeriksaan Tn. A Ny.S An. Z An. D

Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna ketombe,Ram berwarna berwarna
hitam, tidak but sedikit hitam, tidak hitam, tidak
ada ketombe. kusut ada ketombe. ada ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak

11
nampak nampak nampak nampak
adanya adanya adanya adanya
peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
terlihat terlihat terlihat terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
jelas jelas jelas jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak bersih,Tidak bersih,Tidak bersih,Tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
yang yang yang yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keada agak sedikit lembab,keada lemb,keadaan
an kering,Mulut an bersih,Tidak
bersih,Tidak sedikit kotor, bersih,Tidak ada kelainan
ada kelainan makan 1x/hari ada kelainan
porsi habis ½.
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat terlihat terlihat terlihat
simetris, suara simetris, suara simetris, suara simetris, suara
jantung S1 jantung S1 jantung S1 jantung S1
dan S2 dan S2 dan S2 dan S2
tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak tunggal,tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat
palpitasi, palpitasi, palpitasi, palpitasi,
suara mur- suara mur- suara mur- suara mur-
mur (-), mur (-), mur (-), mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen abdomen abdomen abdomen
tidak tidak tidak tidak
didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan

12
adanya adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak
kembung, kembung, kembung, kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
peristaltik peristaltik peristaltik peristaltik
usus 35x/mnt, usus 35x/mnt, usus 35x/mnt, usus 35x/mnt,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
bekas luka bekas luka bekas luka bekas luka
operasi operasi operasi operasi
9. TTV dan  TD : 120/80 TD : TD: 110/80 TD: 105/63
ekstremita mmHg, 160/100mmH mmHg mmHg
s g,  N :
N : 74x/m, 100x/m, S : R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
36,50C
S : 360C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt

R: 20x/m S: 37,2OC S: 370C


R: 20x/m
  
     4 
4 5   5
  5     5 5   5
    5   5
5     5   5
5         
5   5

13
VIII.    Harapan Keluarga.

            Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi


pelayanan kesehatan dengan baik.

  Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah


DS: Gangguan
Kenaikan tekanan darah pemenuhan
         Ny.S mengatakan nutrisi kurang
mual,muntah,lemas, dari
nafsu makan menurun. kebutuhan
Kompensasi tubuh tubuh.
DO:

         Ny.S terlihat lemas (pusing)

         Ny.S makan 1x/hari


habis ½ porsi dengan
bantuan, dan kadang
tidak makan. mempengaruhi
hipothalamus
         Mukosa bibir kering.

kurang nafsu makan

Kurang nutrisi
DS: Hipertensi
Riwayat hipertensi, gaya
         Pasien mengatakan hidup
pusing dan lemas.

         Ny.S mengatakan
menderita penyakit Penumpukan kolesterol
hipertensi sejak 2 th
yang lalu dan sempat
MRS d RSUD selama 3 dalam pemb.darah
hari.

         Karena merasa sudah


sehat Ny.S jarang lagi

14
periksa ke dokter Vasokontriksi vaskular
meskipun hanya sekedar
periksa.

         Ny.S bekerja Tekanan darah meningkat


berdagang di pasar dari
pagi sampai hampir sore
sehingga kurang istirah

         Ny.S mengatakan
jarang berolah raga

         Ny.S tidak merokok

         Ny.S suka
mengkonsumsi
makanan berlemak,
seperti gorengan dan
bumbu santan.

         Tn.A mengatakan
bahwa ibu sudah biasa
seperti ini.

DO:

         Ny.S tampak lemas dan


berbaring di tempat
tidur.

TD : 160/100mmH,  N :
100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

          Kekuatan otot:

4        4

              5        5

15
Diagnosa keperawatan.

1.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota
keluarga yang sakit.

2.    Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.

B.  Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan


keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :

1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang
sudah terjadi dan perlu di
1.aktual (3) lakukan tindakan segera.

2. resiko tinggi (2)

3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan
diubah tindakan untuk me-
mecahkan masalah dapat
1.tinggi (2) dijangkau keluarga.

2. sedang (1)

3. rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah tidak memper-buruk
keadaan dapat dilakukan
1.      Mudah (3) Ny.S dan keluarga dengan
memperbaiki perilaku
2.       Cukup (2) hidup sehat.

3.      Tidak dapat (1)


4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya

16
masalah tetapi tidak
didukung dengan
1.      Masalah dirasakan dan pemahaman yang ade-kuat
perlu penanganan segera. tentang karakteristik
(2) penyakit .

2.      Masalah di rasakan,
tidak perlu di tangani
segera (1)

3.      Masalah tidak dirasakan


(0)
Total Skor 3       3/3

2.      Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan


1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan
tetapi tidak perlu ditangani
1.      Actual (3) segera.

2.      Resiko tinggi (2)

3.      Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1  membawa Ny.S ke pelayanan
diubah kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan
1.      Tinggi (2) dan perawatan.

2.      Sedang (1)

3.      Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup
dan pola makan.
1.      Mudah (3)

2.      Cukup (2)

3.      Tidak dapat (1)


4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima
keadaan mereka saat ini
1.      Masalah dirasakan dan meskipun belum stabil.
perlu penanganan segera

17
(2)

2.      Masalah dirasakan, tidak


perlu di tangani segera (2)

3.      Masalah tidak di rasakan


(0)
Total Skor 3 2/3

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S

TANGGAL 10 April 2012

Diagnosis Kep. Tujuan Kriteria Evaluasi


Keluarga Umum Khusus Kriteria Standart
Gangguan Setelah di lakukan Setelah di Verbal            Mengetahui
pemenuhan nutri tindakandiharapkankebutuhannutris lakukan tentang pent
si kurang dari inya pasien terpenuhi secara kunjungan Pasien dan nutrisi bagi tu
kebutuhan sembang sampai 1 h keluarga bi
tubuhpada Ny.S ari selama sa          Megetahui
keluarga Tn.A 30 menit memahami komposisi
b.dkekurangefekt diharapkan materi yang seimban
ifan keluarga pasien dan yang di
dalam membantu keluarga berikan.
memenuhi . mampu
kebutuhan nutrisi memahami
keluarga yang tentang
sakit. pentingnya
nutrisi.

Setelah di Perilaku          Makan


lakukan sehariporsi
kunjungan Pasien mampu habis tanpa b
sampai 1-2 makan dan
hari selama minum          Minum air p
30 menit gelas perhari

18
diharapkan
pasien Secara bantuan
mampu seimbang
makan 3x/
hari porsi
habis  dan
minum 8
gelas air /
hari.

Hipertensi pada Setelah dilakukan kunjungan 1. setelah Verbal Pasien a.   Pengertianhipe


Ny.S keluarga keperawatan, keadaan penyakit dilakukan dapat i
Tn.A Ny.S berangsur membaik kunjungan menyebutk
berhubungan 2-3 hari an dengan b.   Penyebab :
dengan selama 30 jelas dan
ketidakmampuan menit benar      Keturunan
keluarga Keluarga
mengenal dapat      Kelelahan
karakteristik mengenal
penyakit dan ka-      Kurang olah r
perawatannya rakteristik
pen-      Penyakit tekan
yakithipert darah tinggi
ensi
Menjawab perta
dengan baik
benar.

2. setelah Verbal Keputusan yang


dilakukan keluarga dan
kunjungan Pasien sendiri
2-3 hari memperhat
selama ikan
30menit dengan
Keluarga baik
dapat
membuat
kepu-tusan
yang tepat
tentang
upaya
pengobatan

19
Ny.S ke
sarana
kesehatan
dan
bersedia
memberika
n
perawatan
yang baik
dan benar.
3.  pada akhir Perilaku - melakukan olah
pertemuan yang cukup
Keluarga Pasien
sepakat melaksanak - makan teratur
jika n apa yang
diadakan sudah di - meluangkan
evaluasi ajarkan untuk istirah
sewaktu- dengan refreshing.
waktu. baik

EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu


1 Gangguan Tgl 11-04-2012 Jam S: Tgl 11-04-
pemenuhan 08.30-09.00 2012
nutrisi kurang          Keluarga menjawab Jam
dari          Mengucapkan salam salam 08.30-
kebutuhan 09.00
tubuh pada          Memvalidasi keadaan          Tn.A mengatakan
Ny.S keluarga keluarga Ny.S masih mual, Sampai
Tn.A b.d pahit di mulut, dan
kekurangefekt          Mengingatkan kontrak belum bisa Tgl. 12-
ifan keluarga sepenuhnya 04-
dalam          Menjelaskan tujuan menghabiskan porsi 2012
membantu makannya. jam
memenuhi 08.30-
kebutuhan          Keluarga menyetujui 09.00
nutrisi TUK pertemuan saat ini
keluarga yang selama 30 menit
sakit. 1.      Memberitahu kepada tentang pentingnya
pasien dan keluarga pemenuhan nutrisi
betapa pentingnya dan komposisi
menjaga keseimbangan seimbangnya.
nutrisi  walaupun saat
sakit.          Keluarga
mengatakan sudah

20
2.      Memberitahu pasien faham tentang proses
dan keluarga tentang membantu
komposisi nutrisi yang pemenuhan nutrisi
seimbang. Ny.S.

3.      Memberikan O:
kesempatan pada
keluarga untuk          Keluarga kooperatif
bertanya dan dan aktif saat
mengulangi penjelasan dijelaskan.
apa yang sudah kita
ajarkan.          Keluarga
mendengarkan
4.      Memberitahu keluarga penjelasan yang
untuk lebih aktif dalam diberikan.
membantu pemenuhan
kebutuhan nutrisi          Keluarga membantu
secara parsial. proses pemenuhan
kebutuhan nutrisi
5.      Memberikan motivasi Ny.S sampai
pasien dan membantu  akhirnya bisa makan
anggota keluarga untuk dan minum.
membantu Ny.S
perlahan-lahan          Ny.S belum
memenuhi kebutuhan menghabiskan
nutrisi sampai tujuan seluruh porsi, tapi 2/3
tercapai. porsi  dan minum
kurang lebih 5
gelas/hari.

         A:

Masalah teratasi
sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

2 Hipertensi pada Tgl 11-04-2012 Jam S: Tgl 13-04-


Ny.S keluarga 08.30-09.00 2012
Tn.A          Keluarga menjawab Jam
berhubungan          Mengucapkan salam salam 08.30-
dengan 09.00
ketidakmamp          Memvalidasi keadaan          Tn.A mengatakan
uan keluarga Ny.S masih sedikit

21
mengenal
karakteristik keluarga pusing dan belum
penyakit dan bisa sepenuhnya
perawatannya          Mengingatkan kontrak melakukan aktifitas.

         Menjelaskan tujuan          Keluarga menyetujui


pertemuan saat ini
TUK selama 30 menit
tentang pentingnya
1.      Memberikan aktifitas sehari-hari.
pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi          Keluarga dan pasien
yang meliputi: mengatakan belum
sepenuhnya
-          Pengertian hipertensi memahami apa itu
yang berkaitan
-          Tanda dan gejala dengan hipertensi.

-          Penyebab dan          Keluarga sudah


pencegahan membawa Ny.S ke
dokter yang biasa di
2.      Memeberikan kunjungi.
masukan /saran kepada
keluarga untuk O:
membawa Ny.S untuk
berobat ke pelayan          Keluarga kooperatif
kesehatan sebagai dan aktif saat
keputusan yang baik. dijelaskan.

3.      Mengajukan kontrak          Keluarga


waktu pada akhir mendengarkan
pertemuan untuk di penjelasan yang
lakukan evaluasi diberikan.
keadaan Ny.S dan
keluarga.          Ny.S masih terlihat
sedikit lemas , tapi
                                   sudah agak lebih
baik.

         TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi
sebagian

P:

22
Lanjutkan intervensi.

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan
hipertensi sekunder.
          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%
dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari
langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami
hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi
sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
4.2 Saran

        Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya
melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup
sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

24
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC


Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

25
26

Anda mungkin juga menyukai