Tiga Cahaya
Bab 3: Sabar
Lanjutan Hadits 26 Hadits Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu
Lanjutan hadis, “sholat adalah cahaya, sedekah adalah bukti nyata, kesabaran adalah sinar.”
Banyak para ulama berpendapat tentang kata “nur, burhan, dziya” pada dasarnya ketiganya
bermakna cahaya. Mengapa dibedakan dengan ketiga kata-kata tersebut untuk ibadah
tersebut? Karena ketiga kata itu memiliki perbedaan antara makna cahaya yang terkandung
pada kata “nur, burhan, dziya”. Perbedaannya, “nur” bermakna cahaya yang begitu nyaman
yang tidak menyilaukan, tidak membuat terbakar, terik, dan kepanasan. Simplenya seperti
cahaya bulan. Maka, Allah mensifati cahaya bulan dengan kata nur seperti dalam surat Yunus
ayat 5.
Oleh karena itu ketika Allah menjelaskan sholat sebagai nur bermakna jika seorang mu’min
sholat maka ia akan memancarkan dan merasakan cahaya keindahan. Nabi menjelaskan
bahwa sholat memberikan pengalaman kenyamanan, kesejukan, keindahan hati yang
mempesona, membuat ketenangan.
Makanya, orang munafik suka mengecoh atau melakukan trik kepada Allah ketika sholat
yang tidak memiliki efek baik untuknya, “dan apabila bangkit dalam mengerjakan sholat
maka mereka malas-malasan”. Ini berbanding terbalik dengan orang munafik. Allâh Azza
wa Jalla berfirman:
َ ون اَّل َومُه ْ اَك ِره
ُون َ الصاَل َة اَّل َومُه ْ ُك َساىَل ٰ َواَل ي ُ ْن ِف ُق َ َواَل يَْأت
َّ ُون
ِإ ِإ
“dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula)
menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” [At-Taubah/9:54]
Nabi juga ketika ada masalah maka solusinya sholat, nanti Allah yang akan
menyelesaikannya. Untuk melangkah di dalam keadaan gelap gulita, kita butuh cahaya.
Untuk menyelesaikan banyak masalah kehidupan yang kita tidak tahu solusinya, maka
sholatlah agar Allah memberikan cahaya taufik dan hidayah dalam kehidupan kita. Tapi
dengan sholat yang khusyu, tidak melalaikan sholatnya karena akan menimbulkan kerugian.
Alladziinahum ‘an sholatihim saahuun.
Cahaya itu kebutuhan. Sebagaimana kita membutuhkan cahaya ketika beraktifitas. Bukankah
siang hari kita bisa melihat karena ada cahaya matahari, dan malam dibantu dengan cahaya
bulan atau lampu/api. Abu Darda mengatakan, sholatlah 2 rakaat di kegelapan malam untuk
menghadapi gelapnya kubur. Selain itu, para ulama kita juga mengatakan bahwa sholat bisa
menjadi cahaya ketika kita
“barang siapa yang menjaga sholat, makai a akan menjadi cahaya untuk menjaga kita di hari
akhir”
Sedekah adalah cahaya (burhan). Makna cahaya “burhan” itu lebih terasa, seperti cahaya
matahari pagi. Sedekah disebt cahaya “burhan” karena berkaitan dengan harta, dan manusia
suka dengan harta. Maka akan menciptakan sedikit rasa berat dalam
menyedekahkan/mengeluarkannya.
Al-Fajr:20:
Karena maksud dari sedekah harusnya untuk bekal akhirat, dan manusia sering tidak
menyadari/atau buta dengan pengetahuan tersebut maka mereka butuh cahaya. Jadi ia akan
mengeluarkan hartanya dengan tujuan akhirat, yang membutuhkan cahaya pemahaman.
Sedekat tidak pernah mengurangi harta.
Kesabaran adalah dziyaa. Kata para ulama, dziyaa itu cahaya yang memiliki unsur
merasakan panas dan ada unsur membakar. Itulah seperti panasnya matahari.
Baca kembali dalam surat Yunus ayat 5.
Sabar bukan hanya menjanjikan kita bertahan hidup, tapi akan mengantarkan ke puncak di
semua bidang kehidupan (pemimpin). Pertolongan dan kemenangan ada bersama kesabaran.
Jika kita khilaf, bangkit lagi-bangkit lagi.
Wallahu’alam. 29 Juni 2020