Studi Kasus Implikasi Etis Rahmawati DP PDF
Studi Kasus Implikasi Etis Rahmawati DP PDF
Kasus :
PEMBOBOLAN DANA CITIBANK TAHUN 2011
Analisis :
Pembobolan dana di Citibank pada tahun 2011 merupakan tindak pidana yang
dilakukan oleh Malinda Dee. Malinda Dee mantan senior Relationship Manager Citibank
melakukan banyak pemalsuan tanda tangan yang tidak diketahui oleh nasabah. Pelaku diduga
mengalirkan hasil penggelapan dana nasabah Citibank tersebut ke 30 rekening. Total dana
yang digelapkan pelaku diduga mencapai lebih dari Rp 16 milyar.
Kasus tersebut disebut sebagai pelanggaran terhadap etika profesi di bidang sistem
informasi karena Malinda tidak bertanggungjawab secara profesional dengan melakukan
tindakan yang menyimpang dari maksud dan tujuan usaha bank. Selain itu, malinda juga
melanggar prinsip integritas, karena merusak kepercayaan nasabah.
Nasabah penyimpan dana perlu mendapatkan perlindungan hukum atas dana yang
disimpannya tersebut, karena masyarakat menyimpan dananya hanya didasarkan atas
kepercayaan dan perjanjian penyimpanan bahwa nasabah percaya dana yang disimpan akan
digunakan oleh bank sesuai dengan usaha bank dan tidak menyimpang dari maksud dan
tujuan usaha bank. Namun yang terjadi di Citibank di tahun 2011 tidak demikian.
Kasus pembobolan bank seperti yang dilakukan oleh Malinda terjadi karena lemahnya
proses internal perbankan. Kelemahan internal bank seperti pengawasan dan supervisi atasan
yang tidak optimal, karena supervisi yang tidak optimal dapat menimbulkan kolusi antar
oknum pegawai bank, selain itu kebiasaan nasabah yang mudah percaya pada pegawai bank,
karena kepercayaan itu dimanfaatkan oleh oknum pegawai bank. Oleh karena lemahnya
supervisi dan pengawasan, maka bank-bank itu harus diberi peringatan dan jika tidak
memperbaiki diri patut diberi sanksi.
Pembobolan rekening nasabah merupakan tindak pidana yang merugikan nasabah
dan juga merusak citra perbankan. Cara untuk mencegah kasus pembobolan bank agar tidak
terjadi lagi yaitu:
1. Memperkuat penegakan hukum, karena masih terdapat kelemahan dalam Undang-
Undang dan penegakkan hukum terhadap pembobolan rekening belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Satu prasyarat utamanya adalah membersihkan aparat penegak
hukum. Jika jaksa, polisi, ataupun hakim masih kotor, maka penegakan hukum sulit
diwujudkan. Sehingga diperlukan aparat hukum yang bertanggungjawab dan adil dalam
menegakan hukum yang menjerat pelaku dengan hukuman yang setimpal agar
memperoleh efek jera.
2. Memperbaiki pengawasan dan koordinasi BI, karena selama ini dijadikan jalan bagi
pembobol bank untuk beraksi. Sistem perbankan sebenarnya cukup kuat untuk mencegah
pembobolan oleh orang dalam tapi faktanya tidak bisa menjamin 100%, sehingga kepada
BI perlu pengawasan ekstra agar kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
3. Memperketat proses perekrutan SDM perbankan sehingga yang diterima benar-benar
yang mempunyai kredibilitas tinggi. Tidak hanya dari sisi skill dan knowledge namun
lebih penting dari itu attitude, yang menyangkut kejujuran dan komitmen tinggi pada
profesi bankir. Semuanya harus dipenuhi guna menjaga keberlangsungan bisnis
perbankan mengingat keterkaitannya dengan kepercayaan nasabah dan dunia usaha.
Maka dari itu, etika profesi di bidang sistem informasi mengharuskan CIO untuk
waspada pada etika penggunaan sistem informasi dan menempatkan kebijakan yang
memastikan kepatuhan pada budaya etika. Manajer-manajer lain dan semua pegawai yang
menggunakan sistem informasi atau yang terpengaruh oleh sistem informasi turut bergabung
dengan CIO dalam tanggungjawab ini, sehingga keterlibatan seluruhnya merupakan
keharusan mutlak agar implementasi etika profesi terhadap sistem informasi berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.