Anda di halaman 1dari 1

DETEKSI KEBOHONGAN

Sampai dengan 1900, metode yang tidak ilmiah mendominasi pencarian


untuk mendeteksi pembohongan dari orang – orang yang bicara kebenaran.
Banyak metode mengandalkan intervensi dari tuhan, yang diekspresikan melalui
cobaan atau siksaan yang akarnya terutama terletak pada takhayul dan agama. Di
Eropa dan Amerika kolonial, cobaan dengan air tumbuh subur selama perburuan
tukang sihir tahun 1600 an, dimana tersangka diikat dan dilempar kedalam air.
Jika ia tenggelam, berarti air telah menerima kemurnian dari orang – orang yang
bicara kebenaraan. Jika ia mengambang, berarti air telah menolak pembohong –
pembohong yang tidak murni, ia kemudian dieksekusi.

Tiap tahun, ribuan pemeriksaan deteksi kebohongan diadakan diberbagai


sektor masyarakat Amerika Serikat, utamanya diantara lembaga penegakan
hukum. Tetapi istilah “deteksi kebohongan” itu menyesatkan. Tidak ada mesin
yang bisa mendeteksi kebohongan, hanya rekasi psikofisiologis yang
berhubungan dengan penipuan. Jadi, metode untuk mendeteksi penipuan dibagi
dalam dua kotegori umum : teknik yang berdasar atas psikofisiologi dan teknik
paralinguistik.

Metode Psikofisiologikal

Teknik yang memakai ukuran respons psikologis sebagai indikator dari


kecurangan menyokong berbagai metode psikofisiologis dari “deteksi
kebohongan”.

Anda mungkin juga menyukai