PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya
tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena
berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk,
sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya gizi,
pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya (Sunita, 2011)
Perubahan paradigma kesehatan dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat
belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Usaha promotif dan preventif masih
dikesampingkan dari pada usaha kuratif yang lebih menitikberatkan pengobatan yang
sakit. Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga (Eva, 2010)
Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan
kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. K, di dalam keluarga ini terdapat dua
masalah kesehatan yaitu gizi anak prasekolah dan sekolah, kontrasepsi hormonal.
Pola makan anak adalah hal yang harus diperhatikan oleh orang tua, pola makan
yang baik akan menghasilkan pola nutrisi anak baik pula. Sebagian orang tua
kesulitan dalam mengatur pola tersebut dikarenakan ketidaktahuan makanan apa
yang wajib dan harus diberikan kepada anak.
Tumbuh kembang anak tidak hanya bergantung dari genetik akan tetapi nutrisi
berperan penting dalam masa pertumbuhan. Karena sebagaimana kita ketahui
makanan yang harus dikonsumsi anak, remaja dan dewasa adalah makanan yang
mengandung vitamin, protein, kalsium, karbohidrat dan lemak.
Keluarga Tn. K terdiri dari empat anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada Ny. E akan tetapi permasalahan tersebut harus
diperhatikan dan tidak lepas dari tanggung jawab Tn. K. Ny. E memiliki 2 orang
anak yang mana anak pertama berumur 10 tahun dan anak yang kedua berumur 5
tahun, ibu kesulitan dalam mengelola pola makan anak keduanya karena anaknya
mengalami sulit makan dan sering memilih makanan. Ny. E juga sering merubah
menu makanan akan tetapi anaknya tidak mau makan. Dan masalah kedua yaitu, Ny.
E kesulitan memilih kontrasepsi hormonal yang harus dia gunakan, Ny.E tertarik
1
mengunakan kontrasepsi hormonal akan tetapi ia tidak mengetahui efek samping
kontrasepsi tersebut.
Disini dilakukan binaan terhadap keluarga Tn. K dengan melakukan dua kali
kunjungan kerumah, dan memberikan konseling terhadap keluarga tentang masalah
yang ada di keluarga tersebut. Alasan mengambil keluarga Tn. K untuk dijadikan KK
binaan karena masalah yang ada dikeluarga tersebut harus di selesaikan dengan
beberapa solusi yang sudah direncanakan.
2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah tentang pola gizi anak
prasekolah/sekolah
b. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah tentang kurangnya
pengetahuan kontrasepsi hormonal
3. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam
pelayanan kesehatan dalam keluarga (penyusunan pola gizi seimbang
bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang
baik)
b. Dapat menjadi masukan dalam pemberian intervensi kepada KK binaan
c. Terpapar dengan berbagai permasalahan kesehatan keluarga di komunitas
d. Mendapatkan pengalaman memecahkan masalah kesehatan keluarga
bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
2. Bagi KK Binaan
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga tentang
pentingnya kesehatan keluarga (penyusunan pola gizi seimbang bagi
anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang baik)
2
3. Bagi PUSKESMAS
a. Sebagai bahan rencana tindak lanjut program PUSKESMAS
b. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas terhadap program yang belum
terealisasi
BAB II
3
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2. A. Gizi
Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa
Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang
dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh,
yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi
meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya
bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu yang khusus mempelajari
tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat gizi
dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan, pencernaan,
penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan
pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh (Almatsier, 2011)
4
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
- Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.
- Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan
penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.
- Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur
proses metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.
8. Minum air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup
5
10. Mengkonsumsi makanan yang aman
2. Selalu Aktif.
6
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini
sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah
perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus
digalakan.
Menurut (Wawa, 2011), Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya,
bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat
gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari
makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk beraktivitas.
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se baru, memelihara, dan
mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat
pembangun.
7
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose
tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal
saraf dan otot serta banyak peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk
proses penuaan.
8
Semua komponen tersebut sangat penting perannya dalam pembentukan
otot, tulang, sel-sel, dan mekanime kerja otak. Selain itu, orangtua disarankan
untuk selalu membiasakan anak untuk minum susu. Kandungan makro dan
mikronutrien yang terkandung di dalam susu membantu pemenuhan kebutuhan
dan asupan gizi anak. Di dalam susu, terkandung kalsium dan protein yang
penting untuk proses pembentukan tulang dan otot, serta pertumbuhan otak untuk
meningkatkan fungsi kecerdasan otak.
Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem
kekebalan tubuh. Gizi kurang dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari
kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga
diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan
menghabiskan sumber-sumber energi.
9
Masalah Gizi pada Anak-Anak
1. Kurang Gizi
Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di
bawah kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif.
Untuk itu dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi banyak makanan yang banyak
mengandung karbohidrat, protein lemak, fitamin mineral dan lain sebagainya. Karena
itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap
golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah
yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi
Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan
menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya
air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup
sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa
menjaga dan memantau berat badan. Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat dengan
prinsip Gizi Seimbang untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan bermanfaat
bagi kesehatan kita.
10
Menurut (Sandra, 2011), Adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang
mengandung energi, protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih
menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan energi yang disimpan di dalam
jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadi
berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-
penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan
memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi
makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis
kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis.
Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain pucat, lemah,
lelah, menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody
sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah
makanan yang dimakan kurang mengandung zat besi. Akibat kekurangan sejumlah
zat gizi itu, sekitar 10 persen-15 persen anak usia sekolah menderita anemia.
Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak mengandung zat
besi, jangan langsung minum kopi atau teh karena akan membuat zat besi yang
terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap oleh tubuh.
5. Kurang vitamin A
11
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering
menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan
adalah kemiskinan dan kurangnya penegtahuan tentang gizi.
1. Buah naga
Buah unik yang satu ini adalah salah satu buah yang kaya akan
vitamin A dan sarat beta karoten yang sangat baik untuk memelihara daya
lihat mata.
2. Buah apel
Pasti Anda tak asing dengan buah ini, banyak sekali makanan olahan
dari buah apel dengan tujuan utama berinovasi dan pastinya membuat
peminat lebih menikmati buah ini meski telah dirubah menjadi berbagai
olahan.
3. Buah Anggur
4. Wortel
5. Buah mangga
6. Sayur bayam
12
Jenis sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten
yang mencukupi kebutuhan mata agar tetap sehat. Selain nutrisi tersebut,
sayur bayam juga menutrisi mata dengan bantuan lutein dan zeaxathin.
7. Paprika
Tubuh akan memperoleh vitamin A sekitar 60% dari satu sendok makan
paprika. Selain itu, vitamin A juga merupakan sumber vitamin C, kalium,
dan kalsium.
8. Kemangi kering
Menurut (Ayubi, 2009), Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban.
Pada usia anak-anak dapat menimbulkan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah.
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium menyebabkan penyakit
gondok.
13
Penanggulangan masalah kekurangan iodium umumnya memang dilakukan
dengan iodinisasi garam, yaitu menambahkan kalium iodat, menjadi garam
beriodium. Namun penggunaan garam beriodium itu kurang berhasil dan kurang
efektif bagi bayi untuk meniadakan gondokan, kekerdilan dan keterbelakangan
mental. Iklim yang panas serta lembab dan cara masak (berbumbu, asam dan
panas) yang lazim di Indonesia dapat menyebabkan penguapan iodium. Ini tentu
sajamengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan iodium dalam garam.
Demikian pula halnya pada proses pembuatan briket garam dengan pembakaran.
Gambar 4. Gondok
Sementara injeksi atau implantasi minyak beriodium (lipiodol) masih sulit
dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga diperlukan petugas terlatih untuk pelaksanaannya. Telah menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium di seluruh dunia harus
teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan
pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan.
H. Kiat baru
14
tanaman (daging, telur, beras dan sayuran) dengan menggunakan rumput laut
sebagai pakan hewan atau pupuk tanaman.
Dalam upaya menanggulangi kekurangan iodium ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan. Garam beriodium sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam dapur. Cara masak bisa saja diubah tanpa
garam. Garam baru dibubuhkan saat makan. Sebaiknya garam beriodium juga
tidak dibentuk menjadi briket, karena prosesnya memerlukan pembakaran.
Masyarakat perlu terus-menerus dianjurkan makan hasil laut. Rumput laut
bagus bagi perkembangan otak, sehingga ibu hamil atau menyusui sebaiknya
makan agar-agar sebanyaknya. Kiat lain adalah memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari hewan dan tanama
Menurut (Almatsier , 2011), Karies gigi tidak selalu berupa lubang atau
kavitas, namun merupakan suatu proses seperti gambar berikut ini :
15
anak, karena kavitas ini dapat segera ditambal dan bila didiamkan dapat semakin
parah.
Penyebab karies gigi pada balita sama dengan yang terjadi pada orang dewasa, yaitu
terpaparnya gigi dalam waktu yang lama oleh asamsehingga mineral-mineral email
gigi larut. Bakteri dalam mulut merubahgula yang berasal dari makanan / minuman
menjadi asam.
16
tambahan dapat diberikan dalam cup tersebut, hal ini akan mengurangi waktu
terpaparnya gigi dengan asam
8. Hindari kontak antara mulut bayi, dot, makanan/minuman bayi dengan mulut ibu/
pengasuh. Hal ini dapat menyebabkan transmisi bakteri ke dalam mulut bayi.
Terutama bila ibu/pengasuh memiliki karies gigi yang belum dirawat atau ditambal.
Penelitian menyebutkan pada gigi karies yang belum dirawat terdapat lebih banyak
bakteri daripada gigi sehat.
10. Ketika anak sudah boleh mengkonsumsi beragam makanan batasi konsumsi biskuit,
cookies, permen, jus buah, soft drink dan minuman manis lainnya. Potongan buah,
keju, sayuran, dan sandwich kecil akan lebih bermanfaat untuk kesehatannya.
17
J. Asupan yang Aman dan Menyehatkan
Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat menyumbang seperempat dari
kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein.
Berdasarkan penelitian di Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain nasi
dan lauk pauk 61%, roti 15,5%, dan mi 8,6%.
Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan latihan fisik dan olahraga
teratur setiap hari, maka sejak usia muda sebaiknya anak dianjurkan berolahraga dan
melakukan aktivitas yang cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas fisik antara lain
menurunkan dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan
kolesterol HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.
18
seimbang , cukup energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak-anak sangat
dianjurkan.
Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya
Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat gizi sehari adalah 1900 kalori.
Sedang untuk anak usia 10-12 tahun membutuhkan 1800 kalori per hari. Untuk
mencukupi energi tersebut dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti,
dan biscuit. Sedangkan kebutuhan akan protein yang dapat diperoleh dari lauk pauk
seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Dengan memenuhi
kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan kegemukan pada
anak.
Diet seimbang untuk anak usia 6-12 tahun yang baik adalah rendah lemak,
tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian
makanan untuk anak antara lain:
Memenuhi kecukupan Energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan
umurnya.
19
L. Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan
1. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat, semangka,
jeruk) dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan jeli atau agar-agar dan
sedikit gula pasir. Dapat disajikan dalam bentuk juice atau selada buah yang
ditambah keju dan susu manis.
2. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu kuning, bunga
kol, buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil ditambahkan pada mie atau lauk
kesukaannya.
4. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat atau
camilan. Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan waktu makan.
5. Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau makan buah
dan sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan usahakan lagi
diperkenalkan pada pada waktu makan berikutnya.
A. Untuk anak usia 7-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:
B. Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
20
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)
C. Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
2. Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal
yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.
a. Kontrasepsi Suntikan
21
Gambar 10. Kontrasepsi suntik
22
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
9)Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi
ASI.
b. Kerugian
1)Perdarahan yang tidak menentu
2)terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3)Berat badan yang bertambah
4)Sakit kepala
5)Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6)Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik
lagi.
7)Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan
0.7%.
8)Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9)Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10)Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
b. Pasca Abortus
1). Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1). Hari kelima menstruasi
2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
23
5. Kontra Indikasi
a. Tersangka hamil
b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
. Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
24
b. Penanggulangannya
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi
suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal
suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai
ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5
hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya :
Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat
dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).
2) Keputihan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan.
Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan
dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1
tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya
disebabkan oleh adanya infeksi.
25
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet
tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non
hormonal.
b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses
misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat
dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan
antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.
26
10. Tempat Pelayanan
a. Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b. Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik
Pemerintah.
c. Poliklinik Keliling
d. Dokter / Bidan Praktek Swasta
27
3). Gangguan Haid
4). Hipertensi
5). Acne
6). Penambahan berat badan.
c. Kontrasepsi Implant.
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
e. Keuntungan Implant.
1). Efektifitas tinggi setelah dipasang
2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
28
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6). Dapat mencegah terjadinya anemia
f. Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. K
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10
30
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10
Genogram :
Keterangan :
: Laki-kaki
: Perempuan
: Meninggal
2. PUS / Akseptor KB
Nama : Ny. E
Umur : 34Tahun
Jenis Kontrasepsi : Tidak ada (Alami)
31
Nama Anak : Alya Dwi Putri
Umur : 5 tahun
Pendidikan : TK
5. Pola Makan
Aturan Makan : Teratur
Jenis Makanan : Makanan pokok (nasi)
Sayur-sayuran
Lauk-pauk (ikan, daging, telur)
Makanan tambahan : Buah-buahan (sering)
Penyajian makanan : Tertutup
Pengolahan Makanan : Dipotong kemudian dicuci
6. Pola Istirahat
Tidur siang : Jarang
Tidur malam : 7-8 jam
8. Kebersihan Perseorangan
Mandi : 2 kali dalam sehari
Menggosok gigi : Pagi dan malam (2 kali/hari)
32
9. Kebiasaan Keluarga
a. Apakah melakukan aktivitas fisik 30 menit/hari : Ya
b. Cuci tangan pakai sabun : Ya (Kadang-kadang)
Dengan alasan : Saat masak saja
2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pelaksanaan KK Binaan diantaranya mencari lokasi KK
Binaan, disini mendapat lokasi di Kelurahan Rejosari, survey keadaan rumah KK
binaan, menyiapkan format pengkajian, lembar wawancara, menyiapkan alat TTV
yaitu tensi, stetoskop, pita cm, dan pita Lila, menyiapkan alat tulis, dan menyiapkan
kamera untuk pendokumentasian.
33
Penentuan lokasi KK Binaan pada tanggal 14 Juli 2017, yang beralamat di Jl.
Segar RT 03 RW 10 Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya. Kunjungan ke
KK Binaan di lakukan 2 kali kunjungan dilakukan sejak tanggal 14-15 Juli 2017,
pengkajian dilakukan untuk semua anggota keluarga dalam satu KK, di antaranya :
Kepala Keluarga, Istri, Anak-anak.
Setelah selesai mengkaji KK Binaan maka mencari masalah yang ada dalam
keluarga tersebut, dan menuliskan hasil wawancara ke kertas wawancara untuk bukti
pengkajian KK Binaan.
Setelah menemukan masalah didalam satu KK Binaan tersebut, kemudian
memprioritaskan masalah yang dianggap perlu di angkat.
3. Tahap Pengkajian
a. Hasil Wawancara
a. Wawancara dengan Kepala Keluarga
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Keluarga yaitu Tn.
K, pada tanggal 14 Juli didapatkan bahwa Tn. K setiap harinya pulang kerja
malam hari sehingga dia tidak tahu jika anak keduanya sulit makan dan
sering memilih makanan. Saat Tn.K pulang bekerja biasanya anaknya sudah
tertidur. Pada saat hari libur pun, terkadang Tn.K membelikan jajanan di
pinggir jalan seperti : tela-tela dan pop ice dll.
Tn. K mengatakan kondisi rumahnya sudah baik akan tetapi sebagian
ruangan rumahnya sedang di renovasi karena mereka mau menambah ruang
makan kebelakang. Kondisi sumber air bersih sudah baik karena Tn.K
menggunakan sumur bor dan air limbah dialirkan ke parit belakang rumah.
Berdasarkan wawancara tanggal 15 Juli 2017, untuk sementara ruang tamu
mereka digunakan juga untuk makan dan menonton TV.
34
membelikan roti untuk stok dirumah. Namun anak pertamanya yang lebih
suka makan roti tersebut sedangkan adiknya tidak.
Ny.E sering memiliki keraguan saat berhubungan seksual dengan suami,
karena ia takut hamil lagi pada saat sekarang. Dan ia belum berkeinginan
untuk menambah anak lagi. Ia ingin tahu bagaimana efek samping kb suntik.
Tn.K tidak tahu selama ini Ny.E tidak menggunakan kb.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 15 Juli 2017 Ny. E, ingin
menggunakan kb agar tidak khawatir saat berhubungan. Saat di wawancarai,
Ny. E mengatakan jarang ke bidan karena anaknya sudah besar.
b. Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, di dapatkan :
a. Pemeriksaan Fisik KK
Keadaan Umum
Nama : Tn. K
Umur : 31 Tahun
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmhg
R : 82 x/menit
P : 20 x/menit
T : 37,0 0 C
b. Pemeriksaan Fisik Ibu
Keadaan Umum
Nama : Ny. E
Umur : 34 Tahun
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0 derajat celcius
Turgor : baik
Rambut : bersih
Mata : Sklera : Tidak ikterik
35
: Conjungtiva : Tidak pucat
: Penglihatan : Jelas, tanpa alat bantu
Muka : Tidak ada oedem
Gigi : Tidak ada caries
Telinga : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Payudara : Simetris, puting susu menonjol
Paru-paru : Tidak ada wheezing
Ekstremitas : Tidak tampak cacat dan tidak ada oedem
Akral : Tidak dingin dan pucat
BAB : 1 x/hari
BAK : 5 x/hari
Riwayat Penyakit : Tidak ada
Tanda-tanda Vital
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0 derajat celcius
Turgor : baik
Rambut : bersih
Mata : Sklera : Tidak ikterik
: Conjungtiva : Tidak pucat
: Penglihatan : Jelas, tanpa alat bantu
Muka : Tidak ada oedem
Gigi : Ada caries
Telinga : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Paru-paru : Tidak ada wheezing
Ekstremitas : Tidak tampak cacat dan tidak ada oedem
36
Akral : Tidak dingin dan pucat
BAB : 1 x/hari
BAK : 6 x/hari
Riwayat Penyakit : Tidak ada
d. Kebersihan Lingkungan
Keadaan rumah sudah bersih, sampah dikumpul dalam tong sampah.
e. Keadaan Rumah
Keadaan rumah rapi, pakaian berada didalam keranjang, saat melakukan
binaan Ny. E terlihat sedang melipat pakaian di ruang tamu, penerangan
rumah sudah baik, setiap kamar memiliki ventilasi, hanya bagian dapur
yang sedang direnovasi tetapi tidak berpengaruh dengan kebersihan rumah.
f. Kebiasaan Keluarga
Ny. E sering melakukan senam zumba di rumah dengan menggunakan
DVD.
g. Kesehatan Keluarga
Aturan makan 3 kali sehari
Keluarga sering beli makanan/jajanan diluar
Anak kedua Tn.K sulit makan dan sering memilih makanan
Ny.E takut berhubungan seks saat setelah haid khawatir hamil lagi
4. Analisis Data
a. Rumusan Masalah
Setelah melakukan pengkajian KK Binaan yang telah dilakukan dari tanggal
14-15 Juli 2017 masalah yang ditemukan adalah :
Tabel 1 : Rumusan Masalah
No Perumusan Masalah Rumusan Masalah
.
1. Pola gizi dan nutrisi anak Kurangnya pengetahuan orang
prasekolah/sekolah
tua tentang pola gizi dan nutrisi
An. Alya (putri kedua Tn. K)
a. Anak memilih jenis makanan anak prasekolah/sekolah
b. Anak sulit makan dan tidak suka
37
makan sayur
c. Anak suka jajan snack
d. Anak kurang minum susu
e. Anak memiliki caries (4 gigi)
B. Prioritas Masalah
Tabel 2 : Skala untuk Menentukan Prioritas Masalah
N KRITERIA BOBOT
O
1. Sifat masalah 1
Skala, tidak / kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala, masalah berat, harus 2
segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
38
Masalah tidak dirasakan
0
Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore x bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Setelah melakukan rumusan masalah pada KK Binaan maka dapat
diurutkan masalah dari jumlah skor terbanyak sampai paling sedikit,
kemudian dapat ditentukan prioritas masalahnya, sesuai dengan jumlah skor
tertinggi. Maka masalah yang diprioritaskan adalah :
a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
Tabel 3 : Prioritas Masalah 1
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
.
39
sharing terbuka
kepada ibu mengenai
kebutuhan gizi dan
nutrisi yang baik bagi
anak
prasekolah/sekolah
untuk tumbuh
kembang yang baik
bagi anak.
Jumlah 6
40
dengan di adakan
penyuluhan dan
edukasi ke
keluarga
langsung,
mengenai jenis-je
is kontrasepsi
hormonal
Jumlah 3 2/3
5. Perencanaan
Masalah 1
Kurangnya pengetahuan Ny.E dalam menyusun pola gizi seimbang untuk
anak nya, dalam pola makan anak Ny. E dominan suka memilih jenis
makanan, sulit makan dan tidak suka makan sayur, anak lebih suka jajan
snack, Anak kurang minum susu dimana anak hanya mau minum susu
2x/seminggu, anak memiliki caries (2 gigi).
a) Tujuan Umum
Setelah melakukan kunjungan kerumah sebanyak 2 kali kunjungan,
diharapkan KK binaan / Ny. E dapat memperbaiki cara penyusunan pola
gizi bagi anaknya khususnya saat prasekolah/sekolah.
b) Tujuan Khusus
Agar ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi anak prasekolah/sekolah
41
Agar ibu mengetahui apa saja gizi seimbang bagi anak untuk
memenuhi nutrisinya saat prasekolah sekolah.
c) Kriteria Evaluasi
Respon kognitif
Respon afektif
Respon psikomotor
d) Standar Evaluasi
KK binaan Ny. E dapat mengerti dan memahami kebutuhan pola gizi
seimbang untuk anaknya.
KK binaan Ny. E merubah pola penyusunan menu seimbang untuk
keluarganya.
KK binaan Ny. E dapat mengolah makanan yang sesuai dengan pola
gizi seimbang dan anaknya mau makan.
e) Strategi
Konseling kesehatan
Partnership
Konseling dengan leaflet tentang penyusunan menu seimbang dan
pola gizi yang baik untuk anak prasekolah/sekolah
Sharing terbuka atau tanya jawab
f) Intervensi
Konseling kesehatan tentang penyusunan menu seimbang dan pola
gizi yang baik
Memberi leaflet kepada KK binaan tentang penyusunan menu
seimbang dan pola gizi yang baik untuk anak prasekolah/sekolah
Masalah 2
Kurangnya pengetahuan Ny. E tentang kontasepsi hormonal, Ny. E takut
melakukan hubungan seksual saat setelah haid, dan Ny. E tidak mengetahui
jenis-jenis kb hormonal dan hanya mengetahui kb alami, dan belum ingin
menambah anak lagi
42
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan kerumah sebanyak 2 kali kunjungan,
diharapkan KK binaan/ Ny. E dapat mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
hormonal
b) Tujuan Khusus
Agar KK binaan/ Ny.E dapat mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
hormonal
Agar KK binaan/ Tn.K dapat membantu dalam pemilihan kontrasepsi
hormonal yang cocok untuk istrinya
Agar KK binaan dapat menentukan alat kontrasepsi apa yang dapat
digunakan bagi Ny. E
c) Kriteria Evaluasi
Respon kognitif
Respon afektif
Respon psikomotor
d) Standar Evaluasi
KK binaan / Ny. E dapat mengerti dan memahami tentang jenis-jenis
kontrasepsi hormonal
KK binaan/ Tn. K dapat membantu dalam pemilihan kontrasepsi
hormonal yang cocok untuk istrinya
KK binaanS/ Ny. E dapat menentukan alat kontrasepsi apa yang dapat
digunakan bagi Ny. E
e) Strategi
Konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi hormonal
Partnership
Konseling dengan leaflet tentang jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan
efek samping
Sharing terbuka atau tanya jawab
f) Intervensi
Konseling menggunakan leaflet tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
hormonal dan efek samping
Memberi brosur tentang jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan efek
samping untuk menambah pengetahuan KK binaan.
43
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Implementasi / Pelaksanaan
Melakukan kegiatan implementasi kepada keluarga Tn. K dengan tahap :
Masalah 1
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
a. Implementasi (kegiatan)
a) Pada tanggal 14 Juli 2017, mendata dan meminta persetujuan KK
untuk menjadi KK binaan dengan memberi penjelasan apa tujuan
mendata.selanjutnya melakukan wawancara kepada keluarga untuk
mengetahui apakah ada masalah atau kebiasaan keluarga yang kurang
sehat yang terdapat di keluarga tersebut. Setelah melakukan
kunjungan dan telah menemukan masalah pada keluarga tersebut,
kemudian melakukan konseling kepada keluarga tentang kesulitan
Ny. E dalam penyusunan pola gizi seimbang yang baik bagi anak
prasekolah/sekolah. Konseling dengan menggunakan leaflet yang
diberikan yaitu mengenai pola penyusunan gizi dan nutrisi yang
seimbang bagi anak prasekolah/sekolah.
b) Pada tanggal 15 Juli 2017, melakukan observasi terhadap KK binaan
apakah Ny. E sudah merubah pola nutrisi dam makanan yang
diberikan kepada anaknya. Selanjutnya melakukan pemantauan apa
yang akan dilakukan Ny.E dalam upaya meningkatkan pola gizi dan
nutrisi anaknya yaitu : dengan membuat bekal anak kesekolah dengan
beraneka olahan, memilih jajanan sehat, menekankan anaknya untuk
minum susu sehari 2 kali, dan mengajarkan anaknya menyikat gigi
setelah makan yang manis.
Masalah 2
Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal
a. Implementasi / kegiatan
a) Pada tanggal 14 Juli 2017, melakukan konseling di rumah KK binaan
dengan memberikan leaflet jenis-jenis kontrasepsi hormonal kepada
Ny. E, dan menjelaskan efek samping dari kontrasepsi hormonal
44
seperti BB akan meningkat, dan melakukan konseling dengan
mengajak Tn. K untuk membantu memilih kontrasepsi yang baik
untuk Ny. E. pada saat penjelasan leaflet Tn. K dan Ny. E banyak
memberikan pertanyaan seputar kontrasepsi dan pola seksual.
b) Pada tanggal 15 Juli 2017, melakukan pemantauan apakah KK binaan
telah bersedia untuk konsultasi ke bidan untuk menggunakan alat
kontrasepsi yang dipilihnya.
2. Evaluasi
Masalah 1
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
1. Evaluasi
a. Ny. E mengatakan mengerti dengan konseling yang diberikan
b. Ny. E mau membuat menu seimbang
c. Ny.E bersedia menyusun menu yang bagi anaknya dan menysun
menu bekal olahan
d. Ny.E mengatakan akan mengatur pola nutrisi bagi anak-anaknya
seperti anjuran minum susu 2 kali/hari
Masalah 2
Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal
1. Evaluasi
a. Ny. E mengatakan mengerti dengan konseling yang diberikan
b. Ny. E memilih konrasepsi yang diinginkannya
c. Ny. E mengetahui efek samping dari alat kontrasepsi yang dipilihnya
d. Ny. E mengerti jenis-jenis kontasepsi
e. Ny. E mengetahui cara menghitung masa subur
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah menemukan KK binaan dan masalah yang ada di keluarga Tn. K,
masalah yang ditemukan adalah :
a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
Ny.E mengalami kesulitan dalam menyusun pola gizi seimbang
untuk anaknya, dalam pola makan anak Ny. E dominan suka memilih
jenis makanan, sulit makan dan tidak suka makan sayur, anak lebih suka
jajan snack, Anak kurang minum susu dimana anak hanya mau minum
susu 2x/seminggu, anak memiliki caries (2 gigi).
Setelah di beri konseling tentang kebutuhan pola gizi seimbang
untuk anak prasekolah/sekolah, Ny. E mulai memahami dan berangsur-
angsur belajar menyusun pola makan seimbang untuk anaknya, dan
mengurangi jajanan anaknya, dan Ny. E sudah berinisiatif untuk memuat
kreasi makanan olahan untuk bekal anaknya ke sekolah. Ny. E lebih
menekankan anaknya untuk minum susu sehari 2 kali, dan mengajarkan
anaknya menyikat gigi setelah makan yang manis.
46
2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih
aplikatif dalam pelayanan kesehatan dalam keluarga (penyusunan pola
gizi seimbang bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi
hormonal yang baik)
b. Diharapkan dapat menjadi masukan dalam pemberian intervensi kepada
KK binaan.
c. Diharapkan terpapar dengan berbagai permasalahan kesehatan keluarga di
komunitas.
d. Diharapkan mendapatkan pengalaman memecahkan masalah kesehatan
keluarga bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia.
2. Bagi KK Binaan
a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga
tentang pentingnya kesehatan keluarga (penyusunan pola gizi seimbang
bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang baik)
b. Diharapkan dapat mengenali dan menyadari masalah kesehatan yang ada
di keluarga
3. Bagi PUSKESMAS
a. Diharapkan dapat menjadi bahan rencana tindak lanjut program
PUSKESMAS
b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi puskesmas terhadap
program yang belum terealisasi
47
DAFTAR PUSTAKA
a.
- Eva Ellya Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info
Media.
- http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-gizi-dan-zat-gizi.html
- http://ngintips-kesehatan.blogspot.com/2013/05/gejala-penyebab-dan-cara-
mencegah-anemia.html
- https://groups.yahoo.com/neo/groups/mmaipb/conversations/topics/762
- http://google.com/pil
- http://google.com/zatgizi
- http://google.com/giziseimbang
48
LAMPIRAN
49
PENDOKUMENTASIAN
50
51
52
53