Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya
tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena
berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk,
sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya gizi,
pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya (Sunita, 2011)
Perubahan paradigma kesehatan dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat
belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Usaha promotif dan preventif masih
dikesampingkan dari pada usaha kuratif yang lebih menitikberatkan pengobatan yang
sakit. Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga (Eva, 2010)
Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan
kesehatan. Misalnya adalah keluarga Tn. K, di dalam keluarga ini terdapat dua
masalah kesehatan yaitu gizi anak prasekolah dan sekolah, kontrasepsi hormonal.
Pola makan anak adalah hal yang harus diperhatikan oleh orang tua, pola makan
yang baik akan menghasilkan pola nutrisi anak baik pula. Sebagian orang tua
kesulitan dalam mengatur pola tersebut dikarenakan ketidaktahuan makanan apa
yang wajib dan harus diberikan kepada anak.
Tumbuh kembang anak tidak hanya bergantung dari genetik akan tetapi nutrisi
berperan penting dalam masa pertumbuhan. Karena sebagaimana kita ketahui
makanan yang harus dikonsumsi anak, remaja dan dewasa adalah makanan yang
mengandung vitamin, protein, kalsium, karbohidrat dan lemak.
Keluarga Tn. K terdiri dari empat anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada Ny. E akan tetapi permasalahan tersebut harus
diperhatikan dan tidak lepas dari tanggung jawab Tn. K. Ny. E memiliki 2 orang
anak yang mana anak pertama berumur 10 tahun dan anak yang kedua berumur 5
tahun, ibu kesulitan dalam mengelola pola makan anak keduanya karena anaknya
mengalami sulit makan dan sering memilih makanan. Ny. E juga sering merubah
menu makanan akan tetapi anaknya tidak mau makan. Dan masalah kedua yaitu, Ny.
E kesulitan memilih kontrasepsi hormonal yang harus dia gunakan, Ny.E tertarik

1
mengunakan kontrasepsi hormonal akan tetapi ia tidak mengetahui efek samping
kontrasepsi tersebut.
Disini dilakukan binaan terhadap keluarga Tn. K dengan melakukan dua kali
kunjungan kerumah, dan memberikan konseling terhadap keluarga tentang masalah
yang ada di keluarga tersebut. Alasan mengambil keluarga Tn. K untuk dijadikan KK
binaan karena masalah yang ada dikeluarga tersebut harus di selesaikan dengan
beberapa solusi yang sudah direncanakan.

2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud
keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah tentang pola gizi anak
prasekolah/sekolah
b. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah tentang kurangnya
pengetahuan kontrasepsi hormonal

3. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam
pelayanan kesehatan dalam keluarga (penyusunan pola gizi seimbang
bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang
baik)
b. Dapat menjadi masukan dalam pemberian intervensi kepada KK binaan
c. Terpapar dengan berbagai permasalahan kesehatan keluarga di komunitas
d. Mendapatkan pengalaman memecahkan masalah kesehatan keluarga
bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

2. Bagi KK Binaan
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga tentang
pentingnya kesehatan keluarga (penyusunan pola gizi seimbang bagi
anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang baik)

b. Mengenali dan menyadari masalah kesehatan yang ada di keluarga

2
3. Bagi PUSKESMAS
a. Sebagai bahan rencana tindak lanjut program PUSKESMAS
b. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas terhadap program yang belum
terealisasi

4. Ruang Lingkup KK Binaan


KK binaan ini dilakukan di KK Tn. K yang beralamat Jl. Segar RW 03 RT
10, pada tanggal 1-2 Juli 2017 yang mana sebelumnya dilakukan kunjungan ke
rumah sebanyak 2 kali kunjungan dan menanyakan beberapa hal menggunakan
instrument yang telah tersedia. Dengan wawancara pada KK dan ibu mulai dari
tahap pengkajian sampai pada tahap implementasi untuk membangun kerangka
berpikir keluarga dalam menyikapi permasalahan yang ditemukan, dan adanya
kesadaran dalam masalah sehingga ditentukan jalan keluar dengan segera.

BAB II

3
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2. A. Gizi

Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa
Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang
dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh,
yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi
meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya
bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu yang khusus mempelajari
tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat gizi
dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan, pencernaan,
penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan
pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh (Almatsier, 2011)

Gambar 1. Gizi Seimbang

Menurut (Ayubi, 2009), Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam


makanan yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan substansi
yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan
perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat gizi organik dan zat gizi
anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.
Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi dapat
dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan
jumlahnya.

4
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:

-          Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

-          Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.

Gambar 2. Zat gizi


Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:

-          Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.

-          Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan
penjaga tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.

-          Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur
proses metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.

B.       Prinsip Gizi Untuk Usia Anak Sekolah

Menurut (Sandra, 2011), Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk


Anak Sekolah dan Remaja :

1.      Mengkonsumsi aneka ragam makanan

2.      Mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3.      Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

4.      Membatasi konsumsi lemak dan minyak (1/4 kecukupan energi)

5.      Menggunakan garam beryodium

6.      Mengkonsumsi makanan sumber zat besi

7.      Membiasakan makan pagi

8.      Minum air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup

9.      Melakukan aktivitas fisik secara teratur

5
10.  Mengkonsumsi makanan yang aman

11.  Membaca label pada makanan yang dikemas

C.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang

Kesehatan yang paling diperhatikan oleh  WHO (World Health


Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya
diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan kebutuhan gizi anak usia
sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat
diperhatikan, berikut poin-poinya :

Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah

1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.

Anak SD yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa


pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang
optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap
kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan
mental yang mengacu pada skil anak.

Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan


mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda
namun saling berkaitan. Makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi
tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk
mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak
pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini.

2. Selalu Aktif.

Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga


akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia
yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar
mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi
yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk mengkonsumsi
makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.

6
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini
sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah
perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus
digalakan.

4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.

Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat


mengkonsumsi makanan-makanan yang sedang ia perlukan untuk masa
pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini
adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang
cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.

D. Kebutuhan Gizi Seimbang

Menurut (Wawa, 2011), Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya,
bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat
gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari
makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :

1. Memberi Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk beraktivitas.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se baru, memelihara, dan
mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat
pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

7
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose
tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal
saraf dan otot serta banyak peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk
proses penuaan.

Gambar 3. Kebutuhan Gizi seimbang

Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi

Menurut (Putri, 2010), Angka kecukupan gizi adalah nilai yang


menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh unutk hidup sehat setiap hari
bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologi
tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary
requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi minimal yang
dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.

AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk


masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam
penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata
berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka diperlukan
penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk  individu. Dalam menentukan
AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi
zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat
gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial.
Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit,
sehingga AKG yang dianjurkan harus sudah memperhitungkan bagian zat gizi
yang tidak di absrorpsi. selain karbohidrat, lemak, dan protein, vitamin juga
diperlukan untuk asupan gizi yang optimal.

8
Semua komponen tersebut sangat penting perannya dalam pembentukan
otot, tulang, sel-sel, dan mekanime kerja otak. Selain itu, orangtua disarankan
untuk selalu membiasakan anak untuk minum susu. Kandungan makro dan
mikronutrien yang terkandung di dalam susu membantu pemenuhan kebutuhan
dan asupan gizi anak. Di dalam susu, terkandung kalsium dan protein yang
penting untuk proses pembentukan tulang dan otot, serta pertumbuhan otak untuk
meningkatkan fungsi kecerdasan otak.

E.       Pengaruh Status Gizi Anak Sekolah Terhadap Kesehatan

Menurut (Wawa, 2011), Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi.


Infeksi bisa berhubungan dengan gangguan guzu mealui beberapa cara yaitu
mempengaruhi nafsu makan, dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan
karena diare/muntah-muntah atau mempengaruhi metabolisme makanan dan banyak
cara lain lagi.

Secara umum, defisiensi gizi sering merupakan awal dari gangguan sistem
kekebalan tubuh. Gizi kurang dan infeksi, kedua-duanya dapat bermula dari
kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu juga
diketahui bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal dengan
menghabiskan sumber-sumber energi.

Gangguan gizi dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan


prognosis yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan sebaliknya,
gangguan gizi memperburuk kemampun anak untuk mengatasi penyakit infeksi.
Kuman-kuman yang kurang berbahaya bagi anak-anak dengan gizi baik, bisa
menyebabkan kematian pada anak-anak gizi buruk.

F. Masalah yang Sering Muncul pada Usia Anak Sekolah

Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan karakteristik


pertumbuhan yang relatif dan dengan sedikit masalah pemberian makan. Usia anak-
anak dimana suka mencoba mempelajari keterampilan fisik dan menghabiskan
banyak waktu untuk bermain. Dan waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah
sehingga anak-anak cenderung mulai menyesuaikan dengan jadwal rutin.

9
Masalah Gizi pada Anak-Anak

1.    Kurang Gizi

Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya menkonsumsi


makanan yang mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur,
daging) serta mineral terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu
gizi kurang dapat pula disebabkan oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak.
Status gizi seseorang dapat dilihat dari tinggi badan, berat badan, data biokimia, dan
lainya. Gangguan pertumbuhan pada usia anak-anak ini terjadi akibat berat badan
bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia balita. Kekurangan gizi secara
umum ( makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas ) menyebabkan gangguan pada
proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak,
serta perilaku.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di
bawah kebutuhan,  maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif.
Untuk itu dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi banyak makanan yang banyak
mengandung karbohidrat, protein lemak, fitamin mineral dan lain sebagainya. Karena
itu, pedoman gizi seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap
golongan usia, status kesehatan dan aktivitas fisik.

Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah
yang tepat, kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi
Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan
menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya
air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup
sehat dan aktif.

Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa
menjaga dan memantau berat badan. Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat dengan
prinsip Gizi Seimbang untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan bermanfaat
bagi kesehatan kita.

2.        Kegemukan atau gizi lebih

10
Menurut (Sandra, 2011), Adalah kondisi dimana konsumsi makanan yang
mengandung energi, protein dan lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih
menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan energi yang disimpan di dalam
jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu risiko dalam terjadi
berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit-
penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu.

Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan
memahami dan mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi
makanan bergizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis
kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis. 

Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya hidup


sehat seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga kebersihan diri.
"Berbeda dari prinsip empat sehat lima semprna, yang hanya memperhatikan prinsip
variasi makanan, tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia,
jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi biologis."

4. Anemia gizi besi

Anak yang mengalami anemia menunjukkan gejala antara lain pucat, lemah,
lelah, menurunnya kemampuan konsentrasi belajar. Serta menurunnya antibody
sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit. Penyebab anemia ini adalah
makanan yang dimakan kurang mengandung zat besi. Akibat kekurangan sejumlah
zat gizi itu, sekitar 10 persen-15 persen anak usia sekolah menderita anemia.  

Untuk mencegah anemia dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan


sumber zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani contohnya
daging, hati, ikan dan unggas. Sedangkan sumber nabati dapat diperoleh dari sayuran
hijau. Di samping itu, anemia juga bisa dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen
zat besi, olahraga, tidur yang cukup, dan mengurangi konsumsi makanan yang
menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan teh.

Setelah mengonsumi daging atau sayuran hijau yang banyak mengandung zat
besi, jangan langsung minum kopi atau teh karena akan membuat zat besi yang
terdapat dalam makanan tersebut tidak terserap oleh tubuh. 

5. Kurang vitamin A

11
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering
menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan
adalah kemiskinan dan kurangnya penegtahuan tentang gizi.

-            Peningkatan konsumsi vitamin A

1.      Buah naga

Buah unik yang satu ini adalah salah satu buah yang kaya akan
vitamin A dan sarat beta karoten yang sangat baik untuk memelihara daya
lihat mata.

2.      Buah apel

Pasti Anda tak asing dengan buah ini, banyak sekali makanan olahan
dari buah apel dengan tujuan utama berinovasi dan pastinya membuat
peminat lebih menikmati buah ini meski telah dirubah menjadi berbagai
olahan.

3.      Buah Anggur

Buah manis dengan banyak varian warna ini juga mengandung


vitamin A melimpah yang dibutuhkan oleh mata agar terhindari dari penyakit
katarak dan degenerasi makula.

4.      Wortel

Sudah Pasti. Orang yang awam dengan kesehatan pun tahu


kalau wortel mengantongi segudang manfaat untuk mata. Selain menjaga
mata tetap sehat ternyata wortel juga bisa membuat warna mata menjadi lebih
jernih, jadi tak heran jika kelinci memiliki warna mata yang mempesona.

5.      Buah mangga

Mangga yang sudah matang biasanya berwarna orange


mencolok, buah mangga yang sudah seperti ini memiliki kandungan vitamin
A cukup banyak. Beda dengan yang masih muda berwana kuning kehijauan
yang rasanya asam dan biasanya dikonsumsi ibu-ibu dengan menjadikannya
rujak.

6.      Sayur bayam

12
Jenis sayuran hijau memiliki kandungan vitamin A dan beta karoten
yang mencukupi kebutuhan mata agar tetap sehat. Selain nutrisi tersebut,
sayur bayam juga menutrisi mata dengan bantuan lutein dan zeaxathin.

7.      Paprika

Tubuh akan memperoleh vitamin A sekitar 60% dari satu sendok makan
paprika. Selain itu, vitamin A juga merupakan sumber vitamin C, kalium,
dan kalsium.

8.      Kemangi kering

Kemangi digunakan untuk menghilangkan bau badan, namun bukan


kandungan vitamin A yang membantunya karena nutrisi ini sudah diambil
oleh mata untuk memelihara kesehatannya sendiri.

-            Suplementasi periodic : Suplementasi periodic berguna karena


sejumlah besar vitamin A dapat disimpan dalam hati untuk penggunaan di
masa yang akan datang. Vitamin A ini dapat diberikan sebagai kapsul atau
dalam bentuk larutan pekat. Kecuali untuk anak-anak yang menderita
xerophtalmia aktif, defisiensi energi dan protein (kwashiorkor) atau beberapa
penyakit pencetus yang berat, penting untuk memastikan bahwa dosis
tersebut tidak diulang lebih sering daripada dosis yang aman.

-            Fortifikasi makanan : Fortifikasi atau penambahan zat gizi terpilih


pada unsur pokok makanan yang umum merupakan suatu cara perlindungan
status gizi yang dapat diterima dan berhasil pada Negara dengan sistem
distribusi makanan yang tepat.Cara ini merupakan cara yang efektif untuk
meningkatkan konsumsi vitamin A pada wanita hamil dan menyusui tanpa
resiko teratogenik.

G. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Menurut (Ayubi, 2009), Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban.
Pada usia anak-anak dapat menimbulkan kecerdasan (IQ) yang lebih rendah.
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium menyebabkan penyakit
gondok.

13
Penanggulangan masalah kekurangan iodium umumnya memang dilakukan
dengan iodinisasi garam, yaitu menambahkan kalium iodat, menjadi garam
beriodium. Namun penggunaan garam beriodium itu kurang berhasil dan kurang
efektif bagi bayi untuk meniadakan gondokan, kekerdilan dan keterbelakangan
mental. Iklim yang panas serta lembab dan cara masak (berbumbu, asam dan
panas) yang lazim di Indonesia dapat menyebabkan penguapan iodium. Ini tentu
sajamengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan iodium dalam garam.
Demikian pula halnya pada proses pembuatan briket garam dengan pembakaran.

Gambar 4. Gondok
Sementara injeksi atau implantasi minyak beriodium (lipiodol) masih sulit
dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga diperlukan petugas terlatih untuk pelaksanaannya. Telah menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium di seluruh dunia harus
teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan
pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan. 

H. Kiat baru

Hasil penelitian Gurevich (1962) menunjukkan bahwa konsentrasi iodium


dalam tanaman dapat ditingkatkan 10 sampai 100 kali atau lebih pada pemupukan
dengan rumput laut dan limbah industri ikan. Hasil produksi ternak pun,
seperti daging, susu dan telur, dapat sangat diperkaya iodium dengan
memberi hewan ternak itu ransum yang ditambahi iodium atau rumput laut.
Berdasarkan hal itu, Universitas Udayana bekerja sama dengan beberapa
universitas di Eropa di bawah koordinasi Prof Dr WA Rambeck dari
Universitas Munich, kini sedang meneliti kiat lain, yaitu meningkatkan
kandungan iodium dalam rantai pangan melalui pangan asal hewan atau asal

14
tanaman (daging, telur, beras dan sayuran) dengan menggunakan rumput laut
sebagai pakan hewan atau pupuk tanaman.

Dalam upaya menanggulangi kekurangan iodium ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan. Garam beriodium sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam dapur. Cara masak bisa saja diubah tanpa
garam. Garam baru dibubuhkan saat makan. Sebaiknya garam beriodium juga
tidak dibentuk menjadi briket, karena prosesnya memerlukan pembakaran.
Masyarakat perlu terus-menerus dianjurkan makan hasil laut. Rumput laut
bagus bagi perkembangan otak, sehingga ibu hamil atau menyusui sebaiknya
makan agar-agar sebanyaknya. Kiat lain adalah memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari hewan dan tanama

I.  Karies Gigi Pada Anak

Menurut (Almatsier , 2011), Karies gigi tidak selalu berupa lubang atau
kavitas, namun merupakan suatu proses seperti gambar berikut ini :

Gambar 5. Gigi cavitas


Pada gambar diatas terdapat warna keputihan seperti kapur, yang lebih putih
daripada gigi sekitarnya. Keadaan ini disebut White spot lesion dimana mulai terjadi
proses karies, namun belum terbentuk lubang gigi atau kavitas. Biasanya white spot
terlihat di bagian gigi yang dekat dengan gusi. Pada keadaan ini sudah terjadi
kehilangan mineral-mineral elemen gigi yang bila didiamkan akan menjadi lubang
atau kavitas (seperti gambar tengah), namun proses ini bisa dihentikan dengan
pembersihan yang tepat dan penghentian faktor-faktor penyebabnya.

Pada gambar diatas, sudah terbentuk kavitas. Kavitas terlihat berwarna


kekuningan, dan permukaannya tidak rata, lebih cekung daripada gigi sehat di
sekitarnya. Bila Moms menemukan hal ini pada si kecil, segera bawa ke dokter gigi

15
anak, karena kavitas ini dapat segera ditambal dan bila didiamkan dapat semakin
parah.

Gambar 6.Gigi caries


Pada gambar diatas karies sudah mencapai tahap lanjut sehingga berwarna
kehitaman. Orang awam sering menyebutnya gigis atau gupis dsbnya. Tapi jangan
kuatir Moms, gigi masih bisa dirawat dan diperbaiki.

Mengapa gigi balita dapat mengalami karies?

Penyebab karies gigi pada balita sama dengan yang terjadi pada orang dewasa, yaitu
terpaparnya gigi dalam waktu yang lama oleh asamsehingga mineral-mineral email
gigi larut. Bakteri dalam mulut merubahgula yang berasal dari makanan / minuman
menjadi asam.

Namun spesifik pada balita disebabkan karena seringnya anak tertidur sambil


mengkonsumi minuman nutrisi dalam dot seperti : susu, jus buah, ASI dll. Sehingga
sering juga disebut Karies Susu Botol atauNursing Bottle Caries Terendamnya gigi
dalam cairan tersebut merupakan tempat yang sangat ideal untuk bakteri berkembang
biak dan menghasilkan asam... Moms dapat mengatur kapan dan bagaimana
pemberian minuman tersebut sehingga anak tetap mendapat nutrisi yang cukup
sekaligus giginya tetap sehat.

Tips Mencegah Gigi Berlubang

1.      Berikan ASI pada bayi, minimal sampai usia 6 bulan

2.      Bila bayi minum menggunakan dot, moms menggendong anak selama pemberian


susu, dan ketika anak sudah tertidur baru baringkan ke tempat tidur, tanpa dot.
Jangan biarkan anak tertidur dengan dot berisi susu dalam mulutnya.

3.      Ketika anak berusia 6 bulan, ia sudah boleh mengkonsumsi makanan/minuman


tambahan. Anak dapat mulai diajarkan minum melaluibaby/sippy cup. Minuman

16
tambahan dapat diberikan dalam cup tersebut, hal ini akan mengurangi waktu
terpaparnya gigi dengan asam

4.      Diantara waktu minum susu, berikan anak air putih biasa, TANPA gula

5.      Biasakan bersihkan mulut anak sejak dini (bahkan meskipun ia belum tumbuh


gigi) menggunakan kain kassa & air hangat minimal 2x sehari, terutama setelah
mengkonsumsi minuman atau makan. Perhatikan bagian gigi yang berbatasan dengan
gusi, karena merupakan tempat retensi makanan.

6.      Lanjutkan kegiatan membersihkan mulut tersebut dan mulai usia 6 bulan dapat


menggunakan sikat gigi lembut khusus bayi tanpa pasta gigi. Setelah anak dapat
meludah/ mengeluarkan busa pasta gigi, boleh menggunakan sedikit pasta gigi
khusus anak, kira-kira sebesar biji jagung. Tetap bantu anak untuk menyikat giginya
sampai ia mahir, yaitu sekitar usia 8 tahun.

7.      Setelah anak boleh mengkonsumsi makanan tambahan, batasi pemberian jus buah,


minuman manis, pada anak, buah-buahan dapat diberikan dalam bentuk buah segar
yang sudah dipotong-potong

8.      Hindari kontak antara mulut bayi, dot, makanan/minuman bayi dengan mulut ibu/
pengasuh. Hal ini dapat menyebabkan transmisi bakteri ke dalam mulut bayi.
Terutama bila ibu/pengasuh memiliki karies gigi yang belum dirawat atau ditambal.
Penelitian menyebutkan pada gigi karies yang belum dirawat terdapat lebih banyak
bakteri daripada gigi sehat.

9.      Ketika anak berusia 1 tahun usahakan agar anak sudah tidak


lagi minum menggunakan dot, melainkan menggunakan cup. Jangan lupa, ajak anak
ke dokter gigi anak ketika ia sudah menginjak usia 1 tahun 

10.  Ketika anak sudah boleh mengkonsumsi beragam makanan batasi konsumsi biskuit,
cookies, permen, jus buah, soft drink dan minuman manis lainnya. Potongan buah,
keju, sayuran, dan sandwich kecil akan lebih bermanfaat untuk kesehatannya.

17
J. Asupan yang Aman dan Menyehatkan

a.        Makan pagi ( sarapan )

Merupakan salah satu pesan dalam PUGS, dapat menyumbang seperempat dari
kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein.
Berdasarkan penelitian di Jakarta menunjukkan jenis makanan pagi antara lain nasi
dan lauk pauk 61%, roti 15,5%, dan mi 8,6%.

b.        Membawa bekal ke sekolah

Membeli makanan dan kemudian menghabiskan bersama teman-temannya adalah hal


yang mengasyikkan bagi anak-anak. Untuk meminimalkan jajan anak, sebaiknya
anak dibekali dari rumah. Dan makanan bekal adalah makanan yang disukainya dan
menarik. Sehingga anak-anak lebih tertarik dengan bekalnya. Kandungan gizi
makanan bekal sebaiknya sekitar 300 kalori, 5-7 gram protein. Makanan bekal bisa
berupa snack atau makanan lengkap dalam porsi kecil.

c.         Olahraga dan aktivitas

Sesuai dengan salah satu pesan PUGS, dengan melakukan latihan fisik dan olahraga
teratur setiap hari, maka sejak usia muda sebaiknya anak dianjurkan berolahraga dan
melakukan aktivitas yang cukup. Manfaat Olahraga dan aktivitas fisik antara lain
menurunkan dan mempertahankan BB, menurunkan tekanan darah, menaikkan
kolesterol HDL, serta mampu menurunkan resiko obesitas.

K. Prinsip Gizi Seimbang untuk Anak-Anak

Gambar 7. Gizi lengkap

Menurut (Eva 2010), Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya


diterapkan dalam menyusun makanan anak-anak. Makanan dengan kandungan gizi

18
seimbang , cukup energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak-anak sangat
dianjurkan.

Makanan yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan anak sebaiknya terdiri


dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Sebaiknya seorang ibu melakukan
pengaturan-pengaturan dalam menyusun makan untuk anak-anaknya. Pengaturan
tersebut bertujuan untuk membentuk kebiasaan makan yang baik dan berpartisipasi
dalam aktivitas olahraga secara teratur. 

Kebutuhan zat gizi untuk anak usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya
Pangan dan Gizi, maka kecukupan energi dan zat-zat gizi sehari adalah 1900 kalori.
Sedang untuk  anak usia 10-12 tahun membutuhkan 1800 kalori per hari. Untuk
mencukupi energi tersebut dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti,
dan biscuit. Sedangkan kebutuhan akan protein yang dapat diperoleh dari lauk pauk
seperti ikan, daging, ayam, kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Dengan memenuhi
kebutuhan tersebut dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan kegemukan pada
anak.

Vitamin A, C, dan B1 dapat diperoleh dari sayuran, buah-buahan, dan


kacang-kacangan. Tujuan terpenuhinya zat-zat gizi tersebut dapat memberikan daya
tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan, dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, dan kacang-kacangan. Begitu pula dengan
zat besi yang dapat diperoleh dari makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.

Diet seimbang untuk anak usia 6-12 tahun yang baik adalah rendah lemak,
tinggi kalsium dan adekuat tapi kalorinya tidak berlebihan. Syarat pemberian
makanan untuk anak antara lain:

 Memenuhi kecukupan Energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan
umurnya.

 Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,

 Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi, dan


keadaan faal anak.

 Memperhatikan kebersihan anak dan lingkungan.

19
L. Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan

1. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat, semangka,
jeruk) dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan jeli atau agar-agar dan
sedikit gula pasir. Dapat disajikan dalam bentuk juice atau selada buah yang
ditambah keju dan susu manis.

2. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu kuning, bunga
kol, buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil ditambahkan pada mie atau lauk
kesukaannya.

3. Ajak anak makan bersama keluarga.

4. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat atau
camilan. Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan waktu makan.

5.  Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau makan buah
dan sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan usahakan lagi
diperkenalkan pada pada waktu makan berikutnya.

Anjuran-Anjuran Jumlah Porsi Makan

A.      Untuk anak usia 7-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:

Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150 gram)


Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

B.       Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram)

Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)


Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50 gram)

20
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

C.       Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari

Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram)


Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi penukar (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi penukar (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10 gram)

2.2 Kontrasepsi Hormonal


1.Pengertian
Menurut (Purwanti, 2010), Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat
kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan
bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.

Gambar 8. Jenis-jenis kontrasepsi

2. Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal
yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.
a. Kontrasepsi Suntikan

21
Gambar 10. Kontrasepsi suntik

1)Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.


2)Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3)Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.

b. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan


Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing
faktor dari hipotalamus.
Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.

c. Keuntungan dan Kerugian


a. Keuntungan
1)Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya
sekali tiap 12 minggu.
2)DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150
mg.
3)Tingkat efektifitasnya tinggi
4)Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5)Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6)Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7)Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak
disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus
dikeluarkan oleh orang lain.
8)Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu

22
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
9)Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti
timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi
ASI.

b. Kerugian
1)Perdarahan yang tidak menentu
2)terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3)Berat badan yang bertambah
4)Sakit kepala
5)Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6)Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik
lagi.
7)Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan
0.7%.
8)Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9)Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10)Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

3. Saat Pemberian Yang Tepat


a. Pasca persalinan
1). Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum
dan sebelum berkumpul dengan suami.
2). Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus
1). Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.
1). Hari kelima menstruasi
2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

23
5. Kontra Indikasi
a. Tersangka hamil
b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

. Cara Penggunaan
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

7. Efek Samping dan Penanggulangannya


a. Efek samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi
suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan


Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala


Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

24
b. Penanggulangannya
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi
suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal
suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai
ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 – 5
hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya :
Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat
dilaksanakan “tepering off” ( 1 x 1 tablet ).

2) Keputihan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan.
Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.

b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan
dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1
tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya
disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan


a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek
samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal
lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.

25
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet
tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non
hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala


a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi
jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1
tablet/hari
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah
menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.

8. Komplikasi dan Penanggulangannya


a. Komplikasi.
Abses
Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan
yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum suntik
yang berulang dan tidak suci hama.

b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses
misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat
dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan
antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.

26
10. Tempat Pelayanan
a. Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b. Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik
Pemerintah.
c. Poliklinik Keliling
d. Dokter / Bidan Praktek Swasta

b. Kontrasepsi Oral ( Pil )


Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung
hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.

Gambar 9. Kontasepsi pil


Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang
diminum 3 kali seminggu.
2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon
tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh
kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat
haid.
4). Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological
Half Life panjang
5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor.

Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).


1). Nousea
2). Nyeri payudara

27
3). Gangguan Haid
4). Hipertensi
5). Acne
6). Penambahan berat badan.

Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )


1). Mudah menggunakannya
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung
estrogen.

c. Kontrasepsi Implant.
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.

d. Efek samping Implant


Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang
paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada
setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul,
tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang,
perubahan selera makan dan perubahan berat badan.

e. Keuntungan Implant.
1). Efektifitas tinggi setelah dipasang
2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga

28
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6). Dapat mencegah terjadinya anemia

f. Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Gambaran Umum / Pengkajian Keluarga (untuk Keluarga Binaan)


Setelah melakukan pendataan kerumah warga pada tanggal 14-15 Juli 2017
didapatlah lokasi rumah KK binaan yang berada di Jl. Segar RT 03 RW 10
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

1. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. K
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10

Pengambil Keputusan dalam Keluarga :


b) Perencanaan kesehatan anak : Ibu
c) Perencanaan pendidikan anak : Ibu
d) Pengelola keuangan rumah tangga : Ibu
e) Kegawatdaruratan : Ibu

Nama ibu : Ny. E


Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Batak / Indonesia
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10

Nama Anak : Syafina Ayu Puspita


Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Minang/ Indonesia

30
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10

Nama Anak : Alya Dwi Putri


Umur : 5 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Minang / Indonesia
Pendidikan Terakhir : TK
Alamat : Jl. Segar RT 03 RW 10

Genogram :

Keterangan :

: Laki-kaki

: Perempuan
: Meninggal

2. PUS / Akseptor KB
Nama : Ny. E
Umur : 34Tahun
Jenis Kontrasepsi : Tidak ada (Alami)

3. Anak Pra Sekolah & Sekolah

Nama Anak : Syafina Ayu Puspita


Umur : 10 Tahun
Pendidikan : SD

31
Nama Anak : Alya Dwi Putri
Umur : 5 tahun
Pendidikan : TK

4. Kesehatan Keluarga & Riwayat Penyakit


Nama : Ny. K
Umur : 31 Tahun
Jenis Penyakit : Maag
Kebiasaan Berobat : Bidan/Dokter
TTV :
TD : 110/80 mmhg
R : 82 x/menit
P : 20 x/menit
T : 37,0 0 C

5. Pola Makan
Aturan Makan : Teratur
Jenis Makanan : Makanan pokok (nasi)
Sayur-sayuran
Lauk-pauk (ikan, daging, telur)
Makanan tambahan : Buah-buahan (sering)
Penyajian makanan : Tertutup
Pengolahan Makanan : Dipotong kemudian dicuci

6. Pola Istirahat
Tidur siang : Jarang
Tidur malam : 7-8 jam

7. Penggunaan Waktu Libur


Rekreasi (tempat terdekat)

8. Kebersihan Perseorangan
Mandi : 2 kali dalam sehari
Menggosok gigi : Pagi dan malam (2 kali/hari)

32
9. Kebiasaan Keluarga
a. Apakah melakukan aktivitas fisik 30 menit/hari : Ya
b. Cuci tangan pakai sabun : Ya (Kadang-kadang)
Dengan alasan : Saat masak saja

10. Sosial Budaya & Ekonomi


a. Penghasilan : Rp. 1.000.000- Rp.3.000.000
b. Kegiatan di masyarakat : Gotong royong
c. Kegiatan di keagamaan : Wirid bulanan

11. Kesehatan Lingkungan


a. Jenis rumah : Permanen
b. Lantai : Semen
c.Ventilasi : Baik (>15 % dari luas ruangan atau sudah
sesuai dengan standar ukuran dan jumlah
ruangan)
d. Ruangan :
Kamar tidur : Ada
Ruang Keluarga : Tidak Ada
Ruang tamu : Ada
Ruang makan : Tidak Ada
Dapur : Ada
e. Penerangan : Listrik
f. Sumber air bersih : Sumur Bor
g. Keadaan air : Bersih / Jernih
h. Pembuangan limbah air : Dialirkan ke saluran (parit)
i. Pembuangan sampah akhir : Dibakar dan dikubur
j. Jenis jamban/ kakus : Tidak memiliki jamban (sungai dijadikan

2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pelaksanaan KK Binaan diantaranya mencari lokasi KK
Binaan, disini mendapat lokasi di Kelurahan Rejosari, survey keadaan rumah KK
binaan, menyiapkan format pengkajian, lembar wawancara, menyiapkan alat TTV
yaitu tensi, stetoskop, pita cm, dan pita Lila, menyiapkan alat tulis, dan menyiapkan
kamera untuk pendokumentasian.

33
Penentuan lokasi KK Binaan pada tanggal 14 Juli 2017, yang beralamat di Jl.
Segar RT 03 RW 10 Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya. Kunjungan ke
KK Binaan di lakukan 2 kali kunjungan dilakukan sejak tanggal 14-15 Juli 2017,
pengkajian dilakukan untuk semua anggota keluarga dalam satu KK, di antaranya :
Kepala Keluarga, Istri, Anak-anak.
Setelah selesai mengkaji KK Binaan maka mencari masalah yang ada dalam
keluarga tersebut, dan menuliskan hasil wawancara ke kertas wawancara untuk bukti
pengkajian KK Binaan.
Setelah menemukan masalah didalam satu KK Binaan tersebut, kemudian
memprioritaskan masalah yang dianggap perlu di angkat.

3. Tahap Pengkajian
a. Hasil Wawancara
a. Wawancara dengan Kepala Keluarga
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Keluarga yaitu Tn.
K, pada tanggal 14 Juli didapatkan bahwa Tn. K setiap harinya pulang kerja
malam hari sehingga dia tidak tahu jika anak keduanya sulit makan dan
sering memilih makanan. Saat Tn.K pulang bekerja biasanya anaknya sudah
tertidur. Pada saat hari libur pun, terkadang Tn.K membelikan jajanan di
pinggir jalan seperti : tela-tela dan pop ice dll.
Tn. K mengatakan kondisi rumahnya sudah baik akan tetapi sebagian
ruangan rumahnya sedang di renovasi karena mereka mau menambah ruang
makan kebelakang. Kondisi sumber air bersih sudah baik karena Tn.K
menggunakan sumur bor dan air limbah dialirkan ke parit belakang rumah.
Berdasarkan wawancara tanggal 15 Juli 2017, untuk sementara ruang tamu
mereka digunakan juga untuk makan dan menonton TV.

a. Wawancara dengan Ny. E


Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan istri Tn. K atau Ny. E
pada tanggal 14 Juli 2017 di Jl. Segar RT 03 RW 10 didapatkan bahwa Ny. E
kesulitan mengatur pola makan anak keduanya dan anak keduanya suka
memilih makanan. Padahal makanan yang di masak itu sudah berubah-ubah
menunya. Saat diberi susu kaleng anaknya hanya mau minum 2x/seminggu.
Anaknya lebih suka jajan snack dibanding makan nasi. Terkadang Ny.E

34
membelikan roti untuk stok dirumah. Namun anak pertamanya yang lebih
suka makan roti tersebut sedangkan adiknya tidak.
Ny.E sering memiliki keraguan saat berhubungan seksual dengan suami,
karena ia takut hamil lagi pada saat sekarang. Dan ia belum berkeinginan
untuk menambah anak lagi. Ia ingin tahu bagaimana efek samping kb suntik.
Tn.K tidak tahu selama ini Ny.E tidak menggunakan kb.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 15 Juli 2017 Ny. E, ingin
menggunakan kb agar tidak khawatir saat berhubungan. Saat di wawancarai,
Ny. E mengatakan jarang ke bidan karena anaknya sudah besar.

b. Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, di dapatkan :
a. Pemeriksaan Fisik KK
Keadaan Umum
Nama : Tn. K
Umur : 31 Tahun
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmhg
R : 82 x/menit
P : 20 x/menit
T : 37,0 0 C
b. Pemeriksaan Fisik Ibu
Keadaan Umum
Nama : Ny. E
Umur : 34 Tahun
Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0 derajat celcius
Turgor : baik
Rambut : bersih
Mata : Sklera : Tidak ikterik

35
: Conjungtiva : Tidak pucat
: Penglihatan : Jelas, tanpa alat bantu
Muka : Tidak ada oedem
Gigi : Tidak ada caries
Telinga : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Payudara : Simetris, puting susu menonjol
Paru-paru : Tidak ada wheezing
Ekstremitas : Tidak tampak cacat dan tidak ada oedem
Akral : Tidak dingin dan pucat
BAB : 1 x/hari
BAK : 5 x/hari
Riwayat Penyakit : Tidak ada

c. Pemeriksaan Fisik Anak


Keadaan Umum
Nama : An.Alya
Umur : 5 Tahun
Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,0 derajat celcius
Turgor : baik
Rambut : bersih
Mata : Sklera : Tidak ikterik
: Conjungtiva : Tidak pucat
: Penglihatan : Jelas, tanpa alat bantu
Muka : Tidak ada oedem
Gigi : Ada caries
Telinga : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Paru-paru : Tidak ada wheezing
Ekstremitas : Tidak tampak cacat dan tidak ada oedem

36
Akral : Tidak dingin dan pucat
BAB : 1 x/hari
BAK : 6 x/hari
Riwayat Penyakit : Tidak ada

d. Kebersihan Lingkungan
Keadaan rumah sudah bersih, sampah dikumpul dalam tong sampah.

e. Keadaan Rumah
Keadaan rumah rapi, pakaian berada didalam keranjang, saat melakukan
binaan Ny. E terlihat sedang melipat pakaian di ruang tamu, penerangan
rumah sudah baik, setiap kamar memiliki ventilasi, hanya bagian dapur
yang sedang direnovasi tetapi tidak berpengaruh dengan kebersihan rumah.

f. Kebiasaan Keluarga
Ny. E sering melakukan senam zumba di rumah dengan menggunakan
DVD.

g. Kesehatan Keluarga
 Aturan makan 3 kali sehari
 Keluarga sering beli makanan/jajanan diluar
 Anak kedua Tn.K sulit makan dan sering memilih makanan
 Ny.E takut berhubungan seks saat setelah haid khawatir hamil lagi

4. Analisis Data
a. Rumusan Masalah
Setelah melakukan pengkajian KK Binaan yang telah dilakukan dari tanggal
14-15 Juli 2017 masalah yang ditemukan adalah :
Tabel 1 : Rumusan Masalah
No Perumusan Masalah Rumusan Masalah
.
1. Pola gizi dan nutrisi anak Kurangnya pengetahuan orang
prasekolah/sekolah
tua tentang pola gizi dan nutrisi
An. Alya (putri kedua Tn. K)
a. Anak memilih jenis makanan anak prasekolah/sekolah
b. Anak sulit makan dan tidak suka

37
makan sayur
c. Anak suka jajan snack
d. Anak kurang minum susu
e. Anak memiliki caries (4 gigi)

2. Kontrasepsi hormonal Kurangnya pengetahuan tentang


a. Ny. E takut melakukan kontasepsi hormonal
hubungan seksual saat setelah
haid
b. Tidak mengetahui jenis-jenis kb
hormonal dan hanya
mengetahui kb alami
c. Belum ingin menambah anak
lagi

B. Prioritas Masalah
Tabel 2 : Skala untuk Menentukan Prioritas Masalah

N KRITERIA BOBOT
O

1. Sifat masalah 1
Skala, tidak / kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat 2


diubah
Skala , mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah 1


Skala, mudah
Sebagian 3
Tidak dapat 2
1

4. Menonjolnya masalah 1
Skala, masalah berat, harus 2
segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani

38
Masalah tidak dirasakan
0

Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skore x bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
Setelah melakukan rumusan masalah pada KK Binaan maka dapat
diurutkan masalah dari jumlah skor terbanyak sampai paling sedikit,
kemudian dapat ditentukan prioritas masalahnya, sesuai dengan jumlah skor
tertinggi. Maka masalah yang diprioritaskan adalah :
a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
Tabel 3 : Prioritas Masalah 1
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
.

1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak mengetahui


cara penyusunan pola
gizi dan nutrisi yang
baik untuk anak
prasekolah/prasekolah
seperti jenis makanan
yang mengandung
vitamin, karbohidrat,
kalsium, lemak,
mineral dll.

2. Kemungkinan 2/2x 2 2 Masalah sebenarnya


dirubah dapat diubah tapi
dilakukan secara
bertahap

3. Potensi dicegah 3/3 x 1 1 Masalah dapat di atasi


/ di rubah dengan di
adakan konseling atau

39
sharing terbuka
kepada ibu mengenai
kebutuhan gizi dan
nutrisi yang baik bagi
anak
prasekolah/sekolah
untuk tumbuh
kembang yang baik
bagi anak.

4. Penonjolan Masalah 2/2x2 2 Masalah sebenarnya


dapat diubah tapi
dilakukan secara
bertahap

Jumlah 6

b. Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal


Tabel 4 : Prioritas Masalah 2

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


.

1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Tidak


mengetahui
kontrasepsi
hormonal yang
dapat menunda
dan menjarakan
kehamilan

2. Kemungkinan ½x2 1 Masalah


dirubah sebenarnya dapat
dirubah tapi
dilakukan secara
bertahap

3. Potensi dicegah 3/3 x 1 1 Masalah dapat di


atasi / di rubah

40
dengan di adakan
penyuluhan dan
edukasi ke
keluarga
langsung,
mengenai jenis-je
is kontrasepsi
hormonal

4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Masalah perlu


masalah ditangani segera
tetapi secara
bertahap

Jumlah 3 2/3

5. Perencanaan

Setelah diperoleh 2 prioritas masalah maka disusunlah rencana asuhan untuk


mengatasi masalah kesehatan pada keluarga Tn. K di Jl. Segar RT 03 RW 10
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

Masalah 1
Kurangnya pengetahuan Ny.E dalam menyusun pola gizi seimbang untuk
anak nya, dalam pola makan anak Ny. E dominan suka memilih jenis
makanan, sulit makan dan tidak suka makan sayur, anak lebih suka jajan
snack, Anak kurang minum susu dimana anak hanya mau minum susu
2x/seminggu, anak memiliki caries (2 gigi).
a) Tujuan Umum
Setelah melakukan kunjungan kerumah sebanyak 2 kali kunjungan,
diharapkan KK binaan / Ny. E dapat memperbaiki cara penyusunan pola
gizi bagi anaknya khususnya saat prasekolah/sekolah.

b) Tujuan Khusus
 Agar ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi anak prasekolah/sekolah

41
 Agar ibu mengetahui apa saja gizi seimbang bagi anak untuk
memenuhi nutrisinya saat prasekolah sekolah.
c) Kriteria Evaluasi
 Respon kognitif
 Respon afektif
 Respon psikomotor
d) Standar Evaluasi
 KK binaan Ny. E dapat mengerti dan memahami kebutuhan pola gizi
seimbang untuk anaknya.
 KK binaan Ny. E merubah pola penyusunan menu seimbang untuk
keluarganya.
 KK binaan Ny. E dapat mengolah makanan yang sesuai dengan pola
gizi seimbang dan anaknya mau makan.
e) Strategi
 Konseling kesehatan
 Partnership
 Konseling dengan leaflet tentang penyusunan menu seimbang dan
pola gizi yang baik untuk anak prasekolah/sekolah
 Sharing terbuka atau tanya jawab
f) Intervensi
 Konseling kesehatan tentang penyusunan menu seimbang dan pola
gizi yang baik
 Memberi leaflet kepada KK binaan tentang penyusunan menu
seimbang dan pola gizi yang baik untuk anak prasekolah/sekolah

Masalah 2
Kurangnya pengetahuan Ny. E tentang kontasepsi hormonal, Ny. E takut
melakukan hubungan seksual saat setelah haid, dan Ny. E tidak mengetahui
jenis-jenis kb hormonal dan hanya mengetahui kb alami, dan belum ingin
menambah anak lagi

42
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan kerumah sebanyak 2 kali kunjungan,
diharapkan KK binaan/ Ny. E dapat mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
hormonal
b) Tujuan Khusus
 Agar KK binaan/ Ny.E dapat mengetahui jenis-jenis kontrasepsi
hormonal
 Agar KK binaan/ Tn.K dapat membantu dalam pemilihan kontrasepsi
hormonal yang cocok untuk istrinya
 Agar KK binaan dapat menentukan alat kontrasepsi apa yang dapat
digunakan bagi Ny. E
c) Kriteria Evaluasi
 Respon kognitif
 Respon afektif
 Respon psikomotor

d) Standar Evaluasi
 KK binaan / Ny. E dapat mengerti dan memahami tentang jenis-jenis
kontrasepsi hormonal
 KK binaan/ Tn. K dapat membantu dalam pemilihan kontrasepsi
hormonal yang cocok untuk istrinya
 KK binaanS/ Ny. E dapat menentukan alat kontrasepsi apa yang dapat
digunakan bagi Ny. E
e) Strategi
 Konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi hormonal
 Partnership
 Konseling dengan leaflet tentang jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan
efek samping
 Sharing terbuka atau tanya jawab

f) Intervensi
 Konseling menggunakan leaflet tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
hormonal dan efek samping
 Memberi brosur tentang jenis-jenis alat kontrasepsi hormonal dan efek
samping untuk menambah pengetahuan KK binaan.

43
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Implementasi / Pelaksanaan
Melakukan kegiatan implementasi kepada keluarga Tn. K dengan tahap :
Masalah 1
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
a. Implementasi (kegiatan)
a) Pada tanggal 14 Juli 2017, mendata dan meminta persetujuan KK
untuk menjadi KK binaan dengan memberi penjelasan apa tujuan
mendata.selanjutnya melakukan wawancara kepada keluarga untuk
mengetahui apakah ada masalah atau kebiasaan keluarga yang kurang
sehat yang terdapat di keluarga tersebut. Setelah melakukan
kunjungan dan telah menemukan masalah pada keluarga tersebut,
kemudian melakukan konseling kepada keluarga tentang kesulitan
Ny. E dalam penyusunan pola gizi seimbang yang baik bagi anak
prasekolah/sekolah. Konseling dengan menggunakan leaflet yang
diberikan yaitu mengenai pola penyusunan gizi dan nutrisi yang
seimbang bagi anak prasekolah/sekolah.
b) Pada tanggal 15 Juli 2017, melakukan observasi terhadap KK binaan
apakah Ny. E sudah merubah pola nutrisi dam makanan yang
diberikan kepada anaknya. Selanjutnya melakukan pemantauan apa
yang akan dilakukan Ny.E dalam upaya meningkatkan pola gizi dan
nutrisi anaknya yaitu : dengan membuat bekal anak kesekolah dengan
beraneka olahan, memilih jajanan sehat, menekankan anaknya untuk
minum susu sehari 2 kali, dan mengajarkan anaknya menyikat gigi
setelah makan yang manis.

Masalah 2
Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal
a. Implementasi / kegiatan
a) Pada tanggal 14 Juli 2017, melakukan konseling di rumah KK binaan
dengan memberikan leaflet jenis-jenis kontrasepsi hormonal kepada
Ny. E, dan menjelaskan efek samping dari kontrasepsi hormonal

44
seperti BB akan meningkat, dan melakukan konseling dengan
mengajak Tn. K untuk membantu memilih kontrasepsi yang baik
untuk Ny. E. pada saat penjelasan leaflet Tn. K dan Ny. E banyak
memberikan pertanyaan seputar kontrasepsi dan pola seksual.
b) Pada tanggal 15 Juli 2017, melakukan pemantauan apakah KK binaan
telah bersedia untuk konsultasi ke bidan untuk menggunakan alat
kontrasepsi yang dipilihnya.

2. Evaluasi
Masalah 1
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
1. Evaluasi
a. Ny. E mengatakan mengerti dengan konseling yang diberikan
b. Ny. E mau membuat menu seimbang
c. Ny.E bersedia menyusun menu yang bagi anaknya dan menysun
menu bekal olahan
d. Ny.E mengatakan akan mengatur pola nutrisi bagi anak-anaknya
seperti anjuran minum susu 2 kali/hari

Masalah 2
Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal
1. Evaluasi
a. Ny. E mengatakan mengerti dengan konseling yang diberikan
b. Ny. E memilih konrasepsi yang diinginkannya
c. Ny. E mengetahui efek samping dari alat kontrasepsi yang dipilihnya
d. Ny. E mengerti jenis-jenis kontasepsi
e. Ny. E mengetahui cara menghitung masa subur

45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Setelah menemukan KK binaan dan masalah yang ada di keluarga Tn. K,
masalah yang ditemukan adalah :
a. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola gizi dan nutrisi anak
prasekolah/sekolah
Ny.E mengalami kesulitan dalam menyusun pola gizi seimbang
untuk anaknya, dalam pola makan anak Ny. E dominan suka memilih
jenis makanan, sulit makan dan tidak suka makan sayur, anak lebih suka
jajan snack, Anak kurang minum susu dimana anak hanya mau minum
susu 2x/seminggu, anak memiliki caries (2 gigi).
Setelah di beri konseling tentang kebutuhan pola gizi seimbang
untuk anak prasekolah/sekolah, Ny. E mulai memahami dan berangsur-
angsur belajar menyusun pola makan seimbang untuk anaknya, dan
mengurangi jajanan anaknya, dan Ny. E sudah berinisiatif untuk memuat
kreasi makanan olahan untuk bekal anaknya ke sekolah. Ny. E lebih
menekankan anaknya untuk minum susu sehari 2 kali, dan mengajarkan
anaknya menyikat gigi setelah makan yang manis.

a. Kurangnya pengetahuan tentang kontasepsi hormonal


Ny. E belum mengetahui tentang jenis-jenis kontrasepsi
hormonal, Ny. E takut melakukan hubungan seksual saat setelah haid,
dan Ny. E tidak mengetahui jenis-jenis kb hormonal dan hanya
mengetahui kb alami, dan belum ingin menambah anak lagi.
Setelah di beri konseling kepada Ny. E, Ny. E mulai mengerti
dengan jenis-jenis kontrasepsi dan kontrasepsi yang cocok untuk Ny.
E dan ia memilih kb suntik 3 bulan. Setelah itu Ny. E lebih
memahami apa itu masa subur.

46
2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih
aplikatif dalam pelayanan kesehatan dalam keluarga (penyusunan pola
gizi seimbang bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi
hormonal yang baik)
b. Diharapkan dapat menjadi masukan dalam pemberian intervensi kepada
KK binaan.
c. Diharapkan terpapar dengan berbagai permasalahan kesehatan keluarga di
komunitas.
d. Diharapkan mendapatkan pengalaman memecahkan masalah kesehatan
keluarga bersama keluarga dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia.

2. Bagi KK Binaan
a. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga
tentang pentingnya kesehatan keluarga (penyusunan pola gizi seimbang
bagi anak prasekolah/sekolah, pemilihan kontrasepsi hormonal yang baik)
b. Diharapkan dapat mengenali dan menyadari masalah kesehatan yang ada
di keluarga

3. Bagi PUSKESMAS
a. Diharapkan dapat menjadi bahan rencana tindak lanjut program
PUSKESMAS
b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi puskesmas terhadap
program yang belum terealisasi

47
DAFTAR PUSTAKA
a.

-     Eva Ellya Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info
Media.

-       Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama

-       Ayubi, Dian. 2009. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan


Masyarakat UI

-       Fikawati, Sandra. 2011. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM


UI L.

-      Damayanti, Diana. 2009. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

-      Wawa. 2011. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat. http://kompas.com.


Diakses 16 Desember 2012.

-            Putri, Purwanti, 2010. Kontrasepsi hormonal. jakarta: salemba medika

- http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-gizi-dan-zat-gizi.html

-            http://ngintips-kesehatan.blogspot.com/2013/05/gejala-penyebab-dan-cara-
mencegah-anemia.html

-            https://groups.yahoo.com/neo/groups/mmaipb/conversations/topics/762
- http://google.com/pil

- http://google.com/zatgizi

- http://google.com/giziseimbang

48
LAMPIRAN

49
PENDOKUMENTASIAN

50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai