16010034
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga saya dapat mengerjakan makalah ini sebagai salah satu syarat nilai
tugas untuk mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan di UNSURYA.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak menemui hambatan dan kesulitan namun
berkat bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak pada akhirnya pada akhirnya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Untuk itu saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Teknik Penerbangan UNSURYA
2. Dosen pengajar Pancasila dan Kewarganegaraan UNSURYA
3. Teman-teman seperjuangan TP.A UNSURYA
4. Kedua orangtua tercinta
Dina M. Benafa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Pancasila dan Kewarganegaraan.
B. Tujuan Khusus
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar.
2. Memacu semangat untuk terus mencari tahu.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pembentukan manusia Indonesia seutuhnya ?
2. Bagaimana cara membentuk manusia Indonesia seutuhnya ?
3. Bagaimana hubungan antara pembentukan manusia Indonesia seutuhnya dengan
pancasila sebagai pedoman hidup bangsa setiap hari ?
1.4 Manfaat
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi bersama untuk menambah
pengetahuan dan semangat terus mencari tahu dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk hidup yang berakal budi.1 Manusia itu sendiri sering disebut
sebagai mahkluk sosial yaitu, makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri atau makhluk hidup
yang saling membutuhkan satu sama lain. Terlepas dari pengertian manusia itu sendiri dapat
diartikan pula pengertian kata utuh. Dimana kata utuh sendiri memiliki arti, dalam keadaan yang
sempurna atau tidak rusak atau tidak berkurang.2 Kata utuh juga artinya adalah lengkap meliputi
semua hal yang ada pada diri manusiia, baik dalam kebutuhan jasmani, rohani, akal, fisik dan
psikologinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia utuh adalah sosok manusia yang tidak
parsial atau manusia yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan bagian dari
keseluruhan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara
mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang.
2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang menghayati
dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.
Selain hal tersebut manusia juga memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual, yaitu berdialog
atau berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu manusia juga memerlukan
keindahan dan estetika. Manusia juga memerlukan penguasaan ketrampilan tertentu agar mereka
bisa berkarya, baik untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain. Semua
kebutuhan itu harus dapat dipenuhi secara seimbang. Untuk menjadi manusia seutuhnya tidak
cukup jika manusia hanya mengandalkan kecerdasan dan keterampilannya. Begitu pula
sebaliknya, tidak cukup jika manusia hanya mengandalkan kedalaman spiritualnya,
1
Menurut KBBI
2
Menurut KBBI
tetapi tidak memiliki kecerdasan dan ketrampilan. Intinya istilah manusia utuh adalah
manusia yang dapat mengembangkan berbagai potensi posistif yang ada pada dirinya sendiri.
Jika pemahaman terhadap manusia seutuhnya seperti itu, maka pendidikan seharusnya
mengembangkan berbagai aspek itu. Pendidikan tidak tepat jika hanya mengembangkan satu
aspek, tetapi melupakan aspek-aspek lainnya. Pendidikan agama adalah sangat penting, tetapi
tidak boleh terlalu mengesampingkani intelektualitasnya. Sebaliknya juga tidak tepat pendidikan
hanya mengedepankan pengembangan kecerdasan dan ketrampilan, dengan mengabaikan
pengembangan spiritual.
Hal ini tercantum pula dalam Alkitab yang mengatakan : “Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Amsal 1:7)3
Ayat Alkitab diatas menjadi landasan iman kita kepada Yang Maha Kuasa, yaitu kita harus
mampu hidup menjalani hidup yang bermakna secara horisontal sekaligus vertikal. Dan itulah
bukti nyata manusia yang seutuhnya, dari hasil sistem pendidikan yang kita geluti saat ini.
Aspek spiritual sendiri lebih dikhususkan dalam kehidupan Jasamani dan Rohani setiap
manusia.Sesungguhnya hal mendasar yang sangat penting bagi kita untuk dapat menjadi
Manusia Seutuhnya adalah aspek terkahir, yaitu Jasmani dan Rohani. Jika kita dapat
menjalankan dan menerapkan aspek tersebut.
Kekuatan manusia pada juga dasarnya tidak terletak pada kemampuan fisiknya atau
kemampuan jiwanya semata-mata, melainkan terletak pada kemampuannya untuk bekerjasama
dengan manusia lainnya. Dengan manusia lainnya dalam masyarakat itulah manusia
menciptakan kebudayaan, yang pada akhirnya membedakan manusia dari segenap mahluk hidup
yang lain, dan mengantarkan umat manusia ke tingkat mutu, martabat dan harkatnya
sebagaimana manusia yang hidup pada zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
Berbeda dari makhluk-makhluk lain, manusia sebagai makhluk yang berderajat lebih
tinggi, diperlengkapi dengan berbagai potensi dan susunan tubuh yang memungkinkan ia
berkembang menjadi makhluk yang sesuai dengan ketinggian derajatnya itu. potensi dan susunan
tubuh ini memungkinkan manusia berkembang menjadi manusia seutuhnya berkembang dalam
berbagai dimensi secara mantap.
4
Karangan buku Abraham Kuyper:Transformasi Kehidupan
ganas bangsa Indonesia akan otomatis hilang? Ataukah sebaliknya yaitu, KKN harus dihilangkan
dulu baru kita bisa menjalankan pendidikan yang baik, pendapatan yang merata, dan reformasi
politik. Tampaknya, logika kita mengatakan bahwa KKN harus dihilangkan terlebih dahulu baru
yang lain bisa berjalan. Lalu kita tanya lagi, apakah yang membuat subur dan berkembangnya
KKN dalam bangsa Indonesia? Maka ada yang menjawab karena presiden berkuasa terlalu lama,
ada juga yang mengatakan karena kekuasaan terpusat di satu orang, yang lain lagi mengatakan
karena tidak ada sistem kontrol terhadap kekuasaan. Tapi kalau kita pertanyakan lagi, seandainya
presiden yang berkuasa terlalu lama itu di dalam hatinya bermotivasi murni ingin
menyejahterakan rakyatnya, apakah KKN akan muncul? Kemungkinan besar logika kita akan
menjawab, tentu tidak! Tanya lagi, seandainya kekuasaan terpusat di satu orang atau satu
kelompok orang, tetapi di dalam hati orang itu atau sekelompok orang itu bermotivasi murni
ingin menyejahterakan rakyatnya, apakah KKN akan muncul? Lagi-lagi kemungkinan besar
logika kita akan menjawab, tentu tidak! Baik kalau begitu pertannyaan terakhir, seandainya tidak
ada sistem kontrol terhadap kekuasaan, tetapi orang yang kepadanya dipercayakan kekuasaan itu
di dalam hatinya bermotivasi sungguh-sungguh murni untuk menyejahterakan rakyatnya, apakah
KKN akan muncul? Ternyata logika kita sekali lagi mengatakan, tentu tidak !
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari kita bersama-sama menguji inti permasalahan
setiap bangsa yang berpotensi membawa suatu bangsa tersebut masuk kedalam penyakit atau
krisis struktura terletak dari hati manusia. Hati dalam arti luas yaitu seluruh keberadaan manusia
atau dalam bahasa umum sering dikatakan sebagai moral dan etika manusia. Jadi, bisa dikatakan
bahwa apabila manusia itu bermoral dan beretika maka baiklah keadaaan manusia itu.
Sebaliknya bila manusia itu tidak bermoral dan beretika maka hancurlah manusia itu dan juga
berpotensi menghancurkan manusia lainnya. Jadi, boleh dikatakan bahwa semua manusia
memang harus bermoral, termasuk manusia Indonesia.
5
Karangan buku John Arthur : Paradigma
Untuk memberikan hasil yang dramatis dan permanen dalam pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya, maka setiap orang harus mengubah cara berpikir. Jika tidak ada pergeseran pola pikir,
setiap perubahan atau perbaikan hanya akan bersifat minimal atau dalam jangka pendek.
6
Pembukaan UUD 1945(Alinea ke-4)
Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung
keberhasilannya dan menghasilkan perubahan sosial budaya. Menurut Deddy T. Tikson (2005)
dikatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi,
sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang
diinginkan. Sedangkan menurut Christenson and Robinson (1989) pembangunan masyarakat
dapat didefinisikan sebagai suatu proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk
memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri, melalui
berbagai metode seperti bantuan teknis, usaha mandiri dan konflik. Sementara, yang menjadi
hakikat pembangunan nasional Indonesia ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
III. 1 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan pada pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya adalah pembentukan yang seharusnya berawal dari
pembentukan diri manusia itu sendiri yang mencakup pembentukan pola pikir,
pembentukan sikap dan tindakan serta menciptakan rasa aman dan rasa nyaman dalam
pengaplikasian kehidupan manusia itu sehari-hari. Sehingga apabila diri manusia itu
sendiri telah mengatur setiap aspek kehidupannya dengan baik, maka dengan sendirinya
akan tercipta pembentukan manusia Indonesia seutuhnya dengan sendirinya sesuai dengan
harapan dan tujuan serta cita-cita bangsa dan negara.
III.2 Saran
Setelah membaca dan menilai makalah ini saya berharap :
www.google.co.id-makalah-pembentukan-manusia-indonesia
vinaamelia0.blogspot.co.id
eprints.ums.ac.id-pkn-makalah
i