Anda di halaman 1dari 12

BAB II

BESARAN VEKTOR
2.1. Besaran Skalar Dan Vektor
Dalam fisika, besaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

Besaran skalar adalah besaran yang dinyatakan dengan nilai


dan satuannya.
Misalnya : massa, panjang, waktu, densitas, energi, suhu, dan sebagainya.
Perhitungan besaran-besaran skalar dapat dilakukan dengan
menggunakan aturan-aturan aljabar biasa.

Besaran vektor adalah besaran yang dinyatakan dengan nilai,


satuan dan arahnya.
Misalnya : percepatan, kecepatan, gaya, momentum, pergeseran .
Perhitungan besaran-besaran vektor harus menggunakan
aturan yang dikenal dengan operasi vektor.
2.2. Penggambaran Dan Penulisan (Notasi) Vektor
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang
terdiri dari titik pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak
panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor dan arah
panah menunjukkan arah vektor.

Gambar (2.1) adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik
ujungnya Q serta sesuai arah panah dan nilai vektornya sebesar
panjang PQ.

Gambar 2.1 : Gambar sebuah vektor PQ

Titik P : Titik Pangkal (titik tangkap)


Titik Q : Ujung
Panjang PQ : Nilai (besar) vektor tersebut
= |PQ|

Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau
huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang
diberi tanda panah di atasnya atau huruf miring.

1
Contoh :
Vektor A
  (Berhuruf tebal)
Vektor A  (Huruf dengan tanda panah di
atasnya)
Vektor A  (Huruf miring)

Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan huruf


biasa atau dengan memberi
 tanda mutlak dari vektor tersebut.
Contoh : Nilai vektor A ditulis dengan A atau |A|.

Contoh soal :
Diketahui koordinat titik A adalah (2, -3, 4). Tuliskan dalam bentuk
vektor dan berapa besar vektornya ?
Jawab :
Vektor A = 2i – 3j + 4k
Maka nilai (besar) vektor A adalah :
A  A  2 2  (3) 2  4 2  29 satuan

Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor.


1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai besar
dan arah sama.
2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi
berlainan arah.
b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi
arah sama.
c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan
arah yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 : Gambar beberapa buah vektor


Besar (nilai) vektor A, B, C, dan D sama besarnya. Nilai vektor E
lebih kecil dari empat vektor lainnya. Dari gambar di atas dapat
disimpulkan bahwa:
 A=C karena nilai dan arah kedua vektor sama
 A = -B karena nilainya sama tetapi arahnya berlawanan.
2
 A≠D karena nilainya sama tetapi arahnya berbeda.
 D≠E karena nilai dan arahnya berbeda

2.3. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor


Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari
sebuah vektor baru yang dapat menggantikan vektor-vektor yang
dijumlahkan atau dikurangkan.

Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada beberapa metode,


yaitu:
1. Metode jajaran genjang
2. Metode segitiga
3. Metode poligon (segi banyak)
4. Metode uraian

2.3.1 Metode Jajaran Genjang


Cara menggambarkan vektor resultan dengan metode jajaran
genjang adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3 : Resultan vektor A + B, dengan metode jajaran genjang


Langkah-langkah :
1. Lukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik
pangkal berimpit.
2. Lukis sebuah jajaran genjang dengan kedua vektor
tersebut sebagai sisi-sisinya.
3. Resultannya adalah sebuah vektor yang merupakan
diagonal dari jajaran genjang tersebut dengan titik
pangkal sama dengan titik pangkal kedua vektor tersebut.

Besar vektor R adalah :
R R  A 2  B 2  2 AB cos 
θ adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B .
Catatan :
1. Jika vektor A dan B searah, berarti θ = 0° dan cos 0° =
0, maka : R = A + B
2. Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti θ = 180°
dan cos 180° = -1, maka : R = A - B
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti θ = 90°
dan cos 90° = 0, maka : R = 0

3
Untuk operasi pengurangan vektor R = A – B, maka
caranya sama saja, hanya vektor B digambarkan berlawanan arah
dengan vektor B yang sekarang.

Contoh Soal :
Tiga buah vektor dalam koordinat kartesius :
A = 3i + j, B = - 2i, C = i + 2j
Tentukan jumlah dari ketiga vektor dan ke mana arahnya?
Jawab :
R=A+B+C
= (3i+j)+(-2i)+(i+2j)
= 2i + 3j
Besar vektor R adalah :

R  R  2 2  (3) 2  13 satuan
Arah vektor R adalah :
| j| 3
tg θ    1,5
|i| 2
Jadi : θ = arc tg(1,5) = 56,3o

2.3.2 Metode Segitiga


Bila ada dua buah vektor A dan B akan dijumlahkan dengan
cara segitiga maka tahap-tahap yang harus dilakukan adalah :

Gambar 2.4 : Resultan vektor A + B, dengan metode


segitiga
Langkah-langkah :
1. Gambarkan vektor A.
2. Gambarkan vektor B dengan cara meletakkan pangkal
vektor B pada ujung vektor A.
3. Tariklah garis dari pangkal vektor A ke ujung vektor B.
4. Vektor resultan merupakan vektor yang memiliki pangkal
di vektor A dan mempunyai ujung di vektor B.

Jika yang ditanyakan R = A – B, maka digunakan caranya sama,


hanya vektor B digambarkan berlawanan arah dengan vektor B
yang sekarang.
4
2.3.3 Metode poligon
Pada metode ini, tahapannya sama dengan metode segitiga,
hanya saja metode ini digunakan untuk menjumlahkan lebih dari dua
vektor.

Contoh :
Jumlahkan ketiga buah vektor A, B, dan C dengan metoda Poligon

Jawab:
Resultan vektor R adalah R= A + B + C

Gambar 2.5 : Penjumlahan vektor dengan metode poligon

2.3.4 Metode Uraian


Setiap vektor yang akan dijumlahkan atau dikurangkan harus
diuraikan menjadi komponen terhadap sumbu x dan komponen
terhadap sumbu y.

Gambar 2.5 : Komponen – komponen sebuah vektor

Komponen vektor A terhadap sumbu X adalah :


Ax = A cos θ
Komponen vektor A terhadap sumbu Y adalah :
Ay = A sin θ

Vektor Komponen X Komponen Y


A Ax Ay
B Bx By
C Cx Cy
R=A+B+C Rx = Ax + Bx + Cx Ry = Ay + By + Cy

5
Besar vektor R :
R  Rx 2  Ry 2

Arah vektor R terhadap sumbu X positif :


Ry
tg  
Rx
Catatan :
Jika vektor A dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i dan j
maka, secara matematis vektor A dapat ditulis dengan
A = i Ax + j Ay
Yang merupakan penjumlahan kedua komponen-komponennya,

A = Ax + Ay

Nilai vektor A adalah :


A  Ax2  Ay 2

Contoh soal :
Lima buah vektor digambarkan sebagai berikut :

Besar dan arah masing-masing vektor pada gambar diatas adalah :

Vektor Besar (m) Arah(0)


A 19 0
B 15 45
C 16 135
D 11 207
E 22 270

Hitung : Besar dan arah vektor resultan.

6
Jawab :
Ax = A cos θ Ay = A sin θ
= 19 cos 0 = 19 sin 0
= 19 . 1 = 19 . 0
= 19 m = 0m

Bx = B cos θ By = B sin θ
= 15 cos 45 = 15 sin 45
= 15 . 0,707 = 15 . 0,707
= 10,6 m = 10,6 m

Cx = C cos θ Cy = C sin θ
= 16 cos 135 = 16 sin 135
= 16 . (- 0,707) = 16 . 0,707
= -11,3 m = 11,3 m

Dx = D cos θ Dy = D sin θ
= 11 cos 207 = 11 sin 207
= 11 . (- 0,891) = 11 . (-0,454)
= -9,8 m = -5 m

Ex = E cos θ Ey = E sin θ
= 22 cos 270 = 22 sin 270
= 22 . 0 = 22 . (-1)
=0m = -22 m

Bila hasil perhitungan di atas dimasukkan dalam tabel, maka :


Vektor Besar Arah Komponen X Komponen Y
(m) (0 ) (m) (m)
A 19 0 19 0
B 15 45 10,6 10,6
C 16 135 -11.3 11,3
D 11 207 -9,8 -5
E 22 270 0 -22
Rx = 8.5 Ry = -5.1

Besar vektor R :
R  Rx 2  Ry 2
 (8,5) 2  (5,1) 2
 94,01
 9,67 m
7
Arah vektor R terhadap sumbu x positif :
Ry  5,1
tg     0,6
Rx 8,5
Jadi : θ = 329.03o
(terhadap sumbu x dan berlawanan arah jarum jam )

2.4 Perkalian Vektor


Untuk operasi perkalian dua buah vektor, ada dua macam
operasi yaitu :
1. Perkalian skalar dengan vektor
2. Perkalian vektor dengan vektor.
a. Perkalian titik (dot product)
b. Perkalian silang (cross product)

2.4.1 Perkalian skalar dengan vektor


Sebuah besaran skalar dengan nilai sebesar k, dapat dikalikan
dengan sebuah vektor A yang hasilnya sebuah vektor baru C yang
nilainya sama dengan nilai k dikali nilai A. Jika nilai k positif, maka
arah C searah dengan A dan jika nilai k bertanda negatif, maka arah
C berlawanan dengan arah A. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
C=kA

2.4.2 Perkalian vektor dengan vektor


Ada dua jenis perkalian antara vektor dengan vektor,yaitu :
 Perkalian titik (dot product) yang menghasilkan besaran skalar.
 Perkalian silang (cross product) yang menghasilkan besaran
vektor.
2.4.2.1 Perkalian titik (dot Product)
Perkalian titik (dot product) antara dua buah vektor A dan B
menghasilkan C, didefinisikan secara matematis sebagai berikut:

A•B=C

A dan B adalah vektor


C adalah besaran skalar

Besar C didefinisikan sebagai :

C = A . B cos θ

8
A = |A| = besar vektor A
B = |B| = besar vektor B
θ = sudut antara vektor A dan B

Sifat- sifat perkalian titik :


1. bersifat komutatif :
A•B=B•A
2. bersifat distributif :
A • (B + C) = A • B + A • C
3. jika A dan B saling tegak lurus maka :
A•B=0
4. jika A dan B searah :
A • B = A.B
5. jika A dan B berlawanan arah maka :
A • B = - A.B

Contoh:
Usaha (W) yang dilakukan oleh gaya F untuk memindahkan benda
sejauh s didefinisikan sebagai W = F • s. Jika besar gaya F = 5 N,
perpindahan s = 40 m dan gaya F membentuk sudut 60°, maka
hitung besar usaha W.
Jawab:
W=F•s
= F s cos θ
= (5 N) . (40 m) cos 60°
= (5 N) . (40 m) . 0,5
= 100 N m
= 100 Joule

2.4.2.2. Perkalian silang (cross product)


Perkalian silang (cross product) antara dua buah vektor A dan
B akan menghasilkan C, didefinisikan sebagai berikut:
AxB=C

Gambar 2.6 : Perkalian vektor

A, B, dan C vektor
Nilai vektor C didefinisikan sebagai :

C = A . B sin θ
9
A = |A| = besar vektor A
B = |B| = besar vektor B
θ = sudut antara vektor A dan B

Arah vektor C dapat diperoleh dengan cara membuat putaran dari


vektor A ke B melalui sudut θ dan arah C sama dengan gerak arah
sekrup atau aturan tangan kanan.

Sifat-sifat perkalian silang atau Cross Product :


1. bersifat anti komutatif :
AxB=-Bx A
2. jika A dan B saling tegak lurus maka:
A x B = A.B
3. jika A dan B searah atau berlawanan arah maka :
AxB=0

2.5 Vektor Satuan


Vektor satuan adalah sebuah vektor yang didefinisikan
sebagai satu satuan vektor.
Jika digunakan sistem koordinat Kartesian (koordinat tegak)
tiga dimensi, yaitu sumbu x, sumbu y dan sumbu z, maka:
 Vektor satuan pada sumbu x adalah i
 vektor satuan pada sumbu y adalah j
 vektor satuan pada sumbu z adalah k
Nilai dari satuan vektor-vektor tersebut besarnya adalah 1 satuan.

Gambar 2.7 : vektor satuan

Sifat-sifat perkalian titik vektor satuan :


i.i =j.j =k.k=1
i.j =j.k =i.k =0

10
Sifat-sifat perkalian silang vektor satuan :
ixi=jxj=kxk=0
ixj = k jxi = -k
kxi = j ixk = -j
jxk = i kxj = -i

Penulisan suatu vektor A dalam koordinat kartesian berdasarkan


komponen-komponen nya adalah :

A = Ax i + Ay j + Az k

Dimana Ax, Ay dan Az adalah komponen A arah sumbu X, Y dan Z.

Contoh perkalian titik dan perkalian silang dua buah vektor A dan B .
1. Pekalian titik.
A.B = (Ax i + Ay j + Az k) . ( Ax i + Ay j + Az k )
= AxBx i.i + AxBy i.j + AxBz i.k + AyBx j.i +
AyBy j.j + AyBz j.k + AzBx k.i + AzBy k.j +
AzBz k.k
= AxBx + AyBy + AzBz

2. Perkalian silang.
A x B = (Ax i + Ay j + Az k) x ( Ax i + Ay j + Az k )
= AxBx ixi + AxBy ixj + AxBz ixk + AyBx jxi +
AyBy jxj + AyBz jxk + AzBx kxi + AzBy kxj +
AzBz kxk
= AxBy k - AxBz j - AyBx k + AyBz i + AzBx j –
AzBy k
= (AyBz – AzBy) i – (AxBz – AzBx ) j +
(AxBy – AyBx) k

Salah satu cara untuk menyelesaikan perkalian silang adalah dengan


metode determinan :

11
untuk mencari determinan matriksnya dengan mengunakan metode
Sarrus :

= i AyBz + j AzBx + k AxBy – k AyBx – i AzBy – j AxBz


= (AyBz – AzBy) i – (AxBz – AzBx ) j + (AxBy – AyBx) k

Cara lain yang mirip dengan metode diatas adalah dengan cara
mereduksi determinan matriks 3x3 menjadi determinan matriks 2x2
sehingga lebih mudah menghitungnya :

i j k
Ay Az Ax Az Ax Ay
A  B  Ax Ay Az  i j k
By Bz Bx Bz Bx By
Bx By Bz

= (AyBz – AzBy) i – (AxBz – AzBx ) j + (AxBy – AyBx) k

Contoh Soal :
Tentukanlah hasil perkalian titik dan perkalian silang dari dua buah
vektor berikut ini :
A = 2i – 2j + 4k
B = i – 3j + 2k
Jawab :
Perkalian titik :
A. B = 2.1 +(-2)(-3) + 4.2
= 16

Perkalian silang :
i jk
AxB  2 2 4
1 3 2

= {(-2).2 – (-3).4} i – { 4.1 - 2.2} j +


{2.(-3) – 1.(-2)} k
= (-4 + 12) i – (4 - 4) j + (-6 + 2) k
=8i–0j–4k
= 8 i – 4k

12

Anda mungkin juga menyukai