1 Udang Pink
Udang pink memiliki kulit yang tebal dan kasar, berwana merah muda agak
kekuningan. Udang ini memiliki nama dagang Pink Shrimp, ada yang berwarna
kuning kehijuan disebut yellow White Shrimp (Syafrudin, 2016). Udang pink
termasuk ke dalam : filum Arthropoda, kelas Malacostraca, subkelas
Eumalacostraca, ordo Decapoda, dan genus Metapenaeus.
Sumber : (https://www.sealifebase.ca)
Maharani et al., (2009) mengatakan bahwa udang merupakan salah satu bahan
makanan sumber protein hewani, (kandungan protein sekitar 21%) bermutu tinggi
yang sangat digemari oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri, karena
memiliki rasa yang sangat gurih dan kadar kolesterolnya yang lebih rendah dari pada
hewan mamalia.
Tabel. 1 Rata – Rata analisis profil gizi dari 100g daging udang yang dikonsumsi
Komponen Nilai
Proksimat
Protein (g) 19.4 + 0.56
Lemak (g) 1.15 + 0.19
Air (g) 76.3 + 0.57
Energi (kcal) 89.0 + 1.12
Asama Amino Esensial (mg)
Isoleucine 930.7 + 8.10
Leucine 1463.9 + 22.30
Lysine 1480.1 + 22.57
Methionine + cysteine 668.1 + 16.57
Phenylalanine + tryrosine 1389.2 + 19.27
Threonine 756.0 + 8.89
Tryptophan 223.3 + 2.90
Valine 935.7 + 5.89
Komposisi Lemak
£SFA (mg) 257.5 + 8.10
£MUFA (mg) 163.5 + 7.90
£PUFA (mg) 321.0 + 5.23
Eicosapentacnoic (mg) 112.0 + 3.02
Docosahexaenoic (mg) 75.5 + 1.43
£n – 3 PUFA (mg) 204.5 + 2.23
£n – 6 PUFA (mg) 106.0 + 2.31
N – 6 / n – 3 PUFA 0.5 + 0.01
PUFA / SFA 1.3 + 0.05
Cholesterol (mg) 1.73 + 6.93
Makro Mineral (mg)
Calcium 107.3 + 1.96
Magbesium 58.5 + 1.38
Phosphorus 303.4 + 3.22
Potassium 259.6 + 3.25
Sodium 176.1 + 3.04
Mikro Mineral (µg)
Cropper 918 + 4.62
Iron 2196 + 16.61
Manganese 50.5 + 1.64
Selenium 44 + 1.06
Zinc 1403.5 + 5.43
Sumber : (Dayal et al., 2007)
Rumput laut merupakan jenis alga yang dapat hidup di perairan laut dan salah
satu tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti
akar, batang, dan daun. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan rumput laut
penghasil karaginan yang berupa senyawa polisakarida. Eucheuma cottonii lebih
dikenal dengan nama Cottonii. Spesies ini menghasilkan karaginan tipe kappa.
Menurut Atmaja et al., (1995) rumput laut jenis ini umumnya lebih dikenal
dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional, sebagai
komoditas ekspor dan bahan baku industri penghasil karagenan. Karaginan pada
rumput laut mengandung serat yang sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan
merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air. Sifat
pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang
baik, karena termasuk ke dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin
starch (Anggadiredja, 2011).
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Gambar 3. Eucheuma
Sumber : (Wikipedia)
Kandungan rumput laut pada umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin,
aluminum, mangan, calsium, dll ), protein, tepung, gula dan vitamin A, B, C, D.
Chaidir (2007) mengatakan bahwa air merupakan komponen yang dominan pada
Euchema cotonii segar yaitu 93,1%, diikuti oleh kandungan karbohidrat 75,36% bk.
Rumput laut Eucheuma cottonii memiliki kandungan serat yang tinggi dan biasanya
tergantung pada lingkungan perairan yang mempengaruhi kandungan tersebut.
Komposisi kimia Euchema cotonii disajikan pada Tabel 2 dan disajikan pula
komposisi kimia Euchema cotonii menurut Astawan et al., (2004).
Menurut Syamsir (2008) Nugget merupakan produk olahan dari daging giling,
diberi penambahan bumbu, dicetak kemudian dilumuri dengan tepung roti pada
bagian permukaannya dan digoreng. Nugget dibuat dari daging giling yang berarti
bumbu, dicampur bahan pengikat, kemudian dicetak membentuk tertentum dikukus,
dipotong, dan diselimuti perekat tepung (better) dan dilumuri tepung roti (breading).
Selanjutnya digoreng setengah matang dan dibekukan untuk mempertahankan
mutunya. Karakteristik produk nugget yang dihasilkan ditentukan oleh bahan dasar
dan bahan pengisi yang digunakan (Priwindo. 2009).
Nugget udang merupakan produk olahan dari daging udang yang digiling dan
diberi bumbu serta dicampur bahan pengikat lalu dicetak , dicelupkan ke dalam batter
dan breading kemudian digoreng atau disimpan terlebih dahulu dalam ruang
pembeku atau freezer sebelum digoreng.
Bahan yang digunakan dalam nugget udang yaitu meliputi bahan dasar yaitu
udang pink, bahan (pengikat) yaitu bubur rumput laut eucheuma cottoni, tepung
tapioka, bahan pembantu (bumbu) untuk meningkatkan rasa serta aroma dan juga
bahan pemaniran.
2.4 Bahan Pengikat
2.5 Parameter Kimia Nugget Udang Pink dengan Penambahan Rumput Laut
Eucheuma cottonii
a. Protein
b. Lemak
c. Air
Air merupakan kandungan penting banyak makanan. Air dapat berupa
komponen intrasel/ ekstrasel dalam sayuran dan hewani. Adanya air mempengaruhi
kemerosotan mutu makanan secara kimia dan mikrobiologi (deMan, 1989).
Menurut Sundari et al. (2015), setiap bahan makanan mengandung air yang
berbeda, baik bahan makanan nabati maupun hewani. Kadar air berpengaruh secara
langsung dalam stabilitas dan kualitas bahan pangan.
d. Karbohidrat
e. Abu
Abu merupakan zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organic.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Penentuan abu total bertujuan untuk mengetahui jenis bahan yang
digunakan dan dapat digunakan sebagai parameter nilai gizi bahan makanan
(Sudarmadji et al., 2010).
Serat kasar merupakan serat tumbuhan yang tidak larut dalam air
(Hermayantiet al., 2006). Serat kasar merupakan bagian dari pangan yang tidak dapat
dihidrolisis oleh bahan–bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat
kasar yaitu asam sulfat dan natrium hidroksida.
b. Aroma
c. Rasa
Rasa merupakan salah satu atribut dalam organoleptik pangan yang penting
dalam penerimaan panelis terhadap produk pangan. Jika atribut rasa pada produk
pangan tidak disukai atau disukai, maka akan mempengaruhi penilaian atribut
organoleptik lainnya (Fajriati et al., 2016).
d. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu indikator mutu produk yang berperan dalam
penerimaan suatu produk pangan. Keadaan tekstur sangat mempengaruhi kesan pada
suatu makanan. Terkadang, tekstur dapat menjadi lebih penting daripada aroma, rasa,
dan kenampakan (Setiawan et al., 2013). Menurut Tarwendah (2017), tekstur
merupakan salah satu parameter yang dapat dirasakan oleh indera peraba dan perasa.
Tekstur