UU PDRD pada 2009 mengubah kembali istilah PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan PKAA (Pajak Kendaraan di Atas Air) menjadi hanya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Meskipun berubah kembali menjadi PKB, Undang- Undang PDRD menegaskan jika kendaraan di atas air termasuk bagian dari kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini menjadi dasar hukum yang kuat jika PKB tidak hanya menyasar kendaraan yang beroperasi di darat tetapi juga di atas air. Namun, pengenaan PKB pada dasarnya tidak mutlak ada pada setiap provinsi yang ada di Indonesia. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor didasarkan pada nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) dan bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat, alat-alat besar, dan kendaraan di air, dasar pengenaan pajak (DPP) PKB hanya NJKB. Perhitungan DPP PKB ini dinyatakan dalam suatu tabel yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan Menteri Keuangan. Tarif PKB tersegmentasi menjadi dua, untuk kepemilikan pertama dikenakan tarif terendah 1% dan paling tinggi 2% sedangkan untuk kepemilikan kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan progresif terendah 2% dan paling tinggi 10%. Sedangkan untuk kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor berfungsi untuk mengerek target penerimaan pemerintah daerah melalui pajak kendaraan. Sebab, cara ini dianggap efektif mendorong wajib pajak melunasi kewajiban perpajakan mereka. emutihan pajak kendaraan bermotor merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh negara guna mendorong wajib pajak yang telah lama tidak membayarkan kewajibannya membayar pajak kendaraan dengan tidak/menghapus beban denda keterlambatan pembayaran selama periode tertentu. Pemutihan pajak kendaraan bermotor merupakan upaya Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendapatkan atau menerima Pemasukan Asli Daerah (PAD). Pemutihan pajak kendaraan bermotor ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemilik kendaraan bermotor yang menunggak pembayaran pajaknya pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya Pembagian hasil penerimaan PKB ditetapkan dalam peraturan daerah provinsi, dengan perimbangan 70% menjadi bagian provinsi dan 30% diserahkan kepada kabupaten/kota. Pembagian hasil penerimaan ini dilakukan setelah dikurangi dengan biaya pemungutan sebesar 5%. Pembagian hasil penerimaan PKB juga harus memerhatikan aspek pemerataan dan potensi antardaerah. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan perbedaan potensi antardaerah, sehingga untuk pemerataan dan keadilan besarnya bagian tiap kabupaten/kota didasarkan pada kesepakatan. Berdasarkan kesepakatan tersebut gubernur menetapkan bagian untuk masing-masing kabupaten/kota. Namun, paling sedikit 10% dari hasil penerimaan PKB, termasuk yang dibagikan ke kabupaten/kota, harus dialokasikan untuk pembangunan jalan, peningkatan modal dan sarana transportasi umum. Hal ini dikenal sebagai earmarking yaitu suatu kewajiban pemerintah provinsi untuk mengalokasikan sebagian hasil penerimaan pajak daerah untuk mendanai pembangunan sarana dan prasarana yang secara langsung dapat dinikmati pembayar pajak dan seluruh masyarakat. Menurut saya, di Kota Malang ini pembangunan khususnya jalan atau perbaikan jalan hanya berfokus kepada jalan-jalan utama saja. Sedangkan banyak sekali jalan besar yang jarang diperbaiki oleh pemerintah setempat. Seperti sebagai contoh di tempat menuju Pabrik Gula Krebet di Kecamatan Bululawang Kota Malang. Di Kota Malang pada saat pemutihan masyarakat selalu berbondong-bondong untuk menyetorkan pajaknya melalui samsat, samsat drive- thru, atau samsat keliling. Kesadaran masyarakat di Kota Malang untuk memabayarkan pajak kendaraan bermotor cukup rendah menurut saya dikarenakan kurang berkenan untuk membayarkan biaya administrasi yang ada. Sehingga beberapa masyarakat yang pernah saya ajak diskusi tentang pembayaran pajak kendaraan bermotor memang sengaja untuk menunda pembayaran pajak kendaraan bermotor dan menunggu Pemerintah Kota Malang melakukan kegiatan pemutihan pajak kendaraan bermotor.