Anda di halaman 1dari 3

Umar Akbar

175030407111023
Kebijakan Pajak

Kebijakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor


UU PDRD pada 2009 mengubah kembali istilah PKB (Pajak Kendaraan
Bermotor) dan PKAA (Pajak Kendaraan di Atas Air) menjadi hanya Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB). Meskipun berubah kembali menjadi PKB, Undang-
Undang PDRD menegaskan jika kendaraan di atas air termasuk bagian dari
kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini menjadi dasar hukum yang
kuat jika PKB tidak hanya menyasar kendaraan yang beroperasi di darat tetapi
juga di atas air. Namun, pengenaan PKB pada dasarnya tidak mutlak ada pada
setiap provinsi yang ada di Indonesia. Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor
didasarkan pada nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) dan bobot yang
mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran
lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor. Khusus untuk kendaraan
bermotor yang digunakan di luar jalan umum, termasuk alat-alat berat, alat-alat
besar, dan kendaraan di air, dasar pengenaan pajak (DPP) PKB hanya NJKB.
Perhitungan DPP PKB ini dinyatakan dalam suatu tabel yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan Menteri
Keuangan. Tarif PKB tersegmentasi menjadi dua, untuk kepemilikan pertama
dikenakan tarif terendah 1% dan paling tinggi 2% sedangkan untuk kepemilikan
kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan progresif terendah 2% dan paling
tinggi 10%.
Sedangkan untuk kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor
berfungsi untuk mengerek target penerimaan pemerintah daerah melalui pajak
kendaraan. Sebab, cara ini dianggap efektif mendorong wajib pajak melunasi
kewajiban perpajakan mereka. emutihan pajak kendaraan bermotor merupakan
suatu tindakan yang dilakukan oleh negara guna mendorong wajib pajak yang
telah lama tidak membayarkan kewajibannya membayar pajak kendaraan dengan
tidak/menghapus beban denda keterlambatan pembayaran selama periode tertentu.
Pemutihan pajak kendaraan bermotor merupakan upaya Pemerintah Daerah
(Pemda) untuk mendapatkan atau menerima Pemasukan Asli Daerah (PAD).
Pemutihan pajak kendaraan bermotor ini juga bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran para pemilik kendaraan bermotor yang menunggak pembayaran
pajaknya pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya
Pembagian hasil penerimaan PKB ditetapkan dalam peraturan daerah
provinsi, dengan perimbangan 70% menjadi bagian provinsi dan 30% diserahkan
kepada kabupaten/kota. Pembagian hasil penerimaan ini dilakukan setelah
dikurangi dengan biaya pemungutan sebesar 5%. Pembagian hasil penerimaan
PKB juga harus memerhatikan aspek pemerataan dan potensi antardaerah. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan perbedaan potensi antardaerah, sehingga untuk
pemerataan dan keadilan besarnya bagian tiap kabupaten/kota didasarkan pada
kesepakatan. Berdasarkan kesepakatan tersebut gubernur menetapkan bagian
untuk masing-masing kabupaten/kota. Namun, paling sedikit 10% dari hasil
penerimaan PKB, termasuk yang dibagikan ke kabupaten/kota, harus dialokasikan
untuk pembangunan jalan, peningkatan modal dan sarana transportasi umum. Hal
ini dikenal sebagai earmarking yaitu suatu kewajiban pemerintah provinsi untuk
mengalokasikan sebagian hasil penerimaan pajak daerah untuk mendanai
pembangunan sarana dan prasarana yang secara langsung dapat dinikmati
pembayar pajak dan seluruh masyarakat.
Menurut saya, di Kota Malang ini pembangunan khususnya jalan atau
perbaikan jalan hanya berfokus kepada jalan-jalan utama saja. Sedangkan banyak
sekali jalan besar yang jarang diperbaiki oleh pemerintah setempat. Seperti
sebagai contoh di tempat menuju Pabrik Gula Krebet di Kecamatan Bululawang
Kota Malang. Di Kota Malang pada saat pemutihan masyarakat selalu
berbondong-bondong untuk menyetorkan pajaknya melalui samsat, samsat drive-
thru, atau samsat keliling. Kesadaran masyarakat di Kota Malang untuk
memabayarkan pajak kendaraan bermotor cukup rendah menurut saya
dikarenakan kurang berkenan untuk membayarkan biaya administrasi yang ada.
Sehingga beberapa masyarakat yang pernah saya ajak diskusi tentang pembayaran
pajak kendaraan bermotor memang sengaja untuk menunda pembayaran pajak
kendaraan bermotor dan menunggu Pemerintah Kota Malang melakukan kegiatan
pemutihan pajak kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai