Dosen Pengampu :
Majang Palupi, BBA., MBA., CPHCM.
MAGISTER MANAJEMEN
YOGYAKARTA
2020
RINGKASAN
Zappos.com adalah toko sepatu dan pakaian online yang didirikan pada tahun
1999 oleh seorang pengusaha muda bersuara lembut bernama Nick Swinmurn. Situs
web tersebut awalnya bernama Shoesite dengan ide menjual alas kaki secara online,
namun kemudian diubah namanya menjadi "Zappos". Zappos tidak dapat memperoleh
pendanaan lagi setelah tahun pertama. Kekurangan uang dan putus asa untuk bertahan
hidup, Hsieh mengirim email kepada karyawan Zappos dengan rencana 9 bulan dan
keputusan untuk memberhentikan beberapa staf. Beberapa karyawan secara sukarela
pergi, sementara yang lain menawarkan untuk mengambil potongan gaji.
Seiring waktu, Zappos mulai menyimpan inventaris. Meskipun penjualan terus
meningkat: $ 70 juta pada tahun 2003, $ 184 juta pada tahun 2004 menjadi $ 370 juta
pada tahun 2005, perusahaan tetap tidak menguntungkan. 5 Berjuang untuk
mengimbangi pengeluaran dan berharap untuk mempekerjakan tenaga kerja yang lebih
murah, perusahaan pindah dari San Francisco ke Las Vegas pada tahun 2004. Bahkan
selama masa-masa sulit, Hsieh memastikan layanan pelanggan tidak terpengaruh.
Tujuannya adalah menjadi perusahaan e-commerce nomor satu, bahkan lebih besar dari
Amazon.
Hsieh selalu menekankan pada membangun budaya perusahaan. Dia percaya
budaya dan merek terkait erat. Menjadi kompeten secara teknis, dalam pandangannya,
diperlukan tetapi tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan di Zappos; kecocokan
budaya juga merupakan faktor yang sangat penting. Setiap karyawan baru, terlepas dari
perannya, diminta untuk menerima panggilan pelanggan selama beberapa minggu
pertama setelah pelatihan untuk menyerap kepercayaan pada layanan pelanggan.
Perjalanan Zappos dari bisnis online yang kecil lalu menggurita menjadi bisnis
yang bernilai milyaran dollar AS tentu memiliki beberapa faktor. Faktor kesuksesan
Zappos dan perbedaan yang dibuatnya, penting bagi kita mengetahui permasalah yang
dihadapi Zappos saat pertama berdiri dan apa masalah yang harus dijalani selama bisnis
tersebut berjalan hingga akhirnya menemukan formula terbaiknya.
Permasalahan :
1. Apakah organisasi yang mengatur diri sendiri adalah ide yang bagus? Mengapa atau
mengapa tidak?
Jawaban :
Organisasi yang mengatur diri sendiri menurut kami bukan ide yang bagus. Hal
ini dikarenakan tidak ada yang mengatur karyawan tersebut. Manajer atau atasan sangat
penting berperan untuk mengetahui dan mengevaluasi tugas dan kerjaan karyawannya.
Tidak semua karyawan bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar, sehingga
dibutuhkan manajer. Bagi Sebagian orang, bekerja tanpa manajer merupakan hal yang
sulit. Hal ini dikarenakan karyawan tanpa manajer itu kita menuntut kreatifitas,
akuntabilitas, dan inovasi terhadap pekerjaan yang harus dilakukan. Karyawan tanpa
manajer juga akan meningkatkan tanggung jawab dari karyawan tersebut. Akibatnya
apabila karyawan tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik dan benar, maka
karyawan tersebut kebingungan untuk mencari tempat konsultasi terhadap pekerjaan
tersebut. Karyawan juga umumnya cenderung untuk meningkatkan prediktabilitas dan
meminimalisir keterkejutan atau kejadian di luar dugaan. Sehingga dengan adanya
manajer di dalam perusahaan tersebut, maka manajer dengan karyawan bisa bersama-
sama untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri
bahwa organisasi dengan semua karyawan yang mempunyai tanggung jawab,
kreatifitas tinggi dapat meningkatkan organisasi tersebut apabila menerapkan system
mengatur diri sendiri. Hal ini dikarenakan dengan adanya system ini maka akan
mengembangkan setiap karyawan untuk bekerja secara maksimal, dan menunjukkan
kapabilitas yang secara maksimal tanpa batasan dari atasan secara langsung. Akan
tetapi untuk menerapkan model ini organisasi harus membutuhkan waktu yang lama
dan pelatihan terus menerus untuk mengganti perpindahan dari tradisional ke system
yang individu.
2. Mungkinkah Zappos melakukan sesuatu untuk membuat file transisi ke sistem baru
lebih lancar? Jika ya, apa?
Jawaban :
Zappos perlu melakukan sesuatu untuk membuat transisi ke system baru lebih
lancar yaitu dengan adanya pelatihan bagi orang-orang yang ingin bekerja di Zappos.
Tidak semua orang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan. Kebanyakan orang akan memilih budaya yang lama karena sudah
terbiasa dengan budaya itu. Dalam hal ini Zappos perlu mengadakan pelatihan
karyawan yang mempunyai kemampuan yang lebih dan masuk ke dalam perusahaan
ini. Pelatihan ini dilakukan untuk membuat orang-orang yang mempunyai talenta atau
kemampuan bisa beradaptasi dengan budaya mandiri ini. Hal ini dilakukan karena
orang-orang yang mempunyai talenta atau kemampuan akan dapat mengembangkan
perusahaan itu kalua sudah biasa dengan budaya mandiri ini. Budaya mandiri ini akan
dapat mengembangkan setiap karyawan yang memiliki talentan tersebut agar dapat
bekerja secara maksimal, dan menunjukkan kapabilitasnya.
Teori terkait
I. Job analisis
Pembahasan
Zappos.com adalah sebuah toko sepatu dan pakaian online yang dimana
mempunyai tujuan untuk menjadi perusahaan e-commerce nomor satu. Zappos.com
mempekerjakan Tenaha kerja yang lebih murah dan mengimbangi pengeluaran di masa
sulit tapi tidak mempengaruhi layanan pelanggan. Zappos mengganti sistem lama
menjadi sistem yang baru. Sistem baru yang dilakukan zappos ini adalah menerapkan
jenis manajemen mandiri yang baru. Sehingga di dalam zappos tidak ada manajer.
Setiap orang di dalam zappos itu setara tingkatannya. Setiap orang di Zappos diminta
untuk berbicara, sehingga semua orang bisa mengungkapan pendapat dan ide. Hsieh
selalu menekankan terhadap membangun budaya perusahaan. Hsieh selalu menekankan
pada membangun budaya perusahaan. Dia percaya budaya dan merek terkait erat.
Perjalanan Zappos dari bisnis online kecil lalu menjadi bisnis yang besar itu memiliki
beberapa faktor. Sehingga Zappos menerapkan budaya mandiri ini akan membuat
orang-orang tersebut bekerja dengan maksimal.
Metode budaya dari Zappos ini adalah holacracy. Holacracy adalah sistem
organisasi dimana otoritas dan pengambilan keputusan terdistribusi merata tanpa hirarki
manajen. Sehingga setiap pegawai adalah manajer bagi dirinya sendiri. Di dalam
zappos itu akan membentuk kemandirian namun memiliki tanggung jawab dan target.
Zappos memungkinkan pegawai untuk bertindak dan menentukan sendiri pekerjaan
yang dilakukan sehingga tidak melaporkan pekerjaan kepada atasannya. Sedangkan di
dalam metode budaya yang biasa diterapkan dari perusahaan itu adalah adanya analisis
pekerjaan dan desain pekerjaan. Pada kedua system ini adanya struktur organisasi dan
pekerjaan yang diberikan dari atasan kepada bawahan. Perbedaan sistem tradisional
perusahaan tanpa sistem ini dan yang menggunakan sistem ini adalah sebagai berikut :
a. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
b. Mendelagasikan wewenang
c. Struktur organisasi tertinggi
Karena keputusan yang diambil salah maka perusahaan Zappos pun tidak
mungkin bisa bertahan lama, maka dari itu semua saham yang beredar dibeli oleh
amazon yang dahulunya perusahaan yang di bawah Zappos karena kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
Daftar Pustaka
Scott A. Snell., & Shad S. Morris (2019). Managing Human Resources 18th Edition.