1. Apa perbedaan tes buatan guru dengan Tes Standar.
2. Jelaskan mengapa perlu dilakukukan analis butir soal. 3. Apa yang dimaksut dengan taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. 4. Bagaimanakah cara menghitung taraf kesukaran soal. Jelaskan dengan memberikan contoh. 5. Bagaimanakah menghitung daya pembeda soal . Jelaskan dengan memberikan contoh. . 6. Jelaskan tujuan menghitung analais taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. 7. Bagaimanakah menentukan kriteria soal yang baik dan yang tidak baik. Jawab 1. Tes buatan adalah suatu tes yang tidak terlalu penting dipersoalkan validitas, reliabilitas dan lazimnya disusun oleh guru tanpa bantuan para ahli dibidang tes. Tes standar adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan validitas, reliabilitas, kepraktisan dan lainnya yang dibuat oleh suatu tim (guru, ahli psikologi, ahli bidang studi) yang sebelum diteskan, diiuji dahulu validitas, reabilitas, kepraktisan dan daya bedanya. 2. Analisis butir soal perlu dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik, untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh soal, serta dengan menganalisis butir soal ini untuk merevisi soal yang tidak relevan dengan materi yang diajarkan. 3. Taraf kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dan hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. mengkaji soal- soal tes dari segi kesulitanya sehingga dapat di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah ,sedang dan sukar.Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kwalitas yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuat soal. Daya pembeda soal adalah mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes tersebut dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat atau tinngi prestasinya. untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan yang ada dlam kelompok itu. Pengertian tersebut didasarkan pada asumsin Galton bahwa suatu perangkat tes yang baik harus dapat membedakan antara siswa yang pandai, rata-rata, dan yang bodoh, karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari tiga kelompok tersebut Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koofisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peerta didik yang menguasai kompetensi dengan pesertan didik yang kurang menguasai kompetensi. 4. cara menghitung taraf kesukaran soal B P= JS P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes 5. Cara menghitung daya pembeda soal BA BA DP = − =¿ PA-PB JA JB J = Jumlah peserta tes JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: U−L DP = 1 = T 2 Keterangan: DP = indeks DP atau daya pembeda yang dicari. U = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok pandai yang mampu menjawab benar untuk tiap soal. L = jumlah siswa yang termasuk kurang yang menjawab benar untuk tiap soal. T = jumlah siswa keseluruhan. 6. Tujuan dari menghitung analisis daya pembeda soal yaitu untuk mengukur keefektifan dari setiap butir soal yang termasuk kedalam kategori skor tinggi dan skor rendah dalam keseluruhan tes. Tujuan dari menghitung analisis taraf kesukaran soal yaitu untuk menentukkan keberadaan suatu butir soal yang dikategorikan sebagai butir soal yang susah, sedang, dan mudah untuk dikerjakan. 7. Menentukan criteria soal yang baik - Untuk menentukkan criteria soal baik dapat dilihat dari soal tersebuk apakah soal itu sudah sahih (valid) dan handal (reliable) serta usabilitas yaitu dimana daya keseimbangan dari tingkat kesukaran/kesulitasn soal tersebut serta daya pembeda soalnya. Dimana keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal ini dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut hru yang membuatnya. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit/sukar. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam memecahkannya sedangkan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat dalam mencari jawaaban karena sudah diluar kemampuannya. Soal yang baik harus juga harus sesuai dengan kaidah penulisan soal, baik dari segi materi, konstruksi, bahasa budaya, dan kunci jawaban, pedoman, maupun penskorannya sesuai dengan harus digunakan atau diterapkan dalam butir soal. - Sedangkan untuk menentukan criteria soal yang tidak baik yaitu apabila tidak melalui analisis tingkat kesukaran soal serta daya pembeda soalnya. Sehingga soal yang dihasilkan tidak dapat disesuaikan antara soal-soal yang mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Begitupun antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai soal-soalnya tidak mampu dibedakan.