Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
DOSEN :
JONI, M.Pd

DISUSUN OLEH

Nurul Sa’adah ( 1786206151)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
PEKANBARU
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya,  sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “Penelitian Dalam Pembelajaran”

kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh lebih sempurna, oleh karena itu keritik
dan semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai khir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita, Amin.

pekanbaru, 22 september 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................3
A. Pengertian Penilaian....................................................................................................3
B. Kedudukan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi....................................................6
C. Prinsip – Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran...........................................................7
D. Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran...........................................................8
E. Teknik Penilaian.........................................................................................................14
F. Aspek yang Dinilai......................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.
Penilaian hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru
gara dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang
jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik
yang tidak akurat dan tidak sesuai dengan apa yanga ada di lapangan.
Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan bahwa
evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam
rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain
evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana
bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya
cenderung asal-asalan adan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam
penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan
dalam makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang
masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya
sebatas formalitas dalam melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan
yang telah ada.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penilaian dalam pembelajaran ?
2. Apakah pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi?
3. Bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi?
4. Bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran?
5. Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah penilaian dalam pembelajaran
2. Untuk mengetahui apakah pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan
evaluasi
3. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan
evaluasi
4. Untuk mengetahui bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam
embelajaran
5. Untuk mengetahui saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian
Penilaian merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga perlu diperhatikan pula tentang hal-hal yang terkait dengan penilaian
dalam pembelajaran tersebut. Sudjana menyatakan bahwa komponen-
komponen penting dalam sebuah pengajaran itu ada empat. Keempat
komponen tersebut, diantaranya: tujuan, bahan, metode, dan alat serta
penilaian. Semua komponen tersebut harus dipenuhi dalam proses belajar
mengajar, karena setiap komponen saling berkaitan dan saling berpengaruh
satu sama lain.
Penilaian sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja
siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden,
Winter, dan Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004).
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaiannya.
Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua
kegiatan yang saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran
dapat dilakukan melalui upaya perbaikan sistem penilaian.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara
menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui
kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai
kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok.
Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang guru.

3
Dengan demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakan dengan baik, karena
penilaian merupakan komponen vital (utama) dari pengembangan diri yang
sehat, baik bagi individu (siswa) maupun bagi organisasi/kelompok.
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar
yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik
untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan
beberapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi yang
digunakan secara tumpang tindih (over lap). Untuk itu berikut ini akan
disajikan beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
a. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau
tugas yang direncanakan unutk memperoleh informasi tentang trait
atau sifat atau atribut pendidikan dimana dalam setiap butir
pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang
dianggap benar. Dengan demikian maka setiap tes menuntu siswa
memberi respons atau jawaban. Respons yang diberikan siswa
dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan siswa benar,
maka kita katakana siswa tersebut telah mencapai tujuan
pembelajaran yang kita ukur melalui butir soal tersebut tetapi jika
respons  yang diberikan salah, berarti mereka belum dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur.
b. Pengukuran
pengukuran adalah uraian kwantitatif yang terbatas dari
perilaku murid, yang hasil dari pengukuran selalu berbentuk
jumlah). Penetapan angka ini merupakan suatu upaya untuk

4
menggambarkan karakteristik suatu objek. Untuk dapat
menghasilkan angka (yang merupakan hasil pengukuran) maka
diperlukan alat ukur.
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar
kesalahan pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan
alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid
dan reliable. Jika dalam melakukan engukuran kita tidan banyak
melakukan kesalahan, maka hasil pengukuran tidak dapat
menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.
Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu dari
alat ukur yag digunakan, objek yang diukur, atau orang yang
melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran tersebut dapat
bersifat acak (random)
atau dapat juga bersifat sistematis. Kesalahan acak dapat
disebabkan karena adanya perbedaan kondisi fisik dan mental yang
diukur dan yang mengukur, sedangkan kesalahan sistematis
bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur atau yang
mengukur. 
c. Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil
belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan
mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar  siswa. Berbagai jenis tagihan yang
digunakan dalam asesmen antara lain : kuis, ulangan harian, tugas
individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja
dsb.
d. Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran
maka lingkup asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas,

5
sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam
program pembelajaran tersebut. Evaluasi merupakan penilaian
keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen)
serta pelaksanaannya, engadaan dan peningkatan kemampuan
guru, manajemen endidikan dan reformasi pendidikan secara
keseluruhan. Evalusi bertujuan meningkatkan kualitas, kinerja atau
produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas maka
kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan
asesmen.

B. Kedudukan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi


Tes merupakam salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih
hasil belajar siswa. Misalnya seorang guru telah melaksanakan tes IPS maka
guru tersebut akan memperoleh data hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
tersebut. Data hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil pengukuran. Jadi
untuk melakuakn pengukluran guru perlu alat ukur. Alat ukur yang digunakan
untuk memperoleh informasi hasil belajar dapat berupa tes atau non tes. Dari
kumpulan data tersebut guru akan dapat menarik kesimpulan tentang
perkembang belajar IPS siswa. Kegiatan inilah yang disebut dengan
asesemen. Jadi untuk melakukan asesmen guru memerlukan alat ukur, hasil
pengukuran dan penyimpulan dari data-data hasil pengukuran. Jika setelah
selesai pembelajaran guru ingin melihat kembali peran setiap komponen
dalam program pembelajaran. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
setiap komponen kegiatan pembelajaran meka guru dapat menilai efektivitas
program pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut dapat ditentukan
kedudukan tes, pengukuran, asesemen, dan evaluasi

6
C. Prinsip – Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran bukanlah pekerjaan
yang mudah karena harus membutuhkan latihan serta penguasaan teoriteori
tentang penilaian yang terkait dengan hal apa yang akan dinilai. Untuk dapat
melakukan penilaian yang efektif, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip
penilaian sebagai dasar dalam melaksanakan penilaian hasil belajar siswa.
agar dalam melakukan penilaian atau evaluasi benar-benar dapat
memberi gambaran yang senenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa,
maka dalam melakukan penilaian guru perlu memperhatikan prinsi-prinsip
penilaian sebagai berikut:
a. Berorientas pada pencapaian kompetensi,
artinya penilaian yang dilkukan harus berfungsi untuk
mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi
seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum,
b. Instrumen penilaian harus valid dan reliable,
artinya penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur
apa yang seharusnya diukur. Untuk itu guru guru memerlukan
alat ukur yang data menghasilkan hasil pengukuran yang valid
dan reliable. Reliable artinya alat ukur tersebut walaupun
digunakan berluang ulang akan mendapat hasil yang sama.
c. Adil
artinya penilaian oleh guru harus adil kepad seluruh siswa
d. Obyektif,
artinya dalam penilaian hasil belajar siswa guru haurs
dapat menjaga obyektifitas proses dan hasil belajar siswa.

7
e. Berkesinambungan (kontinuitas)
artinya penilaian yang dilakukan harus terencana,
bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk
memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar
siswa.
f. Menyeluruh
Dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus
mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum yang melitputi kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Terbuka,
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak
yang berkepentingan.
h. Bermakna,
hasil penilaian harus bermakna bagi siswa, dan juga
pihak pihak yang berkepentingan.

D. Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran


Dalam dunia pendidikan khususnya disekolah, kita mengenal berbagai
macam atau jenis tes, misalnya tes seleksi, tes penempatan, pre test, post test,
test formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes unjuk kerja. Jenis-jenis tes tersebut
mempunyai tujuan dan fungsi tertentu, sebagai berikut :
a. tes seleksi dan fungsinya
Diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik kita
sering mendengar, melihat atau membaca iklan tentang lowongan
pekerjaan, enerimaan siswa/mahasiswa baru yang dipasang oleh
berbagai instansi, sekolah dan perusahaan.
Agar instansi, sekolah dan perusahaan tersebut memperoleh
pegawai, atau siswa yang mengikuti syarat dan berkualitas dari

8
sekian banyak calaon yang melamar atau mendaftar, mka instansi,
sekolah dan perusahaan tersebut baiasanya mengadakan tes
seleksi. Sesuai dengan nemanya, tes seleksi merupakan satu jenis
tes yang dimaksudkan untiuk menyeleksi atau memilih calon
peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti suatu program. Tes
seleks biasanya diadakan jika jumlah peminat yang akan mengikuti
suatu program melebihi dari ayng dibutuhkan.
Tes seleksi dapat dilaksanakan secara tertulis, wawancara dan
keduanya. Proses untuk memlih orang yang teat menduduki suatu
jabatan biasanya dilakukan dengan wawancara. Sudah tentu
instansi atau erusahaan sudah menyiapkan criteria yang harus
dipenuhi oleh calon. Dari hasil wawancara mendalam terhadap
calon, pihak pimpina instansi atau manajemen perusahaan akan
memilih calon yang dianggap paling tepat dan menguntungkan
instansi/perusahaan. Cara inilah yang sekarag dikena; dengan
istilah fit and proper test.
Untuk mengadakan tes seleksi yang biasanya dilakukan dalam
beberapa tahap misalnyatahap pertama seleksi berkas, seleksi
tertulis, seleksi wawancara, bahkan kadang-kadang ditambah
dengan tes kecakapan khusus yang disesuaikan dengan program
atau pekerjaan yang akan dikerjakan, misalnya untuk penerimaan
tenaga dosen, materi yang diajukan biasanya berupa tes bahasa
inggris dan tes potensi akademik (TPA) kedua tes tersebut
dianggap dapat menunjang keberhasilan tugas seorang dosen.
b. Tes Penempatan dan Fungsinya
Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap
siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan
pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka
semestinya setia individu siswa diberi kesempatan yang sama

9
untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya.
Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery
learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya
setiap individu siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran
yang telah diteptakan.
Yang membedakan adalah kecepatan setiap individu siswa
dalam mencaai tujuan tersebut. Apabila konsep ini diterapkan
maka setiap siswa akan diberi kesempatan untuk belajar sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan masing masing. Siswa yang
cerdas akan dapat menyelesaikan proses pembelajaran lebih ceat
dari siswa yang kurang cerdas. Dengan sistem belajar seperti ini
sebenarnya siswa akan data belajar secara maksimal dan terhindar
dari rasa bosan. Pada saat ini tes penempatan banyak dilakukan di
lembaga lembaga pendidikan non formal seperti ditempat kursus
bahasa asing dan kursus keterampilan.
Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksanakannya tes
penempatan adalah kita dapat memperoleh kelompok peserta
program dengan kemampuan yang relative homogeny sehingga
program dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
c.  pre test-post test dan fungsinya.
Dilihat dari nam tes tersebut kita sudah dapat mengetahui
bahwa pre test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan
pada awal proses pembelajaran dan post test merupakan salah satu
jenis tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.
Jika dilihat dari tujuannya, pre test bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan.
Dengan demikian apabila dilihat dari waktu pelaksanaan tenya
maka pre test diambil? Sudah barang tentu materi untuk pre test
diambil dari seluruh materi yang akan disampaikan dalam proses

10
pembelajaran. Butir soal dari pre test dikembangkan untuk
mengukur semua tujuan embelajaran yang telah ditetapkan dalam
rencana pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan roses
pembelajaran yang telah dilaksanakan maka pada akhirnya proses
pembelajaran kita data melakukan post test. Agar kita dapat
mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau
tidak maka tes yang digunakan pada saat pre test dan post test
harus mengukur tujuan yang sama. Test yang digunakan pada saat
pre test dan post test sebaikknya tidak tes yang sama tetapi tes
yang mengukur tujuan embelajaran yang sama. Tes inilah yang
disebut dengan tes parallel.
d.  tes diagnostik dan fungsinya
Karena tes diagnostic akan digunakan untuk mengetahui dan
menemukan kesulitan pemahaman konsep-konsep yang sulit
dipahami maka materi tes diagnostik dikemabangkan dari konsep
konsep yang sulit dipahami siswa. Dari hasil tes diagnostic guru
akan dapat menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa.
Selanjutnya guru harus berupapaya untuk mencari cara
menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa data
berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang telah
dirancang.
Kesulitan belajar siswa yang dialami oleh siswa dalam
mempelajaran suatu konsep akan berbeda satu sama lainnya. Jadi
walaupun tes diagnostic itu dilakukan secara klasikal tetapi terapi
dari setiap kesulitan tersebut harus tetap dilakukan secara
individual. Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses
pembelajaran. Guru merupakan actor penting dalam pembelajaran.
Sebagai salah satu komponen penentu dalam proses pembelajaran,
guru memegang kunci dalam menetukan keberhasilan siswa. Jika

11
guru pandai dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran
yang tepat. Maka siswa akan mudah mencerna materi yang
disampaikan oleh guru tersebut. Faktor diluar pembelajaran yang
dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain adanya
hambatan fisik, psikologis dan sosial.
e. Tes Formatif dan Fungsinya
Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan
kepada siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes
formatif tidak dimaksudkan untuk memberi nilai kepada siswa
tetapi hasil tes formatif akan dimanfaatkan untuk memonitor
apakah proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam
rencana pembelajaran atau belum.
f. Tes Sumatif dan Fungsinya
Jika tes formatif lebih dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran, maka tes sumatif merupakan jenis  tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran setiap
mata pelajaran akan mencakup pengembangan tiga kawasan
(ranah) pada diri siswa yaitu pengembangan kawasan  kognitif
afektif dan psikomotor walaupun penekanan pengembangan
kawasan yang berbeda. Sehingga manfaat tes sumatif adalah :
a) Bagi siswa
Seperti telah dijelaskan diatas bahawa tes sumatif
bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa setelah
mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran.
Setelah siswa mengikuti tes sumatif maka hasilnya
harus segera diberitahukan kepada siswa yang

12
bersangkutan agar mereka dapat mengetahui sejauh
mana prestasi atau tingkat kemampuannya dalam mata
pelajaran tersebut
b) Bagi guru
Hasil tes sumatif tidak dimaksudkan untuk
memperbaiki proses pembelajaran pada saat itu, tetapi
akan dapat menjadi bahan renungan bagi guru untuk
menganalisiskembali proses pembelajaran yang telah
dilakuakn sehingga dapat ditemukan apa yang menjadi
faktor penyebab dadanya siswa yang tidak mencapai
tujuan pembelajaran.
c) Bagi orang tua
Banyak orang rua karena kesibukannya bekerja, tidak
sempat mengontrol aktivitas belajar anaknya dirumah.
Padahal sesungguhnya anaknya hanya akan berada
disekolah dalam waktu 6-7 jam per hari. Waktu yang
terbanyak dari anak itu justru berada dirumah atau
diluar rumah. Jika kemudian anaknya mengalami
masalah seperti tidak naik kelas , tidak lulus, bahkan
terlibat tauran. Maka tumuan kesalahan biasanya adalah
sekolah. Supaya masalah ini tidak terjadi sebaiknnya
para orang tua selalu berusaha mengontrol aktivitas
anaknya saat berada didalam atau diluar rumah.
d) Bagi kepala sekolah
Manfaatnya bagi kepala sekolah dapat dimanfaatkan
utnuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan dalam GBPP

13
E. Teknik Penilaian

Teknik penilaian terdiri atas dua yaitu tes dan non tes
1. Tes
Jenis teknik penilaian tes terdiri dari tertulis dan lisan.
a) Tertulis
1)   Objektif
Tes objektif adalah tes yang memilki jawaban pendek.
Tes objektif terbagi atas :
 Benar –Salah (True-False) (B-S)
 Menjodohkan (matching)
 Tes isian singkat
   Isian rumpang (fll in)
   Pilhan ganda
2) Kelebihan tes objektif:
a) Mudah mengoreksi
b) Pengoreksiannya bisa dialihkan kepada orang lain.
c) Bisa mengukur kemampuan peserta didik pada materi yang
bervariac
3) Kekurangan tes objektif:
a) Membuat soal susah/sukar
b) Tes objektif hanya bisa mengukur hapalan peserta didik
c) Peserta didik bisa berspekulasi
d) Dalam menjawab sola peserta didik bisa bekerja sama
b)  EssayTes
essay adalah jenis tes tertulis yang memerlukan jawaban sampai ke
analisis peserta didik diawali dengan kata tanya.
Tes essay tergi dua, diantaranya:

14
 Essay terbuka
Pertanyaan yang tidak membatasi jawaban peserta didik.
Contoh: Menurut pendapat saudaara kenapa tugas itu
diselesaikan?
 Essay tertutup
Pertanyaan langsung membatasi jawaban peserta didik
Contoh: jelaskan tiga ciri-ciri makhluk hidup?
 Kelebihan tes essay, diantaranya:

a)      Membuatnya murah, mudah, dan cepat

b)      Bisa mengukur kemampuan analisis peserta didik lebih


dalam

c)      Peserta didik tidak bisa bekerja sama

d)     Soal essay lebih mudah guru mengetahui tingkat


pemahaman peserta didik terhadap materi

 Kelemahan tes essay, diantaranya:

a)      Soal essay lebih sukar mengoreksi

b)      Soal tidak bisa dialihkan mengoreksi kepada orang lain

c)      Materi yang diujikan bersifat komprehensif.

15
d)     Tes essay bisa berdampak subjektif guru terhadap peserta
didik.

b.      Lisan

2. Non tes

Penilaian non tes dapat dilakukan dengan menggunakan:

a.       Lembaran observasi

b.      Lembaran wawancara

c.       Lembaran cheklist

d.      Lembaran jurnal

e.       Lembaran portofolio

F. Aspek yang Dinilai

Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai , maka pengujian


harus mencakup:
1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman yang dilakukan
peserta didik.

16
2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar , baik
kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang diperoleh peserta
didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa


dan kecerdasan logika-matematika).

Domain afektif ( sikap dan nilai atau yang mmnencakup kecerdasan


antarpribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan
emosional).

Domain psikomotor (keterampilan yang mencakup kecerdasan


kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju
kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula.
Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, maka sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian yang akan
menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan
kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama
yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah. Ketiga
pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi
masing-masing.
Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang
kondusif, dinamis, dan terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui
perbaikan sistem penilaian. Hingga Tujuan akhir dari suatu proses
pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi
atau tujuan pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka
semestinya setiap individu siswa diberi kesempatan yang sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang
sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery learning). Jika diberikan
kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu siswa dapat mencapai
semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah
kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai tujuan tersebut.

B. Saran
Dengan mengetahui kegiatan penilaian diharapkan bisa membantu
memberikan pengetahuan kepada guru agar bisa memahami cara mendiagnosa

18
kelebihan dan kelemahan peserta didik termasuk metode yang digunakan
apakah sudah tepat atau belum lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati,dkk, (2015) penilaian dalam pembelajaran.


Kendari :http://zhoeljr46.blogspot.com/2015/12/penilaian-
dalam-pembelajaran.html:///. [22/09/2020].

Annasi, nillah indra, (2018) penilaian pendidikan.bandung:

https://edukasipembelajaranindra.blogspot.com/2018/11/maka
lah-penilaian-pendidikan.htm:///.[22/09/2020].

20

Anda mungkin juga menyukai