Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN

PENYEGARAN KADER DALAM MANAJEMEN DIABETES MELITUS


DI DUSUN 1 DESA SUKABANJAR KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN 2018

Di susun Oleh :
Ns.Shanty Chloranyta., M.Kep., Sp.Kep.M.B
NRP. 010201343

Akademi Keperawatan ( Akper )Panca Bhakti Bandar Lampung


Jl. Za. Pagar Alam No 14 Gedung Meneng Bandar Lampung
Telp . (0721) 786864
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Desa Suka Banjar merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Gedong
Tataan, Kabupaten Pesawaran. Kondisi kelurahan Suka Banjar masih berupa
kawasan pedesaan, yang mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan
pedagang. Sebagian besar masyarakat menderita penyakit Diabetes Melitus.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai penyakit tersebut menjadi
salah satu faktornya. Untuk itu diperlukan suatu langkah atau tindakan awal yang
diperlukan dalam mengidentifikasi penyakit diabetes melitus.

Diabetes menjadi masalah kesehatan di dunia dengan proyeksi peningkatan kasus


baru setiap tahun. IDF menyatakan prevalensi diabetes akan meningkat 50 %
dalam rentang waktu 25 tahun. Peningkatan kasus diabetes pada tahun 2015
sekitar 415 juta dan akan meningkat 642 juta pada tahun 2040.Jumlah kasus
diabetes di wilayah western pacificmenurut IDF yaitu 153 juta. Indonesia
merupakan satu dari 21 negara di western pacificdengan jumlah kasus diabetes 10
juta pada tahun 2015 (IDF, 2016). Demikian halnya, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Riskesdas menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia juga
mengalami peningkatan 1.2 %. Jumlah kasus diabetes mengalami peningkatan
tahun 2013 yaitu 6.9 % dibandingkan pada tahun 2007 sekitar 5.7 % (Riskesdas,
2013).

Diabetes dikarakteristikkan dengan hiperglikemi kronis. Hiperglikemia kronis


yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan gangguan makrovaskuler
dan mikrovaskuler bahkan kematian. Penelitian United Kingdom Prospective
Diabetes Study(UKPDS) menunjukkan 5.102 partisipan yang di follow up selama
25 tahun setelah didiagnosa diabetes mengalami komplikasi. Hasil penelitian
membuktikan kematian pada 2.260 pasien, serangan miokard infarkpertama 1.014
pasien, dan yang kedua 169 pasien, gagal jantung kongestif pada 351 pasien, serta
ischemic heart disease 749 pasien. Gangguan yang terjadi pada pembuluh darah
meningkatkan serangan stroke berulang. Serangan stroke pertama terjadi pada 504
pasien dan serangan stroke kedua 78 pasien. Komplikasi mikrovaskuler yang
terjadi yaitu kebutaan 271 pasien, gagal ginjal 113 pasien, amputasi 171 dan
ulkus 97 pasien (Hayes, Leal, Gray, Holman, & Clarke, 2013).

Diabetes adalah salah satu penyakit degeneratif dengan angka kejadian di


Indonesia yang cenderung mengalami peningkatan. Diabetes bukan penyakit yang
menakutkan, hanya perlu pengendalian agar penderita dapat hidup dengan
penyakit diabetes. Diabetes bila diremehkan akan menyerang seluruh anggota
tubuh. Perawatan dan pengobatan diabetes mellitus yang tertib dan baik dapat
mencegah kelanjutan komplikasi-komplikasi selanjutnya (Tjokroprawiro, 2006).
Obat-obat paten untuk penderita diabetes semakin beragam. Biaya untuk
pengobatan diabetes pun juga semakin mahal dan hampir tidak terjangkau.

Dalam penanggulangan penyakit DM, seorang penderita DM harus memiliki


pengetahuan tentang DM yang baik sehingga akhirnya dapat mencegah penderita
DM dari mortalitas dan morbiditas penyakit DM. Oleh karena itu peranan
pengetahuan merupakan hal yang penting Notoadmodjo dan Waspadji (2007),
berpendapat bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan hal pokok yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
berlangsung langgeng. Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus merupakan
sarana yang dapat membantu penderita menjalankan penanganan diabetes selama
hidupnya. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit DM berdampak pada
perilaku dan pola pencegahan komplikasi lanjutan, salah satu upaya penanganan
yang dilakukan pasien DM adalah dengan pengendalian kadar glukosa darah
secara rutin.

Dari data UPT Puskesmas Bernung yang terdapat di Kecamatan Bernung


Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018 diperoleh bahwa Puskesmas Bernung
jumlah penderita DM berjumlah (7). Data ketanakerjaan di Puskesmas Bernung
terdiri dari: dokter umum (2), dokter gigi (1), apoteker (1), ,magister kesehatan
(1), perawat S1+Ners (2), perawat S1 (5) perawat D-3 (16), perawaat SPK (1),
kebidanan D4 (5), kebidanan D3 (39), nutrisionis D3 (1), analis laboratorium D3
(1), perawat gigi (2), kesehatan lingkungan (1), staf administrasi (1), kesehatan
masyarakat (3), staf kebersihan (1), pakarya (2).

Berdasarkan survei di Desa Suka Banjar ternyata banyak warga yang menderita
penyakit diabetes mellitus yang terus meningkat setiap tahunnya , sedangkan
dengan jumlah kader yang memadai seharusnya mampu menekan angka kejadian
tersebut. Selama ini banyak kader yang kurang mendapatkan edukasi tentang
bagaimana manejemen diabetes melitus, dengan tingkat pengetahuan yang kurang
tentang manajemen DM itu maka upaya yang dapat dilakukan dengan melakukan
penyegaran kader di Dusun 1 Desa Suka Banjar

II. Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang
konsep Diabetes Melitus
1.2.2 Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan kader di Dusun 1 Desa Sukabanjar tentang:
a. Definisi Diabetes Melitus
b. Etiologi Diabetes Melitus
c. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
d. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Melitus
e. Komplikasi Akut dan Kronis Diabetes Melitus
f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Strategi Pelakasanaan


Hari/tanggal : Sabtu, 01 Desember 2018
Tempat : Desa SukaBanjar, Pesawaran

2.2 Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah kader kesehatan Desa Suka Banjar, Pesawaran.

2.3 Evaluasi
1. Persiapan
a. Hambatan
Pada tahap persiapan dilakukan pembuatan proposal, pengajuan
surat izin pelaksanaan kegiatan, dan pengajuan surat permohonan
dana pengabdian kepada masyarakat. Pada tahap ini ditemukan
beberapa hambatan seperti keterlambatan respon terhadap surat
izin pelaksanaan kegiatan.
b. Saran
Disarankan kepada pelaksana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat selanjutnya agar selalu mem-follow up baik proposal
dan surat izin pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
a. Hambatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa
hambatan diantaranya kesesuaian waktu pelaksanaan yang mundur
dari jadwal.
b. Saran
Disarankan untuk pelaksana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat selanjutnya agar mengalokasikan waktu luang yag
sesuai bagi kader kesehatan.
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Peserta yang hadir berjumlah 14 orang
- Setting tempat acara berlangsung di Aula Kelurahan Desa Suka
Banjar Dusun 1 dan telah disepakati sebelum kegiatan.
- Peran dosen sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing.
- Perlengkapan alat dan media yang digunakan sudah lengkap
sesuai dengan yang telah direncanakan, yaitu microphone,
benner. Penggunaan bahasa dan cara penyampain materi telah
disesuaikan sehingga mudah dipahami oleh keluarga.
b. Evaluasi Proses
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Sabtu,
01 Desember 2018 pukul 10.00 WIB dan berakhir 12.00 WIB.
- Kegiatan berjalan dengan lancar sesuai rencana dan kontrak
yang telah disepakati di awal pembukaan
- Peran petugas dan dosen telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan
- Kader aktif selama kegiatan, penuh perhatian.
- Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
c. Evaluasi hasil
Pengetahuan kader mengenai Diabetes Melitus meningkat, dimulai
dari pengertian, tanda dan gejala, penyebab, akibat lanjut, cara
perawatan di rumah, diit diabetes melitus dan juga obat-obatan
tradisional apa aja yang bisa digunakan dalam pengobatan diabetes
melitus.
d. Saran
Untuk selanjutnya sebaiknya dilakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan atusias kader untuk lebih aktif bertanya dan
memberikan saran dalam kegiatan penyuluhan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN
Kegiatan penyegaran kese kepada masyarakat yang dilaksanakan adalah
Pertolongan Pertama Akut dan Cedera di Desa SukaBanjar, Pesawaran.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 15April 2017, dihadiri oleh 20
orang peserta. Kegiatan berjalan lancar walaupun terdapat beberapa hambatan
di beberapa aspek.

3.2 SARAN
1. Untuk Institusi
Kepada Institusi pembina kegiatan kepada masyarakat disarankan untuk
selalu memotivasi dan mendukung terlaksanannya kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sebagai perwujudan tridharma perguruan tinggi.
2. Untuk Pelaksana Kegiatan Selanjutnya
Kepada pelaksana kegiatan selanjutnya disarankan untuk lebih inovatif
mengusung tema pengabdian agar lebih bermanfaat dan tepat sasaran
pada kebutuhan masyarakat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai