PERCOBAAN 3
ANALISA GRAVIMETRI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XI (SEBELAS)
2020
ABSTRAK
III-i
PERCOBAAN 3
ANALISA GRAVIMETRI
3.1 PENDAHULUAN
III-1
3.2 DASAR TEORI
Analisa gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat
segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur yang menyusunnya.
Pemisahan unsur-unsur yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti
metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis atau berbagai
metode lainnya. Metode gravimetri memakan waktu cukup lama, adanya pengotor
pada konstituen dapat diuji atau bila perlu faktor-faktor koneksi dapat digunakan
(Khopkar, 2003).
Agar memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka
harus memperhatikan tia hal berikut (Wiryawan, 2008):
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus diendapkan secara sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus
molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.
Proses penyaringan dalam analisa gravimetri melewati beberapa tahapan.
Tujuan dari penyaringan adalah memisahkan coprecipitation dari endapan BaSO4,
sehingga berfungsi juga untuk pemurnian. Penyaringan dilakukan dengan
menggunakan kertas saring whatman 40 yaitu kertas saring bebas abu agar setelah
pemijaran, endapan yang diperoleh berupa garam sulfat murni (Charan, 2011).
Tujuan mencuci endapan adalah menghilangkan kontaminasi pada
permukaan. Komposisi laporan pencuci tergantung pada kecenderunganya yang
kuat dan harus mengandung ion sejenis dengan endapan untuk mengurangi
kelarutan endapan. Larutan tersebut juga harus mudah menguap agar mudah untuk
menimbang endapannya. Reagen R biasanya ditambahkan secara berlebihan untuk
mengetahui kelarutan endapan. Larutan pencuci dibagi 3 kelompok sebagai
berikut (Khopkar, 2003):
III-2
III-3
Aa + rR AaRr ...(3.1)
dimana a molekul analit A bereaksi dengan r molekul reagennya R. Produknya
yakni AaRr biasanya merupakan suatu substansi bersifat sedikit larut dan dapat
menjadi senyawa lain yang komposisinya diketahui untuk kemudian ditimbang.
Sebagai contoh, kalsium bisa ditetapkan secara gravimetri melalui pengendapan
kalsium oksalat dan pembakaran oksalat menjadi kalsium oksida. Berikut adalah
reaksinya (Underwood, 1998) :
Ca2+ + C2O42- CaC2O4(s) ...(3.2)
CaC2O4(s) CaO(s) + O2(q) + CO(s) ....(3.3)
homogen di dalam larutan itu. Oleh karena itu, endapan dibentuk pada kondisi
yang tidak mengandung akan terelakkan terkait dengan proses pengendapan
konvensional. Endapan akan rapat dan mudah disaring, kopresipitasi berkurang
sampai minimum. Terlebih lagi dengan mengubah-ubah reaksi yang membentuk
zat pengendap dalam larutan homogen itu adalah untuk mengubah lebih lanjut
penampilan fisik endapan apabila reaksi berlangsung lambat, (umumnya) akan
semakin besar kristal-kristal yang terbentuk (Svehla, 2004).
Biasanya endapan yang didapat mengandung anait bersama dengan unsur
lain. Berat analit dapatditentukan dengan faktor gravimetri (Kurnaen, 2004):
Ar senyawa ditentukan
Faktor gravimetri = ...(3.4)
Mr senyawa bentuk ditimbang
Asam Klorida atau yang biasa disebut HCL memiliki sifat fisika dan kimia
seperti (Science Staff, 2014):
Nama bahan : Asam Klorida
Rumus molekul : HCl
Bentuk fisik : Berwujud cair (fluida) dan tidak berwarna
Tekanan uap : 1 mmhg
Titik didih : 145,8 °C
pH :<1
Densitas : 1,1 g/cm3 pada suhu
III-6
Rangkaian Alat:
Keterangan:
1. Pipet tetes
2. Pengaduk kaca
3. Gelas beker 500 mL
4. Aluminium foil
5. Hotplate
6. Pengatur suhu
6
Keterangan:
1. Gelas beker 500 mL
2. Corong
3. Kertas saring
4. Erlenmeyer 500 mL
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah BaCl2 0,02 M,
H2SO4 0,5M, AgNO3 0,5 M, HCl 0,1 M, akuades, dan kertas saring.
III-8
III-9
Padatan BaCl2.2H2O
Larutan H2SO4
3.4.2 Pembahasan
Gravimetri merupakan suatu metode analisa berdasarkan penentuan berat
analitnya (Widiarto, 2003). Analisis gravimetri kandungan suatu unsur atau ion
dalam suatu cuplikan dapat dianalisa dengan cara gravimetri dengan mengubah
unsur atau ion tersebut ke dalam suatu bentuk senyawa yang mudah larut dengan
penambahan reaksi pengendap. Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan berat
endapan BaSO4 dari kadar Ba2+ dari hasil BaCl2 dan H2SO4. Percobaan ini
dilakukan dengan metode pengendapan BaSO4 dengan melartukan BaCl2.
III-12
III-13
BaSO4 di dasar gelas beker. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh gaya gravitasi.
Berikut adalah reaksi yang terjadi:
Reaksi yang terjadi yaitu BaCl 2 menjadi Ba2+ dan 2Cl-. H2SO4 menjadi 2H+
dan SO42-. Kemudian ion Ba2+ saling berkaitan dengan ion SO42- membentuk
endapan. Pengadukan tersebut bertujuan agar konsentrasi reagen pengendap tetap
rendah serta tidak terjadi penumpukan konsentrasi pada satu tempat saja. Berikut
adalah reaksi yang terjadi:
pengaruh gaya gravitasi maka endapannya belum murni. Fungsi AgNO3 0,5 M ini
digunakan untuk melihat suatu larutan jenuh. Berikut adalah reaksi yang terjadi.
mana semakin lama proses pemanasan dan semakin sering dalam suhu yang
optimal akan membuat kadar endapan yang akan ditimbang konstan dan akurat.
3.5 PENUTUP
3.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah percobaan yang dilakukan
menghasilkan endapan BaSO4. BaSO4 merupakan hasil reaksi dari BaCl2 dan
H2SO4. Massa endapan BaSO4 yang diperoleh sebesar 1,2069 gram dan kadar Ba2+
yang ada dalam endapan sebesar 58,1382%.
3.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu konsentrasi
larutan BaCl2 digantikan menjadi 0,005 M. Hal ini dikarenakan semakin encer
larutan, maka didapatkan endapan yang lebih banyak. Selain itu, akan
memperkecil kesalahan akibat kopresipitasi.
III-16
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGG.
Kurnaen. 2014. Kimia Analitik: Analisis Gravimetri. Jurnal Ilmiah. BJG: 23-60.
http://staff.unila.ac.id/kurnaen/files/2014/09/kimia-analitik-analisa-
gravimetri.pdf
Diakses pada 1 Maret 2020
DP.III-1
DP.III-2
Underwood, A. L. dan Day, R.A. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Widiarti, Sonny. 2009. Kimia Analitik. Lampung: Universitas Lampung.
M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M . 500 = 18,0041 mol/mL . V1
250 mL
V1 =
18 ,0041 M
= 13,8857 mL
LP.III-1
LP.III-2
= 12,0762 M
M1 × V1 = M2 × V2
0,1 M . 100 mL = 12,0762 mol/mL . V1
10 mL
V2 =
12,0762 M
= 0,8280 mL.
Penyelesaian :
¿
% kadar Ba2+ = massa Ba2+ massa BaCl 2 .2 H 2 O ¿ x 100 %
0,7101 gram
= x 100 %
1,2214 gram
= 58,1383 %