PK
PK
- Fraktur oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu
tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi
Pertanyaan SGD
1. Perawatan saluran akar apakah yang akan dilakukan pada kasus fraktur di skenario?
2. Perawatan restorasi apa pada skenario?
3. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan pada scenario diatas?
4.Bagaimana prognosis, evaluasi dan kriteria serta faktorkeberhasilan dari perawatan saluran
akar?
5. Bagaimana gambaran klinis dari fraktur oblik ?
6. Apa saja komplikasi yang terjadi pada kasus diatas?
7. Bagaimana prosedur perawatan saluran akar dan pembuatan restorasi sesuai scenario?
8. Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat melakukan perawatan sesuai scenario? Apa saja
pemeriksaan yang diperlukan sebelum melakukan perawatan diatas?
9.Apa diagnosis pada kasus diatas?
10. Apa saja klasifikasi fraktur?
11. Bagaimana etiopatogenesis fraktur pada scenario dapat menyebabkan nyeri?
12. Apa saja klasifikasi perawatn pada kasus untuk restorasi akhir diskenario ?
13. apa restorasi akhir yang sesuai untuk kasus pada skenario dan bagaimana indikasi serta
kontraindikasi nya?
14. Bagaimana upaya profilaksis sebelum tindakan perawatan pada kasus fraktur?
1. Perawatan saluran akar apakah yang akan dilakukan pada kasus fraktur di skenario?
2. Perawatan restorasi apa pada skenario?
3. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan pada scenario diatas?
4.Bagaimana prognosis, evaluasi dan kriteria serta factor keberhasilan dari perawatan saluran
akar?
Prognosis
2. Teknik-teknik perawatan
Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia bagi dokter gigi,
namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing ukuran keberhasilan
secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang
menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan prognosis yang buruk
pula (Walton & Torabinejad, 1996).
e. Kecelakaan Prosedural
Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada hasil akhir
perawatan saluran akar, misalnya :
1. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.
Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan dinding saluran
akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai ujung saluran (Guttman, et
all, 1992). Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu besar, tidak sesuai
dengan urutan; penempatan instrument yang kurang dari panjang kerja atau penggunaan
instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran akar yang bengkok
(Grossman, 1988, Weine, 1996).
Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang merugikan pada prognosis
selama kejadian ini menghalangi pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran akar
yang memadai (Walton & Torabinejad, 1966).
2. Instrumen patah
Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan
mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya
bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum
dibersihkan dan belum diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang baik
jika patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati
panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan
patahannya terjadi dekat apeks atau diluar foramen apikalis pada tahap awal preparasi
(Grossman, 1988; Walton & Torabinejad, 1996).
3. Fraktur akar vertikal
Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi yang berlebihan
pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan pasak. Adanya fraktur akar
vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil perawatan karena menyebabkan
iritasi terhadap ligamen periodontal (Walton &Torabinejad, 1996).
7. Bagaimana prosedur perawatan saluran akar dan pembuatan restorasi sesuai scenario?
Saluran akar:
- Pada kunjungan pertama, dilakukan pemeriksaan subjektif,objektif, dan radiografis,
pasien menanda tangani informed consent dilakukan anestesi lokal (infiltrasi n.
alveolaris superior anterior)
- kemudian daerah kerja diisolasi dengan rubber dam selanjutnya dilakukan
pembukaan kamar pulpa dengan bur Endoaccess (Dentsply), dilanjutkan dengan bur
diamendo (Dentsply) sampai akses masuk ke orifis melebar dan terbuka. Pengambilan
jaringan pulpa menggunakan barbed broach.
- Saluran akar diirigasi menggunakan NaOCL 2,5% dan dikeringkan dengan paper
point steril.
- Pengukuran panjang kerja dengan cara pengukuran panjang kerja estimasi dari foto
radiograf yang akan dikonfirmasi dengan apex locator (Denta Port ZX, Morita) dan
didapatkan panjang kerja estimasi, dikonfirmasi ulang dengan pengambilan
Radiograf, sehingga diperoleh panjang kerja .
- Setlah mendapatkan panjang kerja dilanjutkan dengan preparasi saluran akar
metode step back diawali dengan penentuan file awal dilanjutkan preparasi apikal
untuk mendapatkan master apical file (MAF ) dan preparasi badan saluran akar.
Setiap pergantian alat, saluran akar diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5% dan file
dilumasi dengan EDTA 15%.
- Selanjutnya dilakukan pengepasan guta perca utama, kemudian dilakukan
pengambilan radiograf. Saluran akar diirigasi dengan larutan NaOCL 2,5%, larutan
EDTA 17% dan diakhiri dengan,Chlorhexidin 2%, kemudian dikeringkan dengan
paper point.
- Pengisian dilakukan dengan teknik kondensasi lateral menggunakan siler Top Seal
(Dentsply) dan gutaperca (MAF) dengan teknik kondensasi lateral, kemudian guta
perca dipotong sampai batas orifice dan ditutup tumpatan sementara.
- Pada kunjungan ketiga kembali dilakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif
dengan hasil tidak ada kelainan.
Restorasi:
Penyesuaian warna gigi dilakukan 11 dengan vitalumin shade guide yang
menunjukkan derajat warna kemudian dilakukan restorasi dengan resin komposit.
Adapun tahapan kerjanya:
- dimulai dengan preparasi kavitas yaitu preparasi bevel sepanjang cavo surface batas
tepi kavitas dilanjutkan dengan pengetsaan pada daerah bevel dengan
menggunakan asam fosfat 37%, selama 15 detik, lalu dibilas hingga bersih dan
dikeringkan perlahan hingga di dapat permukaan yang buram.
- Setelah di etsa dilakukan bonding pada seluruh kavitas dan sekitar batas kavitas.
Bonding di ratakan dengan semprotan angin perlahan-lahan ke arah kavitas, dan
aktivasi dengan sinar (light cure unit) selama 20 detik. Permukaan kavitas akan
tampak mengkilap setelah aplikasi bonding, kemudian dilakukan restorasi dengan
resin komposit warna.
- Pada gigi 12 dilakukan preparasi pasak. Pasak yang digunakan yaitu pasak fiber
prefabricated (Radix Fiberpost, Denstply). Guta perca dibuat sesuai dengan panjang
saluran pasak menggunakan gates glidden drill, kemudian dilanjutkan preparasi
menggunakan Peeso reamer -> dilanjutkan dengan precission drill sesuai ukuran
pasak fiber. Setelah dilakukan pengepasan dan dikonfirmasi dengan foto radiografis
maka dilakukan penyemenan dengan semen resin (Build IT-FR, Pentron).
Pemotongan pasak fiber dengan bur intan pada 2/3 panjang mahkota dan dilanjutkan
pembuatan inti resin komposit. Tahap dilanjutkan dengan preparasi tonggak dan
dicetak menggunakan double impression dan untuk gigi antagonis dilakukan
pencetakan dengan alginat. Kekudian model dikirimkan kepada tekniker dengan
instruksi yang jelas.
Kunjungan berikutnya dilakukan pemasangan mahkota jaket PFM setelah dilakukan
pemeriksaan warna, kontur, embrasur, kerapatan tepi, oklusi, kontak proksimal,
ketahanan, dan hubungan dengan gigi antagonis maka dilakukan penyemanan dengan
semen resin (Rely X U200, 3M ESPE). Kontrol restorasi dilakukan seminggu
kemudian dan pasien merasa nyaman menggunakannya, tidak terdapat keluhan, dan
gigi dapat difungsikan dengan normal.
8. Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat melakukan perawatan sesuai scenario? Apa saja
pemeriksaan yang diperlukan sebelum melakukan perawatan diatas?
9.Apa diagnosis pada kasus diatas?
Gigi 11 pulpektomi + pasak fiber + pfm mahkota
10. Apa saja klasifikasi fraktur?
11. Bagaimana etiopatogenesis fraktur pada scenario dapat menyebabkan nyeri?
12. Apa saja klasifikasi perawatn pada kasus untuk restorasi akhir diskenario ?
13. apa restorasi akhir yang sesuai untuk kasus pada skenario dan bagaimana indikasi serta
kontraindikasi nya?
14. Bagaimana upaya profilaksis sebelum tindakan perawatan pada kasus fraktur?
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tindakan, yaitu :
- Pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit
- Saluran akar bersih dan kering
- Tidak terdapat nanah
- Tidak terdapat bau busuk