UTS Kurikulum Pendidikan (M. Jodi Saputra)
UTS Kurikulum Pendidikan (M. Jodi Saputra)
DIRECTIONS:
Jawab :
dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini dilatarbelakangi oleh
adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu
kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
Jawab:
Landasan pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah suatu gagasan, suatu asumsi,
atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum agar
dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pada jenjang pendidikan dasar
Secara etimologi, Landasan Pengembangan Kurikulum tersusun dari tiga kata, yaitu
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam
bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia
menjadi fondasi. Fondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Adapun
menurut S. Wojowasito, bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan
sebagai fondasi, dasar, pedoman dan sumber.
Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di
atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus di perhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, sarta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.
Prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum berkedudukan sebagai petunjuk langsung
dalam kegiatan pendidikan dan dalam bidang-bidang lainnya. Prinsip-prinsip tersebut
bersumber pada :
1. Hasil data empiric
2. Hasil ide/gagasan masyarakat, sikap dan kepercayaan
3. Berdasarkan akal sehat.
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam konteks Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang termuat dalam silabus harus benar
dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam bidang ilmu tersebut.
2. Konsisten
Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan
pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta
penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada
pencapaian kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi.
3. Relevan
Prinsip ini mendasari pengembangan kurikulum, baik dalam pemilihan materi pembelajaran,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian
maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran.
4. Ketercukupan
Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan
materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika standar
kompetensi dan kompetensi dasar menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar,
maka materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus
secara memadai mendukung kemampuan itu.
5. Menyeluruh
Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga
dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya, serta dapat secara optimal
melatih kecakapan hidup (lifeskill).
6. Fleksibel
Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman. Keseluruhan komponen
dalam kurikulum juga mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.
komponen tersebut.
Jawab :
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala
macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan
khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha 4 pendidikan. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk
undan-undang.
2) Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan.
Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan
dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.
3) Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau
mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dpat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
4) Tujuan Pembelajaran (TP) yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler,dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena
hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang
akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran
adalah tugas guru.
2.Komponen Isi /Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mta
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas
itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Fuaduddin mengemukakan beberapa kriteria yang digunakan untuk menyusun materi
kurikulum,
sebagai berikut:
a. Continuitas (kesinambungan)
b. Sequences (urutan)
c. Intergration (keterpaduan)
d. Flexibility (keluesan atau kelenturan)
Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1) Teori
2) Konsep
3) Generalisasi
4) Prinsip
5) Prosedur
6) Fakta
7) Istilah
8) Contoh/ilustrasi
9) Definisi
10) Preposisi
Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal
berikut :
1) Sahih (valid
2) Tingkat kepentingan
3) Kebermaknaan
4) Layak dipelajari
5) Menarik minat
Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan
dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat
dikelompokan menjadi :
a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
c. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
b. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.
3.Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponenketiga dalam pengembangan kurikulum.
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab
berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan pendapat T. Rakjoni yang
mengartikan strategi pembelajaran sebagai pla dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Dari
dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati, yaitu:
1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan )
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan untuk merealisasikan
strategiyang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.
Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving
something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach ).
4.Kompnen Evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi I
(formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii ( operasi keseluruhan proses
kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi itu, maka dapat
diga,mbarkan sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis, yakni
bagaimanakah kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden.
Oleh sebab ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen, maka keseluruhan
evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu sama lainnya.
a) Dimensi I
a. Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data dikumpilkan dan
dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin.
b. Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya pada akhir
semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui evektifitas kurikulum
dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses
implementasi kurikulum
b) Dimensi II
a. Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya
ialah untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum.
Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau
tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?
b. Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus,
satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh 10 guru dan hasil-hasil
siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan sebagainya.
c) Dimensi III
a. Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk
perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya.
Juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan
itu
b. Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan dengan
kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah ditentukan dengan
Jawab :
1. Kurikulum 1947
Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, b. Garis-
garis besar pengajaran.
2. Kurikulum 1952
Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran harus dikurangi, b. Isi
pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani,
dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.
4. Kurikulum 1968
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
5. Kurikulum 1975
Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Berorientasi pada tujuan.
Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan
yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem
Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-
jawab) dan latihan (drill).
6. Kurikulum 1984
Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Berorientasi kepada tujuan instruksional.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
7. Kurikulum 1994
Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Sifat kurikulum objective based curriculum
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah
Selamat Bekerja