Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JalanKaharudinnasution No. 113.MerpoyanPekanbaru
Telp +62 761 674674 Fax. +62 761 674834 website: www.uir.ac.idEmail:info@uir.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Mata Kuliah : Kur dan Pembelajaran Dosen : JohariAf. S.Pd.,M.Ed


Hari /Tanggal : Senin/ 9 Nopember 2020 Semester : 3 A dan 3 B
WaktuUjian : 70 menit Sifat Ujian : Terbuka

Nama : M. Jodi Saputra


NPM : 196310626
Kelas : 3B

DIRECTIONS:

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Jelaskan pengertian dari Dimensi, Fungsi dan Peranan Kurkulum

Jawab :

Dimensi Kurikulum : Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengertian kurikulum


terus berkembang sejalam dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Namun
berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum sebagai berikut :
R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu:
1. Kurikulum Sebagai Substansi
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah
atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai.

2. Kurikulum Sebagai Sistem


Dimensi ini memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem prsekolahan, sistem
pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
3. Kurikulum Sebagai Bidang Studi
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang study kurikulum.
Hal ini merupakan ahli kajian para ahli kurikulum dann ahli pendidikan dan pengajaran.
Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep – konsep dasar tentang
kurikulum,
 Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah
dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar dirumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi
siswa, sisiwa kurikulum berfungsi sebagi suatu belajar. Selain itu fungsi kurikulum identik
dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang berorientasi pada pengertian kurikulum dalam
arti luas, maka fungsi kurikulum memiliki arti sebagai berikut:
a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengandung makna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa agar memiliki sifar well adjusted 11 yaitu mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian
integral masyarakat.ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Fungsi Diferensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
layanan terhadap perbedaan individusiswa. Setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek
fisik maupun psikis.
d. Fungsi persiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memprsiapkan
siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih.
e. Fungsi pemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat kaitannya dengan fungsi
diferensiasi karena pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya
kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
f. Fungsi diagnostik
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan-kelemahan
yang ada pada dirinya. Maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi yang
dimilikinya aau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
 Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan yang sangat
strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai
sangat penting yaitu:
a. Peranan Konservatif
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa
lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya
lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui
peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat
merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas masyarakat akan tetap
terpelihara dengan baik. Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai
sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan
dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.
b. Peranan Kreatif
Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab
setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat
berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat
membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senan tiasa bergerak maju secara
dinamis..
Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran di atas harus berjalan secara seimbang.
Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat
pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman; sebaliknya kurikulum yang terlalu
menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nila budaya masyarakat.
Sesuai dengan peran yang harus ”dimainkan” kurikulum sebagai alat dan pedoman
pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Mengapa
demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan pada dasarnya mengkristal
dalam pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil
(1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (Common and
General Education). 2) Suplementasi (Supplementation), 3) Eksplorasi (Esploration) dan 4).
Keahlian (Specialization). Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.

c. Peranan Kritis dan Evaluatif


Kurikukum ini harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang

dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini dilatarbelakangi oleh

adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu

kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.

2. Jelaskan tentang Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum

Jawab:

Landasan pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah suatu gagasan, suatu asumsi,
atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum agar
dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pada jenjang pendidikan dasar
Secara etimologi, Landasan Pengembangan Kurikulum tersusun dari tiga kata, yaitu
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam
bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia
menjadi fondasi. Fondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Adapun
menurut S. Wojowasito, bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan
sebagai fondasi, dasar, pedoman dan sumber.
 Landasan Pengembangan Kurikulum

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.

2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,


kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya
dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat, diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


 Prinsip-Prinsip dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar

Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di
atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus di perhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, sarta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.
Prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum berkedudukan sebagai petunjuk langsung
dalam kegiatan pendidikan dan dalam bidang-bidang lainnya. Prinsip-prinsip tersebut
bersumber pada :
1. Hasil data empiric
2. Hasil ide/gagasan masyarakat, sikap dan kepercayaan
3. Berdasarkan akal sehat.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya


merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu,
dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kurikulum harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam konteks Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang termuat dalam silabus harus benar
dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam bidang ilmu tersebut.

2. Konsisten
Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan
pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta
penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada
pencapaian kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi.

3. Relevan
Prinsip ini mendasari pengembangan kurikulum, baik dalam pemilihan materi  pembelajaran,
strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian
maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran.

4. Ketercukupan
Dengan prinsip ini, maka tuntutan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan
materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika standar
kompetensi dan kompetensi dasar menuntut kemampuan menganalisis suatu obyek belajar,
maka materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan teknik serta instrumen penilaian harus
secara memadai mendukung kemampuan itu.

5. Menyeluruh
Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu
dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk
mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga
dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya, serta dapat secara optimal
melatih kecakapan hidup (lifeskill).
6. Fleksibel
Pengembangan kurikulum harus bersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman. Keseluruhan komponen
dalam kurikulum juga mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.

7. Aktual dan Kontekstual


Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat
mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu dimanfaatkan dalam
pengembangan pembelajaran. Di samping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis
teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan.

8. Kontinuitas, pengembangan kurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara tingkat

kelas, antara jenjang pendidikan, maupun kontribusi dengan jenis pekerjaan.

3. Ada 4 komponen-komponen Pengembangan Kurikulum. Jelaskan masing-masing

komponen tersebut.

Jawab :

1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala
macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan
khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu :
1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha 4 pendidikan. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah dalam bentuk
undan-undang.
2) Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan.
Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan
dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan tinggi.
3) Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau
mata pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dpat
mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
4) Tujuan Pembelajaran (TP) yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler,dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka
mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena
hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang
akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran
adalah tugas guru.
2.Komponen Isi /Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan
dengan pengetahuan atau mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mta
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas
itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Fuaduddin mengemukakan beberapa kriteria yang digunakan untuk menyusun materi
kurikulum,
sebagai berikut:
a. Continuitas (kesinambungan)
b. Sequences (urutan)
c. Intergration (keterpaduan)
d. Flexibility (keluesan atau kelenturan)
Dalam hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
1) Teori
2) Konsep
3) Generalisasi
4) Prinsip
5) Prosedur
6) Fakta
7) Istilah
8) Contoh/ilustrasi
9) Definisi
10) Preposisi
Dalam prakteknya untuk menentukan materi pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal
berikut :
1) Sahih (valid
2) Tingkat kepentingan
3) Kebermaknaan
4) Layak dipelajari
5) Menarik minat
Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan
dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat
dikelompokan menjadi :
a. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
b. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
c. Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
b. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.
3.Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponenketiga dalam pengembangan kurikulum.
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab
berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan pendapat T. Rakjoni yang
mengartikan strategi pembelajaran sebagai pla dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Dari
dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati, yaitu:
1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan )
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan untuk merealisasikan
strategiyang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode.
Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving
something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach ).
4.Kompnen Evaluasi
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi I
(formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii ( operasi keseluruhan proses
kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi itu, maka dapat
diga,mbarkan sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis, yakni
bagaimanakah kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden.
Oleh sebab ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen, maka keseluruhan
evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu sama lainnya.
a) Dimensi I
a. Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data dikumpilkan dan
dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin.
b. Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya pada akhir
semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui evektifitas kurikulum
dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses
implementasi kurikulum
b) Dimensi II
a. Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya
ialah untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum.
Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau
tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?
b. Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus,
satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh 10 guru dan hasil-hasil
siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan sebagainya.
c) Dimensi III
a. Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum termasuk
perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya.
Juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan
itu
b. Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan dengan

kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah ditentukan dengan

mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga pendidikan serta tuntutan dari

pihak konsumen luar.

4. Jelaskan 10 jenis kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

Jawab :

1. Kurikulum 1947
Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, b. Garis-
garis besar pengajaran.

2. Kurikulum 1952
Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran harus dikurangi, b. Isi
pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani,
dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.

3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964


Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia berjiwa Pancasila, b.
ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur, d. Ilmu dan teknologi yang
tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan
istilah Pancawardhana.

4. Kurikulum 1968
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

5. Kurikulum 1975
Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Berorientasi pada tujuan.
Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan
yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem
Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-
jawab) dan latihan (drill).

6. Kurikulum 1984
Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Berorientasi kepada tujuan instruksional.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

7. Kurikulum 1994
Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Sifat kurikulum objective based curriculum
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai berikut.
Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode bervariasi
Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure
edukatif
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya poenguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006


Guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan
memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.

10. Kurikulum 2013


Ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan
keterlaksanaan kurikulum 2013.
Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi
pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai
rata-rata 44,46
Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan
kepada siswa.
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan
teman sejawat lainnya.
Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu
dan ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan

berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan

observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah

menerima materi pembelajaran.


Verifikasi Soal:

DosenPengampu/ DosenKoordinator Mata Disetujui Oleh Kaprodi


Kuliah Tanggal,

JohariAfrizal. S.Pd., M.Ed M. Ilyas. S.Pd.,M.Pd

Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai