Anda di halaman 1dari 12

AMAL USAHA KEMUHAMMADIYAHAN

Disusun oleh

Nama : Maria limdityar

Nim : 20174202028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

TAHUN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah

dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa beristikomah dan aktif dalam

melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi

rahmatin lil alamin. Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikan

Muahammadiyah sejak kelahirnnya, memperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi

berdirinya, amal usahamuhammdiyah, nyata sekali bahwa didalamnya terdapat ciri-ciri

khusus, yang menjadi identitas dari hakekat atau jati diri persyarikan Muhammadiyah.

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat

utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SwT, di mana kesejahteraan, kebaikan dan

kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya

atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu: 

1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan ta’at kepada Allah. 

2. Hidup manusia bermasyarakat 

3. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-

satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat

4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban

sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan. 

5. Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad 

6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan

bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,

harus berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-nya, bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta

menempuh jalan yang diridlai Allah”.

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa masalah

yang diangkat yaitu :

1. Amal Usaha

2. Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah

3. Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha

4.  Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah

C.  Tujuan Penulis

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memahami dasar, pedoman Amal

Usaha Muhammadiyah !

D.   Manfaat Penulis

Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat memberikan manfaat baik untuk

diri sendiri maupun untuk orang lain. Demikian halnya pada penulisan makalah ini sangat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca


BAB II

 Amal Usaha

Pasal 7  ayat 1  AD Muhammadiyah:


“ Untuk mencapai  maksud dan tujuannya, Muhmmadiyah  melaksanakan Dakwah Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”
Ayat 2 menyebutkan :
“Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha , program, dan kegiatan yang
macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”
Muhammadiyah dalam segala bentuk usahanya diwujudkan dalam penerapan amal usaha,
program dan kegiatan yang meliputi :
1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan
pengamalan, serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek
kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infak, wakaf, shadaqah, hibah, dan amal
shalih lainnya.
4. Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumberdaya manusia agar berkemampuan
tinggi serta berakhlaq mulia.
5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta meningkatkan penelitian.
6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas
7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumberdaya alam dan lingkungan
untuk kesejahteraan.

9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam berbagai bidang dan

kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.


10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai pelaku gerakan.
12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk mensukseskan gerakan.
13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran serta meningkatkan
pembelaan terhadap masyarakat.
14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah
Sehingga secara garis besar, perwujudan pemikiran-pemikiran tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa amal usaha

B.     Jenis-Jenis Amal Usaha Muhammadiyah


1. Bidang Agama Islam
a. Program gerakan
 Menamkan keyakinan, memperdalam danmemperluas pemahaman,
meningkatkanpengamalan serta menyebarluaskan ajaranIslam dalam berbagai
aspek kehidupan.
 Memperdalam dan mengembangkanpengkajian ajaran Islam dalam
berbagaiaspek kehidupan untuk mendapatkankemurnian dan kebenarannya

b. Wujud aksi amal usahanya


 Memurnaikan ajaran tauhid dalamkeseharian dengan cara: Meniadakan
kebiasaan/tradisi upacaraselamatan-selamatan (mitoni orang hamil,selamatan
kematian dll)dan
 Memberantas tradisi keagamaan yang dianggap sebagai ajaran Islam seperti
Selamatan/khaul untuk para wali/syeh, Ziarah kubur pada bulan-bulan tertentu,
Kepercayaan pada zimat huruf al-Qur’an, Puji-pujian kepada Rasulullah
s.a.w,  Membaca ayat al-Qur’an, misal surat Yasin padamalam Jum’at .
  Memurnikan dan meluruskan amaliahibadah seperti Meluruskan arah qiblat,
Melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dandiawali dengan shalat iftitah dua
rakaat ringan, Memnyelenggarakan shalat hari raya di tanahlapang,
Pengumpulan dan penyaluran zakat maal danfitrah kepada yang berhak
menerimanya, Penyederhanaan upacara dalam rangkakelahiran, khitanan,
pernikahan dan kematian dan Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam-
makam para wali yang dikeramatkan
 Memelopori pembentukan DepartemenAgama pada tahun 1946 dan
menteriAgama pertama adalah H.M. Rosyidi, seorang tokoh Muhammadiyah,
Membentuk Majelis-majelis yangmengelola bidang keagamaan Islam, yaitu
:Majelis Tarjih dan Tajdid, Majelis Tabligh,Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.

2. Bidang Da’wah
Dalam da’wahnya, Muhammadiyah selalu menekankan amar ma’ruf nahi
munkar (menyeru kepada perbuatan yang benar lagi baik dan mencegah segala bentuk
kemungkaran) di lingkungan masyarakat, beraqidah dan mengajak kepada aqidah
Islam, dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Untuk
menyamakan gerak langkah dalam da’wah, para da’i Muhammadiyah berpedoman
pada putusan tarjih sebagai hasil proses analisis dalam menetapkan hukum dengan
menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat
mashlahatnya. Putusan tarjih itu dihasilkan oleh Majelis Tarjih yaitu lembaga ijtihad
jama‘i (organisatoris) di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari
orang-orang yang memiliki kompetensi ushuliyyah dan ilmiah dalam bidangnya
masing-masing.

3. Bidang Kesehatan dan KesejahteraanMasyarakat

Sejak awal berdirinya Muhammadiyah menaruh perhatian besar terhadap

kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat kelas dhu’afa. Penyaluran dan

pembagian zakat fitrah dan maal kepada fakir miskin dan asnaf yang lain Pendirian

panti asuhan, panti miskin, panti jompo, Pendirian, Balai kesehatan, poliklinik, Rumah

sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Umum Pendampingan terhadap masyarakat kelas

dhu’afa agar dapat mandiri Untuk mengelola amal-amal usaha tersebut,dibentuk majelis

dan lembaga :– Majelis Pelayanan Kesehatan masyarakat– Majelis Pelayanan Sosial–

Majelis Pemberdayaan Masyarakat– Majelis Lingkungan Hidup– Lembaga

Penangulangan Bencana

4. Bidang Pendidikan
Pendidikan yang dirintis Muhammadiyah adalah pendidikan yang berorientasi
kepada dua hal, yaitu perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah/pesantren.
Untuk mewujudkan rintisan pendidikannya itu, maka Muhammadiyah mendirikan amal
usaha berupa : Sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan,
Mendirikan madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern
dan Mendirikan perguruan tinggi

5. Bidang Politik Kenegaraan

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah dan gerakan tajdid dan

bukan organisasi ataupun partai politik serta juga bukan bagian dari partai politik.

Muhammadiyah berkeyakinan bahwa agama Islam adalah agama yang mengatur

segenap kehidupan manusia di dunia, termasuk kehidupan di bidang politik kenegaraan.

Muhammadyah mempunyai sikap yang sangat peduli dan ikut bertanggung jawab dalam

pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar

Untuk menjalankan kepeduliannya itu, maka Muhammadiyah membentuk

majelis dan Lembaga : Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia, Lembaga Hikmah dan

Kebijakan Publik

6. Amal Usaha Bidang Keagamaan


Bidang ini adalah pusat semua kegiatan Muhammadiyah, serta menjadi dasar dan

jiwa setiap amal usahanya. Terkait dengan amal usaha di bidang lain, baik pendidikan,

kemasyarakatan, kenegaraan, dan lain-lain, kesemuanya tidak terpisah dari jiwa, dasar,

dan semangat keagamaan. Di antara usahanya adalah untuk membentuk Majelis Tarjih

pada 1927, lembaga yang menghimpun ulama dalam Muhammadiyah yang secara

rutin melakukan permusyawaratan, memberikan fatwa, dan membuat tuntunan dalam

bidang keagamaan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.


7. Bidang Ekonomi dan Keuangan

Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan

mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal Usaha di bidang ini meliputi

antara lain: BPR, BMT, Koperasi, Biro Perjalanan dll.

Untuk menjalankan amal usaha di bidang ini dibentuk majelis dan lembaga

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan– Lembaga Pemerikasa dan Pengawasan

Keuangan

8. Bidang partisipasi politik

Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan

kebijakan,mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan,

termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan

C.  Kehidupan dalam Mengelolah Amal Usaha

Amal usaha Muhammadiyah adalah milik Persyarikatan dan Persyarikatan bertindak

sebagai Badan Hukum/Yayasan dari seluruh amal usaha itu, sehingga semua bentuk

kepemilikan Persyarikatan hendaknya dapat diinventarisasi dengan baik serta dilindungi

dengan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum yang berlaku. Karena itu, setiap

pimpinan dan pengelola amal usaha Muhammadiyah di berbagai bidang dan tingkatan

berkewajiban menjadikan amal usaha dengan pengelolaannya secara keseluruhan

sebagai amanat umat yang harus ditunaikan dan dipertanggungjawabkan dengan sebaik-

baiknya.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan

persyarikatan dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian pimpinan amal usaha

dalam mengelola amal usahanya harus tunduk kepada kebijaksanaan Persyarikatan dan

tidak menjadikan amal usaha itu terkesan sebagai milik pribadi atau keluarga, yang akan

menjadi fitnah dalam kehidupan dan bertentangan dengan amanat.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah adalah anggota Muhammadiyah yang

mempunyai keahlian tertentu di bidang amal usaha tersebut, karena itu status

keanggotaan dan komitmen pada misi Muhammadiyah menjadi sangat penting bagi

pimpinan tersebut agar yang bersangkutan memahami secara tepat tentang fungsi amal

usaha tersebut bagi Persyarikatan dan bukan semata-mata sebagai pencari nafkah yang

tidak peduli dengan tugas-tugas dan kepentingankepentingan Persyarikatan.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus dapat memahami peran dan tugas

dirinya dalam mengemban amanah Persyarikatan. Dengan semangat amanah tersebut,

maka pimpinan akan selalu menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh

Persyarikatan dengan melaksanakan fungsi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan yang sebaik-baiknya dan sejujur jujurnya.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah senantiasa berusaha meningkatkan dan

mengembangkan amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh

kesungguhan. Pengembangan ini menjadi sangat penting agar amal usaha senantiasa

dapat berlomba-lomba dalam kabaikan (fastabiq al khairat) guna  memenuhi tuntutan

masyarakat dan tuntutan zaman.

Sebagai amal usaha yang bisa menghasilkan keuntungan, maka pimpinan amal

usaha Muhammadiyah berhak mendapatkan nafkah dalam ukuran kewajaran

sesuai ketentuan yang berlaku) yang disertai dengan sikap amanah dan tanggungjawab

akan kewajibannya. Untuk itu setiap pimpinan persyarikatan hendaknya membuat tata

aturan yang jelas dan tegas mengenai gaji tersebut  dengan dasar kemampuan dan

keadilan.
Pimpinan amal usaha Muhammadiyah berkewajiban melaporkan pengelolaan

amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya, khususnya dalam hal keuangan/kekayaan

kepada pimpinan Persyarikatan secara bertanggung jawab dan bersedia untuk diaudit

serta mendapatkan pengawasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pimpinan amal usaha Muhammadiyah harus bisa menciptakan suasana kehidupan

Islami dalam amal usaha yang menjadi tanggung jawabnya dan menjadikan amal usaha

yang dipimpinnya sebagai salah satu alat da'wah maka tentu saja usaha ini menjadi

sangat perlu agar juga menjadi contoh dalam kehidupan bermasyarakat.

Karyawan amal usaha Muhammadiyah adalah warga (anggota) Muhammadiyah

yang dipekerjakan sesuai dengan keahlian atau kemampuannya.Sebagai warga

Muhammadiyah diharapkan karyawan mempunyai rasa memiliki dan kesetiaan untuk

memelihara serta mengembangkan amal usaha tersebut sebagai bentuk pengabdian

kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama.Sebagai karyawan dari amal usaha

Muhammadiyah tentu tidak boleh terlantar dan bahkan berhak memperoleh

kesejahteraan dan memperoleh hak-hak lain yang layak tanpa terjebak pada rasa

ketidakpuasan, kehilangan rasa syukur, melalaikan kewajiban dan bersikap berlebihan.

Seluruh pimpinan dan karyawan atau pengelola amal usaha Muhammadiyah

berkewajiban dan menjadi tuntutan untuk menunjukkan keteladanan diri, melayani

sesama, menghormati hak-hak sesama, dan memiliki kepedulian social yang tinggi

sebagai cerminan dari sikap ihsan, ikhlas, dan ibadah.

Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah

hendaknya memperbanyak silaturahim dan membangun hubungan-hubungan sosial

yang harmonis (persaudaraan dan kasih sayang) tanpa mengurangi ketegasan dan

tegaknya sistem dalam penyelenggaraan amal usaha masingmasing.

Seluruh pimpinan, karyawan, dan pengelola amal usaha Muhammadiyah selain

melakukanaktivitas pekerjaan yang rutin dan menjadi kewajibannya juga dibiasakan

melakukan kegiatan-kegiatan yang memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada


Allah dan memperkaya ruhani serta kemuliaan akhlaq melalui pengajian, tadarrus serta

kajian Al-Quran dan As-Sunnah , dan bentuk-bentuk ibadah dan mu'amalah lainnya

yang tertanam kuat dan menyatu dalam seluruh kegiatan amal usaha Muhammadiyah.

D. Kedudukan dan Fungsi Amal Usaha Muhammadiyah

1. Kedudukan Amal Usaha

Muhammadiyah mempunyai semboyan dalam gerakannya : “Sepi Ing

Pamrih rame ing gaweatau Sedikit Bicara Banyak Bekerja” Sebagai bentuk realisasi

dari kegiatan Muhammadiyah dalam berbagai bidang kehidupan untuk mencapai

maksud dana tujuan Muhammadiyah• Sebagai wujud dari pelakasanaan gerakan

dakwah Muhammadiyah dalam bidang-bidang kehidupan agar manfaatnya dapat

langsung dirasakan masyarakat

2. Fungsi Amal Usaha

Untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan kehidupan sesuai dengan

tuntunan Islam dalam bentuk kerja nyata, Sebagai wadah atau sarana peribadatan

bagiwarga Muhammadiyah.
BAB III

KESIMPULAN

A. Penutup
Sebagai sebuah gerakan Islam yang lahir pada tahun 1912 Masehi dan kini hampir
memasuki usia 100 tahun, telah banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia secara luas. Sehingga harus diakui bahwa
Muhammadiyah memiliki kontribusi dan perhatian yang cukup besar dalam dinamika
kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Persyarikatan Muhammadiyah telah menempuh berbagai usaha
meliputi bidang dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, politik, dan sebagainya, yang
secara operasional dilaksanakan melalui berbagai institusi organisasi seperti majelis,
badan, dan amal usaha yang didirikannya.

B. Saran
Sebagai bagian dari warga muhammadiyah tentunya kita harus mengetahui dan
memhami segala bentuk amal usaha dari Muhammadiyah itu sendiri agar kita mengetahui
sejau mana perkembangan Muhammadiyah dan seberapa besar pengaruh Muhammadiyah
dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai