Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

Fraktur Calcaneus

Oleh
Dr. Wayan Subawa Sp.OT

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


PROGRAM STUDI SPESIALIS BEDAH ORTHOPAEDI DAN
TRAUMATOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
Laporan Kasus

IDENTITAS
Nama : Ni Putu Norma Yunita
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
CM : 18002883
Alamat : JL Imam Bonjol No 238

ANAMNESIS
Pasien datang sadar mengeluh sakit di tumit kanannya setelah kecelakaan sepeda
motor kurang lebih 8 jam sebelum masuk Rumah Sakit .
Pasien mengendarai sepeda motor memakai helm, tiba-tiba tergelincir dan jatuh
ke sisi kanan dengan pergelangan kaki dan kakinya menabrak aspal
Riwayat tidak sadar (-), mual (-), muntah (-) Kejang (-).
Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum Ganesa oleh Ahli Bedah Ortopedi yang
didiagnosis Open Fraktur calcaneus.

Primary Survey
A : Clear
B : Spontaneous, RR 18 x/min
C : Stable, BP : 120/70mmHg, PR: 94 x/min
D : Alert

PEMERIKSAAN FISIK
Right foot – Ankle Region
L: Luka terbuka dari medial maleolus sampai lateral maleolus dan melebar
samapai dorsal, sudah terhecting, perdarahan aktif (-)
F: Nyeri tekan (+), nadi a. dorsalis pedis teraba, CRT <2 ", sensasi dalam batas
normal
M: Active ROM Ankle terbatas
Active ROM Toes (+)

1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Right Ankle X Ray AP/ Lateral View (Ganesa General Hospital)
Calcaneal View

2
3
4
DIAGNOSIS
OF Right Calcaneus Essex-Lopresti Tounge Type
Degloving Wound Right Foot Region
PENATALAKSANAAN
 Analgetic
 Antibiotic
 Antitetanus
 Debridement + Immobilization with Backslab

5
DISKUSI KASUS

Pasien Perempuan usia 32 tahun, mengeluh sakit di tumit kanannya setelah


kecelakaan sepeda motor kurang lebih 8 jam sebelum masuk Rumah Sakit
Pasien mengendarai sepeda motor memakai helm, tiba-tiba tergelincir dan jatuh
ke sisi kanan dengan pergelangan kaki dan kakinya menabrak aspal
Riwayat tidak sadar (-), mual (-), muntah (-) Kejang (-).
Riwayat alergi obat tidak ada. Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum Ganesa
oleh Ahli Bedah Ortopedi yang didiagnosis Open Fraktur calcaneus.

Di RSU Ganesha, pasien dilakukan foto Right Ankle X Ray AP/ Lateral View.

1. Diagnosis
Pasien didiagnosis dengan OF Right Calcaneus Essex-Lopresti Tounge Type.

Fraktur calcaneus adalah fraktur paling sering pada os tarsal. Fraktur calcaneus
biasanya disebabkan oleh cedera pergelangan kaki yang berputar atau lebih sering
akibat terjatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil, pergelangan kaki
keseleo, penggunaan berlebihan atau stress berulang pada tulang tumit. Fraktur ini
mungkin hanya terbatas pada calcaneus atau dapat meluas hingga melibatkan
sendi subtalar atau calcaneocuboid.1

Fraktur os calcaneus dapat diklasifikasikan kepada beberapa jenis. Terdapat dua


jenis klasifikasi yang biasa digunakan pada fraktur tulang calcaneus. Klasifikasi
fraktur tulang calcaneus didasarkan kepada penilaian bahwa fraktur adalah ekstra
artikular atau intra artikular. Fraktur os calcaneus intra artikular pula, dapat
dibagikan menurut klasifikasi Essex-Lopresti dan klasifikasi Sanders.2

6
Menurut Essex-Lopresti, fraktur intra-artikular kemudiannya dibagikan kepda
tongue-type fracture dan joint-depression fracture. Tongue-type fracture adalah
keadaan di mana sendi masih lagi berikatan dengan tuberkulum posterior
(posterior tubercle). Selain itu dibagikan juga kepada Joint-depression.2

Klasifikasi Sanders pada fraktur tulang calcaneus intra-artikular didasarkan


kepada hasil penemuan foto CT, yaitu secara langsung memvisualisasi facies
posterior. Klasifikasi ini berdasarkan derajat kominutif pada posterior facet.
Klasifikasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan nilai prognostik,
yaitu hasilnya memburuk sekiranya jumlah fragmen artikular semakin banyak.
Klasifikasi Sanders adalah sistem klasifikasi yang lebih sering digunakan untuk
mengkategorikan fraktur intra artikular.3

Fraktur ekstra artikular pula merupakan fraktur yang tidak melibatkan facies
posterior pada sendi subtalar. Dibagikan menjadi tiga yaitu 4:
 Tipe A – berhubungan dengan calcaneus bagian anterior.

 Tipe B – berhubungan dengan calcaneus bagian tengah, termasuklah


sustentaculum tali, prosesus trochlearis dan prosesus lateralis.

 Tipe C – berhubungan dengan calcaneus bagian posterior. Tuberositas


posterior dan tuberkulum media termasuk.

2.Penatalaksanaan

Obyektif Terapi
Penggunaan terapi non operatif dan intervensi operatif untuk fraktur calcaneus
masih lagi merupakan topik yang kontroversial. Tujuan terapi dengan intervensi
operatif adalah seperti berikut:
 Mengembalikan tinggi dan panjang tumit

 Reposisi facies posterior di sendi subtalar

7
 Mengembalikan aksis pergerakan tumit

Dalam terapi, beberapa perkara harus dipertimbangkan, termasuklah:


 Penyebab cedera

 Status kesehatan secara umum

 Berat-ringan kecederaan

 Kerusakan jaringan lunak

Non surgical
Sekiranya pecahan tulang masih dalam posisi yang baik, kemungkinanan pasien
tidak memerlukan tindakan bedah. Imobilisasi merupakan pilihan terapi. Hal ini
memberikan waktu untuk hujung tulang yang patah membaik untuk sembuh.
Pasien tidak dibenarkan memberi beban pada kaki sehingga sembuh sepenuhnya.
Jangka waktu yang diperlukan 6 hingga 8 minggu atau mungkin lebih lama. 5

Surgical
Jika tulang sudah terkeluar dari posisi, pasien mungkin memerlukan tindakan
bedah. Biasanya kaki dilakukan imbolisasi dan diluruskan selama beberapa hari
sehingga bengkak di kaki berkurang. Hal ini memberikan kulit waktu untuk
sembuh. Waktu menunggu ini juga meningkatkan prognosis pemulihan daripada
tindakan bedah dan menurunkan risiko infeksi.
Jika fraktur terbuka, luka dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan
bedah dengan segera. Tindakan bedah yang lebih awal juga dianjurkan pada
fraktur avulsi. Walaupun jarang, pecahan fragmen tulang calcaneus dapat ditarik
keluar apabila tendon di achiles terputus dari tulang. Untuk fraktur jenis ini, terapi
bedah yang segera akan menurunkan risiko cedera pada kulit sekitar achiles
tendon.5

8
Beberapa tindakan bedah yang digunakan pada fraktur calcaneus adalah:

 Open reduction and internal fixation (ORIF)

Pada operasi ini, pertamanya fragmen tulang direposisi (reduksi) pada


kedudukan normal. Fragmen tulang ini difiksasi oleh skru khas.
 Percutaneous screw fixation

Sekiranya fragmen tulang yang mengalami fraktur besar, ianya dapat


direposisi kembali kepada posisi asal samada dengan cara menolak atau
menarik tanpa membuat bekas insisi yang besar. Skru khas dapat
diletakkan melalui insisi kecil untuk memastikan fragmen tulang dalam
kedudukan bersatu.

Fase Pemulihan (Recovery)


Selama dilakukan tindakan bedah atau tidak, proses rehabilitasi adalah
hampir sama untuk kedua-dua kasus. Jenis fraktur akan menentukan berapa lama
pasien dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Sesetengah pasien dapat
melakukan aktivitas dengan beban berat beberapa minggu selepas tindakan bedah
manakala terdapat pasien yang memerlukan waktu 3 bulan untuk melakukan
sebarang aktivias yang melibatkan beban berat bada tumit. 5

Komplikasi
Dibagikan kepada komlikasi minor dan major. Berikut adalah tabel komplikasi
yang mungkin terjadi pada fraktur os calcaneus.
Minor Major
Luka yang lambat sembuh pada Bekuan darah.
sebagian area.
Iritasi saraf pada area insisi Kegagalan luka untuk sembuh
Iritasi tendon disebabkan skru Infeksi
Kaku pada sendi Kolaps pada tulang
Nyeri yang kronis Artritis (dengan bedah atau tanpa
bedah)

9
Merokok memberi efek pada penyembuhan kulit dan tulang. Beberapa ahli bedah
tidak melakukan tindakan bedah pada pasien yang merokok kerana ianya
meningkatkan risiko komplikasi. Walaupun tanpa tindakan bedah, tulang akan
mengambil masa yang lebih lama untuk sembuh.

Tindakan bedah tambahan biasanya diperlukan pada kasus infeksi atau luka yang
sukar untuk sembuh. Sekiranya semua cara gagal, amputasi merupakan tindakan
yang harus dipertimbangkan.

Kesimpulan

Faktur calcaneus disebut juga Lover’s fracture atau Don Juan fracture merupakan

fraktur pada calcaneus yang biasanya disebabkan karena jatuh dari ketinggian

dengan posisi berdiri. Fraktur calcaneus dapat terjadi pada kecelaan jatuh dari

ketinggian, luka terpuntir , atau kecelakaan kendaraan bermotor. Ada beberapa

tipe pada fraktur calcaneus, diantaranya intra-artikular, ekstra-artikular, dan

Stress fractures of the calcaneous.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Calcaneal Reconstruction for The Late Complication Of Calcaneus
Fracture. Ki Won Young, MD; Kyung Tai Lee, MD; Young Koo Lee,
MD; Mun Suk Jang, MD; Jun Hee Yoon, MD; Jun Ho Kim, PHD.
Diunduh dari
http://www.healio.com/~/media/Journals/ORTHO/2011/12_December/10_
3928_01477447_20110826_03/10_3928_01477447_20110826_03.pdf,
pada tanggal 10 April 2018)

2. Sjamsuhidajat R, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, ed revisi, EGC.


Jakarta: 1998. pp. 1138-96.

3. Apley A.G. et al: Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 7th

edition. Butterworth Heinemann, 1993, p. 699-712

4. Bucholz et al: OrthopaedicDecisiton Making, BC Dekker Inc. 1984 p.

62-68

5. Treatment of Displaced Calcaneus Fractures Using a Minimally Invasive


Sinus Tarsi Approach. Paul Hospodar, MD; Camilo Guzman, MD; Paul
Johnson, MD; Richard Uhl, MD. Diunduh dari
http://www.healio.com/orthopedics/foot-
ankle/journals/ORTHO/%7B51F0D237-9A72-4C88-B0B4-
EC91EFB30998%7D/Treatment-of-Displaced-Calcaneus-Fractures-
Using-a-Minimally-Invasive------Sinus-Tarsi-Approach?full=1 pada
tanggal 10 April 2018)

11

Anda mungkin juga menyukai