Anda di halaman 1dari 13

JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX

Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)


DOI : XXXXXXXX

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM AKTUALISASI PANCASILA


MELALUI MEDIA SOSIAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF SOSIOLOGI
KOMUNIKASI

Fuqoha¹, Indrianti Azhar Firdausi¹


1Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum, Universitas Serang Raya

Abstract
Pancasila is the philosophy of the Indonesian State as an idiil foundation of Indonesia people.
As a State of law, Indonesia has actualized Pancasila in the State's legal system which is the
basis for actuallity and achieving the ideals of the nation. The actualization of Pancasila is
not sufficiently implemented in the legal order of the State, but must be actualized to each
individual as a citizen of the soul value of Pancasila. Social media as a forum to actualize
Pancasila for every Indonesian citizen. Through the sociology of communication approach,
the actualization of Pancasila through social media can move and foster harmonization in
social relations in accordance with the values of Pancasila.

Keywords: Actualization, Social Media, Sociology of Communication.

Pendahuluan Negara hukum, maka sistem hukum


Konsepsi Negara hukum yang diterapkan oleh Negara harus
Indonesia memberikan kedudukan mencerminkan nilai-nilai bangsa
pancasila sebagai landasaan idiil Indonesia yang menjadi cita-cita dan
dalam bernegara. Pancasila ialah tujuan bangsa dan Negara. Oleh
ideologi Negara Indonesia yang karena itu, konsepsi Negara hukum
tersusun dari nilai-nilai bangsa yang Indonesia menempatkan pancasila
dirumuskan sebagai cita-cita sebagai landasan hukum tertinggi
berbangsa dan bernegara. Dalam yang tertuang dalam alenia ke-4
sudut pandang filosofis, Pancasila pembukaan undang-undang dasar
adalah pandangan hidup dan/atau 1945.
falsafah hidup berbangsa dan Pancasila sebagai pandangan
bernegara yang tersusun dalam 5 hidup berbangsa dan bernegara tidak
(lima) landasan dasar dan/atau dapat dirumuskan dalam peraturan-
esensi hidup bernegara. Konstitusi peraturan hukum sebagai instrument
Negara Indonesia telah menguraikan penyelenggaraan Negara. Akan tetapi,
bahwa Negara Indonesia adalah rumusan pancasila harus dipahami
Negara hukum yang berarti oleh segenap warga Negara Indonesia
penyelenggaraan Negara didasarkan sebagai pedoman dalam berperilaku
pada aturan-aturan hukum. Sebagai baik bagi kepentingan individu

*) Corresponding Author 14
Email : fuqoha23@gmail.com
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

maupun hubungan sosial sesama menjadi tolak ukur aktualisasi


bangsa Indonesia maupun bangsa pancasila dalam kehidupan
asing, Dengan demikian, peran berbangsa dan bernegara.
pancasila dalam menjaga kehidupan Dinamika kehidupan sosial
berbangsa dan bernegara menjadi bermasyarakat saat ini tidak terlepas
sangat esensial terlepas dari dari revolusi industri 4.0 yang
keberadaan hukum yang mengatur mengakibatkan pola hubungan sosial
hubungan berbangsa dan bernegara. bermasyarakat yang dipengaruhi oleh
Nilai-nilai pancasila harus teknologi informasi. Perkembangan
diaktualisasikan pada tatanan teknologi informasi yang semakin
perilaku dalam hubungan sosial di pesat berimplikasi pada
masyarakat. Oleh karenaitu, pengaktualisasian nilai-nilai pancasila
aktualisasi Pancasila menjadi pada setiap individu sebagai warga
instrumen dalam mewujudkan cita- Negara Indonesia mengalami
cita dan tujuan bangsa yang harus perubahan. Hal tersebut dapat
dipahami oleh seluruh rakyat bangsa menjadi sebuah tantangan sekaligus
Indonesia serta menjadi ancaman terhadap aktulisasi
tanggungjawab bersama dalam pancasila dalam kehidupan
mewujudkan Negara hukum di berbangsa dan bernegara. Di era
Indonesia. Aktualisasi merujuk pada teknologi informasi disebut juga
mengaktualkan, mewujudkan, sebaga era digital pola hubungan
mengimplementasikan nilai-nilai masyarakat dan komunikasi
pancasila dalam kehidupan pribadi masyarakat beralih menggunakan
dan kehidupan sosial. (Syarbaini, media digital dan/atau media sosial
2001:122) Pada prinsip sebagai alat berinteraksi. Era digital
penyelenggaraan Negara Indonesia menciptakan perubahan kondisi
telah mengaktualkan pancasila dalam sosial masyarakat yang menjadikan
sistem hukum Negara. Hal tersebut media sosial sebagai alat komunikasi
dituangkan dalam ketentuan massa. Penggunaan media sosial yang
perundang-undangan tentang sangat massif oleh masyarakat
pemebentukan peraturan perundang- menggambarkan pola hubungan
undangan yang menempatkan sosial telah beralih secara langsung
pancasila sebagai landasan paling menuju arah digital.
dasar dalam penyusunan dan Komunikasi di era digital saat
pembentukan peraturan perundang- ini tidak menjadikan seminar
undangan di Indonesia. Hubungan dan/atau dialog publik sebagai media
sosial masyarakat dipengaruhi oleh untuk menjelaskan nilai-nilai
pola komunikasi antar warga yang pancasila. Teknologi informasi yang
pada akhirnya menciptakan perilaku semakin canggih menghadirkan
sosial di masyarakat. Perilaku yang media baru (new media) dalam
tumbuh dan berkembang tersebut berkomunikasi, sehingga

15
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

memudahkan setiap orang dan/atau individu dengan kelompok. (Bungin,


penyelenggara Negara untuk saling 2014:31)
berinteraksi satu dengan yang lain. Dari uraian diatas, peneliti
Komunikasi massa menggunakan ingin menguaraikan pola komunikasi
media sosial tentu memberikan dalam aktuliasasi pancasila melalui
warna berbeda dalam suatu media sosial sebagai upaya
komunikasi. Hal ini menjadi pembeda mewujudkan masyarakat yang
dimana dalam suatu seminar pancasilais. Media sosial dapat
dan/atau dialog publik tidak semua menjadi alat komunikasi yang
orang memiliki kesempatan untuk mempengaruhi masyarakat secara
memberikan tanggapan terhadap ide luas di era teknologi informasi saat
dan gagasan. Namun melalui ini. Akan tetapi, media sosial pula
teknologi digital sebagai sarana dapat menjadi ancaman
komunikasi, maka setiap orang dapat disharmonisasi hubungan sosial
langsung memberikan respon dalam mewujudkan cita-cita bangsa.
terhadap persoalan yang sedang Dengan demikian, aktualisasi
dipersoalkan dimasyarakat. pancasila harus lebih substantif
Persoalan yang dihadapi saat menyentuh individu warga Negara,
ini adalah mengaktualisasikan nilai- salah satunya menggunakan
nilai pancasila sebagai landasaan idiil pendekatan sosiologi komunikasi.
seiring perubahan pola komunikasi
menggunakan media digital atau Metode Penelitian
media sosial. Media sosial Penelitian ini merupakan
memberikan kemudahan dalam model penelitian kualitatif yang
berkomunikasi mengenai aktulisasi bersifat deskriptif analitis, dengan
pancasila, disisi lain media sosial maksud mengumpulkan data
dapat berubah menjadi penghalang selengkap mungkin untuk
upaya aktualisasi pancasila itu sendiri menggambarkan fakta-fakta secara
manakala muncul sudut pandang sistematis dan terintegrasi melalui
yang heteronom dalam menafsirkan data primer maupun data sekunder.
pancasila. Perbedaan sudut pandang (Soekanto, 1986:9) Penelitian ini
merupakan hal yang biasa dalam mempelajari secara intensif suatu
komunikasi, akan tetapi komunikasi fenomena, latar belakang, interaksi
yang baik adalah komunikasi yang sosial hingga dampak yang
mampu menciptakan ruang diskusi ditimbulkan. Kemudian, dalam
yang menyatukan pemikiran dan penelitian ini analisis yang digunakan
menerima perbedaan gagasan. Dalam yakni pendektan studi kepustakaan
komunikasi dikenal istilah sosiologi melalui buku, jurnal dan berita dari
komunikasi yang berhubungan sumber online sebagai bahan
dengan proses saling mempengaruhi sekunder.
baik antarindividu maupun antara

16
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Analisis Dan Pembahasan yang memungkinkan segala


a. Perkembangan Komunikasi bentuk informasi saling berbaur
Massa menuju New Media dalam bentuk yang berbeda.
Sejak awal abad 20 Kita telah melihat banyaknya
media massa telah mengalami surat kabar yang berpindah
perubahan yang signifikan, hal dalam bentuk digital. Seiring
tersebut dapat terlihat dari dengan teknologi berbasis
pergeseran teknologi sehingga komputer, terdapat pula
terdampak pada perubahan berbagai inovasi yang
sosial, ekonomi dan budaya mengubah aspek komunikasi,
masyarakat secara massif. Pada seperti alat baru penyiaran
era saat ini adanya pergeseran dengan kabel, satelit dan radio
budaya bersamaan telah banyak meningkatkan
berkembangnya teknologi yang kemampuan penyiaran. Bentuk-
disebut media baru. Media baru bentuk penyimpanan baru
disebut sebagai prangkat termasuk perekam video
teknologi komunikasi yang pribadi, CD-ROM, CD, DVD, iPod
berbagi ciri yang sama dan seterusnya yang
dimungkinkan dengan kemungkinan dapat
digitalisasai dan memperluas jaringan. Meskipun
ketersediannyaa yang luas tidak langsung mendukung
untuk penggunaan pribadi komunikasi massa,
sebagai alat komunikasi. kemungkinan baru untuk
(McQuail, 2011:148) pembuatan media secara
Komunikasi massa pribadi (camcorder, komputer
identik dengan media lama pribadi, printer, kamera,
namun dalam prosesnya tidak telepon genggam, dan lainnya)
terbatas pada media massa yang telah memperluas lingkungan
telah mengalami penurunan media dan menjembatani antara
minat meskipun media baru komunikasi publik dan pribadi,
juga membawa aktivitas serta antara ranah profesonal
komunikasi massa. Munculnya dan amatir. (McQuail, 2011:43)
media baru dilihat sebagai Dampak bagi media
perlawanan terhadap massa bahwa media tradisional
komunikasi massa. Terdapat mendapat keuntungan dari
dua kekuatan di awal inovasi media baru dan juga
perubahan komunikasi massa mendapat pesaing baru.
menuju new media yaitu Dampak kedua bahwa revolusi
komunikasi satelit dan komunikasi telah secara umum
pemanfaatan komputer hal ini mengubah keseimbangan
terletak pada proses digitalisasi kekuatan dari media kepada

17
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

khalayak, dalam hal ini khalayak Semakin interaktif media


mendapat pilihan dan lebih aktif memungkinkan adanya
menggunakan media. integrasi motivasi dan
Komunikasi massa tradisional peningkatan respons dari
pada intinya bersifat satu arah, pengguna. Inter-aktivitas telah
sementara bentuk baru dibangun dari potensi reaksi
komunikasi intinya adalah sederhana terhadap penciptaan
interaktif. Komunikasi massa dan distribusi konten, sama
memiliki beberapa hal sebelum seperti situs jejaring sosial.
menjadi massal dan (McQuail, 2011:49-50)
tersentralisasi. (McQuail, Perbedaan antara media
2011:43-44) personal dan media massa
Hubungan antara media adalah keterlibatan pengguna,
dan masyarakat memiliki dimana media personal lebih
dimensi material, politik dan simetris dan berperan aktif baik
normatif atau sosio-kultural. sebagai penerima maupun
Pada dasarnya, semua media sebagai produsen. (McQuail,
komunikasi publik memiliki 2011:149)
potensi menyimpang dari
sistem kontrol sosial, meskipun b. Peran Media Sosial sebagai
demikian perkembangan Sarana Aktualisasi Pancasila
kelembagaan dari media massa Suatu masyarakat dapat
yang sukses biasanya berujung terbentuk dan/atau diubah
pada hilangnya potensi melalui suatu tindakan dan
penyimpangan awal, sebagian interaksi manusia, bahwa
karena efek dari komersialisasi, hubungan sosial masyarakat
sebagian lagi kekuasaan dipengaruhi oleh simbol yang
masyarakat. Pada dimensi universal yaitu pandangan
normatif terdapat pembatasan hidup, legitimasi pranata sosial
yang cukup luas diterapkan serta pemberi makna dalam
pada televisi karena akar berbagai bidang kehidupan.
budaya dna moral yang sama, (Bungin, 2008:7) Dalam
media ini adalah media yang kehidupan berbangsa dan
populer dan memiliki dampak bernegara sesuai amanat
emosional kuat terhadap kontitusi negara Indonesia,
khalayak sehingga perlu diawasi maka simbol kehidupan bagi
menurut “kepentingan publik”. bangsa dan Negara Indonesia
(McQuail, 2011:46) yaitu pancasila. Pancasila
Media digital dengan sebagai falsafah dan pandangan
media massa dibedakan atas hidup yang mesti tumbuh bagi
dasar derajat interaktivitas. setiap warga Negara Indonesia.

18
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Interaksi dalam Aktualisasi pancasila


hubungan sosial masyarakat dalam kehidupan
tidak terlepas dari peran bermasyarakat, berbangsa dan
komunikasi. Komunikasi bernegara dapat dilakukan
dewasa ini dipengaruhi oleh dengan dua pendekatan secara
kemajuan teknologi informasi objektif dan secara subjektif.
yang menyediakan sarana Aktualisasi pancasila secara
digital komunikasi. Era digital obyektif, menjadikan pancasila
dengan perkembangan sebagai landasan idiil dan
teknologi informasi yang materil dalam setiap aspek
semakin berkembang penyelenggaraan Negara yang
mengubah pola komunikasi bagi berarti setiap perbuatan
setiap orang sehingga dapat dan/atau tindakan pemerintah
berkomunikasi melalui saluran- dan rakyat dalam konsepsi
saluran yang tersedia. Media Negara hukum harus tunduk
sosial merupakan salah satu dan patuh pada nilai-nilai
instrumen dari lahirnya tersebut. Sedangkan aktualisasi
perkembangan teknologi yang pancasila secara subjektif
menghubungkan setiap orang, sangat ditentukan oleh
masyarakat hingga kesadaran, ketaatan, serta
institusi/organisasi dapat kesiapan individu untuk
menjalin komunikasi yang mengamalkan pancasila. Sikap
efektif dan efisien. dan tingkah laku seseorang
Media sosial saat ini sangat menentukan
dianggap sebagai alat terlaksananya nilai-nilai
komunikasi yang efektif dan pancasila dalam segala aspek
efisien serta digunakan hampir kehidupan. (Syarbaini,
seluruh masyarakat sehingga 2001:122)
dapat memberikan pengaruh Pola aktualisasi pancasila
pada masyarakat. Pengaruh yang diuraikan diatas tersirat
tersebut oleh Berger dan peran komunikasi dalam bentuk
Luckmann sebagai dialektika pengolahan informasi,
yaitu proses eksternalisasi, penyampaian informasi hingga
objektivasi dan internalisasi. penerimaan informasi dari
Proses tersebut merupakan masyarakat pada individu
bagian dari kontruksi sosial maupun individu pada
kehidupan dengan menawarkan masyarakat. Secara obyektif
konsep, kesadaran umum pancasila tersampaikan melalui
hingga wacana publik. (Bungin, kebijakan-kebijakan pemerintah
2008:7) baik dalam bentuk regelling
atau beschiking. Pancasila

19
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

merupakan sumber hukum sosial sebagai saluran


tertinggi yang menjadikan komunikasi yang memberikan
sistem hukum Negara Indonesia kemudahan dalam
tidak terlepas dari berkomunikasi tanpa dibatasi
pengaktualisasian dari nilai- oleh ruang dan waktu. Media
nilai pancasila. Sedangkan sosial melalui berbagai saluran
secara subyektif terdapat peran yang tersedia di era digital
komunikasi bahwa aktualisasi memberikan informasi yang
pancasila dilakukan melalui disampaikan semakin cepat
komunikasi dua arah sehingga serta interaktif. Melalui media
nilai-nilai pancasila dapat sosial penyebaran dan/atau
terlaksana dalam kehidupan penyampaian informasi
berbangsa dan bernegara. semakin memudahkan
Komunikasi merupakan pendistribusian informasi.
bagian dari interaksi sosial yang (Fuqoha, Anggraini, & Apipah,
saling menginformasikan dan 2019) Implikasi dari
saling mempengaruhi dalam penggunaan media sosial sangat
interaksi sosial tersebut. Ali beragam dalam interaksi sosial
Syamsuddin menguraikan bermasyarakat baik dalam
bahwa tanpa komunikasi tidak bentuk positif dengan
akan terjadi interaksi sosial, terbentuknya hubungan sosial
tersampaikannya makna-makna yang terbentuk dari faktor
dan nilai-nilai serta pranata simpati dan/atau empati hingga
sosial tidak akan dalam bentuk negatif karena
teraktualisasikan. (Amin, 2014) sikap antipasti terhadap isu
Bahkan suatu pesan yang timbul dan/atau peristiwa yang
dari komunikasi dalam interaksi dikomunikasikan.
sosial dapat menjadi sugesti Aktualisasi nilai-nilai
bagi penerima yang dapat pancasila perlu ditanamkan
berkembang melalui proses pada setiap individu, tidak
identifikasi, simpati, dan imitasi cukup hanya mengaktualisasi
bahkan dapat menimbulkan nilai-nilai pancasila dalam
sikap antipati. (Amin, 2014) substansi sistem hukum
Dinamika sosial yang Indonesia maupun pada
berkembang saat ini adalah peraturan-peraturan
komunikasi yang berbasis perundang-undangan semata.
teknologi informasi. Pola Bentuk aktualisasi pancasila di
komunikasi yang terbangun era digital mulai beralih pada
seiring kemajuan teknologi penggunaan media sosial yang
informasi beralih pada digital ditandai dengan gerakan media
komunikasi dan/atau media sosial melalui slogan “Saya

20
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Indonesia, Saya Pancasila”. interaksi sosial berupa sugesti


Gerakan media sosial tersebut bagi penerimanya.
merupakan inovasi dalam Jika ukuran terwujudnya
mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai pancasila
nilai-nilai pancasila bagi berdasarkan pada tersugestinya
masyarakat di era digital. masyarakat dengan menyatakan
Aktualisasi pancasila melalui diri “Saya Indonesia, Saya
media sosial tersebut diinisiasi Pancasila” maka pancasila
oleh pemerintah dalam rangka teraktualisasikan secara efektif
memperingati hari lahir dan efisien melalui media sosial.
pancasila. Triawan Munaf Hal tersebut dikarenakan
mengatakan bahwa pancasila banyaknya pengguna media
harus mengalir dalam darah dan sosial yang turus serta
detak jantung setiap orang menggunakan slogan “Saya
Indonesia karena Pancasila Indonesia, Saya Pancasila”.
mengajari kita untuk seragam Zulfan dan Gumilar dalam
dalam memahami penelitiannya menguraikan
keberagaman. (Rimadi, 2017 bahwa media sosial memiliki
diakases pada 20/9/2019) peran penting dan memiliki
Dinamika yang dihadapi keunggulan yang dapat
dalam upaya aktualisasi digunakan dalam upaya
pancasila melalui media sosial penginformasian dan penarikan
adalah perwujudan nilai-nilai minat masyarakat. (Zulfan &
pancasila dalam kehidupan Gumilar, 2014)
sehari-hari bukan sekedar rasa Media sosial
simpati bahwa pancasila memberikan kemudahan dalam
merupakan simbol ideologi. berkomunikasi mengenai
Banyak masyarakat aktulisasi pancasila, namun
mengapresiasi dan bersimpati disisi lain media sosial dapat
dengan slogan “Saya Indonesia, berubah menjadi ancaman
Saya Pancasila” dengan aktualisasi pancasila itu sendiri
mengikuti dan/atau ketika muncul sudut pandang
membagikan slogan sebagai atau persepsi aktualisasi
bentuk dukungan dan pancasila di media sosial.
menyatakan diri sebagai Persepsi dapat diartikan
individu yang pancasila. sebagai proses pemaknaan
Merujuk pendapat Ali terhadap suatu peristiwa atau
Syamsuddin Amin maka slogan fenomena sehingga manusia
“Saya Indonesia, Saya Pancasila” memperoleh pengetahuan baru
merupakan suatu pesan yang dengan menyimpulkan
dikomunikasikan dalam informasi atau menafsirkan

21
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

pesan. (Amin, 2014) Persepsi teknologi komunikasi yang


terhadap aktualisasi pancasila dikenal dengan istilah new
melalui media sosial dalam media. Istilah new media
bentuk slogan “Saya Indonesia, menggambarkan kerakteristik
Saya Pancasila” dapat berubah sarana komunikasi atau media
menjadi antipasti yang berarti komunikasi yang berbeda dari
komunikasi dalam ruang media yang ada sebelumnya. Media
sosial berimplikasi negatif. sosial memiliki muatan yang
Persepsi yang tercipta sangat interaktif sehingga
terhadap “Saya Indonesia, Saya didefinisikan sebagai sebuah
Pancasila” adalah adanya media yang memberikan
pengguna media sosial yang kemudahan bagi para pengguna
menyatakan diri pancasilais dalam berinteraksi,
namun dalam praktik menciptakan konten berita
kehidupan tidak sesuai dengan hingga berbagi informasi yang
nilai-nilai pancasila. Implikasi memiliki kekuatan sosial dalam
dari kegagalan komunikasi mempengaruhi opini publik
massa melalui media sosial yang berkembang di
terhadap individu yang seolah- masyarakat. (Watie, 2011:70-
olah pancasila dengan 71)
mengikuti slogan “Saya Keberadaan media sosial
Indonesia, Saya Pancasila” sebagai salah satu sarana
adalah ketidakpercayaan komunikasi memiliki potensi
masyarakat akan nilai-nilai pengaruh yang sangat luas.
pancasila itu sendiri. Burhan Penelitian Zulfan dan Gumilar
Bungin (Bungin, 2014:31) tentang potensi media sosial
mengatakan bahwa dalam mengungkapkan bahwa media
interaksi sosial tidak terlepas sosial memiliki peran penting
dari proses saling dan memiliki keunggulan yang
mempengaruhi baik dapat digunakan oleh
antarindividu maupun antara komunitas dalam upaya
individu dengan kelompok. pelestarian, penginformasian
Dimana proses tersebut akan dan penarikan minat
berpengaruh pada objektivitas masyarakat. (Zulfan & Gumilar,
maupun subjektifitas yang 2014) Berlandaskan hasil
dikomunikasikan. pemeikiran tersebut, maka
masyarakat saat ini tidak
c. Media Sosial dalam Perspektif terlepas dari penggunaan media
Sosiologi Komunikasi sosial baik individu, kelompok
Media sosial merupakan maupun institusi pemerintahan
bagian dari perkembangan dan swasta.

22
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Perkembangan teknologi Pengaruh dapat timbul dari


informasi yang ditandai komunikasi antar-individu
semakin tingginya pengguna maupun antara individu dengan
media sosial menunjukan masyarakat dan/atau
pentingnya media sosial dalam masyarakat terhadap individu.
era berbasis teknologi Perbedaan sudut
informasi. Hal tersebut pandang merupakan hal yang
mengubah konstruksi sosial biasa dalam interaksi sosial,
mengenai masyarakat sebagai akan tetapi komunikasi yang
sekelompok manusia yang baik adalah komunikasi yang
tinggal dalam lingkungan mampu menciptakan ruang
bersama menjadi masyarakat diskusi atau interaksi sosial
yang berinteraksi menggunakan yang menyatukan pemikiran
jaringan internet yang dikenal dan menerima perbedaan
dengan istilah masyarakat gagasan. Interaksi sosial
internet. Pengistilahan merupakan hubungan sosial
masyarakat internet, yang yang dinamis yang mencakup
menunjukan bahwa internet di hubungan orang perorangan,
era teknologi informasi sebagai orang dengan kelompok dan
sarana penghubung dan kelompok dengan kelompok.
komunikasi informasi yang (Soekanto, 2007:55) Interaksi
dikenal dengan network society sosial dapat terjadi dengan 2
yang menandakan masyarakat (dua) syarat, pertama adanya
di era teknologi informasi kontak sosial (social contact)
sangat dipengaruhi oleh media dan kedua, adanya komunikasi
sosial. (Pratama & Sadewo, (communication). (Soekanto,
2015) 2007:58)
Era digital menciptakan Dinamika sosial dalam
perubahan kondisi sosial interaksi sosial di era digital
masyarakat yang menjadikan yang ditandai dengan new
media sosial sebagai alat media merubah pola interaksi
komunikasi massa. Penggunaan sosial dengan sarana teknologi
media sosial yang sangat massif informasi. Interaksi sosial saat
oleh masyarakat mencirikan ini lebih pada network society
kebebasan berkomunikasi dan yang menjadikan pola social
menyampaikan pendapat. contact dari langsung menjadi
Network society menjadi tidak langsung. Penggunaan
paradigma baru dalam media sosial menjadikan ruang
komunikasi secara massif dalam bagi social contact semakin
mempengaruhi dan sempit dan bahkan tanpa batas
merekonstruksi perilaku sosial. yang tidak mengharuskan

23
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

kontak secara fisik. Dalam Pemanfaatan media


menjalin komunikasi sosial sebagai sarana
(communication) dalam network komunikasi di era new media
society di era digital tidak harus dimaksimalkan oleh
terbatas pada komunikasi seluruh masyarakat. Salah satu
verbal, akan tetapi komunikasi yang harus diperhatikan yakni
dapat terbentuk dalam sebuah penggunaan media sosial secara
komunikasi tertulis hingga bijak. kemudahan
gambar sebagai ekspresi berkomunikasi yang ditawarkan
komunikasi. dalam media sosial tidak berarti
Media sosial dalam menjadikan media sosial
pendekatan sosiologi sebagai alat untuk melakukan
komunikasi tidak merubah tindakan interaksi sosial yang
konstruksi komunikasi, akan bersifat negatif. Hal tersebut
tetapi memberikan ruang yang telah diungkapkan oleh Ali
lebih terbuka dalam interaksi Syamsuddin Amin, (Amin, 2014)
sosial. Media sosial memberikan bahwa komunikasi melalui
masyarakat kemudahan dalam media sosial dapat menciptakan
mengekspresikan ide dan kondisi interaksi yang antipati
gagasan dalam bentuk digital atau bertentangan dengan
tidak terbatas pada substansi kehendak komunikan.
komunikasi. Media sosial Dengan demikian,
sebagai salah satu bagian new interaksi sosial dalam
media yang fungsinya aktualisasi pancasila melalui
berbentuk berinteraksi, media sosial dapat menjadi
bertukar informasi, dan imitasi, sugesti, identifikasi dan
mempublikasikan aktivitas simpati. (Soekanto, 2007:57)
sehari-harinya. Setiap interaksi Namun disisi lain suatu persepsi
mutlak membutuhkan sarana terhadap aktualisasi pancasila
tertentu. Sarana menjadi melalui media sosial dalam
medium simbolisasi dari apa bentuk slogan “Saya Indonesia,
yang dimaksudkan dalam Saya Pancasila” dapat berubah
sebuah interaksi. (Firdausi, menjadi antipati yang berarti
2018) Dalam media sosial suatu komunikasi dalam ruang media
pesan yang timbul dari sosial berimplikasi negatif yang
komunikasi dalam interaksi menciptakan ketidak percayaan
sosial yang memberikan sugesti network society terhadap
bagi penerima dapat berupa interaksi sosial yang terjadi.
pesan yang lebih estetis dengan
penyertaan pesan bergambar.
(Amin, 2014)

24
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

Kesimpulan dalam bentuk sugesti yang diterima,


Interaksi sosial sebagai bentuk maupun sugesti yang antipati dari
konstruksi sosial di era digital masyarakat. Slogan “Saya Indonesia,
menghadirkan perubahan dengan Saya Pancasila” mampu memberikan
sarana-sarana interaksi yang berbasis sugesti para pengguna media sosial di
teknologi. Komunikasi sebagai sarana Indonesia untuk turut serta
interaksi sosial dengan new media mengekespresikan nilai-nilai
menghadirkan media sosial sebagai pancasila melalui media sosial yang
salah satu sarana komunikasi yang digunakan.
lebih efisien di era teknologi
informasi. Sehingga, saat ini Referensi
masyarakat lebih dikenal dengan
Amin, M. A. S. (2014). Peran
istilah network society yang merujuk
Komunikasi dalam Aktualisasi
pada masyarakat pengguna internet Status Sosial. JIPSI : Jurnal Ilmu
atau teknologi informasi sebagai Politik Dan Komunikasi, IV(2),
sarana dalam berinteraksi sosial. 87–96.
Mewujudkan nilai-nilai pancasila
Bungin, B. (2008). Metodologi
dalam kehidupan berbangsa dan
Penelitian Kualitatif. (B. Bungin,
bernegara merupakan keharusan Ed.) (Ed.1-Ke-). Jakarta: Raja
yang merupakan landasan dasar serta Grafindo Persada.
motivasi dalam berperilaku.
Perwujudan nilai-nilai pancasila Bungin, B. (2014). Sosiologi
Komunikasi. Teori, Paradigm, Dan
sebagai das sollen menuju das sein
Diskursus Teknologi Komunikasi
telah diaktualisasikan dalam berbagai Di Masyarakat (Cet. Ke.7).
bentuk secara objektif kedalam Jakarta: Kencana.
peraturan perundang-undangan
hingga kebijakan-kebijakan politik Firdausi, I. A. (2018). Interaksi
Remaja Virtual di Media Sosial.
pemerintahan. sedangkan secara
Lontar : Jurnal Ilmu Komunikasi,
subjektif melalui diskusi publik untuk 6(1). Retrieved from e-
menanamkan nilai-nilai pancasila jurnal.lppmunsera.org/index.ph
dalam diri pribadi. Upaya aktualisasi p/LONTAR/article/view/646%0
pancasila di media sosial melalui D
slogan “Saya Indonesia, Saya Fuqoha, F., Anggraini, A. P., & Apipah,
Pancasila” merupakan upaya N. D. (2019). Peningkatan Digital
subyektif dalam mengenalkan Literasi Terhadap Ujaran
pancasila pada masyarakat. Dalam Kebencian di Media Sosial
sosiologi komunikasi, interkasi sosial melalui Program “Room of Law”
dalam bentuk apapun baik Bagi Siswa Sekolah Menengah
Atas di Kota Serang. Bantenese
menggunakan media sosial maupun
Jurnal Pengabdian Masyarakat,
secara konvensional akan saling 1(1), 9–17. Retrieved from
mempengaruhi komunikan baik http://e-

25
JDKP (JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK) E-ISSN : XXXXXXX
Vol. 01 No. 01 (Maret 2020)
DOI : XXXXXXXX

jurnal.lppmunsera.org/index.ph Zulfan, I., & Gumilar, G. (2014).


p/PS2PM/article/view/1050 Potensi Media Sosial Sebaga
Sarana Pelestarian Budaya Lokal.
McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi JIPSI : Jurnal Ilmu Politik Dan
Massa McQuail (Ed. 6 Buku). Komunikasi, IV(2), 77–86.
Jakarta: Salemba Humanika. Retrieved from
Retrieved from jipsi.fisip.unikom.ac.id
https://it.wikipedia.org/wiki/De
nis_McQuail
Pratama, H. N., & Sadewo, F. S. (2015).
Social Networking System
Sebagai Public Sphere Politik Era
Postdemokrasi Kampanye
Pilpres 2014. Jurnal Paradigma,
3(1). Retrieved from
https://jurnalmahasiswa.unesa.a
c.id/index.php/paradigma/articl
e/viewFile/10459/10187.

Rimadi, L. (2017). Slogan Saya


Indonesia, Saya Pancasila
Dikritik, Ini Kata Barekraf.
Retrieved September 20, 2019,
from
https://www.liputan6.com/new
s/read/2977555/slogan-saya-
indonesia-saya-pancasila-
dikritik-inikata-barekraf
Soekanto, S. (1986). Pengantar
Penelitian Hukum (Cet. Ke-3).
Jakarta: UI Press.
Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syarbaini, S. (2001). Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Watie, E. D. S. (2011). Komunikasi


dan Media Sosial
(Communications and Social
Media). Jurnal The Messenger,
III(1), 69–75.
https://doi.org/10.26623/theme
ssenger.v3i2.270

26

Anda mungkin juga menyukai