2723-Article Text-5326-1-10-20131218
2723-Article Text-5326-1-10-20131218
Fitri Wahyuni
Abstract
Each student is essentially creative. In order to construct student creative
potency required an environment wich facilitating the development of
creative potency. One of guidance and counseling effective service to develop
creativity is group guidance services. The aim of this research is to generate
an effective mind mapping tecni-que group guidance model to improve
students’ creativity. This study uses a model of educational research and
development. The results showed that mind mapping technique group
guidance model is effective to improve students’ creativity. Level of students’
creativity increased creativity about 8.2% before group guidance is 66% and
75.5% after group guidance. It increased of level of occurred in all aspects of
creativity. The results from test statistic wilcoxon that skor of probability
under 0.05 (0,0025<0,05), so mind mapping technique group guidance model
is effective to improve students’ creativity. Suggestions: for teachers,
especially guidance and coun-seling teachers always improve the quality of
guidance and counseling services, and mind mapping technique group
guidance model developed in this research should be used by counselor as a
model services to helping junior high school students to enhance their
creativity.
106
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
sebagaimana disebutkan bahwa salah satu tujuan Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model
bimbingan dan konseling adalah membantu bimbingan kelompok dengan teknik Mind
mengembangkan potensi siswa secara optimal. Mapping yang efektif untuk mengembangkan
Bantuan yang diberikan kepada siswa agar efektif kreativitas siswa SMP Negeri 2 Semarang.
harus mempertimbangkan relevansi antara jenis
layanan bimbingan dengan masalah yang dialami Metode
oleh siswa. Bantuan yang tepat akan memperoleh
perubahan-perubahan tingkah laku yang Tujuan akhir dari penelitian ini adalah
diharapkan. menghasilkan model bimbingan kelompok dengan
Layanan bimbingan kelompok dapat dijadikan teknik Mind Mapping untuk mengembangkan
salah satu pilihan untuk memberikan bantuan pada kreativitas siswa SMP Negeri 2 Semarang. Dengan
siswa. Di dalam bimbingan kelompok siswa dapat memperhatikan tujuan akhir dari penelitian ini, maka
membahas topik kreativitas, berdikusi bersama-sama penelitian ini termasuk dalam Research and
dan melakukan aktivitas kreatif. Bimbingan kelompok Development, yaitu “metode penelitian yang
dengan teknik mind mapping menjadi pilihan dalam digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
layanan karena mempertimbangkan latar belakang menguji keefektifan produk tersebut” (Sugioyono
sifat siswa, yaitu menyukai hal-hal yang baru dan 2010:407). Metode yang digunakan dalam penelitian
menarik. ini adalah mixing methods. Menurut Samsudi
Dalam perkembangannya usia remaja adalah (2009:93-94) mixing methods merupakan
usia yang penuh dengan imajinasi. Dengan melalui penggabungan antara metode kuantitatif dengan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik mind metode kualitatif.
mapping masing-masing anggota dapat menyusun Pengembangan model bimbingan kelompok
dan mengembangkan imajinasinya berupa ide dan dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan
gagasan dalam sebuah peta. Bimbingan kelompok kreativitas siswa mengadopsi 10 tahapan
dengan teknik mind mapping dapat dipilih sebagai pengembangan menurut Borg & Gall (dalam
salah satu cara dalam pelaksanaan layanan Sugiyono 2010:409), langkah-langkah yang
memiliki keuntungan sebagai alat untuk seyogyanya ditempuh dalam penelitian
mengembangkan kreativitas dimana siswa dapat pengembangan meliputi: (1) studi pendahuluan,
mengaktifkan seluruh otaknya untuk berfikir, fokus (2) perencanaan, (3) pengembangan model
pada pokok bahasan, membuat rencana, menyusun hipotetik, (4) penelaahan model hipotetik, (5) revisi,
dan menjelaskan pikiran-pikiran ke dalam peta. (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji
Selain itu juga mind mapping tidak memiliki coba lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10)
jawabanyangbenaratausalah,bahkanmendorong diseminasi dan sosialisasi, namun dalam penelitian
peserta didik untuk menjadi terbuka dan tidak terikat ini dimodifikasi menjadi enam tahap. Hal ini
oleh pembatasan, ini adalah teknik yang berharga dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan
untuk membantu meningkatkan tingkat kreativitas kebutuhan penelitian. Keenam tahapan tersebut
dalam pendidikan dan juga mengajar anak-anak adalah sebagai berikut:
bagaimana menjadi kreatif dalam situasi masa depan. Tahap I: Persiapan Pengembangan Model
Dalam mind mapping, gagasan dan pemikiran dapat Bimbingan kelompok
mengalir bebas (Wycoff. J, 2005:64). Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, pendahuluan (studi evaluasi) yaitu
peneliti menganggap penting pengembangan model mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan siswa
bimbingan kelompok dengan teknik Mind Mapping yang berorientasi pada pengembangan kreativitas,
untuk mengembangkan kreativitas siswa. Atas dasar kondisi objektif fasilitas bimbingan dan konseling,
hal tersebut peneliti ingin mengembangkan model implementasi aktual bimbingan kelompok di SMP
bimbingan kelompok teknik Mind Mapping untuk N 2 Semarang, untuk mendapatkan informasi
mengembangkan kreativitas siswa kelas VIII SMP tentang permasalahan dan kebutuhan siswa akan
Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013. layanan bimbingan kelompok serta kekurangan
Berpijak dari latar belakang masalah di atas, dalam implementasi bimbingan kelompok diukur
maka permasalahan penelitian ini yaitu Bagaimana dari layanan bimbingan kelompok yang ideal
model bimbingan kelompok dengan teknik Mind (konseptual).
Mapping untuk mengembangkan kreativitas siswa Tahap II: Merancang Model Hipotetik
SMP Negeri 2 Semarang. Bimbingan kelompok Dengan Teknik Mind
Mapping.
Tahap ini merancang model hipotetik
berdasarkan kajian studi evaluasi, kajian teoretik,
107
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
kajian hasil penelitian, dan kajian ketentuan Kegiatan tahap ini adalah merancang model
formal. Peneliti melakukan analisis kesenjangan “akhir” bimbingan kelompok dengan teknik mind
antara model hipotetik dengan implementasi mapping. Berdasarkan balikan yang diperoleh
aktual di lapangan. Setelah itu kemudian peneliti melalui uji lapangan (uji-empirik) dilakukan
mendiskripsikan kerangka kerja kolaboratif evaluasi hasil uji-lapangan dan perbaikan model
dalam menguji kelayakan model hipotetik. secara kolaboratif antara peneliti dan konselor di
Tahap III: Uji kelayakan Model Hipotetik sekolah. Setelah melalui proses tersebut barulah
Bimbingan kelompok dengan teknik Mind dapat dihasilkan model bimbingan kelompok
Mapping. dengan teknik mind mapping sebagai model yang
Tujuan pengujian model bimbingan telah teruji tahap II.
kelompok dengan teknik mind mapping yaitu Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah
untuk menggali informasi dan bahan-bahan siswa kelas VIII SMP N 2 Semarang sebanyak 10
pertimbangan dalam merevisi model produk orang dari populasi yang berjumlah 167 siswa
yang dikembangkan serta menentukan manfaat yang dipilih secara purposive sampling. Instrument
dan kesiapan model diberlakukan di SMP N 2 pengumpulan data yang digunakan dalam
Semarang. Pengujian model meliputi pengujian penelitian ini adalah wawancara, observasi, studi
komponen, pengujian sub sistem dan pengujian dokumentasi dan skala kreativitas. Adapun
secara keseluruhan dari sistimatisnya model. teknik yang digunakan dalam analisis kelayakan
Komponen-komponen model bimbingan model meliputi: a. Uji rasional model dengan
kelompok dengan teknik mind mapping melibatkan pakar bimbingan dan konseling; b.
diuji terlebih dahulu, kemudian diuji secara Uji kepraktisan model dengan melakukan forum
keseluruhan dari sistemnya. Pada tahap ini, group disscution dengan para praktisi atau guru BK
model hipotetik bimbingan kelompok dengan di SMP N 2 Semarang.
teknik mind mapping diuji secara rasional (uji Metode yang digunakan untuk
kelayakan) melalui uji ahli, dan uji praktisi yang mengetahui efektifitas model dalam penelitian
dilakukan melalui diskusi. ini menggunakan metode pre-experimental designs
Tahap IV: Perbaikan Model Hipotetik dengan desain one group pre-test and post-test
design,
(Teruji 1) yaitu dengan menganalisis kreativitas siswa
Perbaikan model bimbingan kelompok sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan
dengan teknik mind mapping hipotetik. kelompok dalam pengujian lapangan model.
Berdasarkan uji kelayakan diperoleh balikan Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis
(feedback) yang diperlukan bagi peyempurnaan penelitian berupa pengujian efektivitas model
model. Perbaikan model dilakukan secara digunakan uji Wilcoxon.
kolaboratif antara peneliti dengan konselor di
sekolah. Setelah melalui proses tersebut barulah Hasil dan Pembahasan
dapat dihasilkan model bimbingan kelompok
dengan teknik mind mapping yang telah teruji Berdasarkan hasil studi pendahuluan
tahap I. diketahui bahwa bimbingan kelompok di SMP
Tahap V: Uji-Lapangan (Uji-Empirik) N 2 Semarang telah dilaksanakan oleh konselor
Model Hipotetik namun model BKp yang dilaksanakan masih
Uji-lapangan (uji-empirik) model bersifat umum belum menggunakan pendekatan
bimbingan kelompok dengan teknik mind ataupun teknik-teknik khusus. Pelaksanaan
mapping hipotetik. Uji-lapangan dilakukan program bimbingan kelompok (BKp) di SMP
melalui penelitian partisipatoris, yaitu dilakukan N 2 Semarang 2 kali dalam 1 semester. Fasilitas
bersama konselor dalam menyusun rencara bimbingan dan konseling SMP N 2 sudah
kegiatan uji-lapangan, melaksanakan uji cukup memadai. Implementasi evaluasi dan
lapangan dan mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindak lanjut sudah dilakukan namun pada
uji-lapangan. Uji lapangan dilakukan di SMP N pelaksanaannya tidak selalu relevan dengan
2 Semarang yang melibatkan melibatkan 3 orang program yang direncanakan. Dukungan sistem
konselor dan 10 siswa (anggota kelompok). Dari terhadap layanan bimbingan kelompok belum
hasil terhadap proses pelaksanaan uji-lapangan, optimal.
diperoleh balikan (feedback) yang diperlukan bagi Hasil studi tentang kreativitas siswa
penyempurnaan model. yang dilakukan pada seluruh kelas VIII dengan
Tahap VI: Merancang Model “Akhir” responden 167 siswa diperoleh hasil 57% siswa
Bimbingan kelompok dengan teknik mind memiliki tingkat kreativitas sedang, dan 43%
mapping (Teruji II). siswa memiliki kreativitas tinggi sedangkan
108
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
kreativitas sangat tinggi, rendah dan sangat rendah uji kelayakan model. Uji kelayakan model ini
0%. dilakukan melalui penilaian pakar bimbingan dan
Bila digambarkan dalam bentuk grafik konseling dan penilaian praktisi di lapangan.
tingkat kreativitas siswa kelas VIII SMPN 2 Kemudian model tersebut di uji cobakan di lapangan
Semarang secara umum tampak seperti pada grafik sebanyak delapan kali pertemuan.
di berikut: Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil
yaitu secara keseluruhan kreativitas siswa meningkat
dari rata-rata 218,2 menjadi 245,3, terjadi kenaikan
27,1. Tingkat kreativitas semula 66,1% menjadi
74,3%, terjadi kenaikan 8,2%. Kemudian diujikan
dengan rumus Wilcoxon dengan bantuan perangkat
lunak SPSS 16. Hasil yang diperoleh adalah nilai Z=
-2,814. Pada uji statistik Asymp. Sig. (2-tailed) /
asymptotic significance untuk uji dua sisi tertera
angka 0,005, oleh karena kasus dalam penelitian ini
adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi
0,0025. Sehingga dapat terlihat bahwa probabilitas
Gambar 1. Tingkat kreativitas siswa kelas VII dibawah 0,05 (0,0025<0,05) maka dapat dikatakan
bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping
Dari grafik tersebut menunjukkan sebagian efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa.
besar kreativitas siswa sedang, agar potensi kreatif
siswa dapat berkembang lebih optimal perlunya Simpulan
upaya pengembangan model layanan bimbingan
kelompok yang diharapkan dapat membantu para Berdasarkan hasil analisis data, mulai dari
konselor SMP N 2 semarang dalam tahap penelitian pendahuluan hingga tahap uji coba
mengembangkan kreativitas siswa. Model yang model, dapat disimpulkan bahwa layanan
dimaksud adalah model bimbingan kelompok bimbingan kelompok di SMP N 2 Semarang telah
dengan teknik mind mapping untuk dilaksanakan oleh konselor akan tetapi masih
mengembangkan kreativitas siswa. Model bersifat umum belum menggunakan pendekatan
bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping dan teknik khusus.
yang dikembangkan dalam penelitian ini Hasil penyebaran skala kreativitas pada 167
dirumuskan dari kerangka kerja yang berlandaskan siswa kelas VIII SMP N 2 Semarang, ditemukan
pada teori bimbingan kelompok secara umum, secara umum rata-rata kreativitas siswa berada
mind mapping, kreativitas dan karakteristik siswa pada kategori sedang, hal ini berarti sebagian besar
SMP. siswa SMP N 2 Semarang memerlukan
Model Bimbingan Kelompok dengan teknik pengembangan kreativitas.
mind mapping tersusun atas 12 komponen yaitu: (1) Model bimbingan kelompok dengan teknik
Rasional, (2) Konsep Kunci yang terdiri dari (a) mind mapping disusun berdasarkan pada model
Pengertian Bimbingan Kelompok dengan teknik mind Bimbingan kelompok secara umum, teori kreativitas,
mapping, (b) Tujuan Model Bimbingan Kelompok mind mapping dan karakteristik siswa SMP, sehingga
dengan teknik mind mapping (c) Teori dasar memiliki spesifikasi yang berbeda dari model
pengembangan model: Teknik mind mapping, bimbingan kelompok yang sudah ada di sekolah.
kreativitas dan karakterisitk siswa SMP (3) Isi Model Model bimbingan kelompok dengan teknik mind
Bimbingan Kelompok dengan teknik mind mapping mapping, terdiri dari 12 komponen.
(4) Peran Konselor, Hasil uji model bimbingan kelompok
(5) Fungsi Konselor, (6) Kualifikasi Konselor, (7) dengan teknik mind mapping terbukti efektif untuk
Prosedur Kerja Bimbingan Kelompok dengan teknik mengembangkan kreativitas siswa. Hal ini terlihat
mind mapping, (8) Anggota Kelompok, dari perolehan skor pengukuran skala kreativitas
(9) Sifat Topik, (10) Suasana Interaksi, (11) meningkat dari kondisi awal sebelum diberi
Tahap-Tahap pelaksanaan Bimbingan Kelompok perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik
dengan teknik mind mapping. Dan komponen mind mapping (pre test) dengan kondisi akhir
model yang terakhir, (12) Monitoring, evaluasi dan setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok
tindak lanjut. bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping
Untuk menghasilkan model bimbingan (post test). Uji keefektifan model dibuktikan
kelompok dengan teknik mind mapping yang teruji melalui uji statistik non parametris
secara efektif, maka diperlukan adanya
109
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
110