Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN


TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
SISWA

Fitri Wahyuni

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Diterima Setiap siswa pada hakikatnya kreatif. Untuk mengembangkan potensi kreatif siswa diperlukan
Oktober 2013 Disetujui lingkungan yang dapat memfasilitasi perkembangan potensi kreatif. Salah satu layanan
Oktober 2013 bimbingan dan konseling yang efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah layanan
Dipublikasikan bimbingan kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model bimbingan kelompok
November 2013 dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan kreativitas siswa SMP N 2 Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Educational
Research and Development). Hasil implementasi model menunjukkan bahwa model bimbingan
Keywords:
kelompok dengan teknik mind mapping terbukti efektif mengembangkan kreativitas siswa.
Creativity;
Tingkat kreativitas siswa mengalami kenaikan sebesar 8,2% dari sebelumnya 66,1% meningkat
Group guidance; menjadi 74,3%. Peningkatan tersebut terjadi pada semua aspek kreativitas. Hasil uji statistik
Mind mapping technique wicoxon menunjukkan nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,0025<0,05), artinya bahwa bimbingan
kelompok teknik mind mapping efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa. Disarankan bagi
guru khususnya guru bimbingan dan konseling untuk selalu meningkatkan kualitas layanan
bimbingan dan konseling, dan model bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping yang
dikembangkan dalam penelitian ini hendaknya dapat digunakan konselor sebagai salah satu
model layanan dalam membantu siswa SMP untuk mengembangkan kreativitas siswa.

Abstract
Each student is essentially creative. In order to construct student creative
potency required an environment wich facilitating the development of
creative potency. One of guidance and counseling effective service to develop
creativity is group guidance services. The aim of this research is to generate
an effective mind mapping tecni-que group guidance model to improve
students’ creativity. This study uses a model of educational research and
development. The results showed that mind mapping technique group
guidance model is effective to improve students’ creativity. Level of students’
creativity increased creativity about 8.2% before group guidance is 66% and
75.5% after group guidance. It increased of level of occurred in all aspects of
creativity. The results from test statistic wilcoxon that skor of probability
under 0.05 (0,0025<0,05), so mind mapping technique group guidance model
is effective to improve students’ creativity. Suggestions: for teachers,
especially guidance and coun-seling teachers always improve the quality of
guidance and counseling services, and mind mapping technique group
guidance model developed in this research should be used by counselor as a
model services to helping junior high school students to enhance their
creativity.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889


Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
Pendahuluan Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang

pada lingkungan keluarga, masyarakat, maupun


Di era globalisasi, pengembangan lingkungan sekolah. Dalam membentuk
kreativitas merupakan hal yang tidak bisa kreativitas, sekolah sebagai lembaga pendidikan,
diabaikan. Persaingan global semakin luas memberikan kontribusi besar terhadap
tidak hanya keahlian di bidang kognisi tetapi perkembangan kreativitas siswa. Namun sangat
juga keterampilan hidup menjadi kebutuhan disayangkan kreativitas sebagai kemampuan
dalam karakter. Maraknya persaingan dalam untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
berbagai bidang baik tingkat regional maupun untuk menyelesaikan suatu masalah, merupakan
internasional membuat bangsa indonesia bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih
semakin sadar akan pentingnya kreativitas, kurang mendapat perhatian dalam pendidikan
karena kreativitas sangat dibutuhkan dalam formal. Siswa lebih dituntut untuk berpikir linier,
setiap sektor kehidupan. Manusia dituntut untuk logis, penalaran, ingatan atau pengetahuan
mandiri dan kreatif dalam kehidupan. yang menuntut jawaban paling tepat terhadap
Kreativitas berpikir merupakan hal vital permasalahan yang diberikan, kurang
karena mampu mengarahkan individu menuju memberikan latihan kemampuan berpikir kreatif
cara yang paling ideal untuk mengatasi saat-saat (Guilford dalam Munandar, 2009:31).
sulit yang dilalui sehingga menjadi manusia yang Hasil penelitian Aziz menyarankan
sanggup belajar, tegar, dan meraih kesuksesan. agar pengembangan kreativitas bisa dilakukan
Kreativitas berpikir menciptakan pribadi yang secara terintegrasi dalam bidang studi atau bisa
mampu menyulap impian menjadi realitas (Al- juga dilakukan secara terpisah dalam program
uqshari, 2005:30). Dengan kreatif orang akan ekstrakurikuler berupa pelatihan-pelatihan
lebih bisa mengembangkan diri. berpikir kreatif atau metode pemecahan
Sebagaimana yang diungkapkan Mulyadi, masalah secara kreatif, apapun bentuknya
(dalam Munandar 2010: 213) “Kreativitas yang paling penting adalah kreativitas siswa
sungguh mampu meningkatkan kualitas hidup”. harus dikembangkan dalam proses pendidikan,
Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan sehingga mampu menjawab anggapan bahwa
yang dimilikinya dan membuat lompatan yang pendidikan di Indonesia kurang mengapresiasi
memungkinkan, mereka memandang segala kreativitas (Aziz, 2010:92) .
sesuatu dengan cara-cara yang baru. Berdasarkan observasi di lapangan,
Pentingnya pengembangan kreativitas wawancara dengan koordinator guru bimbingan
bagi siswa sekolah telah tertulis dalam tujuan konseling (BK), guru BK kelas VIII dan 2 orang
Pendidikan Nasional Indonesia dan Peraturan siswa SMP N 2 Semarang (13 Oktober 2012),
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun diperoleh informasi bahwa di SMP Negeri 2
2006 tentang standar isi. Dalam Undang- Semarang telah melaksanakan layanan bimbingan
Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang kelompok. Layanan bimbingan kelompok yang
Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, dilaksanakan sudah sesuai dengan standart
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana penyelenggaraan bimbingan kelompok mulai
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses dari identifikasi kebutuhan, proses pelaksanaan,
pembelajaran agar peserta didik secara aktif hingga evaluasi. Namun pelaksanaannya masih
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki bersifat umum belum menggunakan teknik dan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian pendekatan khusus.
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Pengembangan kreativitaspun telah
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai
masyarakat, bangsa dan negara. melalui layanan bimbingan kelompok. Namun
Lebih lanjut pada pasal 3 dinyatakan diakui oleh para konselor tersebut bahwa
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk hasilnya belum maksimal, masih terdapat siswa
mengembangkan potensi peserta didik agar yang belum mengeksplorasi potensi yang dimiliki
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa secara optimal, sehingga memang dirasa perlu
kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, untuk melakukan pengembangan lebih lanjut
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi terhadap layanan bimbingan kelompok agar
warga negara yang demokratis serta bertanggung perkembangan kreativitas siswa lebih optimal.
jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional Kaitannya dengan proses pendidikan di
di atas disebutkan bahwa salah satu tujuan sekolah, ini merupakan tugas guru termasuk
pendidikan nasional adalah mendidik peserta guru Bimbingan dan Konseling melalui
didik menjadi manusia yang kreatif. layanan bimbingan dan konseling karena

106
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

sebagaimana disebutkan bahwa salah satu tujuan Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model
bimbingan dan konseling adalah membantu bimbingan kelompok dengan teknik Mind
mengembangkan potensi siswa secara optimal. Mapping yang efektif untuk mengembangkan
Bantuan yang diberikan kepada siswa agar efektif kreativitas siswa SMP Negeri 2 Semarang.
harus mempertimbangkan relevansi antara jenis
layanan bimbingan dengan masalah yang dialami Metode
oleh siswa. Bantuan yang tepat akan memperoleh
perubahan-perubahan tingkah laku yang Tujuan akhir dari penelitian ini adalah
diharapkan. menghasilkan model bimbingan kelompok dengan
Layanan bimbingan kelompok dapat dijadikan teknik Mind Mapping untuk mengembangkan
salah satu pilihan untuk memberikan bantuan pada kreativitas siswa SMP Negeri 2 Semarang. Dengan
siswa. Di dalam bimbingan kelompok siswa dapat memperhatikan tujuan akhir dari penelitian ini, maka
membahas topik kreativitas, berdikusi bersama-sama penelitian ini termasuk dalam Research and
dan melakukan aktivitas kreatif. Bimbingan kelompok Development, yaitu “metode penelitian yang
dengan teknik mind mapping menjadi pilihan dalam digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
layanan karena mempertimbangkan latar belakang menguji keefektifan produk tersebut” (Sugioyono
sifat siswa, yaitu menyukai hal-hal yang baru dan 2010:407). Metode yang digunakan dalam penelitian
menarik. ini adalah mixing methods. Menurut Samsudi
Dalam perkembangannya usia remaja adalah (2009:93-94) mixing methods merupakan
usia yang penuh dengan imajinasi. Dengan melalui penggabungan antara metode kuantitatif dengan
layanan bimbingan kelompok dengan teknik mind metode kualitatif.
mapping masing-masing anggota dapat menyusun Pengembangan model bimbingan kelompok
dan mengembangkan imajinasinya berupa ide dan dengan teknik mind mapping untuk mengembangkan
gagasan dalam sebuah peta. Bimbingan kelompok kreativitas siswa mengadopsi 10 tahapan
dengan teknik mind mapping dapat dipilih sebagai pengembangan menurut Borg & Gall (dalam
salah satu cara dalam pelaksanaan layanan Sugiyono 2010:409), langkah-langkah yang
memiliki keuntungan sebagai alat untuk seyogyanya ditempuh dalam penelitian
mengembangkan kreativitas dimana siswa dapat pengembangan meliputi: (1) studi pendahuluan,
mengaktifkan seluruh otaknya untuk berfikir, fokus (2) perencanaan, (3) pengembangan model
pada pokok bahasan, membuat rencana, menyusun hipotetik, (4) penelaahan model hipotetik, (5) revisi,
dan menjelaskan pikiran-pikiran ke dalam peta. (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji
Selain itu juga mind mapping tidak memiliki coba lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10)
jawabanyangbenaratausalah,bahkanmendorong diseminasi dan sosialisasi, namun dalam penelitian
peserta didik untuk menjadi terbuka dan tidak terikat ini dimodifikasi menjadi enam tahap. Hal ini
oleh pembatasan, ini adalah teknik yang berharga dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan
untuk membantu meningkatkan tingkat kreativitas kebutuhan penelitian. Keenam tahapan tersebut
dalam pendidikan dan juga mengajar anak-anak adalah sebagai berikut:
bagaimana menjadi kreatif dalam situasi masa depan. Tahap I: Persiapan Pengembangan Model
Dalam mind mapping, gagasan dan pemikiran dapat Bimbingan kelompok
mengalir bebas (Wycoff. J, 2005:64). Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, pendahuluan (studi evaluasi) yaitu
peneliti menganggap penting pengembangan model mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan siswa
bimbingan kelompok dengan teknik Mind Mapping yang berorientasi pada pengembangan kreativitas,
untuk mengembangkan kreativitas siswa. Atas dasar kondisi objektif fasilitas bimbingan dan konseling,
hal tersebut peneliti ingin mengembangkan model implementasi aktual bimbingan kelompok di SMP
bimbingan kelompok teknik Mind Mapping untuk N 2 Semarang, untuk mendapatkan informasi
mengembangkan kreativitas siswa kelas VIII SMP tentang permasalahan dan kebutuhan siswa akan
Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013. layanan bimbingan kelompok serta kekurangan
Berpijak dari latar belakang masalah di atas, dalam implementasi bimbingan kelompok diukur
maka permasalahan penelitian ini yaitu Bagaimana dari layanan bimbingan kelompok yang ideal
model bimbingan kelompok dengan teknik Mind (konseptual).
Mapping untuk mengembangkan kreativitas siswa Tahap II: Merancang Model Hipotetik
SMP Negeri 2 Semarang. Bimbingan kelompok Dengan Teknik Mind
Mapping.
Tahap ini merancang model hipotetik
berdasarkan kajian studi evaluasi, kajian teoretik,

107
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)
kajian hasil penelitian, dan kajian ketentuan Kegiatan tahap ini adalah merancang model

formal. Peneliti melakukan analisis kesenjangan “akhir” bimbingan kelompok dengan teknik mind
antara model hipotetik dengan implementasi mapping. Berdasarkan balikan yang diperoleh
aktual di lapangan. Setelah itu kemudian peneliti melalui uji lapangan (uji-empirik) dilakukan
mendiskripsikan kerangka kerja kolaboratif evaluasi hasil uji-lapangan dan perbaikan model
dalam menguji kelayakan model hipotetik. secara kolaboratif antara peneliti dan konselor di
Tahap III: Uji kelayakan Model Hipotetik sekolah. Setelah melalui proses tersebut barulah
Bimbingan kelompok dengan teknik Mind dapat dihasilkan model bimbingan kelompok
Mapping. dengan teknik mind mapping sebagai model yang
Tujuan pengujian model bimbingan telah teruji tahap II.
kelompok dengan teknik mind mapping yaitu Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah
untuk menggali informasi dan bahan-bahan siswa kelas VIII SMP N 2 Semarang sebanyak 10
pertimbangan dalam merevisi model produk orang dari populasi yang berjumlah 167 siswa
yang dikembangkan serta menentukan manfaat yang dipilih secara purposive sampling. Instrument
dan kesiapan model diberlakukan di SMP N 2 pengumpulan data yang digunakan dalam
Semarang. Pengujian model meliputi pengujian penelitian ini adalah wawancara, observasi, studi
komponen, pengujian sub sistem dan pengujian dokumentasi dan skala kreativitas. Adapun
secara keseluruhan dari sistimatisnya model. teknik yang digunakan dalam analisis kelayakan
Komponen-komponen model bimbingan model meliputi: a. Uji rasional model dengan
kelompok dengan teknik mind mapping melibatkan pakar bimbingan dan konseling; b.
diuji terlebih dahulu, kemudian diuji secara Uji kepraktisan model dengan melakukan forum
keseluruhan dari sistemnya. Pada tahap ini, group disscution dengan para praktisi atau guru BK
model hipotetik bimbingan kelompok dengan di SMP N 2 Semarang.
teknik mind mapping diuji secara rasional (uji Metode yang digunakan untuk
kelayakan) melalui uji ahli, dan uji praktisi yang mengetahui efektifitas model dalam penelitian
dilakukan melalui diskusi. ini menggunakan metode pre-experimental designs
Tahap IV: Perbaikan Model Hipotetik dengan desain one group pre-test and post-test
design,
(Teruji 1) yaitu dengan menganalisis kreativitas siswa
Perbaikan model bimbingan kelompok sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan
dengan teknik mind mapping hipotetik. kelompok dalam pengujian lapangan model.
Berdasarkan uji kelayakan diperoleh balikan Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis
(feedback) yang diperlukan bagi peyempurnaan penelitian berupa pengujian efektivitas model
model. Perbaikan model dilakukan secara digunakan uji Wilcoxon.
kolaboratif antara peneliti dengan konselor di
sekolah. Setelah melalui proses tersebut barulah Hasil dan Pembahasan
dapat dihasilkan model bimbingan kelompok
dengan teknik mind mapping yang telah teruji Berdasarkan hasil studi pendahuluan
tahap I. diketahui bahwa bimbingan kelompok di SMP
Tahap V: Uji-Lapangan (Uji-Empirik) N 2 Semarang telah dilaksanakan oleh konselor
Model Hipotetik namun model BKp yang dilaksanakan masih
Uji-lapangan (uji-empirik) model bersifat umum belum menggunakan pendekatan
bimbingan kelompok dengan teknik mind ataupun teknik-teknik khusus. Pelaksanaan
mapping hipotetik. Uji-lapangan dilakukan program bimbingan kelompok (BKp) di SMP
melalui penelitian partisipatoris, yaitu dilakukan N 2 Semarang 2 kali dalam 1 semester. Fasilitas
bersama konselor dalam menyusun rencara bimbingan dan konseling SMP N 2 sudah
kegiatan uji-lapangan, melaksanakan uji cukup memadai. Implementasi evaluasi dan
lapangan dan mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindak lanjut sudah dilakukan namun pada
uji-lapangan. Uji lapangan dilakukan di SMP N pelaksanaannya tidak selalu relevan dengan
2 Semarang yang melibatkan melibatkan 3 orang program yang direncanakan. Dukungan sistem
konselor dan 10 siswa (anggota kelompok). Dari terhadap layanan bimbingan kelompok belum
hasil terhadap proses pelaksanaan uji-lapangan, optimal.
diperoleh balikan (feedback) yang diperlukan bagi Hasil studi tentang kreativitas siswa
penyempurnaan model. yang dilakukan pada seluruh kelas VIII dengan
Tahap VI: Merancang Model “Akhir” responden 167 siswa diperoleh hasil 57% siswa
Bimbingan kelompok dengan teknik mind memiliki tingkat kreativitas sedang, dan 43%
mapping (Teruji II). siswa memiliki kreativitas tinggi sedangkan

108
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

kreativitas sangat tinggi, rendah dan sangat rendah uji kelayakan model. Uji kelayakan model ini
0%. dilakukan melalui penilaian pakar bimbingan dan
Bila digambarkan dalam bentuk grafik konseling dan penilaian praktisi di lapangan.
tingkat kreativitas siswa kelas VIII SMPN 2 Kemudian model tersebut di uji cobakan di lapangan
Semarang secara umum tampak seperti pada grafik sebanyak delapan kali pertemuan.
di berikut: Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil
yaitu secara keseluruhan kreativitas siswa meningkat
dari rata-rata 218,2 menjadi 245,3, terjadi kenaikan
27,1. Tingkat kreativitas semula 66,1% menjadi
74,3%, terjadi kenaikan 8,2%. Kemudian diujikan
dengan rumus Wilcoxon dengan bantuan perangkat
lunak SPSS 16. Hasil yang diperoleh adalah nilai Z=
-2,814. Pada uji statistik Asymp. Sig. (2-tailed) /
asymptotic significance untuk uji dua sisi tertera
angka 0,005, oleh karena kasus dalam penelitian ini
adalah uji satu sisi, maka probabilitas menjadi
0,0025. Sehingga dapat terlihat bahwa probabilitas
Gambar 1. Tingkat kreativitas siswa kelas VII dibawah 0,05 (0,0025<0,05) maka dapat dikatakan
bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping
Dari grafik tersebut menunjukkan sebagian efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa.
besar kreativitas siswa sedang, agar potensi kreatif
siswa dapat berkembang lebih optimal perlunya Simpulan
upaya pengembangan model layanan bimbingan
kelompok yang diharapkan dapat membantu para Berdasarkan hasil analisis data, mulai dari
konselor SMP N 2 semarang dalam tahap penelitian pendahuluan hingga tahap uji coba
mengembangkan kreativitas siswa. Model yang model, dapat disimpulkan bahwa layanan
dimaksud adalah model bimbingan kelompok bimbingan kelompok di SMP N 2 Semarang telah
dengan teknik mind mapping untuk dilaksanakan oleh konselor akan tetapi masih
mengembangkan kreativitas siswa. Model bersifat umum belum menggunakan pendekatan
bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping dan teknik khusus.
yang dikembangkan dalam penelitian ini Hasil penyebaran skala kreativitas pada 167
dirumuskan dari kerangka kerja yang berlandaskan siswa kelas VIII SMP N 2 Semarang, ditemukan
pada teori bimbingan kelompok secara umum, secara umum rata-rata kreativitas siswa berada
mind mapping, kreativitas dan karakteristik siswa pada kategori sedang, hal ini berarti sebagian besar
SMP. siswa SMP N 2 Semarang memerlukan
Model Bimbingan Kelompok dengan teknik pengembangan kreativitas.
mind mapping tersusun atas 12 komponen yaitu: (1) Model bimbingan kelompok dengan teknik
Rasional, (2) Konsep Kunci yang terdiri dari (a) mind mapping disusun berdasarkan pada model
Pengertian Bimbingan Kelompok dengan teknik mind Bimbingan kelompok secara umum, teori kreativitas,
mapping, (b) Tujuan Model Bimbingan Kelompok mind mapping dan karakteristik siswa SMP, sehingga
dengan teknik mind mapping (c) Teori dasar memiliki spesifikasi yang berbeda dari model
pengembangan model: Teknik mind mapping, bimbingan kelompok yang sudah ada di sekolah.
kreativitas dan karakterisitk siswa SMP (3) Isi Model Model bimbingan kelompok dengan teknik mind
Bimbingan Kelompok dengan teknik mind mapping mapping, terdiri dari 12 komponen.
(4) Peran Konselor, Hasil uji model bimbingan kelompok
(5) Fungsi Konselor, (6) Kualifikasi Konselor, (7) dengan teknik mind mapping terbukti efektif untuk
Prosedur Kerja Bimbingan Kelompok dengan teknik mengembangkan kreativitas siswa. Hal ini terlihat
mind mapping, (8) Anggota Kelompok, dari perolehan skor pengukuran skala kreativitas
(9) Sifat Topik, (10) Suasana Interaksi, (11) meningkat dari kondisi awal sebelum diberi
Tahap-Tahap pelaksanaan Bimbingan Kelompok perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik
dengan teknik mind mapping. Dan komponen mind mapping (pre test) dengan kondisi akhir
model yang terakhir, (12) Monitoring, evaluasi dan setelah diberi perlakuan bimbingan kelompok
tindak lanjut. bimbingan kelompok dengan teknik mind mapping
Untuk menghasilkan model bimbingan (post test). Uji keefektifan model dibuktikan
kelompok dengan teknik mind mapping yang teruji melalui uji statistik non parametris
secara efektif, maka diperlukan adanya

109
Fitri Wahyuni / Jurnal Bimbingan Konseling 2 (2) (2013)

wilcoxon. yang telah banyak membantu peneliti selama


penelitian.
Ucapan Terimakasih Semua pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang Daftar Pustaka
setinggi-tingginya kepada:
Prof. Dr. Samsudi, M.Pd, Direktur Program Buzan, T. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan
Kreativitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan
Utama
kesempatan serta arahan selama pendidikan, Cain, M. E. (2001/2002). Using mind maps to raise
penelitian dan penulisan tesis ini. standards in literacy, improve confidence and
Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd, Ketua Program encourage positive attitudes towards learning. Study
Studi Bimbingan dan Konseling Program conducted at Newchurch Community Primary School,
Pascasarjana UNNES sekaligus pembimbing II, Warrington. (diunduh 2 Oktober 2012) Chen, Febe.
yang telah memberikan kesempatan dan sabar 2010. Be Creative : Menjadi Pribadi Kreatif.
memberikan bimbingan, arahan sejak permulaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
sampai dengan selesainya tesis ini. DePorter. B, at. all. 2010. Quantum Teaching.
Penterjemah: Ary Nilandari. Bandung: Mizan
Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd,.Kons, Pustaka
pembimbing I dalam penulisan tesis ini dan dosen Munandar, U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak
yang dengan yang ditengah-tengah kesibukannya Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
telah memberikan bimbingan yang mendalam Prayitno. 2004. .Layanan Bimbingan dan Konseling
dengan sabar dan kritis terhadap permasalahan, Kelompok. (L6 & L 7). Padang: Jurusan
selalu memberikan motivasi mulai dari awal Bimbingan dan Konseling FIP UNP
sampai akhir. Riswanto dan Putra, P.P. (2012). The Use of Mind
Mapping Strategy in the Teaching of Writing at
Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Unnes,
SMAN 3 Bengkulu, Indonesia. International
yang telah banyak memberikan bimbingan dan Journal of Humanities and Social Science Vol.2
ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan No. 21; November 2012 (diunduh 2 Oktober
. 2012).
Drs. Sutomo, A.Md., M.M. Kepala SMP N Romlah, Tatik. 2006. Teori dan Praktik Bimbingan
2 Semarang yang telah memberikan izin penelitian Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang
kepada penulis. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Para Guru BK SMP N 2 Semarang, Ibu Methodes). Bandung: Alfabeta
Wycoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif Melalui
Sukati, S.Pd.,Kons, Ibu Enny Setyawati, S.Pd., dan
Metode Pemetaan Pikiran. Bandung: Kaifa
Ibu Dra. Ani Prihartini Judiati, M.Pd.

110

Anda mungkin juga menyukai