Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 042886053
PRODI : S1 AKUNTANSI
MATA KULIAH : TEORI EKONOMI MIKRO
UPBJJ UT : JAKARTA
Skor
No Tugas Tutorial Maksima
l
1 Jelaskan dengan menggunakan grafik, bagaimana pengaruh kebijakan 30
pemerintah yang berupa kontrol harga terhadap surplus konsumen dan
surplus produsen ! Sertakan pula pendapat anda, apakah pemerintah
saat ini sudah melakukan hal tersebut ?
Misalnya, untuk membeli roti konsumen bersedia membayar Rp5.000, namun dia mendapati
roti yang diinginkan di harga Rp3.000, maka kelebihan harga sebesar Rp2.000 adalah surplus
yang dinikmati oleh konsumen.
Misalnya, untuk membeli roti konsumen bersedia membayar Rp5.000, namun dia mendapati
roti yang diinginkan di harga Rp3.000, maka kelebihan harga sebesar Rp2.000 adalah surplus
yang dinikmati oleh konsumen.
Secara grafis surplus konsumen adalah segitiga di atas harga pasar (harga ekuilibrium) dan di
bawah kurva permintaan. Sedangkan, area di atas tingkat penawaran dan di bawah harga
ekuilibrium disebut surplus produksi.
Jika menurut saya pemerintah saat ini sudah melakukan kebijakan tersebut terutama
dalam masa pandemic covid-19, Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan yang
komprehensif di bidang fiskal dan moneter untuk menghadapi Covid-19. Di bidang fiskal,
Pemerintah melakukan kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran. Untuk itu,
Presiden RI, Joko Widodo, menerbitkan Inpres No.4/2020, yang menginstruksikan, seluruh
Menteri/Pimpinan/Gubernur/Bupati/Walikota mempercepat refocusing kegiatan, realokasi
anggaran dan pengadaan barang jasa penanganan Covid-19.
2. Meskipun memiliki keleluasaan dalam menentukan harga, seorang monopolis tidak dapat
menentukan harga setinggi mungkin karena tujuan utamanya adalah memperoleh profit
maksimum. Jelaskan bagaimana menentukan harga dalam monopoli !
Monopolis dalam memaksimumkan profit terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik
permintaan pasar dan struktur input yang akan digunakan dalam produksi. Pengetahuan
tentang permintaan dan biaya sangat penting untuk membuat keputusan ekonomi sebuah
perusahaan . Setelahnya monopolis harus memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi
dan dijualnya. Monopolis dapat menentukan harga dan kuantitas yang akan dijual dengan
harga yang mengikuti kurva permintaan pasar
3. Dalam kasus duopoli, salah satu model untuk mengukur tingkat persaingan perusahaan
adalah Model Cournot. Jelaskan inti dari model Cournot dan apa yang dilakukan oleh
perusahaan duopoli pada saat keseimbangan Cournot !
Inti dari model cournot ialah setaip perusahann memperhitungkan tingkat output dari
kompetitornya yang seakan-akan sudah ditetapkan , kemudian memutuskan beberapa banyak
tingkat output yang akan diproduksi
Model Cournot menghasilkan hasil yang logis. Dalam jangka panjang, harga dan output stabil,
dalam arti, tidak ada kemungkinan perubahan output atau harga yang akan membuat perusahaan
lebih baik.
Dalam struktur pasar duopoli, solusi Cournot berada di antara keseimbangan kompetitif dan
monopoli. Persaingan sempurna menghasilkan harga terendah dan output tertinggi.
Sedangkan, monopoli membebankan harga tertinggi dan menghasilkan output terendah
Untuk menjawab kenapa solusi Cournot berada di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli, mari kita ambil sebuah contoh sederhana.
Pasar hanya terdiri dari dua perusahaan. Kurva penawaran untuk masing-masing perusahaan
diwakili oleh biaya marginal (MC), yang mana konstan pada Rp20.
Karena hanya ada dua, kuantitas penawaran pasar (Qs) sama dengan penjumlahan kuantitas
output dari perusahaan pertama (Qs1) dan kuantitas output dari perusahaan kedua (Qs2).
Model Cournot adalah model ekonomi untuk menjelaskan pasar oligopoli. Model ini
mengasumsikan bahwa perusahaan memutuskan secara independen tingkat produksi yang
memaksimalkan laba. Maksud saya, mereka tidak tergantung berapa banyak yang pesaing
produksi.
Nama istilah ini diambil dari pencetusnya, Augustin Cournot, seorang ahli matematika
Prancis.
Dalam model ini, perusahaan menghasilkan produk yang homogen. Mereka berupaya untuk
memaksimalkan keuntungan dengan memilih berapa banyak yang akan diproduksi.
Oleh karena itu, dalam struktur pasar ini, basis persaingan adalah jumlah output yang
dihasilkan. Semua perusahaan memilih output secara bersamaan dan mengambil sesuai
dengan jumlah pesaing-pesaingnya. Mereka mengasumsikan output pesaing tidak berubah.
Asumsi lainnya adalah perusahaan tidak dapat berkolusi atau membentuk kartel. Mereka juga
memiliki pandangan yang sama tentang permintaan pasar, dan terbiasa dengan biaya operasi
pesaing.
Model Cournot menghasilkan hasil yang logis. Dalam jangka panjang, harga dan output
stabil, dalam arti, tidak ada kemungkinan perubahan output atau harga yang akan membuat
perusahaan lebih baik.
Dalam struktur pasar duopoli, solusi Cournot berada di antara keseimbangan kompetitif dan
monopoli. Persaingan sempurna menghasilkan harga terendah dan output tertinggi.
Sedangkan, monopoli membebankan harga tertinggi dan menghasilkan output terendah.
Untuk menjawab kenapa solusi Cournot berada di antara pasar persaingan sempurna dan
monopoli, mari kita ambil sebuah contoh sederhana.
Pasar hanya terdiri dari dua perusahaan. Kurva penawaran untuk masing-masing perusahaan
diwakili oleh biaya marginal (MC), yang mana konstan pada Rp20.
Mari kita selesaikan kasus tersebut.
Karena hanya ada dua, kuantitas penawaran pasar (Qs) sama dengan penjumlahan kuantitas
output dari perusahaan pertama (Qs1) dan kuantitas output dari perusahaan kedua (Qs2).
Ingat, ekuilibrium pasar terjadi ketika permintaan pasar sama dengan penawaran pasar (Qd =
Qs). Jadi kita dapat mengkonversi persamaan permintaan pasar di atas menjadi:
Dari persamaan tersebut, kita memperoleh persamaan untuk harga pasar, yakni sebagai
berikut:
Total pendapatan perusahaan ke-1 (TR1) = P x Q s1 = (200 – Qs1 – Qs2) x Qs1= 200Qs1 –
(Qs1 x Qs1) – (Qs2 x Qs1) = 200Qs1 – Qs12 – (Qs2 x Qs1)
Total pendapatan perusahaan ke-2 (TR2) = P x Q s2 = (200 – Qs1 – Qs2) x Qs2= 200Qs2 –
(Qs2 x Qs1) – (Qs2 x Qs2) = 200Qs2 – (Qs2 x Qs1 )– Qs22
Dalam jangka panjang, perusahaan berproduksi pada tingkat output yang memaksimalkan
laba. Itu terjadi ketika pendapatan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Karena
kita telah tahu nilai MC (Rp20), tugas berikutnya adalah mencari pendapatan marginal.
Dalam jangka panjang, perusahaan berproduksi pada tingkat output yang memaksimalkan laba.
Itu terjadi ketika pendapatan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Karena kita
telah tahu nilai MC (Rp20), tugas berikutnya adalah mencari pendapatan marginal.
Pendapatan marginal sama dengan turunan pertama dari total pendapatan sehubungan dengan
kuantitas yang diproduksi masing-masing perusahaan. Untuk perusahaan ke-1, kita menurunkan
persamaan TR1 terhadap Qs1. Sedangkan, untuk perusahaan ke-2, kita menurunkan persamaan
TR2 terhadap Qs2. Hasilnya:
Karena kedua perusahaan memiliki biaya marginal yang sama, yakni Rp20, kita pada akhirnya
dapat menghitung Qs2 dan Qs1.
Untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan beroperasi pada tingkat di mana MR =
MC. Jadi, untuk kedua perusahaan kita mendapatkan persamaan sebagai berikut:
Pertama, mari kita selesaikan untuk perusahaan ke-1 dan mendapatkan persamaan untuk Qs2.
Sekarang, kita mensubstitusikan persamaan Qs2 ke perusahaan ke-2. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan nilai Qs1.
200 – 2Qs2 – Qs1 = 20 <—> 200 – 2(180 – 2Qs1) – Qs1 = 20 <—> 200 – 360 + 4Qs1 – Qs1 = 20 <
—> -160 + 3Qs1 = 20
Setelah mendapatkan nilai Qs1, tugas selanjutnya adalah mendapatkan nilai Qs2.
Jadi, dalam penetapan harga strategis Cournot, harga dan kuantitas ekuilibrium akan sama
dengan:
Mari kita bandingkan hasilnya dengan pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Di bawah pasar persaingan sempurna, pemaksimuman laba akan terjadi ketika harga sama
dengan biaya marginal dan sama dengan pendapatan marginal: P = MR = MC = Rp20. Dan
untuk kuantitas: Qd = 200 – P = 200 – 20 = 180.
Dalam hal ini, pendapatan marginal (turunan pertama terhadap Qd ) adalah: 200 – 2Qd.
Karena MR = MC, kita mendapatkan harga dan kuantitas di pasar monopoli sebagai berikut:
MR = MC <—> 200 – 2Qd = 20 <—> Qd= 90
P = 200 – Qd = 200 – 90 = 110
Secara ringkas, saya menyajikan kuantitas dan harga di tiga pasar tersebut dalam tabel di bawah
ini.
Harga 20 80 90
Dalam model duopoli klasik Cournot, kedua pemain menetapkan kuantitas mereka secara
independen. Ini tidak realistis. Jika hanya ada dua pemain, maka masing-masing akan
cenderung sangat responsif terhadap strategi yang diambil oleh pesaing.
4. Jelaskan dua ciri utama pasar kompetitif yang monopolistik ! Menurut anda, apakah di
Indonesia terdapat pasar kompetitif yang monopolisitik ? jika ada sertakan dengan contoh,
jika tidak mengapa
a. Memiliki jumlah produsen yang sangat banyak
Seperti pada pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki jumlah produsen yang
sangat banyak. Karena banyaknya produsen, maka tiap-tiap produsen memiliki pangsa pasar
(market share) yang cenderung kecil. Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang
terbatas untuk menentukan harga mereka karena harga yang ditentukan dalam pasar ini
adalah harga rata-rata dari produk dari produsen lain. Selain itu, karena banyaknya produsen
dalam pasar monopolisitik maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan kesepakatan
untuk menaikan harga pasar) akan sulit dilakukan karena sulitnya koordinasi antar produsen.
b. Adanya diferensiasi produk
Diferensiasi produk adalah ketika produsen memproduksi produk yang sedikit berbeda
namun serupa dengan produk pesaingnya. Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan
Puma sama-sama memproduksi running shoes, namun tiap produk mereka memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam pasar monopolistik, ketika harga dari salah satu produsen naik sedangkan
harga produk dari produsen lain tetap konstan, maka permintaan akan produk tersebut akan
turun. Contoh ketika Adidas menaikan harga running shoesnya namun Nike, Skechers, Fila,
dan Puma tidak, maka konsumer akan beralih untuk membeli produk substitusinya.
Diferensiasi produk sendiri dapat dilakukan dari segi karakteristik produk maupun dari segi
kualitas produk.
c. Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran
produk mereka
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing.
Produsen akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain
produk mereka ataupun servis yang diberikan kepada konsumen. Dari kualitas produk
tersebut, produsen dapat mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki
kualitas yang tinggi, maka produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk
tersebut. Namun, produsen harus meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah
produk dengan harga yang tinggi tersebut juga memiliki high quality. Oleh sebab itu, untuk
meyakinkan konsumen, produsen harus melakukan trik pemasaran yang tepat seperti
membuat kemasan yang lebih mewah, memberikan insentif seperti bonus produk lain,
ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk mereka lebih baik dibandingkan
produk lain yang serupa.
Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual dan
pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari kerja
(Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga yang
memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja.
Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari perusahaan, maka pasar tenaga
kerja ini dirasakan bisa memberikan jalan keluar bagi perusahaan untuk memenuhinya.
Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang mendapat keuntungan dari adanya
pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara kedua belah pihak, yakni antara
penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak
yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja, dan pemerintah.
Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus seperti dokter,
akuntan, guru, dan lain-lain. Adapun tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang
memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan lain-lain.
Ciri-Cirinya :
Pasar tenaga kerja utama (primary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
o Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,
o Manajemen perusahaan sangat baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan sangat tinggi,
o Gaji dan upah tinggi,
o Jaminan sosial yang baik,
o Disiplin pegawai sangat tinggi,
o Jumlah perpindahan pegawai sedikit.
Pasar tenaga kerja biasa (secondary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
o Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,
o Manajemen perusahaan kurang baik,
o Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan rendah,
o Gaji dan upah rendah,
o Jaminan sosial kurang baik,
o Disiplin pegawai rendah,
o Sering terjadi perpindahan pegawai.
Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para pegawai yang sudah ada untuk
mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan. Ini berarti berkaitan dengan pemberian promosi
(kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan. Pasar tenaga kerja ekstern yaitu pasar
yang mempersilakan orang luar untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan.
Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam negeri. Pasar
tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar negeri.
Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang lebih 220
juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan
dan memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan Kerja) sangat
membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar tenaga kerja luar
negeri, Indonesia dapat mengurangi jumlah pengangguran sekaligus menambah devisa
negara.
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan. Oleh
karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan pada perusahaan
yang diinginkan. Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi kepentingan masing-
masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja demi mewakili kepentingan
bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan dan hukum penawaran seperti pada
pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti, semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin
sedikit permintaan terhadap tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja,
semakin banyak permintaan terhadap tenaga kerja. Hal demikian berlaku pula pada
penawaran, yakni semakin tinggi upah tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja.
Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.
Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada pasar ini seluruh tenaga kerja
bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam serikat pekerja atau
serikat buruh. Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja dalam menuntut upah dan
fasilitas-fasilitas lain kepada perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan pekerja. Karena
bergabung dalam satu kekuatan, yakni serikat pekerja maka para tenaga kerja memiliki hak
monopoli dalam menjual atau menawarkan tenaganya.
Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah bisa dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu perusahaan
yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak mempunyai
organisasi seperti serikat pekerja. Ini berarti, kekuatan perusahaan jauh lebih besar dibanding
tenaga kerja. Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah upah ekuilibrium atau upah
keseimbangan.
Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang saling
bertentangan. Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam serikat
pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-satunya
perusahaan yang memakai tenaga kerja. Serikat pekerja yang memberikan penawaran tenaga
kerja mempunyai posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang melakukan permintaan
tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut monopoli bilateral