Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI


SMA

Daryono, D.Y.P. Sugiharto, Anwar Sutoyo

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Permendiknas No. 27 Tahun 2008 mengarahkan bahwa konselor memiliki kompetensi
Diterima September 2014 dalam menyusun program bimbingan dan konseling yang komprehensif, namun
Disetujui Oktober 2014 sampai saat ini sebagian guru BK/Konselor belum memahami secara utuh bagaimana
Dipublikasikan merancang program bimbingan dan konselingkomprehensif.
November 2014 Subjekpenelitianiniterdiridarisiswa, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan orang
tua siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D).
Keywords: Teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, dan studi dokumentasi.
A Comprehensive Hasilpenelitian, guru bimbingan dan konseling belum memahami secara mendalam
Guidance and penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif, guru bimbingan dan
Counseling konseling membutuhkan contoh model program Bimbingan dan Konseling
komprehensif. Model program bimbingan dan konseling komprehensif yang telah
dikembangkan disesuaikan dengan kondisi sekolah di Indonesia sehingga dilengkapi
dengan pengembangan bidang spiritual, pengembangan bidang akademik,
pengembangan bidang pribadi/sosial, pengembangan bidangkarir, pengembangan
bidang sikap warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab. Model ini menjadi
acuan untuk dikembangkan dalam beberapa penelitian lanjutan seperti uji keefektifan
model program dan model evaluasi program bimbingan dan konseling komprehensif.

Abstract
The Education and Culture Minister Decree number 27 Year 2008 states that a counselor
has a competence is setting a guidance and counseling program which is comprehensive.
However, so far, some of those guidance and counseling teachers haven’t comprehended
fully how to design a comprehensive guidance and counseling program. The subjects of this
research are students, schools principal, teachers, students’ parent organization and
student’s parent. This research used Research and Development method (R&D). data
collection used questionnaire, interview and documentation study. The result of the
research showed that guidance and counseling teachers haven’t comprehended well how to
set a comprehensive guidance and counseling program. Teachers need a sampel model of a
comprehensive guidance and counseling program. A model which has been developed is
adjusted to specific school conditions in Indonesia so it is complemented with the
development in spiritual, academic development, perosenal-social development, career
development and citizen attitude who is democratic and responsible. This model nedds to
be developed in some further research such as testing program model effectivity and
evaluating a comprehensive guidance and counseling program model.

© 2014 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889


Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: jurnalpps@unnes.ac.id
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Pendahuluan profesional yang terlatih; 8) bersifat fleksibel dan


sekuensial.
Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan Menurut Depdiknas (2007), “pada saat ini
untuk memanusiakan manusia secara utuh, baik telah terjadi perubahan paradigma pendekatan
lahir maupun batin, dan tercapai manusia yang bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan
memiliki keunggulan nilai humanistik, keluhuran yang berorientasi tradisional, remedial, klinis,
budi, hatinurani yang kuat dan medalam. dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berorientasi perkembangan dan preventif”.
satuan pendidikan (sekolah) memberikan Menurut Myrick (2011):
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi, Pendekatan BK perkembangan
serta memfasilitasi perkembangan potensi siswa (Developmental Guidance and
Counseling)
secara optimal. atau BK komprehensif (Comprehensive
Sunaryo Kartadinata (2011) berpendapat: Guidance and Counseling) didasarkan pada
pendidikan memiliki fungsi pe- upaya pencapaian tugas perkembangan,
ngembangan, membantu individu me- pengembangan potensi, dan pengentasan
ngembangkan diri sesuai dengan fitrahnya masalah-masalah konseli. Tugas-tugas
(potensi), peragaman (diferensiasi), perkembangan dirumuskan sebagai standar
membantu individu memilih arah kompetensi yang harus dicapai konseli,
perkemba-ngan yang tepat sesuai sehingga pendekatan ini disebut juga
dengan potensi dan integrasi, membawa bimbingan dan konseling berbasis standar
keragaman perkembangan ke arah tujuan (Standard Based Guidance and
Counseling).
yang sama sesuai dengan hakikat manusia Ketika pendekatan BK perkembangan
untuk menjadi pribadi yang utuh. dipergunakan akan menggabungkan
Layanan bimbingan dan konseling pendekatan yang berorientasi klinis,
dalam merealisasikan fungsi-fungsi pendidikan remidial, dan preventif
terarah kepada upaya membantu individu, Seiring dengan perkembangan ilmu
untuk memperhalus, menginternalisasi, bimbingan dan konseling, perkembangan
memperbaharui, danmenginternalisasi sistem program bimbingan dan konseling komprehensif
nilai ke dalam perilaku mandiri. mulai banyak dibicarakan dalam forum ilmiah
Uman Suherman (2011) menyebutkan serta dengan didukung Permendiknas No.27
“bahwa bimbingan dan konseling komprehensif Tahun 2008, program layanan bimbingan
merupakan pandangan mutakhir yang bertitik dan konseling di Indoensia mengarah pada
tolak dari asumsi yang positif tentang potensi pendekatan yang komprehensif. Pendekatan ini
manusia”. dipilih karena didukung beberapa hasil penelitian
Berdasarkan asumsi tersebut di atas, tentang efektifitas bimbingan dan konseling
bimbingan dipandang sebagai suatu proses komprehensif dalam meningkatkan mutu
memfasilitasi perkembangan yang menekankan pendidikan. Bimbingan konseling komprehensif
kepada upaya membantu semua peserta didik mampu memberikan kontribusi yang positif bagi
dalam semua fase perkembangannya. Selama pengembangan akademik, pribadi-sosial, dan
ini bimbingan sering dipandang sebagai kegiatan karir siswa di sekolah. Bimbingan komprehensif
layanan yang mengedepankan penyembuhan juga mampu menciptakan iklim belajar yang
atau pemecahan masalah. Padahal selain itu kondusif bagi siswa di sekolah. Hasil penelitian
bimbingan berfungsi pencegahan, pendidikan Norman C. Gysbres dalam Juntika (2011)
dan pengembangan. Bimbingan komprehensif menjelaskan bahwa : “research has demonstrated
diartikan sebagai sebuah program layanan that, when middle school counselor have time, the
bantuan yang mengandung prinsip–prinsip : 1) structur of comprehensi guidanc program in
e ve e
Subjek layanan adalah semua peserta didik; 2) which to work, they contribute to positive
academic,
fokus pada kegiatan pembelajaran peserta didik personal-social, and career development as well
as the
dan mendorong perkembangan peserta didik; 3) development positive and safe learning climates in
konselor dan guru merupakan fungsionaris yang school”
.
bekerja sama; 4) program bimbingan terorganisir Sejalan dengan amanat Permendiknas
dan terencana sebagai bagian vital dari bimbingan No. 27 Tahun 2008 bahwa konselor diarahakan
komprehensif; 5) peduli kepada penerimaan menyusun program bimbingan dan konseling
diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri; 6) yang komprehensif, namun sebagian guru BK
memfokuskan pada proses; 7) berorientasi taem atau konselor belum memahami secara utuh
work dan mensyaratkan pelayanan dari konselor bagaimana merancang program bimbingan

124
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

dankonseling komprehensif. Karena belum komprehensif. Tahap pengembangan meliputi


memahami konsepnya, maka akan kesulitan merumuskan desain need assessment siswa dan
dalam menyusun program bimbingan lingkungan, model program BK Komprehensif,
dankonseling komprehensif.Hasil penelitianserta panduan yang divalidasi oleh ahlidanFocus
awal pada konselor/guru BK tingkat SMA Group Discussion (FGD), evaluasi dan perbaikan,
di MGBK Kabupaten Magelang, Jawa dan model final yang sudah tervalidasi.
Tengah,dengan menyebarkan kuesioner berisi Penelitian ini menggunakan angket
sejumlah pertanyaan tentang kompetensi dalam untuk memperoleh gambaran pemahaman dan
penyusunan program BK Komprehensinf kebutuhan program bimbingan dan konseling
didapatkan hasil 80,88% guru BK belum komprehensif. Wawancara dan observasi
memahami secara mendalam konsep dasar untuk mengetahui visibilitas sekolah dalam
penyusunan program bimbingan konseling yang implementasi program bimbingan dan konseling
komprehensif, sedangkan19,12% guru bimbingan komprehensif.
dan konseling memahami secara mendalam. Pada tahap peengembangan model
Berdasar paparan tersebut di atas, peneliti
program BK komprehensif digunakan kuesioner
tertarik untuk merancang model program dan skala penilaian sebagai teknik pengumpul
bimbingan dan konseling komprehensif di data. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Program data kebutuhan siswa, melalui siswa, kepala
bimbingan dan konseling komprehensif penting sekolah, guru, komite sekolah, dan orangtua
untuk memenuhi tuntutan Permendiknas no. siswa. Skala penilaian digunakan untuk uji ahli
27 Tahun 2008, dan juga sebagai penunjang terhadap rancangan need assessment dan model
dalam menyelaraskan program bimbingan program bimbingan dan konseling komprehensif.
konseling dalam mencapai visi, misi sekolah Analisis data menggunakan statistik
pada khususnya, serta tujuan pendidikan pada deskriptif, yaitu teknik analisis data untuk
umumnya. menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang terkumpul
Metode sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
Penelitian ini merupakan penelitian dan generalisasi (Sugiyono, 2012: 207). Hasil
pengembangan dengan menggunakan desain wawancara dengan guru bimbingan dan konseling
penelitian pengembangan Borg and Gall. untuk mendeskripsikan visibilitas sekolah dalam
Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan implementasi program bimbingan dan konseling
untuk mengetahui tingkat kebutuhan guru BK komprehensif. Analisis data kuantitatifdilakukan
tentang program bimbingan dan konseling dengan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu untuk

Gambar 1. Diagram alur pengembangan model program bimbingan dan konseling komprehensif

125
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

menganalisis data kuantitatif yang diperoleh implementasi program bimbingan dan konseling
dari angket lembar evaluasi yang diperoleh komprehensif perlu diketahui visibilitas
dari validasi ahli dan menganalisa kuesioner implemantasi program bimbingan dan konseling
kebutuhan siswa. komprehesif. Visibilitas merupakan sumberdaya
yang mendukung dalam implementasi program
Hasil dan Pembahasan bimbingan dan konseling komprehensif.
Pemahaman guru BK/konselor telah Model Program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
disusun sepuluh aspek dari konsep dasar Pada tahap ini peneliti melakukan
bimbingan dan konseling komprehensif. pengembangan program awal berdasarkan
Studi kebutuhan bertujuan untuk mengetahui struktur pengembangan program bimbingan
kebutuhan guru dalam meningkatkan dan konseling komprehensif yang telah
pemahaman tentang program bimbingan dan dikembangkan oleh ASCA sebagai berikut:
konseling komprehensif. Bab I Foundation (Landasan)
Dari studi pendahuluan melalui 1. Rasional
kuesioner kepada guru BK SMA se Kabupaten 2. Visi dan Misi
magelang diperoleh hasil pada tabel 1. Dalam 3. BidangPengembangan
Tabel 1. Pemahaman Guru BK akan BK Komprehensif

REKAPITULASI
No PERTANYAAN JAWABAN RESPONDEN
Ya % Tidak %
1 Apakah Bapak/Ibu memahami konsep Dasar Program 12 35,29 22 64,71
BK yang Komprehensif di SMA?
2 Apakah Bapak/Ibu memahami Lima Premis Dasar Pro- 4 11,76 30 88,24
gram BK Komprehensif di SMA?
3 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan memahami maksud
dari sifat program BK Komprehensif di Sekolah yaitu 7 20,59 27 79,41
bersifat preventif dalam desain, dan bersifat pengemban-
gan dalam tujuan?
4 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan el- 4 11,76 30 88,24
emen dalam Program BK Komprehensif di SMA?
5 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan 6 17,65 28 82,35
komponen dalam Program BK Komprehensif di SMA?
6 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan
urutan dalam menyusun program BK Komprehensif di 5 14,71 29 85,29
SMA?
7 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan
Layanan Dasar dalam Program BK Komprehensif di 9 26,47 25 73,53
SMA?
8 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan
Layanan Responsif dalam Program BK Komprehensif di 6 17,65 28 82,35
SMP/SMA?
9 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan
Perencanaan individual dalam Program BK Komprehen- 5 14,71 29 85,29
sif di SMP/SMA?
10 Apakah Bapak/Ibu mengetahui dan dapat menjelaskan
dukungan system dalam program BK Komprehensif di 7 20,59 27 79,41
SMP/SMA?
RATA-RATA 19,12% 80,88%

126
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

4. Deskripsi Kebutuhan 1. Kesepakatan(Agreements)


Bab II DeliverySystem (Sistem Penyampaian) 2. DewanPenasihat(Advisory Council)
1. Currculum Guidance 3. Penggunaan Data (Use of Data)
2. Responsif Service 4. PenggunaanWaktu(Use of Time)
3. Individual Planning 5. Kalender (Calendar)
4. Support System Bab IV Accountability(Akuntabilitas)
Bab III Management System (Sistem 1. Laporan Hasil Kegiatan (Result Report)
Manajemen) 2. Standar Kinerja Konselor Sekolah (School

Tabel 2. Visibiltas Implementasi Program Bimbingan Konseling Komprehensif

Kriteria Implementasi Program Bimbingan Kesiapan Sekolah dalam Implementasi


Konseling Komprehensif Program Bimbingan Konseling Kompre-
hensif
Sumber Daya Personil 1. Personel konselor di SMA Negeri 1
Muntilan terdiri dari 4 guru BK dengan
1. Mengimplementasikan rasio jumlah siswa : konselor jumlah siswa 700 siswa. Jumlah ideal rasio
yang direkomendasikan konselor:siswa yaitu 1:150. Latar belakang
pendidikan dari konselor keseluruhanya
2. Mengembangkan deskripsi tugas konselor sekolah adalah S-1 bimbingan dan konseling.
Disamping itu guru bimbingan dan
3. Menetapkan tingkat peran dan tanggung jawab konseling telah menjadi pendidik
pemimpin program bimbingan dan konseling. profesional dengan dibuktikan sertifikat
pendidik.
4. Mengembangkan deskrpisi tugas untuk semua
personil yang terlibat dalam program bimbingan dan 2. Terdapat deskripsi tugas konselor
konseling sekolah
5. Memperjelas hubungan dalam organisasi program 3. Terdapat alur organisatoris pelayanan
bimbingan dan konseling. bimbingan dan konseling

Sumberdaya Keuangan 1. Sumber daya keuangan ini hal yang


mendukung dalam implementasi program
1. Menetapkan anggaran pada setiap bagian bimbingan bimbingan dan konseling komprehensif.
SMA Negeri 1 Muntilan memberikan
2. Mengekplorasi penggunaan sumber daya luar kemudahan pembiayaan dalam kegiatan
sekolah bimbingan dan konseling. Pembiayaan
termasuk dalam kegiatan pengembangan
3. Mengembangkan panduan sumberdaya komponen diri konselor dalam mengikuti kegiatan
program bimbingan dan konseling. ilmiah seperti Musyawarah Guru
Bimbingan dan Konseling (MGBK).
4. Menetapkan fasilitas standar bimbingan.
2. Terdapat fasilitas yang mendukung yang
terdapat di ruang BK
Sumber Daya Politik Sumber daya ini tidak terkait langsung
1. Memperbaharui kebijakan dan prosedur yang ada dengan layanan namun dampak dari sumber
daya politik cukup besar sumber daya politik
2. Memunculkan dukungan dari tingkatan konselor, meliputi kebijakan yang mengakomodir
implementasi program bimbingan dan
pengelola dam guru konseling meliputi kemudahan dalam
3. Bekerja dengan resistan terhadap staff pendukung implementasi layanan di kelas, sekolah
memfasilitasi kolaborasi antar staff
4. Bekerja dengan unsur penting yaitu orang tua dari
siswa bersangkutan.

127
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

Counselor Performance Pengembangan standar kompetensi siswa


Standard)
3. Audit Program (The Program Audit) di Indoesia tidak sama dengan negera lain.
Model program ini perlu penyesuaian Untuk standar kompetensi siswa di Indonesia
dengan kultur di Indonesia yaitu tentang standar disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional
kompetensi siswa dan asesmen kebutuhan dalam dan budaya Indonesia. Hasil studi literatur dan
penyusunan program bimbingan dan konseling adaptasi standar kompetensi yang dikembangkan
komprehensif oleh ASCA, Florida dan Utah, serta diskusi yang
Tujuan program bimbingan dan konseling kami lakukan, disimpulkanada lima (5) bidang
komprehensif yang sistemik adalah untuk pengembangan, yaitu :
mengatasi kesenjangan antara standar kompetensi 1. Pengembangan Bidang Spiritual
siswa yang akan dicapai dan kemampuan a. Siswa memahami tentang hakikat iman ke-
para siswa yang sebenarnya di sekolah atau pada Tuhan
di wilayah tertentu. Untuk menyusun standar b. Siswa memahami tentang hakikat taqwa ke-
kompetensi siswa dimulai dengan meninjau pada Tuhan
tujuan pendidikan sekolah dan tujuan pendidikan 2. Pengembangan Bidang Akademik
nasional. Tujuan pendidikan tersebut mencakup a. Siswa akan memperoleh sikap, pengetahuan
isi bimbingan dan konseling berfokus pada topik- dan keterampilan yang berkontribusi terhadap
topik seperti prestasi akademik, pengembangan pembelajaran yang efektif di sekolah dan perkem-
karir, dan pengembangan pribadi-sosial. Periksa bangan masa hidupnya
literatur yang relevan dan pernyataan dari b. Siswa dapat menyelesaikan sekolah dengan di-
asosiasi professional. meninjau kebudayaan tunjang mengikuti berbagai pengembangan diri
dan gender, serta isu-isu lokal yang dapat untuk membantu pilihan studi lanjut.
diindentifikasi menjadi standar kompetensi siswa 3. Pengembangan Bidang Pribadi/ Sosial
(Gysbers,2012). a. Memahami dan menerima potensi diri serta
Standar kompetensi siswa perlu memberdayakan dan mengembangkan potensi
diidentifikasi lebih awal karena ini adalah diri yang dimiliki.
tujuan dari program bimbingan dan konseling b. Memahami bakat dan minat yang dimiliki, me-
komprehensif. Untuk menyusun standar miliki visi posiitif pada masa depan.
kompetensi siswa ini perlu di analisis tujuan c. Memiliki motivasi diri dan daya juang serta
pendidikan nasional di Indonesia serta tujuan mengembangkan perilaku kemandirian.
institusional sekolah. Undang-Undang No. 20, d. Memiliki kepekaan terhadap lingkungan seki-
Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan tar dan mengembangkan ketrampilan meman-
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan faatkan alam
dan membentuk watak serta peradaban e. Memiliki ketrampilan komunikasi untuk mem-
bangsa yang bermartabat dalam rangka bangun hubungan interpersonal yang positif
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan 4. Pengembangan Bidang Karir
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar a. Memahami perkembangan dunia karir,
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa Mengekplorasi kemampuan diri, dan Mampu
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mempersiapkan diri (strategi) untuk proses karir
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan di masa depan
menjadi warga negara yang demokratis serta b. Mampu mengatasi masalah yang ada dalam
bertanggung jawab. persiapan karir dan mampu mengambil keputu-
Sebagai perbandingan di Amerika yang san karir
standar kompetensi siswa dibagi ke dalam tiga 5.Pengembangan Bidang Sikap Warga Ne-
bidang (domain) yaitu akademik, pribadi/sosial, gara yang Demokratis dan Bertanggung jawab
dan karir (ASCA), sedangkan Florida (2010) a. Pengetahuan dan ketrampilan bertanggung
mengemukakan empat bidang pengembangan jawab sebagai warga negara, memahami perbe-
(domain) yaitu akademik, karir, pribadi daan budaya dan peduli bangsa
sosial, dan Keterlibatan dalam Komunitas b. Siswa dapat menunjukkan sebagai warga nega-
dan Perkembangan Kewarganegaraan Global. ra yang demokratis
Sedangkan Utah (Gysbers,2012) pengembangan Penyusunan program bimbingan dan
standar kompetensinya menjadi empat bidang konseling komprehensif disusun berdasarkan
yaitu pengembangan akademik/pembelajaran, kebutuhansiswa yang datanya diperoleh dari
pengembangam karir, pengembangan angket kepada siswa, kepala sekolah, guru,
Multibudaya/warga global, dan pengembangan komite sekolah, dan orangtua siswa. Angket
pribadi sosial. draft awal yang telah disusun sebelumnya

128
Daryono dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014)

menyesuaikan dengan model kuesioner yang tahap pengembangan model program.Model


disepakati. Kusioner telah dikembangkan dengan evaluasi masih bersifat prototype , maka masih
standar kompetensi siswa yang menjadi dasar terbuka peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.
pengembangan kisi-kisi kuesioner. Kuesioner yang
dikembangkan diberikan tiga pilihan jawaban yaitu Daftar Pustaka
untuk Siswa Sangat Butuh (skor 2), Butuh (skor1),
dan Tidak Butuh (skor0), Kuesioner untuk kepala American School Counselor Association. (2005). The
ASCA National Model: A Frame work For
sekolah, guru, komite sekolah, dan orangtua siswa,
School Counseling Program. Second Edition.
pilihan jawaban adalah Sangat Penting (skor 2), Alexandria, VA: Author
Penting (skor 1), dan Tidak Penting (skor 0). Borg And Gall.2008. Educational Research : An
Penggunaan kuesioner yang sama pada siswa dan Introduction Fourth Edition. New York :
lingkungan (orangtua,guru, kepala sekolah, dan Longman
komite sekolah) didasarkan untuk memudahkan Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional
analisis hasil asesmen. Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta :
Simpulan Depdiknas
Florida Departement of Education.2010. Florida’s
School Counseling Framework. Florida : State of
Model bimbingan konseling komprehensif Florida Departement of State
menggunakan prosedur pengembangan R&D model Gysbers, N.C. & Henderson P. (2012). Developing and
Borg & Gall, namun dalam penelitian ini, tahapan Managing Your School Guidance and Counseling
pengembangan masih terbatas pada tahap research Program Fourth Edition. Alexandria : American
and development pada fase pengembangan model Counseling Assosiation
hipotetik. Dalam keterbatasan ini, model program Juntika Nurihsan, 2011. Membangun Peradaban
yang telah dikembangkan perlu dilakukan uji coba Bangda Indonesia Melalui Pendidikan dan
Bimbingan Komrehensif yang Bermutu. Pidato
terbatas sehingga diperoleh model program
Pengukuhan Jabatan Guru besar, bandung, UPI
bimbingan dan konseling komprehensif yang layak. Myrick, Robert D. 2011. Developmental Guidance and
Pengembangan standar kompetensi siswa belum bisa Counseling : A Practical Approach Fifth edition.
digeneralisasi menjadi ideal untuk siswa di indonesia. Minneapolis : Educational Media Corporation RI,
Standar kompetensi yang telah dikembangkan Undang-Undang No.20/2003 tentang Sistem
berdasar masukan dan pendapat dari masyarakat di Pendidikan Nasional
wilayah DIY dan Jateng. Masih terbuka kemungkinan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
pengembangan selanjutnya tentang bagaimana standar Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Schmidt, John J. 2008. Counseling in Schools :
kompetensi siswa di Indonesia pada
Comprehensive Programs of Responsive Service
umumnya.Implementasi program bimbingan dan for All Student. Boston : Pearson
konseling komprehensif belum dapat Sunaryo Kartadinata.2011. Menguak Tabir Bimbingan
digeneralisasikan pada seluruh sekolah. Dalam rangka dan Konseling sebagai Upaya Pedagogis.
implementasi program di sekolah harus memiliki Bandung: UPI Press
beberapa kriteria khusus. Kefektifan program Uman Suherman. 2011. Pembangun Karakter dan Budaya
bimbingan dan konseling komprehensif belum bisa Bangsa Melalui Bimbingan Komprehensif Berbasis
diukur karena baru Nilai Alquran (Tinjauan Filosofis tentang Hakikat
dan Peran Manusia). Pidato Pengukuhan Jabatan
Guru Besar. Bandung: UPI

129

Anda mungkin juga menyukai