Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ARIEF KURNIA

NIM : 042886053
MATA KULIAH : AUDITING 2
PRODI : S1 AKUNTANSI
UPBJJ UT : JAKARTA

TUGAS TUTORIAL KE-2


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 2


Kode Mata Kuliah : EKSI 4310
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Siska Aprianti, SE. M.Si. Ak. CA. CSRS
Nama Penelaah : Nadhira Hardiana, SE. M. Ak
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2020
Edisi Ke- : Edisi 1

No Instruksi Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Menurut saudara faktor-faktor apa 35 Modul 5
sajakah yang dapat memotivasi
manajemen membuat salah saji asersi
dalam audit atas siklus pengeluaran.

2 Aktivitas pemantauan yang dilakukan 30 Modul 5


secara terus-menerus dan periodik,
akan memberi informasi kepada
auditor mengenai efektivitas
komponen pengendalian internal
dalam mengurangi risiko salah saji.
Menurut pendapat saudara, jenis
aktivitas pemantauan apa saja yang
harus dipahami auditor tersebut.

3 Salah satu bentuk umum kompensasi 35 Modul 6


karyawan pada beberapa perusahaan
adalah penggunaan opsi saham.
Menurut pendapat saudara, faktor-
faktor apa yang harus perhatikan oleh
Auditor ketika melakukan pengauditan
atas opsi saham dan hak apresiasi
saham.
Jawaban:
1. Menurut saudara faktor-faktor apa sajakah yang dapat memotivasi manajemen membuat
salah saji asersi dalam audit atas siklus pengeluaran

Faktor-faktor yang berdampak luas dapat memotivasi manajemen untuk membuat salah
saji asersi siklus pengeluaran. Yang termasuk hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tekanan untuk melakukan kurang saji biaya-biaya agar melaporkan pencapaian target
profitabilitas atau norma industri yang sebenarnya tidak tercapai karena faktor-faktor,
seperti kondisi global, nasional, atau regional yang memenuhi kos operasi, dampak
perkembangan teknologi terhadapa produktivitas entitas, atau manajemen yang buruk.
b. Tekanan untuk melakukan kurang saji utang usaha agar melaporkan modal kerja yang
lebih tinggi ketika entitas mengalami masalah likuiditas atau keraguan keberlanjutan
usaha.
c. Pemasok dapat terlambat mengirimkan faktor yang menimbulkan masalah pisah batas
dalam pencatatan utang.

Faktor-faktor tersebut menimbulkan risiko kurang saji yang lebih besar daripada lebih
saji pengeluaran dan utang.

Siklus pengeluaran sangat rentan terhadap risiko kecurangan karyawan melalui


pengeluaran kas yang tisdak terotorisasi. Faktor lain yang menyumbang salah saji dalam
asersi siklus pengeluaran meliputi hal berikut:
a. transaksi yang biasanya bervolume tinggi
b. pembelian dan pengeluaran kas yang tidak terotorisasi
c. penggelapan aset yang dibeli
d. duplikasi pembayaran faktor pemasok
e isu akuntansi9 yang kontroversial tentang masalah-masalah seperti apakah biaya harus
dikapitalisasi atau dibiayakan (misalnya biaya perbaikan dan pemeliharaan atau
klasifikasi sewa beli sebagai sewa beli operasi atau modal).

2. Aktivitas pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus dan periodik, akan memberi
informasi kepada auditor mengenai efektivitas komponen pengendalian internal dalam
mengurangi risiko salah saji. Menurut pendapat saudara, jenis aktivitas pemantauan apa
saja yang harus dipahami auditor tersebut.

Beberapa jenis aktivitas pemantauan terus-menerus dan periodik dapat memberi


manajemen informasi tentang efektivitas komponen pengendalian internal dalam
mengurangi risiko salah saji. Aktivitas pemantauan yang harus dipahami auditor meliputi
hal berikut:

a. umpan balik dari pemasok tentang setiap masalah pembayaran atau masalah
pengiriman di masa mendatang
b. komunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau
kelemahan material dalam pengendalian internal yang ditemukan selama audit
sebelumnya, dan
c. penaksiran periodik oleh auditor internal terhadap kebijakan dan prosedur
pengendalian terkait siklus pengeluaran.

3. Salah satu bentuk umum kompensasi karyawan pada beberapa perusahaan adalah
penggunaan opsi saham. Menurut pendapat saudara, faktor-faktor apa yang harus
perhatikan oleh Auditor ketika melakukan pengauditan atas opsi saham dan hak apresiasi
saham.

Satu bentuk umum kompensasi karyawan pada beberapa perusahaan adalah penggunaan
opsi saham. Auditor harus menentukan hal berikut:
a. jenis rencana insentif kompensasi yang digunakan untuk mengompensasi karyawan
dan manajer,
b.bagaimana biaya kompensasi ditentukan dan bagaimana biaya kompensasi
dialokasikan ke berbagai macam periode akuntansi, dan
c. kecukupan pengungkapan terkait rencana insentif kompensasi

Pertama, auditor harus menentukan metode insentif kompensasiyang digunakian klien


dan membaca kontrak yang mendasarinya untuk mengidentifikasi syarat-syarat
signifikan terkait rencana insentif kompensasi.
Metode yang biasa digunakan menggunakan insentif opsi saham, kemudian untuk
beberapa kasus, hak apresiasi saham. Hak apresiasi saham sering digunakan untuk
karyawan kunci agar menyediakan kas yang cukup bagi mereka mengeksekusi opsi
saham dan tetap memegang saham tersebut daripada menjual saham tersebut untuk
melaksanakan opsinya.
Terkait akuntansi biaya kompensasi, sebagian besar perusahaan mengatur rencana opsi
sahamnya memenuhi persyaratan APB Nomor 25 sehingga mereka dapat menggunakan
pendekatan nilai intrinsik dan tidak melaporkan biaya kiompensasi terkait penggunaan
opsi saham. Hak apresiasi saham, di sisi lain, mensyaratkan pengakuan biaya
kompensasi, apakah hak tersebut dilaksanakan atau tidak selama periode tersebut.
Auditor harus mengevaluasi dengan hati-hati ketepatan aplikasi PABU pada konteks
syarat kontak terkait dengan opsi saham dan hak apresiasi saham.
Isu yang paling signifikan terkait rencana insentif kompensasi terkait dengan kecukupan
pengungkapan pada laporan keuangan. FASB Nomor 123 mensyaratkan perusahaan
untuk mengungkapkan laba bersih performa dan pendapatan per saham selama
pendekatan fair value digunakan. Hasilnya, auditor harus mengaudit model penilaian
yang digunakan untuk menentukan nilai wajar opsi saham. Ketika mengevaluasi
penyajian yang wajar pada laporan keuangan, auditor mengevaluasi asumsi yang terdiri
atas tingkat bebas risiko, harapan umur opsi, votalitas harga saham yang diharapkan dan
dividen yang diharapkan.
Auditor juga harus mengevaluasi penyajian pengungkapan, termasuk deskripsi umum
rencana, dan jumlah rata-rata tertimbang harga opsi yang beredar pada awal dan akhir
tahun. Hal ini sebagaimana juga opsi yang dikabulokan, dilaksanakan, ditebus, atau
kadaluwarsa selama tahun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai