Putri Puli Rostiana PDF
Putri Puli Rostiana PDF
Disusun Oleh :
PUTRI PULI ROSTIANA
2015750034
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Pada An.N Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Demam
Typhoid di Paviliun Al Farizi Rumah Sakit Islam JakartaSukapura Jakarta Utara”.
Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis sampaikan selalu kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam seorang ploklamator Islam yang telah membawa
umat dari kegelapan manusia kepada jalan yang terang yang penuh dengan
rahmat dan kasih sayang-Nya.
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Meski banyak hambatan yang dialami selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, tetapi diyakini bahwa segala yang diawali dengan baik akan berakhir
dengan baik pula. Namun berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan serta
pengalaman dari berbagai pihak, juga ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan
selama mengikuti perkuliahan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, maka penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dalam kesempatan ini juga perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM. M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Ibu Ns. Titin Sutini, M. Kep., Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta dan
pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
iii
3. Ibu Ns. Medya Aprilia Astuti, S.Kep., selaku pembimbing klinik penulis
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Nur’aenah, M.Kep selaku wali Akademik tingkat III Angkata 33 Program
Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
5. Kepala Ruangan dan Staff Perawat di Paviliun Al Farizi Rumah Sakit
IslamJakartaSukapura Jakarta Utara.
6. Seluruh Staff Pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
7. Untuk Orang Tua Tercinta, kakak dan adik terima kasih atas do’a, perhatian,
kesabaran, serta kasih sayang dan pengorbanannya baik secara moril maupun
materi yang selama ini diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman vokasi angkatan XXXIII yang selalu menjaga kekompakan,
keceriaan selama 3 tahun ini, terima kasih telah memberikan warna kehidupan
yang tidak akan pernah terlupakan, sukses terus untuk kita semua.
9. Untuk semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan
semangatnya kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari betul kekurangan dan
kelemahan dalam penyajian Karya Tulis Ilmiah ini. Hal ini terjadi karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, namun
demikian besar harapan penulis agar hal yang kecil ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu keperawatan, khususnya dilingkungan Universitas
Muhammadiyah Jakarta dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Hal
LEMBARPERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.................................................................. 1
B. Tujuan penulisan............................................................... 3
1. Tujuan umum............................................................. 3
2. Tujuan Khusus............................................................ 3
C. Ruang lingkup.................................................................. 4
D. Metode penulisan.............................................................. 4
E. Sistematika penulisan ………………………………….. 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan................................................... 62
B. Diagnosa keperawatan..................................................... 64
C. Perencanaan keperawatan................................................ 66
D. Penatalaksanaan keperawatan.......................................... 67
E. Evaluasi keperawatan....................................................... 68
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................... 70
B. Saran.................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
FORMAT PENGKAJIAN
SAP
LEAFLET
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh bakteri salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, dan C.
Penularan demam typhoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Widoyono, 2011). Penyakit ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang lebih rendah, serta akan mati pada pemanasan
57ᴼC selama beberapa menit (Ranuh, 2013).
1
2
usia 1-3 tahun sebanyak (20%) anak, usia 4-6 tahun sebanyak (27,5%)anak
dan usia 7-12 tahun sebanyak (38,7%) anak. Maka dari itu penanganan
demam typhoid pada anak harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya
peningkatan angka kejadian anak dengan demam typhoid.
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan umum
Setelah melakukkan asuhan keperawatan selama 3 hari diharapkan
penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam
memberikan Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Anak dengan
Gangguan Sistem Pencernaan: Demam Typhoid melalui proses
pendekatan keperawatan tanpa mengabaikan dampak hospitalisasi.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar
pada anak dengan gangguan sistem pencernaan: demam typhoid.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem pencernaan:
demam typhoid.
c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem
pencernaan: demam typhoid.
4
C. Lingkup masalah
Mengingat banyaknya masalah ganggaun sistem pencernaan yang terjadi
pada anak, maka penulis membatasi pembahasan hanya pada satu masalah
yaitu Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada
Anak dengan Ganggaun Sistem Pencernaan: Demam Typhoid di Paviliun
Al Farisi selama 3 hari, dimulai dari tanggal 27-29 April 2018.
D. Metode penulisan
Metode penulisan yang di gunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dipelajari,
menganalisa, dan menarik kesimpulan dari hasil pengalaman secara nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan dan membandingkan dengan studi
kepustakaan.
Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:
1. Studi Kepustakaan
Suatu kegiatan untuk memperoleh data dengan cara mempelajari buku-
buku dan literatur yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar pada anak dengan demam typhoid.
5
2. Studi Kasus
a. Wawancara: wawancara dan diskusi dengan klien, keluarga,
perawat, dokter dan petugas kesehatan lain yang terkait.
b. Observasi: observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien
yang bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta hasil dari tindakan yang dilakukan.
E. Sistemastika penulisan
karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab
yaitu:
Bab 1 : Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, lingkup
masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini penulis menguraikan mengenai konsep dasar kebutuhan manusia dan
konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada anak dengan
demam thypoid. Adapun uraian tersebut sebagai berikut:
7
8
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, yang dimaksud adalah aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis, maupun psikologis. Kebutuhan ini
meliputi:
a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh
dan hidup. Ancaman tersebut berupa penyakit, kecelakaan, bahaya dari
lingkungan, dan sebagainya.
b. Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari
pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang
dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa
terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan
sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri ataupun perasaan dihargai oleh orang lain.
a. Keinginan untuk mendapatkan kekuatan
b. Meraih prestasi
c. Rasa percaya diri
d. Kemerdekaan diri
e. Orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh bakteri salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B, dan C.
Penularan demam typhoid melalui fecal dan oral yang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Widoyono, 2011).
Tifus abdominalis atau demam typhoid ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari
satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran
(Ngastiyah, 2012).
2. Etiologi
Menurut Ranuh (2013), penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella
typhi. Salmonela adalah bakteri gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai
flagela dan tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat hidup baik sekali
pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah, serta akan mati
pada pemanasan 57ᴼC selama beberapa menit. Sampai saat ini, diketahui
bahwa kuman ini hanya menyerang manusia.
3. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan dimusnahkan dalam
lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus,
kejaringan limfoid dan berkembang biak menyerang usus halus kemudian
kuman masuk keperedaran darah (bakterimia primer), dan mencapai sel-
sel retikuloendoteleal, hati, limpa dan organ-organ lainnya.
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan berakhir saat sel-sel
retikuloendoteleal melepaskan kuman ke dalam peredaran darah dan
menimbulkan bakterimia untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk
kebeberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kandung
empedu.
Pada minggu pertama sakit, terjadi peningkatan jumlah sel dalam tubuh,
ini terjadi pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu ke dua terjadi
kematian sel dan minggu ke tiga terjadi luka terbuka yang sulit sembuh.
Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus yang dapat
menimbulkan penonjolan kulit akibat penggantian jaringan normal. Ulkus
dapat menyebabkan perdarahan, bahkan sampai bocornya isi usus ke
dalam abdomen. Selain itu hepar, kelenjar getah bening dan limpa
membesar. Gejala demam disebabkan oleh endotoksil, sedangkan gejala
pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus
(Suriadi, 2010).
12
Salmonella Typhosa
Saluran Pencernaan
Nyeri perabaan
Perdarahan dan
perforasi Mual/tidak nafsu
makan
Perubahan nutrisi
(Suriadi, 2010)
13
4. Manifestasi klinik
Menurut Ngastiyah (2012), manifestasi yang muncul pada anak dengan
demam typhoid, yaitu:
a. Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu,
minggu pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu
meningkat pada malam hari dan menurun pada siang hari. Pada minggu
kedua suhu tubuh terus meningkat, dan pada minggu ketiga suhu
berangsur-angsur turun dan kembali normal pada akhir minggu ketiga.
b. Gangguan pada saluran cerna: bau nafas yang tidak sedap, bibir kering
dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor, kembung, mual dan
tidak napsu makan, pembesaran ukuran hati yang disertai nyeri
perabaan.
c. Gangguan kesadaran: penurunan kesadaran (apatis, somnolen).
d. Relaps: terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal.
5. Komplikasi
Menurut Rampengan (2008) komplikasi yang mungkin muncul pada
demam typhoid yaitu:
a. Perdarahan usus
Perdarahan usus yang terjadi pada penderita demam typhoid biasanya
terjadi pada awal minggu ke-3. Angka kejadian berbeda-beda berkisar
antara 0,8-8,6%. diagnosis yang dapat di tegakkan dengan penurunan
tekanan darah, denyut nadi bertambah cepat dan kecil, kulit pucat,
penurunan suhu tubuh, serta mengeluh nyeri perut.
b. Perforasi usus
Komplikasi ini sering terjadi pada minggu ke-3 serta angka kejadian
bervariasi, yaitu antara 0,4-2,5%. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
adanya tanda dan gejala yang sering didapatkan, penderita mendadak
tampak kesakitan didaerah perut, perut kembung, tekanan darah
menurun, suara bising usus melemah, dan pekak hati berkurang.
14
c. Bronkitis
Bronkitis terjadi pada akhir minggu pertama dari perjalanan penyakit
pada kasus yang berat dapat terjadi bronkopneumonia.
d. Kolesistitis
Kolesistitis adalah peradangan yang terjadi pada kandung empedu.
Kolesistitis jarang terjadi pada anak, bila terjadi umumnya pada akhir
minggu ke-2 dengan gejala klinis yang tidak khas. Angka kejadian
pada anak berkisar antara 0,2%. Bila terjadi kolesistitis, penderita
cenderung menjadi seorang karier.
e. Meningitis
Meningitis disebabkan oleh salmonella typhosa yang lebih sering
didapatkan pada neonatus ataupun bayi dibandingkan pada anak,
dengan gejala klinis sering tidak jelas sehingga diagnosis sering
terlambat.
f. Karier kronik
Typhoid karier adalah seseorang yang tidak menunjukkan gejala
penyakit demam typhoid, tetapi mengandung kuman salmonella
typhosa didalam tinjanya. Mengingat karier sangat penting dalam hal
penularan yang tersembunyi, penemuan kasus sedini mungkin serta
pengobatannya sangat penting dalam hal menurunkan angka kematian.
Pengobatan karier merupakan masalah yang sulit, kadang-kadang
dengan pemberian obat-obatan antimikroba didapatkan kegagalan
karena salmonella typhosa bersarang dalam saluran empedu
intrahepatik sehingga diperlukan pengobatan kombinasi obat-obatan
dan operasi.
15
6. Penatalaksanaan
Menurut Widoyono (2011). Penderita yang dirawat dengan diagnosis
observasi demam typhoid harus dianggap dan diperlukan langsung sebagai
demam typhoid dan diberikan pengobatan memakai prinsip trilogi
penatalaksanaan demam typhoid, yaitu:
a. Pemberian antibiotik
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam
typhoid. Obat yang sering digunakan adalah:
1) Kloramfenikol 100 mg/kg berat badan/hari/4 kali dalam 14 hari.
2) Amoksilin 100 mg/kg berat badan /hari/4 kali.
3) Kotrimoksazol 480mg, 2 x 2 tablet selama 14 hari.
4) Sefalosporin generasi II dan III (ciprofloxacin 2 x 500 mg selama
hari, ofloxacin 600 mg/hari selama 7 hari, ceftriaxon 4 gram/hari
selama 3 hari).
7. Pemeriksaan penunjang
Dikutip dari buku NANDA (2015), pemeriksaan penunjang pada anak
dengan demam typhoid, yaitu:
a. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun disertai infeksi sekunder.
d. Kultur
Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama
Kultur urin : bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
2. Perkembangan psikososial
Masa kanak-kanak pertengahan adalah periode perkembangan
psikoseksual yang dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten, yaitu
waktu tenang antara fase odipus pada masa kanak-kanak awal dan erotsme
masa remaja. Selama waktu ini, anak-anak membina hubungan dengan
teman sebaya sesama jenis setelah pengabaian pada tahun-tahun
sebelumnya dan didahului ketertarikan pada lawan jenis yang menyertai
pubertas. Anak-anak usia sekolah ingin sekali mengembangkan
keterampilan dan berpartisipasi dalam pekerjaan berarti dan berguna
secara sosial.
18
3. Perkembangan kognitif
Ketika anak memasuki usia sekolah, mereka mulai memperoleh
kemampuan untuk menghubungkan serangkaian kejadian untuk
menggambarkan mental anak yang dapat diungkapkan secara verbal
ataupun simbolik. Tahapan ini diistilahkan sebagai oprasional konkret,
ketika anak mampu mengungkapkan proses berfikir untuk mengalami
peristiwa dan tindakan. Pemikiran egosentris yang kaku pada tahun-tahun
prasekolah digantikan dengan proses berfikir yang memungkinkan anak
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
4. Perkembangan moral
Pada saat pola pikir anak mulai berubah dari egosentrisme kepola pikir
lebih logis, mereka juga bergerak melalui tahap perkembangan kesadaran
diri dan standar moral. Walaupun anak usia 6-8 tahun mengetahui
peraturan dan perilaku yang diharapkan dari mereka, mereka tidak
memahami alasannya. Penguatan dan hukuman mengarahkan penilaian
mereka suatu “tindakan yang buruk” adalah yang melanggar peraturan dan
membahayakan. Oleh karena itu anak usia 6-8 tahun kemungkinan
mengintreprestasikan kecelakaan dan ketidak beruntungan sebagai
hukuman atau akibat tindakan “buruk” yang dilakukan anak.
5. Perkembangan spiritual
Anak-anak usia dini berfikir dalam batasan konkrit tetapi merupakan
pelajaran yang baik. Mereka tertarik dengan konsep surga dan neraka dan
dengan perkembangan kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan,
anak takut akan masuk neraka karena kesalahan dalam berperilaku. Oleh
karena itu konsep agama harus dijelaskan kepada anak dalam istilah yang
konkrit. Mereka merasa nyaman dengan berdoa atau melakukan ritual
agama dan jika aktivitas ini merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari
anak, hai ini membantu anak dalam melakukan koping dalam menghadapi
situasi sehari-hari.
19
6. Perkembangan sosial
Salah satu agen sosial penting dalam kehidupan anak usia sekolah
kelompok teman sebaya. Selain orang tua dan sekolah, kelompok teman
sebaya memberi sejumlah hal yang penting kepada anggotanya. Melalui
hubungan teman sebaya, anak belajar bagaimana menghadapi kombinasi
dan permusuhan berhubungan dengan pemimpin dan kekuasaan serta
menggali ide-ide dari lingkungan fisik. Walaupun kelompok sebaya
berpengaruh dan penting untuk perkembangan anak secara normal, orang
tua merupakan pengaruh utama dalam membentuk kepribadian anak,
membuat standar perilaku dan menetapkan sistem nilai.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan utama yang biasa terjadi pada anak demam typhoid yaitu
terjadinya demam atau peningkatan suhu tubuh terjadi pada hari ke
3 minggu pertama, suhu berangsur angsur naik setiap hari pada
pagi hari dan meningkat pada sore hari dan malam hari, nafsu
makan menurun, bibir kering dan pecah pecah, ujung lidah kotor
dan tepinya kemerahan, pada minggu kedua anak terus dalam
keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur angsur turun
dan normal kembali.
22
c. Kebutuhan dasar
1) Kebutuhan nutrisi
Anak penderita dema typhoid biasanya mengalami gangguan pada
nutrisi karena adanya rasa mual, muntah, dan tidak nafsu makan
sehingga menyebabkan menurunnya berat badan.
2) Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan eliminasi pada penderita demam typhoid mengalami
gangguan dalam pola eliminasi defekasi. Pada minggu kedua akan
terjadi konstipasi.
3) Kebutuhan istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat dan tidur pada minggu pertama, penderita
demam typhoid cenderung mengalami susah tidur terutama pada
malam hari berhubungan adanya peningkatan suhu tubuh yang
terjadi pada sore hari dan malam hari.
23
4) Kebutuhan aktivitas
Kebutuhan aktivitas penderita dema typhoid akan terganggu
dikarenakan pada anak dengan demam typhoid akut harus
mengalami istirahat total.
5) Kebutuhan hygine
Kebutuhan hygine pada anak dengan demam typhoid umumnya
mengalami kelemahan dan harus istirahat total maka dalam hal ini
kebutuhan personal hygine memerlukan bantuan.
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Dilihat apakah pada penderita demam typhoid terjadinya muntah,
diare, demam, tidak nafsu makan, lidah yang khas (lidah putih kotor
pada pertengahan lidah dan ujung yang hiperemisis) dan suhu tubuh
yang meningkat.
2) Palpasi
Diraba apakah kulit teraba halus dan lembab, pada bagian abdomen
kembung dan terasa tegang, nyeri perut pada bagian kanan atas.
3) Auskultasi
Frekuensi usus dapat melemah atau meningkat.
4) Perkusi
Kadang ditemukan adanya distensi abdomen.
e. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leuksitosis atau kadar
leukosit normal. Eukstosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai
infeksi sekunder.
2) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal
setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak
memerlukan penanganan khusus.
24
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat
profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien, baik aktual maupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis
dan interpretasi dan hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan
harus jelas, singkat dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut
penyebabnya yang dapat diatasi melalui tindakan keperawatan. Diagnosa
keperawatan berfungsi untuk mengidentifikasi, memfokuskan, dan
memecahkan masalah klien secara spesifik. Komponen-komponen dalam
pernyataan diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab
(etiologi), dan data (sign and symptom) (Asmadi, 2008).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada anak dengan demam
typhoid menurut Suriadi (2010) adalah sebagai berikut:
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak ada nafsu makan, mual dan kembung.
25
3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan,
sistematis, mencakup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah.
Dalam perencanaan perawat merujuk pada data pengkajian klien dan
pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalammerumuskan tujuan klien dan
merencanakan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah,
mengurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan klien. Intervensi
keperawatan adalah setiap tindakan berdasarkan penilaian klinis dan
pengetahuan yang perawat lakukan untuk meningkatkan hasil pada klien
(Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010).
Tiga komponen umum yang harus ada dalam sebuah rencana asuhan
keperawatan adalah sebagai berikut. Diagnosa keperawatan atau masalah
yang diprioritaskan, kriteria hasil yaitu apa hasil yang diharapkan dan
kapan ingin mengetahui hasil yang diharapkan tersebut, intervensi yaitu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan atau kriteria hasil.
Intervensi:
1) Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi
2) Observasi suhu, nadi, tekanan darah dan pernafasan
3) Berikan kompres air biasa
4) Beri minum yang cukup
5) Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat
6) Pemberian obat antipireksia
7) Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat
4. Penatalaksanaan keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan perawatan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi. Perawat melakukan tindakan untuk
intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian
mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan
respon klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder
2010).
5. Evaluasi keperawatan
Menurut Asmadi (2008). Evaluasi adalah tahap akhir dari proses
keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan dari
evaluasi dilakukan adalah untuk melihat dan menilai kemampuan klien
dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah
mencapai atau belum, mengkaji penyebab bila tujuan asuhan keperawatan
belum tercapai. Evaluasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Evaluasi formatif (proses)
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan untuk menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Perumusan evaluasi
formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yaitu subyektif (data berupa keluhan pasien), obyektif (data
hasil pemeriksaan), analisa data (perbandingan data dengan teori), dan
perencanaan.
b. Evaluasi Sumatif (akhir)
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan dilakukan, sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam tujuan untuk dapat menilai bahwa tujuan itu tercapai.
30
Pada bab ini penulis akan mengutarakan kasus tentang asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar pada An.N dengan gangguan sistem pencernaan:
demam typhoid di ruang anak paviliun Al Farisi Rumah Sakit Islam Jakarta
Sukapura. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana tindakan, penatalaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan
1. Data dasar (terlampir)
2. Resume kasus
An.N laki-laki berusia 8 tahun 8 bulan datang dibawa oleh orang tuanya ke
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura pada tanggal
25 April 2018 pukul 11.00 WIB, dengan keluhan demam naik turun sejak 3
hari yang lalu, mual muntah 1 kali sekitar ½ gelas berisi air, tidak nafsu
makan, lemas, pusing. Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil:
pemeriksaan laboratorium tanggal 25 April 2018 dengan hasil Hemoglobin
12.0 g/dl, Leukosit 8.60 103/µL, Anti Salmonella IgM (Tubek TF) 6.0
positif. Pukul 17.00 Klien dianjurkan untuk dirawat di Paviliun Al Farisi
untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
32
33
3. Data fokus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 April 2018 jam 20.00 WIB,
didapatkan hasil pengkajian sebagai berikut:
a. Data subyektif
Ibu klien mengatakan
1) “Demam masih naik turun”
2) “Anaknya muntah 1 kali sekitar ½ gelas berisi air”
3) “An.N mengatakan tidak nafsu makan karena mulutnya terasa
pahit”
4) “Anaknya makan habis 4-5 sendok makan”
5) “Anaknya malas minum, minum hanya menghabiskan 3 gelas”
6) “Sebelum sakit berat badan 28 kg”
7) “BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning jernih”
8) “BAB 1 kali/hari, lembek warna kuning kecoklatan”
9) “Anak tidak mudah berinteraksi dengan orang asing karena pemalu”
10) “An.N mengatakan sering jajan sembarangan disekitar rumah, jika
makan tidak cuci tangan dulu”
11) “Tidak mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya”
b. Data obyektif
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data:
1) Keadaan umum sakit sedang
2) Kesadaran composmentis
3) Nadi: 100 x/menit, suhu: 380C, RR: 22x/menit
4) Berat badan: 23 kg, Tinggi badan 120 cm
5) LILA: 18 cm
6) Rambut: Hitam berkilau, bersih, tidak rontok
7) Mata: Konjungtiva ananemis, kelopak mata tidak cekung
34
Output:
BAB 1 x 200 cc = 200 cc
BAK 5 x 50 = 250 cc
IWL (30-8) x 23 = 506 cc
Muntah 100 cc = 100 cc
Kenaikan suhu
(380C-36.80C) x 12% x 1560 cc = 224.6 cc +
Jumlah = 1280.6 cc
Balance cairan: intake – output = 1746 – 1280.6 = + 465.4 cc
19) Data penunjang
Hasil laboratorium tanggal 27 April 2018:
a) Hemoglobin : 11,6 g/dl
b) Leukosit : 2,55 103/µL
c) Tubek TF 6.0 positif
20) Penatalaksanaan
a) Terapi infus : RL 14 tetes per menit
b) Terapi oral
Proris/ibuprofen :1 sdm 3x1 (jam 18, 02, 10)
Isoprinosin : ¾ sdm 3x1 (jam 08, 14, 20)
Vit elkana : 2x1 sdm (jam 06, 18)
c) Terapi injeksi
Ceftriaxone : 1x1,5 gr (jam 13)
Paracetamol drip : 250 mg 3x1 (jam 06, 14, 22)
4. Analisa data
Objektif
Keadaan umum sakit sedang,
kesadaran composmentis, anak
tampak lemas, suhu 380C, nadi
100 x/menit, RR 22 x/menit,
kelopak mata tidak cekung,
konjungtiva ananemis, mukosa
bibir kering, kapilary refil <3
detik, akral hangat, cubitan
dinding abdomen kembali
segera < 2 detik, Tubek TF 6.0,
leukosit 8.60 103/µL
Objektif
A. A. BB saat sakit 23 kg, TB 120
cm, LILA 15 cm,
Penurunan berat badan 5 kg
status nutrisi 10%
B. BBI 25.6 kg, An.N
tampak Kurus.
C. HB : 12.0 g/dl
D. Rambut hitam berkilau, tidak
rontok, konjungtiva ananemis,
cubitan dinding abdomen
kembali segera < 3 detik.
E. Makanan yang tersisa hanya ¼
porsi, An.N di rumah biasanya
makan habis 1 porsi.
Objektif
Orang tua An.N tampak tidak
menegtahui tentang penyakit
yang diderita anaknya, ibu klien
tampak cemas dengan kondisi
anaknya
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat membantu untuk mengklarifikasi intervensi
keperawatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai hasil akhir. Setelah
melakukan pengkajian selanjutnya penulis merumuskan diagnosa keperawatan
pada An.N dengan demam typhoid sebagai beriku:
1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
2. Resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
3. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi: (prosedur
tindakan dan takut pada orang asing)
4. Resiko penyakit berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan orang
tua tentang pencegahan penyakit demam typhoid
38
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan setelah diagnosa keperawatan, tahap berikutnya
adalah perencanaan. Perencanaan adalah suatu tindakan profesional perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Perencanaan meliputi
prioritas masalah yang sedang dihadapi klien dan keluarganya. Dari masalah
keperawatan yang ada, maka rencana keperawatan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. DX. 1 : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.N selama
3x24 jam diharapkan defisit volume cairan tidak terjadi
Kriteria Hasil :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal (suhu 36oC-37,5oC, nadi 80-140
x/menit, RR 20 x/menit)
b. Status hidrasi baik (kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir lembab,
turgor kulit elastis, akral hangat)
c. Intake dan output seimbang
d. Anak tidak lemas
e. Nilai laboratorium leukosit normal 4.23-9.07%
Rencana Tindakan :
a. Observasi tanda-tanda vital klien
b. Kaji status hidrasi klien (kelopak mata, mukosa bibir, turgor kulit, akral)
c. Monitor intake dan output selama 24 jam
d. Monitor kepatenan tetesan infus (RL 14 tetes/menit)
e. Libatkan orang tua untuk memberikan kompres air hangat bila suhu
anak masih tinggi
f. Libatkan keluarga agar klien minum banyak kurang lebih 400cc/hari
g. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi oral:
1) Proris/ibuprofen : 3x1 sdm (jam 18, 02, 10)
2) Isoprinosin : 3x¾ sdm (jam 08, 14, 20)
39
D. Penatalaksanaan keperawatan
Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan pada An.N dengan demam
typhoid serta rencana yang sudah dibuat oleh penulis, penulis melakukan
implementasi selama 3 hari masa perawatan mulai dari tanggal 27 April -29
April 2018.
dijelaskan
DO:
- Makan tampak habis ½ porsi
E. Evaluasi keperawatan
AM = 138 cc +
1838 cc
- Output:
BAK (7x50) = 350 cc
BAB (1x200) = 200 cc
IWL = 506 cc +
1056 cc
Intake – output = 0
1838 – 1056 = ± 782 cc/hari
59
Pada bab ini penulis akan membahas berbagai kesenjangan yang terjadi antara
tinjauan teoritis (BAB II) dengan tinjauan kasus (BAB III) pada asuhan
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada An.N dengan gangguan
sistem pencernaan: demam typhoid yang dirawat di Paviliun Al Farisi Rumah
Sakit Islam Jakarta Sukapura Jakarta Utara. Penulis akan membahas secara
menyeluruh mengenai masalah-masalah yang ada hubungannya dengan perawatan
An.N dengan demam typhoid yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, penatalaksanaan keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan
Dalam melakukan pengkajian, penulis tidak menemukan banyak masalah atau
kesulitan karena tersediannya format pengkajian, catatan keperawatan di
ruangan, catatan medis, serta keluarga klien yang kooperatif terhadap tindakan
keperawatan. Namun penulis memiliki hambatan dalam mengkaji karena
An.N malu ketika ditanya oleh perawat. Sehingga untuk mendapatkan data
yang diperlukan penulis melakukan pendekatan dengan cara bertahap dan
melibatkan orang tua dalam melakukan pengkajian. Pada saat pengkajian
penulis melakukan pengkajian secara komprehensif yang meliputi bio, psiko,
sosio dan spiritual sebagai dasar dalam merumuskan diagnosa keperawatan
dan dalam rencana asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang dihadapi
pada An.N dan keluarga.
63
64
Pada etiologi yang terdapat ditinjauan teoritis sesuai dengan kasus yang ada,
penyebab yang terjadi pada An.N adalah infeksi bakteri salmonella typhi yang
sudah didapatkan dari hasil pemeriksaan penunjang Tubek TF pada An.N.
Hasil pemeriksaan Tubek TF pada An.N positif 6.0. Bakteri didapat melalui
kebiasaan orang tua yang mengabaikan perilaku hidup bersih dan sehat. Pada
saat pengkajian didapat data sebagai berikut: orang tua mengatakan tidak
begitu mengawasi anaknya karena orang tua sibuk bekerja, anak lebih suka
bermain bersama teman-temannya. An.N mengatakan suka jajan sembarangan
didekat rumah dan di sekolah, dan kebiasaan saat memakan makanan tidak
cuci tangan terlebih dahulu. Hal tersebut, kemungkinan merupakan beberapa
penyebab terjadinya demam typhoid.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sesuai antara kasus dan teori, adalah:
1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh. Diagnosa ini ditemukan pada tinjauan teoritis namun pada tinjauan
kasus hal ini masih beresiko, hal ini terjadi karena terjadinya proses infeksi
pada An.N sehingga didapatkan data bahwa An.N BAB 1 kali dalam
sehari, BAK 4-5 kali dalam sehari, minum menghabiskan 3 gelas dalam
sehari. An.N tampak lemas, suhu 38oC, mukosa bibir kering, kebutuhan
cairan 1560 ml/hari, kapilary refil < 3 detik, akral hangat, balance cairan
+465.4 cc/hari, Leukosit 2,55 103/µL, Tubek TF 6.0.
2. Resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat. Diagnosa ini ditemukan pada tinjauan
teoritis namun pada tinjauan teoritis diagnosa perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh sudah menjadi diagnosa yang aktual sedangkan pada
kasus diagnosa tersebut masih bersifat resiko. Kuman salmonella yang
masuk kedalam tubuh manusia akan menyerang bagian usus halus, dimana
hal tersebut akan mengakibatkan gangguan absorbsi makanan, tidak nafsu
makan, mual dan muntah pada An.N. An.N makan hanya menghabiskan 4-
5 sendok makan, BB sebelum sakit 28 kg, BB saat sakit 23 kg, HB 12.0
g/dl. BB An.N mengalami penurunan 5 kg (Berat Badan Ideal 25.6 kg dan
terjadi penurunan 10%) dari data tersebut anak belum mengalami
penurunan 20%.
66
Diagnosa keperawatan dikasus namun tidak ada pada tinjauan teoritis, adalah:
a. Takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi: prosedur
tindakan dan takut pada orang asing, diagnosa ini ada pada kasus karena
didukung dengan data, klien tampak kurang kooperatif pada saat perawat
datang, klien tampak pendiam, jika ditanya hanya menjawab singkat.
b. Resiko penyakit berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan orang
tua tentang pencegahan penyakit demam typhoid. Diagnosa ini ditemukan
pada kasus karena pada tinjauan teoritis dipaparkan bakteri salmonella
typhosa yang masuk kedalam saluran pencernaan yang diserap oleh asam
lambung dan ada beberapa yang masuk ke organ lain seperti usus halus,
limpa, hati, kelenjar getah bening, hal ini merupakan faktor pendukung
bahwa penderita demam typhoid meski dikatakan sembuh, bukan tidak
mungkin penderita demam typhoid akan mengalami penyakit berulang
demam typhoid, hal ini dikarenakan bakteri salmonella yang masuk
didalam tubuh bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
didalam tubuh penderita demam typhoid, hal ini dianggap sudah cukup
untuk menegakkan diagnosa tersebut ditambah didapatkan data An.N
hanya mengalami demam typhoid 1 kali, keluarga mengatakan An.N
belum pernah mengalami demam typhoid sebelumnya, keluarga juga
mempunyai riwayat demam typhoid sebelumnya, keluarga kurang
mengetahui tentang penyakit demam typhoid.
Diagnosa keperawatan yang tidak ada pada tinjauan kasus namun ada pada
tinjauan teori, adalah:
C. Perencanaan keperawatan
Berdasarkan tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang
terdapat dilandasan teoritis dimana perencanaan dibagi menjadi 3 tahap yaitu
menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil
dan merencanakan tindakan keperawatan. Dalam pembuatan rencana penulis
bekerja sama dengan keluarga klien dan perawat ruangan sehingga ada
kesempatan dalam memecahkan masalah yang dialami klien. Hal ini menjadi
prioritas karena data-data yang menunjang baik dari pemeriksaan fisik,
balance cairan, dan pemeriksaan laboratorium, karena pemeriksaan tersebut
merupakan masalah yang terjadi saat ini.
Penyusunan tujuan dan kriteria hasil dibuat sesuai dengan tinjauan teoritis
yang mencakup variebel SMART yaitu tujuan yang ingin dicapai sesuai
dengan landasan teori dapat diukur, dapat dicapai, rasional dan ada batas
waktu yang jelas untuk tiap diagnosa masalah yang muncul. Tujuan yang
ditetapkan pada masing-masing diagnosa disesuaikan berdasarkan kondisi
klien, berat masalahnya dari hasil manifestasi klinis dan diagnostik. Sehingga
waktu yang ditetapkan untuk masing-masing diagnosa berbeda-beda. Dalam
68
hal ini jika tujuan belum teratasi dalam batas waktu yang ditentukan maka
rencana tindakan yang dibuat dapat dilimpahkan kepada perawat ruangan
tempat klien dirawat. Dalam penyusunan rencana tindakan, penulis tidak
mendapatkan kesulitan, karena keluarga klien dan perawat ruangan yang
kooperatif dan mau diajak bekerja sama serta tersedianya alat yang cukup
memadai untuk melakukan tindakan keperawatan.
D. Penatalaksanaan keperawatan
Dalam masalah asuhan keperawatan pada An.N pada dasarnya telah dilakukan
sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat dengan memperhatikan
kondisi dan fasilitas yang ada di ruangan. Dalam hal pelaksanaannya penulis
berkolaborasi dengan perawat yang ada di ruangan untuk mengatasi masalah
keperawatan.
E. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada klien setelah
dilakukan tindakan keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditentukan. Adapun dalam mengevaluasi penulis menggunakan
teknik SOAP sehingga masalah terlihat apakah sudah teratasi, teratasi
sebagian, belum teratasi atau masalah tidak terjadi.
1. Diagnosa resiko defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
peningkatan suhu tubuh masalah teratasi dikarenakan An.N intake dan
output An.N sudah balance, mukosa bibir lembab, kelopak mata tidak
cekung, cubitan dinding abdomen kembali segera < 2 detik, kapilary refil
< 2 detik, turgor kulit elastis, BAB 1 kali sehari.
2. Diagnosa resiko perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat masalah teratasi sebagian
dikarenakan An.N makan habis ½ porsi, konjungtiva ananemis dan
keluarga memberikan makanan pada An.N dalam porsi sedikit tapi sering
juga dalam keadaan hangat.
3. Diagnosa takut pada anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi:
prosedur tindakan dan takut pada orang asing dapat teratasi dikarenakan
An.N sudah dapat kooperatif dengan kedatangan perawat, ketika dilakukan
tindakan An.N cenderung tidak takut dan memperhatikan tindakkan.
4. Diagnosa resiko penyakit berulang berhubungan dengan kurang
pengetahuan orang tua tentang pencegahan penyakit demam typhoid dapat
teratasi dikarenakan orang tua sudah memahami tentang pencegahan
penyakit demam typhoid.
70
A. Kesimpulan
Demam typhoid adalah infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella typhi yang menyerang pencernaan melalui fecal dan
oral mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa dengan gejala demam
lebih dari satu minggu.
Demam typhoid yang diderita An.N dengan manifestasi yang muncul pada
An.N adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak stabil, tidak nafsu makan,
mual dan muntah serta hasil pemeriksaan laboratorium Tubek TF positif
6.0.
71
72
Untuk diagnosa yang teratasi sebagian penulis bekerja sama dengan dokter
dan tim perawat yang ada diruangan untuk terus dilakukannya asuhan
keperawatan pada An.N secara komprehensif.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan yang didapatkan, penulis menganggap perlu adanya
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan supaya dapat membantu klien
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keinginan penulis
tersebut dituangkan berupa saran yang diharapkan dapat membantu dalam
peningkatan pemberian asuhan keperawatan khususnya pada anak dengan
demam typhoid.
1. Untuk perawat ruangan
a. Diharapkan kepada perawat ruangan hendaknya setelah melakukan
tindakan harus didokumentasikan secara lengkap (respon subjektif
dan objektif) dan catatan keperawatan terintegrasi lebih mudah dan
paham untuk dimengerti.
b. Diharapkan untuk tindakan keperawatan harus lebih berkembang
lagi sehingga tindakan keperawatan tidak hanya rutinitas yang ada
di ruangan saja atau tindakan yang diperintahkan oleh dokter agar
asuhan keperawatan yang diberikan dapat terlaksana secara
optimal.
c. Diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga klien mengenai penyakit yang sedang diderita klien.
73
3. Rumah sakit
Hendaknya meningkatkan fasilitas bermain dan memberikan pelatihan
khususnya untuk perawat ruangan anak dalam asuhan keperawatan
yang terkait dengan pendekatan terapi bermain.
4. Penulis
Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan cara: banyak belajar dan membaca melalui
literatur yang terbaru dan banyak mencari referensi terkini untuk
meningkatkan informasi dan pengetahuan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PPM & PL, Kementrian Kesehatan RI. (2015). Riset Kesehatan Dasar.
Diunduh http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16030700001. Pada 16 Mei
2018, 15:15:00 WIB.
Hidayat, A.A.A, & Uliyah, M. (2014). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Edisi
2. Jakarta: Salemba Medika.
Rampengan, T,H. (2008). Penyakit infeksi tropis pada anak. Jakarta: EGC.
Riyadi, S & Sukarmin. (2009). Asuhan keperawatan pada anak. Edisi pertam-
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suriadi & Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta: indeks.
Wong, D.L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6. Jakarta: sagung
Seto.
75
A. Riwayat Diri
Nama Lengkap : Putri Puli Rostiana
NIM : 2015750034
Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 29 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gotong-royong No.20 RT 03 RW 03
Terlangu Brebes Kec. Brebes Kab. Brebes
Jawa Tengah
Email : ppuli297@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Umun
a. SDN 01 Terlangu Brebes Tahun 2003-2009
b. SMPN 05 Brebes Tahun 2009-2012
c. SMAN 01 Brebes Tahun 2012-2015
d. Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta Tahun 2015-2018
2. Pendidikan Tambahan
a. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2015
b. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Prodi D III Keperawatan Tahun
2015
c. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017
d. Course National English Center Tahun 2015-2018
76
Tn.W (62 th) Ny. Us (61 th) Tn. S (50 th) Ny. At (50 th)
Ginjal
Tn. J Ny. N
(37 th) (37 th)
jantung
An. A An. D An. N An. Da An. F
(14 th) (11 th) (8 th) (6 th) (6 bln)
KETERANGAN
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
77
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama ± 30 menit, keluarga klien
mengerti dan memahami cara pencegahan demam typhoid.
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga klien mampu:
1. Menyebutkan pengertian demam typhoid
2. Menyebutkan apa penyebab demam typhoid
3. Menyebutkan bagaimana cara penularan demam typhoid
4. Menyebutkan bagaimana tanda dan gejala demam typhoid
5. Mengetahui pencegahan demam typhoid
6. Menyebutkan bagaimana cara pengobatan demam typhoid
VII. Evaluasi
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab
4. Butir pertanyaan:
a. Apa pengertian demam typhoid?
b. Sebutkan hal-hal yang menyebabkan demam typhoid?
c. Bagaimana cara penularan demam typhoid?
d. Sebutkan tanda dan gejala demam typhoid?
e. Bagaimana cara pencegahan demam typhoid?
f. Bagaimana cara pengobatan demam typhoid?
Materi lampiran:
1. Pengertian
Demam typhoid sendiri merupakan penyakit infeksi akut yang sering
ditemukan dimasyarakat Indonesia. Penderita juga beragam mulai dari
usia balita, anak-anak, dan dewasa
2. Penyebab
Penyakit typhoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi.